Disusun Oleh:
S1/PAI I/4
Ahmad Rizal (1811010076)
Eka Putri Prasasti (1811010138)
Ely Lilinia (1811010015)
Mutiara Febrianti (1811010047)
Putri Ghina Shonia (1811010011)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wa sallam yang semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan
dengan Ibu Richa Putri Aprilia, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pengampu. Adapun isi
dari makalah ini adalah membahas tentang Evaluasi Program Pendidikan.
Harapannya melalui makalah ini, kami dan para pembaca makalah ini dapat
memahami dengan baik mengenai apa-apa yang terkait dengan sebuah program
pendidikan.
Kami masih merasa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
sehingga masih diperlukan saran atapun kritik dari semua pihak yang bersifat
membangun dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR …….. ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
DAFTAR PUSTAKA 18
3
4
BAB I
PENDAHUALUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu kegiatan atau proses untuk menentukan
nilai akhir dari sesuatu. Dalam bidang pendidikan, evaluasi berfungsi
untuk mengukur dan menilai suatu kegiatan dalam pendidikan. Segala
sesuatunya memerlukan evaluasi. Baik itu kebijakan di sekolah tersebut
maupun program-program yang ada. Evaluasi program pendidikan berarti
kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
Dalam pelaksanaan evaluasi program, tentu tak banyak yang tahu
jelas tentang pengertiannya, tujuan dan manfaatnya, siapa sasaran evaluasi
program, hubungannya dengan kebijakan dan kegiatan pendidikan, serta
cara melaksanakannya. Padahal, mengevaluasi suatu program pendidikan
adalah langkah akhir untuk mengetahui apakah program tersebut
menghasilkan hasil yang sesuai harapan. Oleh karena itu, dalam makalah
ini akan menjelaskan sedikit mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
evaluasi program pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari evaluasi program pendidikan?
2. Apa tujuan serta manfaat dari evaluasi program pendidikan?
3. Apa saja yang menjadi objek atau sasaran evaluasi program?
4. Bagaimana hubungan antara kebijakan, program, dan kegiatan
pendidikan?
5. Bagaimana proses pelaksanaan evaluasi program?
C. Tujuan Penulisan
1
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dari evaluasi program pendidikan.
2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari evaluasi program.
3. Mengetahui objek atau sasaran evaluasi program.
4. Mengetahui hubungan antara kebijakan, program, dan kegiatan
kegiatan pendidikan.
5. Mengetahui proses pelaksanaan evaluasi program.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dilakukan secara terencana, sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas.
Hal ini berarti bahwa evaluasi program dilakukan sebagai upaya untuk
mengumpulkan, menyusun, mengolah dan menganalisis fakta, data dan
informasi untuk mengumpulkan harga nilai evaluasi merupakan bagian
yang penting dalam setiap kegiatan ataupun program, sehingga tidak ada
satu kegiatan pun yang dapat terlaksana dengan baik tanpa evaluasi. Lebih
lanjut dikatakan bahwa evaluasi program dilakukan untuk kepentingan
pengambilan kebijakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
Anderson dalam Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa evaluasi
sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa
kegiatan yang dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan. Oleh
karena itu, melakukan evaluasi program berarti melakukan kegiatan yang
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari
kegiatan yang direncanakan. Lebih jauh Anderson mengatakan bahwa
sebenarnya yang menjadi titik awal dari kegiatan evaluasi program adalah
keingintahuan untuk melihat apakah tujuan program sudah tercapai atau
belum. Jika sudah tercapai bagaimanakah kualitas pencapaian kegiatan
tersebut. Jika belum tercapai bagian manakah dari perencanaan yang telah
dibuat yang belum tercapai dan apa yang menyebabkan bagian rencana
tersebut belum tercapai, ataukah faktor luar.
Pelaksanaan evaluasi program tidak bisa dilakukan secara
serampangan, tetapi sistematis, rinci dalam menggunakan prosedur yang
sudah diuji secara cermat. Dengan metode-metode tertentu maka akan
diperoleh data yang handal dan dapat dipercaya. Penentuan kebijakan akan
tepat apabila data yang digunakan sebagai pertimbangan tersebut benar,
akurat dan lengkap, karena evaluasi dapat menentukan ketercapaian
sebuah program.
Sedangkan Brinkerhoff menyatakan bahwa evaluasi program
adalah :
4
1. proses menentukan sejauh mana tujuan dan sasaran program telah
terealisasi,
2. memberikan informasi untuk pengambilan keputusan,
3. perbandingan kinerja dengan patokan-patokan tertentu untuk
menentukan apakah terdapat kesenjangan,
4. penilaian tentang harga dan kualitas,
5. ukuran, pilih yang dikembangkan, dengan itu masing-masing tujuan
ditentukan, dan
6. investigasi sistematis mengenai nilai atau kualitas suatu objek.
