Anda di halaman 1dari 37

I.

PEDOMAN BELAJAR DARI RUMAH SMA, SMK, SLB DI PROVINSI JAWA


BARAT TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pencegahan
penyebaran Covid-19, seluruh sekolah tidak memiliki pilihan lain kecuali melakukan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui daring atau luring. Model Blended Learning dilakukan
sebagai alternatif jika kondisi belajar dengan tatap muka memungkinkan dilakukan dengan
syarat infrastuktur sekolah sudah memenuhi standar protokoler kesehatan.
Pemerintah memperkenalkan PJJ pada masa Pandemi Covid- 19 dengan istilah Belajar
Dari Rumah (BDR). Berdasarkan hasil informasi dan evaluasi dari stake holder pendidikan,
masa BDR menuai beberapa kekurangan dan kelemahan. Untuk mendapatkan data akurat
dinas pendidikan melaui Satgas Covid -19 melakukan survey pelaksanaan BDR kepada orang
tua dan siswa.
Pada masa Pandemi Covid-19 hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah
masalah keberlangsungan pendidikan anak-anak dan keterjaminan kesehatannya. Diperlukan
data otentik untuk memotret secara langsung permasahalan apa yang dihadapi orang tua dan
anak-anak selama BDR.
Survey dilakukan pada tanggal 28 Mei s.d 1 Juni 2020 oleh Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat. Survey berhasil menjangkau 95.279 responden orang tua siswa dari berbagai latar
belakang tingkat pendidikan dan pekerjaan. Orang tua yang merespon adalah 31,1% laki-laki
dan 68,9% perempuan. Kecenderungan respon orang tua berlatar belakang pendidikan 38.7%
SMA, 17,4% SMP, 20,4% SD, dan 12,9% S1. Responden orang tua sebagian besar berlatar
belakang pekerjaan sebagai pegawai swasta 40,99%, wiraswasta 21,70%, pegawai pemerintah
16,85%, pendidik dan tenaga kependidikan 9,62%. Orang tua rata-rata memiliki anak sekolah
1 orang 45,3%, 2 orang 40,4%, dan 3 orang 11,4%. Secara beurutan sebagian besar responden
memiliki anak di tingkat SD, SMA, SMK, SMP, PAUD dan SLB. Anak-anak yang mereka
sekolahkan 97,5% tinggal bersama orang tua.
Selama BDR teknologi informasi yang anak-anak gunakan untuk belajar adalah media
komunikasi whatsapp 90,9%, telepon 13,3%, SMS 4%, sisanya menggunakan aplikasi
pembelajaran beragam. Masih ada yang melakukan luring 3,7%. Kecenderungan pembelajaran
mengguakan perangkat HP smartphone dengan laptop dan 50% lebih sudah punya layanan
Internet sendiri.
Pada saat berlaku BDR orang tua rata-rata mengalami kesulitan untuk mendampingi
anaknya belajar di rumah. Kesulitan orang tua dialami karena pelajaran terlalu sulit dan tidak
mudah untuk dipahami, kesulitan mengatur waktu membimbing belajar anak karena orang tua
memiliki aktivitas atau pekerjaan, anak susah diatur, dan susah diajak belajar karena bosan.
Kesulitan yang cukup signifikan juga masalah kuota atau koneksi Internet. Orang tua siswa
hampir 100 persen setuju bahwa berharap anak-anaknya bisa belajar mandiri tanpa tergantung
pada guru dan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua harus tetap terjalin. Hal-hal
baik lainnya yang perlu dikembangkan terus adalah tentang kebiasaan hidup sehat sesuai
protokoler kesehatan (22%), kedisiplinan anak dalam membagi waktu belajar dan bermain
(19%), dan penggunaan teknologi untuk pembelajaran (14%), anak mandiri dan bertanggung
jawab 6%.
Selain Responden kepada orang tua, Satgas Covid-19 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat melakukan survey kepada peserta didik dari 28 Mei s.d. 1 Juni 2020 dengan tanggapan
100.546. Sebagian besar repsonden siswa adalah perempuan (60,4%), laki-laki (39,6%), di
dominasi oleh kelas X dan XI SMA/SMK. Sebanyak 77,4% sekolah negeri dan 22,6% sekolah
swasta, tersebar di seluruh kabupaten kota di Jawa Barat. Selama diberlakukan BDR sebanyak
96,5% siswa melakukan pembelajaran di rumah. Waktu nonton TV anak anak terdistribusi
secara merata mulai dari pagi, siang, sore, dan malam. Paling banyak di malam hari dan paling
sedikit di pagi hari. Sebanyak 62,9% tidak tiap hari nonto, 10,1% tiap hari nonton TVRI dan
sebanyak 26,9% tidak pernah nonton TVRI. Anak yang masih mendengarkan radio RRI hanya
7,6%, 20,5% mendengarkan radio lainnya.
Di atas 60.000 responden anak merasa bisa memahami materi, dibimbing orang tua,
dan mudah mendapat akses belajar. Antara 40.000 s.d 60.000 anak bisa belajar di rumah
menyenangkan dan bisa konsetrasi belajar. Sebanyak 50,8% anak anak belajar antara 2-4 hari
dalam seminggu dan sebanyak 22,5% belajar lima hari dari Senin sampai Jumat. Sebanyak
13,1% seminggu sekali dan 13,5 tidak teridentifikasi. Rata-rata belajar per hari dominan 1-2
jam per hari (47,4%), 22,3% selama 2-3 jam perhari, dan 18,3% dibawah 1 jam per hari.
Pelaksanaan pembelajaran didominasi oleh pengerjaan latihan soal 79,6% dan 61,7%
menggunakan berbagai media di Internet. Buku teks, TV, interaktif online, aplikasi
pembelajaran swasta, termasuk bahan belajar yang digunakan dalam pembelajaran selama
BDR. Interaksi antara guru dengan siswa lebih banyak dilakukan dalam kelas online dan
interaksi media sosial. Ada 27,7% sekolah yang belum memberikan dukungan pada anak-anak
selama belajar di rumah. Sebanyak 12,2% menggunakan aplikasi mandiri dan sebagian besar
menggunakan aplikasi belajar dari pihak swasta di Internet. Selama masa BDR ada 14,6%
anak-anak tidak menonton TV, dan paling banyak nonton TVRI.
Hambatan terbesar yang dihadapi anak-anak pada saat BDR adalah kesulitan
memahami pelajaran (70%). Selanjutnya 57,1% merasa bosan, 56,6% kurang konsentrasi,
56,5% sulit komunikasi dengan guru, kurang jelas tugas yang diberikan guru, dan jaringan
Internet kurang memadai. Listrik, Internet, dan Handphone, diatas 75.000 responden telah
memilikinya secara memadai. Sebagai besar (70%) menyelesaikan masalah pembelajaran
berdiskusi dan komunikasi dengan teman dan melakukan aktivitas lain untuk mengurangi
kejenuhan. Harapan anak-anak untuk perbaikan pembelajaran adalah kejelasan tugas pada saat
BDR dilakasanakan. Jam belajar terstruktur, dan penugasan secara terstrukur yang dilakukan
oleh guru. Hal-hal yang dibutuhkan oleh anak-anak dalam pembelajaran adalah kemampuan
belajar mandiri (59, 4%) dan belajar hal-hal yang lebih kontekstual tidak terlalu fokus pada
substansi pada mata pelajaran di sekolah (61,1%). Saran dari anak-anak untuk guru lebih fokus
pada pengelolaan proses belajar yang jelas dan tugas-tugas yang tidak membebani serta
terencana dengan adanya jadwal. Harapan anak-anak dari orang tua adalah adanya
pendampingan, motivasi, dukungan dan ketersediaan waktu untuk mereka selama BDR.
Berdasarkan data hasil survey di atas diperoleh sebuah gambaran umum tentang
berjalannya proses BDR selama beberapa bulan ke belakang. Masalah-masalah yang
cenderung dihadapi orang tua dan siswa selama BDR adalah:
1. Media Pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh siswa adalah WhatsApp.
2. Orang tua mengalami kesulitan mendampingi belajar anak karena materi terlalu sulit,
kesulitan mengatur waktu dan punya pekerjaan.
3. Harapan orang tua melatih anak-anaknya belajar mandiri dan disiplin dalam belajar.
4. Beberapa orang tua terbebani dengan kuota Internet yang harus disediakan untuk BDR
anak-anak.
5. Selama BDR siswa melakukan pembelajaran di rumah, televisi bisa jadi alternatif
pendukung belajar di rumah.
6. Sebagian besar anak-anak merasa kesulitan mamahami tugas yang diberikan guru, bosan,
kurang konsentrasi, dan sulit komunikasi dengan guru.
7. Hal yang disenangi anak-anak adalah pembelajaran konstekstual, tugas tidak membenani,
terencana dan berjadwal.
8. Kemampuan belajar anak-anak selama di rumah antara 1-4 jam per hari.
9. Selama BDR pembelajaran harus dilakukan secara daring atau luring karena ada beberapa
anak yang tidak memiliki akses Internet dan alat komunikasi.
Berdasarkan hasil survey dibutuhkan protokol kesehatan untuk guru, siswa, dan orang
tua selama masa BDR berlaku. Protokol kesehatan dibutuhkan untuk mengurangi kesenjangan
harapan anak-anak pada masa BDR bisa melakukan pembelajaran secara berkualitas,
bermakna dan menyenangkan (Meaningfull Learning) Bagi guru-guru protokol kesehatan
dapat menjadi pegangan standar layanan berkualitas pada masa BDR diberlakukan.