5
4. Untuk melakukan eksperimen-eksperimen dengan teknik-teknik
tertentu guna meningkatkan efektifitas
5. Untuk meletakkan dasar guna melakukan penelitian lanjut atas dasar
keberhasilan alternatif teknik yang digunakan Untuk merumuskan
kembali cara yang akan digunakan dalam mencapai tujuan dan bahkan
merumuskan kembali sub tujuan sesuai dengan temuan penelitian.
Tujuan evaluasi dalam kependidikan mencakup delapan bidang, yaitu
untuk pengajaran, hasil belajar, diagnosis dan usaha perbaikan, fungsi
penempatan, fungsi seleksi, bimbingan dan penyuluhan, kurikulum dan
penilaian kelembagaan. Evaluasi dari pendekatan proses adalah untuk
mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dan untuk
memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajarnya.
Selanjutnya, dari pendekatan kelembagaan, maka kegiatan pendidikan
merupakan kegiatan manusia yang meliputi : penyusunan desain,
pembuatan program, pengaturan, pelaksanaan pengawasan dan evaluasi.
6
Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 13) ada dua tujuan evaluasi
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada
program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan
1
pada masing-masing komponen . evaluasi program bertujuan untuk
menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil
kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan
melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah
program.Menurut Stufflebeam yang membagi evaluasi kepada
proactive evaluation, yakni melayani pemegang keputusan, sedangkan
retroactive evaluation bertujuan untuk keperluan pertanggungjawaban.
Jadi, evaluasi hendaknya bertujuan dalam membantu
pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan
program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah
pengetahuan dan dukungan dari stakeholders. Tujuan-tujuan dari
evaluasi hendaknnya untuk:
a. Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode
kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa
yang perlu mendapat perhatian khusus.
b. Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang
membawa organisasi pada penggunaan sumber daya yang dimiliki
secara efesien dan ekonomis.
c. Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan,
penyimpangan dilihat dari aspek-aspek tertentu.
1
Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr , Cepi Safruddin Abdul Jabar , M.Pd. 2010. Evaluasi
Program Pendidikan (cetakan keempat). Jakarta: PT.Bumi Aksara h.123
7
Bagi pelaksana program berguna untuk dasar penyusunan laporan
sebagai kelengkapan pertanggung jawaban tugas. Bagi lembaga atau
badan yang membawahi pelakasana program mempunyai data yang
akurat sebagai bahan pengambilan keputusan,khususnya untuk
kepentingan supervise. Bagi evaluator luar dapat bertindak dengan
obyektif karena berpijak pada data yang dikumpulkan dengan
cara-cara sesuai dengan aturan tertentu.
a. Bagi guru:
1) Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
2) Untuk mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta
didik dalam kelompoknya.Untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan dalam cara belajar mengajar.
3) Untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan menentukan
kelulusan peserta didik.
b. Bagi peserta didik:
1) Untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar
2) Untuk memperbaiki cara belajar
8
3) Untuk menumbuhkan motivasi belajar.
c. Bagi sekolah:
1) Untuk mengukur mutu hasil pendidikan.
2) Untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah.
3) Untuk membuat keputusan pada peserta didik.
4) Untuk mengadakan perbaikan kurikulum.
d. Bagi orang tua peserta didik:
1) Untuk mengetahui hasil belajar anaknya.
2) Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan pada
anaknya dalam usaha belajar.
3) Mengarahkan pemilihan jurusan/jenis sekolah pendidikan
lanjutan bagi anaknya.
9
yang ada pada siswa berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Ada
setidaknya 4 hal yang mencakup sifat rohani siswa:
a. Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga atau sekolah
atau instansi maka calon siswa harus memeilik kemamapuan yang
sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan
ini disebut tes kemampuan atau attitude test.
b. Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalah hal-hal
tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat
untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut test kepribadian
atau personality test.
c. Sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia
sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar.
Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol
dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak yang
menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat ukur untuk
mengukur sikap adalah tes sikap.
d. Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi
yang sudah banyak digunakan oleh para ahli, misal: binet, WPPSI,
WISC, dan lain-lain.
2. Transformasi
Unsur-unsurnya meliputi:
a. Materi atau Kurikulum
Di Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita
menganut sistem sentralisasi. Meskipun penyusunan dan
10
pengembangan kurikulum sekolah sudah dilakukan secara cermat
dan melibatkan banyak pihak, namun tidak mustahil bahwa di
lapangan masih juga dijumpai kelemahan dan hambatan. Wilayah
Indonesia yang sedemikian luas mengandung keragaman yang
tidak sedikit. Itulah sebabnya guru perlu dibekali dengan
kemampuan untuk melakukan evaluasi program, termasuk
mengevaluasi materi kurikulum. Sasaran yang perlu dievaluasi dari
komponen kurikulum ini anatara lain, kejelasan pedoman untuk
dipahami, kejelasan materi yang terantum dalam GBPP, urutan
penyajian materi, kesesuaian antara sumber yang disarankan
dengan materi kurikulum dan sebagainya.
b. Guru
Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk
meciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajaran. Guru
adalah manusia biasa yang mempunyai banyak keterbatasan. oleh
karena itu untuk menutupi kelemahan guru perlu dilakukan
pembinaan dan penataran dalmrangka melaksanakan pembelajaran.
c. Metode atau pendekatan dalam mengajar
Berbeda dengan evaluasi terhadap kurikulum, evaluasi terhadap
metode mengajar merupakan kegiatan guru untuk meninjau
kembali tentang metode mengajar, pendekatan, atau strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
materi kurikulum kepada siswa. Metode mengajar adalah cara-cara
atau teknik yang digunakan dalam mengajar. Sedangkan strategi
pembelajaran menunjuk kepada bagaimana guru mengatur waktu
pemenggalan penyajian, pemilihan metoda, pemilihan pendekatan
dan sebagainya.
d. Sarana: alat pelajaran ata media pendidikan
11
Komponen lain yang perlu dievaluasi oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah sarana pendidikan,
yanga meliputi alat pelajaran dan media pendidikan. Sebelum guru
memulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum atau
sekurang-kurangnya pada waktu menyusun rencana mengajar, guru
telah memilih alat yang kira-kira dapat membantu melancarkan dan
memperjelas konsep yang diajarkan. Selain guru, mungkin siswa
juga dapat dijadikan titik tolak dalam menentukan apakah sarana
yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar sudah tepat.
Mungkin saja pada waktu menentukan alat pelajaran guru berpikir
bahwa pilihannya sudah tepat. Tetapi ternyata di dalam praktek
pelaksanaan pengajaran, alat tersebut ternyata kurang atau sama
sekali tidak tepat. Proses pengajarannya tidak menjadi semakin
lancar, tetapi mungkin bahkan kacau balau. Apabila guru
menjumpai dalam mengajar atau ketidak berhasilan siswa dengan
nilai rendah-rendah, ia dapat mecoba mengadakan evaluasi
terhadap sarana yang digunakan. Sasaran evaluasi yang berkenaan
antara lain kelengkapannya, ragam jenisnya, modelnya,
kemudahannya untuk digunakan, mudah dan sukarnya diperoleh,
kecocokan dengan materi yang diajarkan, jumlah persediaan
dibandingkan dengan banyaknya siswa yang memerlukan.
e. Lingkungan
Ada dua macam lingkungan, yaitu lingkungan manusia dan
lingkungan bukan manusia. Yang dapat digolongkan sebagai
lingkungan manusia bukan hanya bukan hanya kepala sekolah,
guru-guru, dan pegawai tata usaha di sekolah itu, tetapi siapa saja
yang dengan atau tidak sengaja berpengaruh terhadap tingkat hasil
belajar siswa. Sedangkan yang dimaksudkan dengan lingkungan
bukan manusia adalah segala hal yang berada di lingkungan siswa
yang secara langsung maupun tidak, berpengaruh terhadap prestasi
12
belajar siswa. Yang termasuk kategori lingkungan bukan manusia
misalnya suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan
sarana lain. Pengaruh lingkungan bukan manusia dapat positif
maupun negative. Tatanan perabot kelas yang rapi dapat
berpengaruh terhadap kesejukan suasana sehingga siswa dapat
belajar dengan tenteram. Sebaliknya suasana yang gaduh di luar
kelas dapat mengganggu konsentrasi siswa dan menyebabkan
siswa tidak dapat seperti yang diharapkan.
3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar
mereka selama mengikuti program. Komponen output merupakan
kualitas dan kuantitas peserta didik hasil pendidikan dan penyuluhan
kesehatan lingkungan dan pemukiman. Kualitas dan kuantitas yang
dimaksudkan di sini adalah ditunjukkan pada aspek perubahan pola
hidup dan perilaku hidup sehat yang terjadi pada peserta didik, baik itu
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
13
pergantian pejabat dan pejabat yang baru tersebut mengganti kebijakan
baru.