B. DASAR HUKUM
1. Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Satuan
Pendidikan Aman Bencana.
4. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Meneteri Agama, Menteri
Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor
516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
5. Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/ MENKES/328/2020 tentang Panduan
Pencegahan Dan Pengendalian Covid 19 Di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri
dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi;
6. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam
Penanggulangan Covid-19 di Wilayah Provinsi Jawa Barat;
7. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.189-Hukham/2020 tentang Status
Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Coronavirus Disease 19
(Covid-19) di Jawa Barat;
8. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.274-Hukham/2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) Tingkat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam rangka
percepatan penanggulangan Coronavirus Disease 19 (Covid-19) Pelaksanaan PSBB di
Tingkat Provinsi Jawa Barat berakhir pada tanggal 29 Mei 2020
9. Surat Edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/6937–Set.Disdik
tanggal 29 Mei 2020 tentang Standar Operasional Prosedur Kegiatan Layanan Pendidikan
SMA/SMK/SLB selama Pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Barat
10. Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari
Rumah Dalam Masa Darurat penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
11. Kalender Akademik tahun ajaran 2020/2021

C. TUJUAN
1. Memberikan kepastian layanan pendidikan berkualitas selama diberlakukan Belajar Dari
Rumah (BDR)
2. Memberikan panduan standar minimal yang jelas kepada Kepala Sekolah, Guru, Siswa,
Orang Tua pada saat BDR.
3. Memberikan arahan tentang Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menjamin
pelaksanaan BDR
4. Memudahkan kegiatan evaluasi BDR bagi Dinas Pendidikan dan pihak berkepentingan
dalam melihat efektivitas pelaksanaan BDR.

D. PRINSIP PENYUSUNAN
1. Fokus. Prinsip dalam menyusun pedoman adalah fokus melayani kebutuhan anak-anak
selama BDR mengacu pada kompetensi inti
2. Adil. Pembelajaran melayani semua siswa dengan memperhatikan latar belakang ekonomi,
sosial, dan budaya anak-anak
3. Jelas. Memberikan kemudahan kepada siswa pada saat melakukan BDR
4. Fleksibel. Layanan pendidikan pada masa BDR bersifat fleksibel, dilarang memaksakan
penuntasan kurikulum dan fokus pada pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) Meaningfull
Learning,Joyful Learning dan Wellbeing disesuaikan tuntutan anak, agar imunitas tubuh
anak tetap sehat
5. Kolaboratif. Pembelajaran bersifat kolaboratif, lintas mata pelajaran, dan melibatkan
orang tua.
6. Berkarakter. Pebelajaran selama BDR melatih anak-anak berkarakter mandiri, tanggung
jawab, disiplin, dan religius.

E. SASARAN
Pedoman pembelajaran daring dan luring diarahkan untuk memberi pemahaman
kegiatan BDR kepada siswa, guru, kepada sekolah dan orang tua. Siswa dari semua Jenjang
Satuan Pendidikan.

F. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Sistematika penyusunan Panduan Belajar dari Rumah disusun sebagai berikut, Bab 1
berisi pendahuluan memuat penjelasan tentang latar belakang, dasar hukum, prinsip
penyusunan, sasaran dan sistematika penyusunan. Bab II berisi langah pelaksanaan Belajar
dari Rumah, dijelaskan melalui kajian literatur, metode dan media pelaksanaan Belajar dari
Rumah, yang disusun secara Daring dan Luring, serta Monitoring dan Evaluasi. Bab III
Panduan Pembiayaan Kegiatan BDR dan Bab IV Penutup.
BAB II
LANGKAH PELAKSANAAN BELAJAR DARI RUMAH (BDR)

A. KAJIAN LITERATUR TENTANG BDR


Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) adalah layanan proses belajar
mengunakan teknologi informasi untuk menjangkau keterbatasan akses peseta didik dengan
memanfaatkan berbagai media atau sumber yang tersedia di Internet agar pembelajaran lebih
bermakna. Belajar efektif menurut psikoanalitik harus mendorong tiga bagian dalam
kepribadian yaitu id (kesenangan), ego (kenyataan), dan super ego berakaitan dengan boleh
dan tidak boleh. Pembelajaran pada prinsipnya harus menyenangkan Id, kemudian diwujudkan
dalam langah-langkah yang konkret oleh Ego demi memuaskan Id. Langkah-langkah teknis
yang dilakukan Ego tidak beretantangan dengan Super Ego. (Supardan, 2015, hlm. v). Itulah
tiga unsur kepribadian anak yang harus diperhatikan oleh para pendidik dalam mengelola
pembelajaran.
Peserta didik pada dasarnya adalah anak-anak yang baik. Maslow berpendapat “setiap
bayi yang lahir terdapat kemampuan yang aktif, kearah kesehatan, pertumbuhan atau
aktualisasi potensi-potensi manusia. Manusia memiliki kodrat bawaan yang pada hakikatnya
adalah baik. Manusia menjadi destruktif apabila kodrat batinnya dibelokkan, disangkal atau
dikecewakan. (Supardan, 2015, hlm. 219). Pendidikan adalah upaya mendorong potensi-
potensi bawaan baik pada peserta didik tumbuh hingga mampu beraktualisasi diri.
Kesulitan dan kejenuhan dalam belajar selama BDR harus dihindari. Pembelajaran
pada masa BDR harus mampu mengaktifkan berbagai bakat bawaan yang dimiliki oleh peserta
didik. Langkah-langkah pengelolaan pembelajaran yang dilakukan para guru harus
memperhatikan psikologis dan mendorong mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara
mandiri dan bertanggung jawab.
Panduan pembelajaran pada masa BDR perlu disusun untuk menjaga layanan
pembelajaran tetap menyenangkan dan memotivasi para peserta didik berkarakter mandiri.
Pendekatan pembelajaran harus variatif dan mengaktifkan seluruh kecerdasan yang dimiliki
peserta didik. Howard Gardner memetakan sedikitnya ada Sembilan kecerdasan yang dimiliki
peserta didik, dan kesembilan tersebut harus terfasilitasi dalam setiap pembelajaran. Sembilan
kecerdasan tersebut antara lain, logika, seni, linguistik, kinestetik, antarprsonal, interpersonal,
natural, spasial, dan spiritual. Beraneka ragam mata pelajaran tujuannya adalah memberikan
variasi pengalaman belajar kepada peserta didik agar seluruh kecerdasannya terus berkembang.
Sekalipun pada faktanya setiap anak memiliki kecenderungan pada satu atau dua kecerdasan.
Untuk itu Langkah-langkah pembelajaran kolaboratif dan pendekatan belajar kooperatif perlu
dikembangkan agar mereka bisa saling bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan
masing-masing.
Bahan ajar yang disusun oleh guru harus memberikan samangat, optimisme, dan
harapan-harapan baik ketika mereka mampu memahaminya. Dekonstruksionisme yang
dikemukakan oleh Derrida memberi peluang kepada guru untuk kreatif menuangkan ide-
idenya dalam mengembangkan pembelajaran dan berfokus pada penumbuhan seluruh
kecerdasan yang dimiliki para peserta didik serta memperhatikan perbedaan karakterisik yang
di miliki peserta didik. Setiap peserta didik bukan tidak suka belajar tetapi terkadang apa yang
dia miliki tidak terfasilitasi di dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran tidak bisa
diberlakukan sama pada setiap peserta didik. Evaluasi pembelajaran harus memperhatikan
kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.
Kompetensi Inti yang ada dalam Kurikulum 2013 harus jadi fokus pengembangan
kompetensi minimal yang harus dimiliki peserta didik. Setiap mata pelajaran harus merancang
setiap pembelajaran mengacu kepada pengembangan kompetensi spiritual, sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi spiritual dan sosial diajarkan dengan pembiasaan,
kompetensi pengetahuan dan ketermapilan diajarkan dengan melatih peserta didik mengolah
pengetahuan melalu kegiatan analisis, sintesa, evaluasi dan mencipta. Bahan ajar yang
disajikan harus mengembangkan empat kompetensi inti tersebut. Pendekatan rekonstruksionis
dalam pembelajaran harus memberi peluang kepada peserta didik membangun kemampuan
persepsi yaitu menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mendeteksi atau
menginterpretasi informasi yang diterima oleh alat indera. Selain itu pembelajaran memberi
pengalaman untuk menumbuhkan kesadaran siapa dirinya dan dimana lingkungan dia tinggal.
(Baihaqi, 2016, hlm. 20, 48). Pendekatan-pendekatan pembelajaran setidaknya
mengembangkan kecerdasan abad 21 yang harus dimiliki para peserta didik yaitu
Communication, Collaboration, Cooperation, dan Creativity. Pengenalan dunia Internet
(Internet of things) dan penguasaanya harus dijadikan sebagai dasar pengembangan model-
model pembelajaran di abadi 21.
1. Berdasarkan hasil survey, metode pembelajaran BDR yang dikembangkan guru tidak boleh
membebani peserta didik dan merepotkan orang tua. Waktunya ditentukan sesuai
kesanggupan para peserta didik ketika belajar di rumah. Modul yang dikembangkan
memberi pemahaman mendalam melalui penjelasan kasus dan evaluasi melalui pengenalan
soal-soal Higher Order of Thingking. Pembelajaran Jarak Jauh harus didukung oleh Bahan
Ajar yang bisa memfasilitasi anak-anak belajar mandiri dengan mengikukti instruksi
pembelajaran yang terdapat di dalam modul yang dikembangkan guru. Dengan demikian
pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan daring atau luring menjadi tidak membebani
peserta didik dan orang tuanya. Adapun kebijakan pada saat pandemi adalah Memastikan
kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai, dilarang memaksakan penuntasan kurikulum
dan Fokus pada pendidikan kecakapan hidup. sedangkan materi yang diberikan fokus pada
Literasi dan numerasi; Pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19; Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas); Kegiatan rekreasional
dan aktivitas fisik; Spiritual keagamaan; dan/atau Penguatan karakter dan budaya.

B. METODE DAN MEDIA PELAKSANAAN BELAJAR DARI RUMAH


1. DARING
a. Persiapan
1) Siswa
a. Memiliki program BDR secara tertulis dalam bentuk jadwal pelajaran
b. Memiliki petunjuk pelaksanaan Daring atau Luring.
c. Memiliki Bahan Ajar yang dilengkapi langkah-langkah pembelajaran yang
jelas lengkap dengan alat evaluasi
d. Memiliki alat komunikasi dan kemampuan akses Internet
e. Memiliki kontak person guru atau teknisi sekolah jika terjadi kesulitan
belajar.
2) Guru
a. Menyiapkan program pembelajaran BDR selama satu semester
b. Memiliki bahan ajar yang berorientasi pada pengembangan keterampilan
berpikir tingkat tinggi dan literasi.
c. Memiliki alat evaualsi dalam bentuk soal-soal HOTS.
d. Memiliki media pembelajaran multimedia dengan memanfaatkan berbagai
media di Internet.
e. Menggunakan model pembelajaran yang direkomendasikan pada
kurikulum 2013
3) Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah
a. Membentuk tim pengembang kurikulum BDR
b. Menentukan teknik pembelajaran daring
c. Menetapkan protokol kesehatan pembelajaran pada masa BDR.
d. Mengalokasikan biaya pembuatan modul berbasis keterampilan berpikir
e. Mengalokasikan pelatihan pembuatan soal-soal HOTS
f. Mengalokasikan biaya pelatihan pembuatan media pembelajaran
g. Melakukan supervisi pembelajaran daring
h. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran secara daring
4) Pengawas Sekolah
a. Membuat program monitoring pelaksanaan BDR
b. Membuat alat evaluasi periodik tentang pelaksanaan belajar sesuai protokol
kesehatan,
c. Membuat laporan pelaksanaan BDR secara periodik
5) Orang tua siswa
a. Mengalokasikan anggaran untuk kuota Internet bagi yang mampu.
b. Memiliki edaran program dan jadwal pelaksanaan BDR
c. Memiliki kontak person guru/wali kelas atau teknisi sekolah
6) Infrastrukutur
a. Alat komunikasi
b. Jaringan Internet
c. Ruangan nyaman untuk belajar
d. Bahan Ajar dan media belajar
b. Pelaksanaan
1) Siswa
a. Sebelum belajar siswa melakukan pembiasaan dalam rangka pembentukan
karakter misalnya; menyanyikan lagu Indonesia raya, literasi, dhuha,
berdoa dll
b. Melaksanakan instruksi pembelajaran sesuai dengan pendekatan dan model
pembelajaran yang dikembangkan guru
c. Melaksanakan pembelajaran dengan menganalisis, sintesis, evaluasi dan
mencipta terhadap materi belajar yang tersedia dalam modul.
d. Melakukan komunikasi dua arah dengan guru melalui media komunikasi
yang disediakan dan disepakati oleh guru.
e. Melakukan evaluasi pembelajaran dengan mengerjakan soal HOTS atau
unjuk kerja secara virtual.
2) Guru
a. Mengecek kehadiran peserta didik
b. Melakukan dan mengarahkan kegiatan pembiasan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)/ Gerakan Masyarakat Sehat dalam pengembangan
Pendidikan Karakter
c. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dalam mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dilakukan siswa
d. Menjelaskan hasil yang harus dicapai siswa
e. Membahas jawaban hasil evaluasi yang dikerjakan siswa.
f. Membuka ruang dialog sebagai bahan untuk umpan balik pembelajaran
berikutnya.
3) Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah
a. Melakukan monitoring terhadap guru dalam melaksanakan BDR
b. Melakukan monitoring terhadap kehadiran peserta didik dalam kegiatan
BDR.
c. Melakukan evaluasi periodik terhadap kendala pelaksanaan BDR guru dan
siswa.
d. Membangun komunikasi dengan komite sekolah dan orang tua
e. Membuat laporan periodik kepada pihak dinas melalui pengawas
pendidikan.
4) Pengawas Sekolah
a. Melakukan monitoring manajemen BDR
b. Membuat pembinaan dan pengayaan untuk kegiatan BDR
5) Orang tua siswa
a. Mendampingi peserta didik selama BDR berlangsung
b. Mengawas peserta didik selama BDR
c. Memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab
d. Membantu kesulitan teknis belajar peserta didik melalui komunikasi dengan
guru
6) Infrastrukutur
a. Memiliki jaringan Internet yang memadai
b. Alat komunikasi berfungsi dengan baik
c. Memiliki Bahan ajar daring
7) Kurikukulum
a. Mengajarkan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 berfokus pada
pendidikan karakter mandiri, tangung jawab, disiplin, gorong royong,
religius, dan keterampilan berpikir.
b. Pendekatan kolaboratif atau tematik.
c. Menggunakan multimedia dan aplikasi pembelajaran
d. Durasi Pembelajaran maksimal 4 x 45 JP per hari.
8) Proses pembelajaran
a. Melatih kemampuan berpikri tingkat tinggi
b. Melatih komunikasi
c. Melatih kreativitas
d. Melatih kemampuan menuangkan ide ke dalam karya tulis
e. Membuat produk karya kreatifitas berbasis multimedia dan Internet
f. Mempublikasikan karya di media sosial Internet.
9) Media pembelajaran
a. Video tutorial di lntenet
b. Aplikasi belajar di Internet
c. Televisi streaming
d. Radio streaming
10) Penilaian hasil pembelajaran
a. Evaluasi soal uraian CBT
b. Evaluasi soal pilihan ganda CBT
c. Unjuk kerja virtual
2. LURING
a. Persiapan
1. Siswa
a. Memiliki jadwal belajar BDR
b. Memiliki Bahan Ajar
2. Guru
a. Menyusun Progam BDR satu semester.
b. Memiliki Bahan Ajar
c. Memiliki jadwal BDR
3. Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah
a. Menetapkan tim pengembang kurikulum luring
b. Menetapkan jadwal BDR
c. Menetapkan program monitoring BDR
d. Menetapkan PROTOKOL KESEHATAN layanan BDR luring
4. Pengawas Sekolah
a. Memiliki program monitoring BDR
b. Menetapkan sistem pelaporan BDR luring
c. Menyusun sistem pelaporan BDR luring ke Dinas Pendidikan
5. Orang tua siswa
a. Memiliki kontak person guru atau wali kelas
b. Menyediakan tempat belajar nyaman di rumah
c. Memiliki jadwal BDR
d. Memahami teknis belajar BDR melalui luring
6. Infrastrukutur
a. Tempat belajar luring
b. Bahan ajar
c. Alat evaluasi
d. Program belajar melalui televisi dan radio