Dalam kegiatan evaluasi, sebuah kebijakan harus dieveluasi untuk
menentukan apakah kebijakan bermanfaat, dapat mencapai tujuannya,
dilaksanakan secara efisien dan untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya. Istilah lainnya yang sering diketahui orang awam adalah
analisis kebijakan. Analisis kebijakan adalah menentukan atau memilih
satu alternative kebijakan yang terbaik dari sejumlah alternative kebijakan
yang lain. Sedangkan evaluasi kebijakan adalah menilai kebijakan yang
sedang atau telah dilaksanakan.
Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk
melaksanakn kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak terbatas.
Kebijakan bersifat umum dan untuk merealisasikan kebijakan disusun
berbagai jenis program. Misalnya, untuk melaksanakan Kebijakan
Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
menyusun dan melaksanakan program pendidikan SD, SMP, SMA, dan
SMK. Untuk melakukan intervensi kepada orang miskin yang sakit dan
tidak mampu berobat, Departemen Kesehatan merancang dan
melaksanakan program Asuransi Kesehatan Untuk Orang Miskin
(ASESKIN).
Semua program tersebut perlu dievaluasi untuk menentukan apakah
layanan atau intervensinya telah mencapai tujuan yang ditetapkan.
Evaluasi program adalah metode sistematik untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan memakai informasi untuk menjawab pertanyaan standar
mengenai program. Evaluasi program dapat dikelompokkan menjadi
evaluasi proses, evaluasi manfaaat, dan evaluasi akibat.
Kegiatan pendidikan sendiri secara sederhana diartikan sebagai segala
jenis kegiatan atau dalam pendidikan termasuk kegiatan pendidik dan
peserta didik (proses belajar mengajar). Setiap kegiatan pendidikan,
hakikatnya dilakukan untuk mendukung sebuah program yang ada di
14
sekolah tersebut. Misalnya program pendidikan karakter, kegiatannya
diikuti dengan kegiatan rutin (pembiasaan), kegiatan spontan, dsb.
Jika dihubungkan, ketiga komponen tersebut memiliki hubungan yang
menjadi satu bagian. Dalam bidang atau kegiatan pendidikan, pasti
mempunyai sebuah program atau sebuah rencana yang kemudian akan
dievaluasi. Setelah itu, dibuat keputusan atau kebijakan mengenai tindak
lanjut program tersebut. Keputusan yang diambil bisa berupa merevisi
program, menyebarluaskan program, melanjutkan program, atau bahkan
memberhentikan program.
15
d. Menentukan jumlah sampel yang diperlukan
e. Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil
16
g. Penjabaran data yang dibutuhkan
h. Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat dan
sumber/jenis data
i. Perencanaan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan
berorientasi pada tujuan monitoring.
1) Fungsi pemantauan
Pemantauan memiliki fungsi pokok yaitu mengetahui
kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana program dan
untuk mengetahui seberapa pelaksanaan program yang sedang
berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan
yang diinginkan.
2) Sasaran pemantauan
Sasaran pemantauan yaitu dengan menemukan Hal-hal
bagaimana seberapa jauh pelaksanaan program telah sesuai
dengan rencana program dan menunjukkan tanda-tanda
tercapainya tujuan program.
3) Pelaku pemantauan
Pemantauan program dilakukan oleh evaluator bersama dengan
pelaku atau pelaksana program.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi program adalah suatu kegiatan untuk memperoleh
gambaran tentang keadaan suatu objek yang dilakukan secara terencana,
sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas. Hal ini berarti bahwa
evaluasi program dilakukan sebagai upaya untuk mengumpulkan,
menyusun, mengolah dan menganalisis fakta, data dan informasi untuk
mengumpulkan harga nilai evaluasi merupakan bagian yang penting dalam
setiap kegiatan ataupun program, sehingga tidak ada satu kegiatan pun
yang dapat terlaksana dengan baik tanpa evaluasi. Lebih lanjut dikatakan
bahwa evaluasi program dilakukan untuk kepentingan pengambilan
kebijakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
Hubungan antara program, kebijakan, dan kegiatan pendidikan
adalah dalam bidang atau kegiatan pendidikan, pasti mempunyai sebuah
program atau sebuah rencana yang kemudian akan dievaluasi. Setelah itu,
dibuat keputusan atau kebijakan mengenai tindak lanjut program tersebut.
Keputusan yang diambil bisa berupa merevisi program, menyebarluaskan
program, melanjutkan program, atau bahkan memberhentikan program.
Proses pelaksanaan evaluasi program dimulai dari persiapan
evaluasi program itu sendiri, pelaksanaan evaluasinya, lalu tahap
monitoring atau pemantauan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi, Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program
Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Wirawan. 2011. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikassi, dan Profesi. J akarta:
Rajawali Pers.
19