b. Pelaksanaan
1. Siswa
a. Melakukan kegiatan pembiasaan
b. Melakukan pembelajaran melalui bahan ajar
2. Guru
a. Membuat petunjuk teknis kegiatan belajar luring mandiri
b. Memantau kegiatan belajar melalui kunjungan periodik
c. Melakukan dan mengarahkan kegiatan pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)/ Gerakan Masyarakat Sehat dalam pengembangan Pendidikan
Karakter
d. Menyediakan waktu berkumpul dengan peserta didik secara terbatas
e. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran siswa
f. Memberikan umpan balik kualitatif terhadap hasil belajar siswa.
3. Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah
a. Merencanakan kegiatan tatap muka terbatas
b. Melakukan monitoring kegiatan pembelajaran luring
c. Melakukan evaluasi periodik efektivitas kegiatan belajar luring
4. Pengawas Sekolah
a. Monitoring periodik
b. Laporan periodik
5. Orang tua siswa
a. Mendampingi belajar peserta didik
b. Mengkomunikasikan kegiatan belajar peserta didik
c. Memotivasi kegiatan belajar peserta didik
6. Infrastruktur
a. Sumber belajar
b. Media belajar
c. Ruangan Belajar memperhatikan protokol kesehatan
7. Kurikukulum
a. Mengajarkan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 berfokus pada pendidikan
karakter mandiri, tangung jawab, disiplin, gorong royong, religius, dan
keterampilan berpikir.
b. Pendekatan kolaboratif, tematik, blok.
c. Menggunakan multimedia dan aplikasi pembelajaran
d. Durasi Pembelajaran maksimal 4 x 45 JP per hari.
8. Proses pembelajaran
a. Melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi
b. Melatih komunikasi
c. Melatih kreativitas
d. Melatih kemampuan menuangkan ide ke dalam karya tulis
9. Media pembelajaran
a. Televisi
b. Radio
c. Alat tulis cetak
10. Penilaian hasil pembelajaran
a. Penilaian uraian paper soal-soal HOTS
b. Penilaian pilihan ganda soal-soal HOTS
c. Angket
d. Daftar Ceklis

C. MONITORING DAN EVALUASI


1. Monitoring
a. Program monitoring menggunakan aplikasi harian
b. Program moniteoring menggunakan daftar ceklis atau angket periodik
2. Evaluasi
a. Data ketercapaian kegiatan pembelajaran
b. Diagram Kendali pembelajaran yang dihadapi
c. Rencana tindak lanjut untuk perbaikan program
3. Sanksi
a. Teguran Lisan
b. Teguran Tertulis
c. Sanksi administrative sesuai dengan peraturan yang berlaku
BAB III
PEMBIAYAAN

Selama kegiatan BDR segala bentuk pembiayaan yang timbul akibat kegiatan BDR
dibebankan kepada BOS dan Bantuan Pendanaan Pendidikan dari Pemerintah Daerah atau
Bantuan Komite Sekolah. Biaya selama kegiatan mengacu kepada juklak dan juknis penggunaan
dana yang ditetapkan oleh pemerintah.
Bagi anak-anak dengan kemampuan ekonomi lemah diprioritaskan untuk mendapat
bantuan demi kelancaran kegiatan BDR daring maupun luring sesuai dengan juknis penggunaan
dana pendidikan. Komite Sekolah dapat dilibatkan dalam penyediaan sarana prasarana atau
kegiatan lain yang membantu pelaksanaan pembelajaran secara sukarela tanpa ditentukan
besarannya dan dikelola oleh Komite Sekolah berkoordinasi dengan pihak sekolah.
II. PANDUAN PERSIAPAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU SEKOLAH BERBASIS
PROTOKOL COVID-19 UNTUK TINGKAT SMA/SMK/SLB DINAS
PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

A. Protokol Persiapan
No Jenis Kegiatan Deskripsi
1 Pembentukan Tim Gugus • Setiap sekolah menerbitkan SK Satuan Tugas Percepatan
Tugas Covid-19 Sekolah Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19.
2 Pembuatan Protokol • Menyusun Protokol tentang Adaptasi Kebiasaan Baru di
Adaptasi Kebiasaan Baru lingkungan sekolah disesuaikan dengan situasi dan
di lingkungan sekolah kondisi di sekolah :
- Protokol kesehatan Sarana Dan Prasarana
- Protokol kesehatan Kegiatan Pembelajaran
- Protokol kesehatan Peningkatan Kompetensi Guru
- Protokol kesehatan Pengendalian Kesehatan
- Protokol kesehatan Evaluasi dan Tindak Lanjut
- Dsb.
3 Sarana dan Prasarana • Menyiapkan media sosialisasi pencegahan Covid-19
Sekolah Pencegahan melalui spanduk/x-banner yang dipasang di depan
Covid-19 sekolah dan tempat tempat umum di lingkungan sekolah
• Menyediakan alat pengukur suhu (thermo gun) untuk
melakukan proses skrining kesehatan sebelum memasuki
lingkungan sekolah
• Menyediakan satu ruang isolasi
• Menyediakan wastafel/tempat cuci tangan lengkap
dengan sabun/hand sanitizer di sekitar pintu gerbang
masuk sekolah, di depan kelas dan ditempat-tempat
strategis lainnya sesuai kebutuhan.
• Menyediakan dan melakukan penyemprotan disinfektan
untuk membersihkan sarana sekolah, laboratorium, ruang
ibadah secara periodik.
• Mengatur jarak bangku didalam kelas, dengan jarak
minimal 1,5 meter antara siswa.
• Meniadakan peralatan ibadah yang digunakan secara
umum/bersama.
• Membuat pengaturan lalu lintas warga sekolah.

4 Sistem Pengelolaan • Pembelajaran dilaksanakan secara blended learning (tatap


KBM muka dan non tatap muka)
• Pembelajaran tatap muka di kelas atau laboratorium
diprioritaskan untuk mencapai kompetensi dasar
keterampilan.
• Pembelajaran tatap muka untuk siswa dengan gangguan
prilaku ADHD/Autis yang kompleks dilakukan dengan
sistem home visit oleh guru)*
• Pembelajaran non tatap muka dilaksanakan secara daring
(jika seluruh siswa memiliki fasilitas) dan luring
(menggunakan buku, modul, radio, televisi)
• Pengelolaan KBM dikelas memperhatikan protokol
pencegahan penularan Covid-19 sehingga diperlukan
No Jenis Kegiatan Deskripsi
penyesuaian seperti jadwal pembelajaran (pengaturan
shift per kelas/tingkat), durasi pembelajaran, jumlah siswa
per ruangan, pembagian tugas guru, mobilitas guru, dan
jarak antar siswa.
• Kurikulum dapat dikemas/disajikan dalam model
pembelajaran kolaboratif atau tematik.
5 Peningkatan kompetensi • Melaksanakan pelatihan guru dalam bidang:
guru - Pemanfaatan IT
- Penyusunan bahan ajar/modul pembelajaran
- Strategi pembelajaran kolaboratif
6 Sosialisasi Adaptasi • Menyiapkan materi sosialisasi protokol Adaptasi
Kebiasaan Baru ke warga Kebiasaan Baru Sekolah
sekolah • Menyusun jadwal sosialisasi protokol Adaptasi Kebiasaan
Baru Sekolah
• Melaksanakan sosialisasi protokol Adaptasi Kebiasaan
Baru Sekolah
7 Koordinasi dengan multi • Melaksanakan kerjasama dengan komite sekolah
pihak • Melaksanakan kerja sama dengan lingkungan RT, RW,
Kelurahan dan Kecamatan
• Melaksanakan kerja sama dengan puskesmas dan rumah
sakit
8 Pengalokasian Dana dari • Penambahan bandwidth internet sekolah
BOS dan Komite Sekolah • Penyusunan bahan ajar/modul pembelajaran
• Pelatihan kompetensi guru
• Penyediaan sarana dan prasarana Covid-19
9 Analisis Resiko AKB • Mengidentifikasi lokasi sekolah dan domisili warga
(Adaptasi Kebiasaan sekolah berdasarkan level zona penyebaran Covid-19.
Baru) Sekolah • Menyiapkan instrumen self health assesment risiko
Covid-19 secara online bagi seluruh warga sekolah
• Jika sekolah dan domisili warga sekolah berada di zona
kuning, oranye, dan merah tidak diperkenankan
melakukan pembelajaran tatap muka.
• Untuk siswa SLB diberlakukan kriteria khusus

B. Protokol Pelaksanaan
No Jenis Kegiatan Deskripsi
1 Berangkat Sekolah • Sebelum berangkat ke sekolah, orang tua memastikan
bahwa siswa dalam kondisi sehat (suhu badan normal,
tidak batuk, pilek, gangguan kulit, mata, muntah, diare,
tidak selera makan atau keluhan lain). Hal ini berlaku pula
bagi Guru dan Tenaga Kependidikan.
• Membawa bekal makanan dan minuman dari rumah.
• Pakaian seragam dan atribut sekolah (PSAS) yang
dikenakan dalam kondisi bersih.
• Wajib mengenakan masker (motif polos/bukan karakter),
membawa masker cadangan, hand sanitizer.
• Wajib membawa perlengkapan alat sholat pribadi.
• Jika menggunakan kendaraan umum, tetap menerapkan
prinsip jaga jarak.
No Jenis Kegiatan Deskripsi
• Dari rumah langsung menuju ke sekolah (tidak mampir-
mampir)
• Pengantar dan Penjemput berhenti di lokasi yang
ditentukan dan di luar sekolah, serta dilarang menunggu
atau berkerumun selama mengantar atau menjemput
2 Masuk lingkungan • Seluruh warga sekolah wajib menggunakan masker
sekolah • Melakukan skrining kesehatan menggunakan thermo gun.
• Larangan masuk ke lingkungan sekolah bagi seluruh
warga sekolah maupun tamu sekolah jika memiliki gejala
demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas.
• Bagi para pendidik dan tenaga kependidikan yang
memiliki latar belakang penyakit yang rentan imun dan di
atas 45 tahun dapat mengajukan ijin melaksanakan tugas
secara daring.
• Seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan dengan
suhu badan normal di bawah 37,30C diperbolehkan masuk
ke lingkungan sekolah.
• Siswa, guru, dan tenaga kependidikan dengan suhu badan
di atas 37,30C ditempatkan di ruang isolasi dan
berkoordinasi dengan orang tua/keluarga.
• Setelah lolos skrining seluruh warga sekolah diwajibkan
untuk mencuci tangan menggunakan sabun/hand
sanitizer.
• Pada kondisi tertentu jika terjadi hal-hal terkait
pencegahan penularan COVID-19 maka wajib
melaporkannya kepada tim gugus COVID-19 sekolah.
3 Pembelajaran di • Sebelum masuk kelas cuci tangan menggunakan sabun/
kelas/laboratorium hand Sanitizer yang telah disediakan.
• Siswa dan guru wajib memakai masker.
• Guru wajib menggunakan sarung tangan )*
• Siswa dan guru di SLB Bagian B (tunarungu) wajib
menggunakan face shield transparan)*
• Siswa tidak perlu cium tangan guru cukup ucapkan
salam/salam covid 19.
• Disarankan pintu kelas dibuka oleh guru.
• Siswa menempati tempat duduk di kelas di atur 1 (satu)
kursi untuk 1 (satu) orang/menjaga jarak duduk antar
siswa minimal 1,5 meter.
• Jika terdapat siswa yang kurang/tidak sehat lebih baik
diistirahatkan di UKS/dipulangkan dan dicatat.
• Pendidik selalu mengingatkan perlunya melaksanakan
protokol kesehatan dalam kegiatan pembelajaran.
• Selama Pembelajaran pendidik tidak terlalu banyak
bergerak/mobilitasnya di batasi dan disarankan memakai
face shield.
• Selama pembelajaran antar pendidik dan siswa, antara
siswa dan siswa selalu menjaga jarak sesuai protokol
kesehatan;
No Jenis Kegiatan Deskripsi
• Siswa/guru tidak diperbolehkan saling meminjamkan alat
tulis/perlengkapan sekolah.
• Sebelum dan sesudah menggunakan alat dalam
pembelajaran senantiasa dibersihkan dengan
handsanitizer/cuci tangan dengan sabun.
• Selama pembelajaran pendidik selalu mengontrol kondisi
kesehatan siswanya.
• Saat istirahat siswa makan dan minum tetap berada di
dalam kelas.
• Melakukan penyemprotan disinfektan di kelas secara
berkala.
4 Pulang Sekolah • Selesai jam pelajaran terakhir, siswa langsung
meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah masing-
masing (tidak mampir/berkumpul).
• Mengenakan masker
• Jika menggunakan kendaraan umum, tetap menerapkan
prinsip jaga jarak.
• Sampai di rumah langsung ganti pakaian dan mandi.
• Tidak berkumpul atau melakukan kontak fisik dengan
anggota keluarga sebelum mandi.
• Berkoordinasi dengan orang tua, dan RT/RW untuk
memastikan keberadaan siswa.
5 Pelayanan • Petugas layanan perpustakaan menggunakan masker,
perpustakaan/tempat sarung tangan dan disarankan menggunakan pelindung
ibadah wajah/face shield.
• Setiap pengunjung wajib menggunakan masker.
• Pengunjung diarahkan untuk mencuci tangan dengan
sabun atau menggunakan hand sanitizer sebelum dilayani.
• Melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar area
perpustakaan secara berkala.
6 Pelayanan tata usaha • Petugas pelayanan administrasi tata usaha yang langsung
berinteraksi dengan stakeholder (siswa/orang tua siswa)
memakai APD diantaranya : masker, sarung tangan, dan
disarankan menggunakan face shield (pelindung wajah)
• Petugas pelayanan administrasi tata usaha sebelum
memberikan pelayanan, terlebih dahulu melakukan
penyemprotan disinfektan di sekitar lingkungan kerjanya.
• Jika terjadi kepadatan jumlah pengunjung TU, maka
diberlakukan sistem antrian dengan mempersilahkan
pengunjung menunggu di kursi tamu/ruang tunggu.
• Petugas pelayanan administrasi tata usaha hanya melayani
1 (satu) orang saja yang berada di depan meja pelayanan
sesuai antrian.
• Melakukan penyemprotan disinfektan kembali di area
sekitar lingkungan kerjanya secara berkala.
7 Pelayanan UKS • Petugas UKS memakai APD lengkap diantaranya masker,
sarung tangan, dan disarankan menggunakan face shield
(pelindung wajah)
No Jenis Kegiatan Deskripsi
• Setelah memperoleh pertolongan pertama pasien UKS
disarankan segera pulang.
• Melakukan penyemprotan disinfektan di area sekitar UKS
secara berkala.
8 Pelayanan Bimbingan • Guru bimbingan dan konseling dijadwalkan bertatapmuka
Konseling dengan siswa di kelas fisik atau kelas daring untuk
memberikan layanan kelompok berkenaan dengan
pembelajaran selama pandemi.
• Guru bimbingan dan konseling yang langsung
berinteraksi dengan stakeholder (siswa/orang tua siswa)
memakai APD diantaranya : masker, sarung tangan, dan
disarankan menggunakan face shield (pelindung wajah)
• Guru bimbingan dan konseling sebelum memberikan
pelayanan, terlebih dahulu melakukan penyemprotan
disinfektan di sekitar lingkungan kerjanya.
• Setelah memperoleh layanan konseling individu siswa
disarankan segera kembali ke kelas.
• Melakukan penyemprotan disinfektan kembali di area
sekitar lingkungan kerjanya secara berkala.
9. Pelayanan Resource • Selama masa adaptasi dilakukan secara daring
Centre)*
10. Keadaan darurat • Koordinasi dengan satgas Covid-19 di tingkat daerah
(kab/kota dan provinsi)

C. Protokol Evaluasi
No Jenis Kegiatan Deskripsi
1 Instrumen monitoring dan • Menyiapkan instrumen monitoring evaluasi pelaksanaan
evaluasi sekolah adaptasi kebiasaan baru di lingkungan sekolah
2 Pelaksanaan monitoring • Membuat jadwal pelaksanaan dan petugas monev
dan evaluasi adaptasi kebiasaan baru
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi sekolah
• Menganalisis data hasil monitoring dan evaluasi sekolah
3 Tindak lanjut monitoring • Membuat rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi
dan evaluasi sekolah

Keterangan )* : Khusus SLB


D. PROTOKOL KESEHATAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU PANDEMI COVID-19
DI LINGKUNGAN SEKOLAH

1. Protokol Kesehatan Masuk Lingkungan Sekolah

1.1 Seluruh warga Sekolah/ tamu wajib menggunakan masker


1.2 Bagi yang tidak menggunakan masker diarahkan untuk kembali/pulang
1.3 Seluruh warga Sekolah/ tamu yang memasuki lingkungan sekolah wajib melewati
box/area penyemprotan disinfektan( untuk area bukan Mukosa )
1.4 Seluruh warga Sekolah/ tamu yang menggunakan kendaraan roda empat, wajib membuka
jendela untuk mengetahui dan mengingatkan jarak duduk antara Protokolir &
penumpang, dan bagi yang mnggunakan kendaraan roda dua, tidak diperkenankan untuk
berboncengan
1.5 Seluruh warga Sekolah/ tamu sebelum masuk area sekolah wajib diperiksa suhu tubuh
dengan menggunakan termogun oleh satuan pengaman sekolah.
1.6 Apabila diantara Seluruh warga Sekolah/ tamu ditemukan bersuhu tubuh 38 derajat
celcius atau lebih maka yang bersangkutan dipisahkan di tempat yang sudah disediakan
dan menunggu tindakan selanjutnya.
1.7 Seluruh warga Sekolah/ tamu yang membawa kendaraan diperbolehkan memarkir
kendaraan sesuai pada tempatnya, setelah itu wajib mencuci tangan pada wastafel dengan
menggunakan sabun/ Hand Sanitazer sesuai arahan satuan pengaman sekolah
1.8 Bagi Seluruh warga Sekolah/ tamu yang tidak menggunakan kendaraan wajib mencuci
tangan langsung pada wastafel degan menggunakan sabun/ Hand Sanitizer sesuai arahan
satuan pengaman sekolah
1.9 Tamu eksternal wajib menyampaikan kepentingannya kepada satuan pengaman sekolah
dan/atau petugas piket guru serta dipersilakan untuk menunggu di Lobby / ruang tunggu
tamu
ALUR PROTOKOL KESEHATAN MASUK LINGKUNGAN SEKOLAH

Lobby

KBM
Penyemprotan Pengukuran
Pemeriksaan masker
disinfektan suhu tubuh

Kantor

Pulang Dipisah

2.Protokol Kesehatan Proses Belajar Mengajar


2.1 Lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi petugas piket kelas membersihkan kelas
diantaranya menyapu, mengepel, dan menyemprotkan disinfektan ke seluruh ruangan
diantaranya handel pintu, meja dan kursi (Peserta Didik dilarang masuk sebelum
dilakukan penyemprotan disinfektan pada sarana yang ada di kelas).
2.2 Guru dan Peserta Didik wajib menggunakan masker saat berada di kelas dan
lingkungan sekolah.
2.3 Guru dan Peserta Didik mencuci tangan dengan menggunakan sabun /Hand Sanitizer
sebelum masuk kelas.
2.4 Guru dan Peserta Didik tidak diperkenankan menggunakan sepatu/alas kaki ke dalam
kelas (sepatu/alas kaki dimasukan ke dalam plastik dan di tata dengan rapih pada
tempat yang telah disediakan).
2.5 Peserta Didik duduk sesuai nomor absen yang tertera pada meja dan tidak
diperkenankan berpindah tempat/menggeserkan tempat duduk.
2.6 Peserta Didik saat berada di kelas tetap jaga jarak minimal 1 meter dengan lawan
bicara.
2.7 Guru dan Peserta Didik menggunakan sepatu/alas kaki saat keluar dari kelas.
2.8 Durasi pembelajaran tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan.
2.9 Peserta Didik Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas sepertiga dari jumlah
Peserta Didik kelas yang sesungguhnya.
2.10 Peserta Didik diperkenankan untuk makan/minum di kelas pada kursi/meja masing-
masing dengan terlebih dahulu mencuci tangan menggunakan sabun / Hand Sanitizer
saat istirahat dan tidak meninggalkan sampah di kelas.
2.11 Saat KBM selesai sebelum keluar kelas Peserta Didik merapihkan meja/kursi masing-
masing dan membawa serta sampah untuk dibuang pada tempatnya.
2.12 Selesai KBM dan bel pulang berbunyi petugas piket kelas membersihkan kelas
kembali diantaranya menyapu, mengepel, dan menyemprotkan disinfektan ke seluruh
ruangan diantaranya handel pintu, meja dan kursi (Peserta Didik lainnya harus sudah
berada di luar kelas saat dilakukan penyemprotan disinfektan pada sarana yang telah
tersebut di atas).

ALUR PROTOKOL KESEHATAN DALAM KEGIATAN BELAJAR


MENGAJAR

Menggunaka
Merapihkan
masker
nn meja/kursi
15 menit dan
masing-
sebelum mencuci
masing
KBM Tangan
dengan

KBM Piket Kelas


Piket Kelas KBM Steril
selesai Kelas

Menyapu, Melepas Membawa Menyapu,


mengepel sepatu dan keluar dan mengepel
lantai dan menerapkan membuang lantai dan
melakukan physical sampah pada melakukan
penyemprotan distancing tempatnya penyemprota
disinfektan n disinfektan

3. Protokol Kesehatan Rapat/Pertemuan Dinas


3.1 Rapat diupayakan dilakukan secara Virtual, tanpa bertatap muka secara langsung bisa
menggunakan teknologi video conference.
3.2 Langkah-langkah yang dilakukan apabila rapat harus dilakukan dengan bertatap muka,
pada saat pra rapat sebagai berikut:
3.2.1 Jumlah peserta rapat maksimal 50% dari kapasitas ruangan agar dapat
menerapkan physical distancing saat pelaksanaan rapat.
3.2.2 Sebelum ruang rapat digunakan, perlu disterilisasi dengan penyemprotan
desinfektan.
3.2.3 Tersedianya Hand Sanitizer dan sabun di tempat-tempat strategis seperti: pintu
masuk acara, area kamar mandi dll.
3.2.4 Diusahakan pintu/jalur keluar/masuk ruangan rapat berbeda untuk menerapkan
physical distancing.
3.2.5 Sebelum memasuki ruangan peserta rapat diwajibkan mencuci tangan
menggunakan sabun/Hand Sanitizer dan menggunakan masker.
3.2.6 Sebelum memasuki ruang rapat harus terlebih dahulu tes suhu (termal scan-ner)
dilakukan oleh unit penyelenggara rapat/P3 COVID-19 dan tidak boleh melebihi
suhu 380C.
3.2.7 Dalam mengisi daftar hadir atau administrasi lain menggunakan alat tulis masing-
masing.
3.2.8 Mengatur jarak tempat duduk antara satu dengan yang lainnya ± 1-2 m dan
menghindari kontak fisik langsung seperti: jabat tangan, berpelukan, dll.

3.3 Langkah-langkah yang dilakukan pada saat rapat, sebagai berikut:


3.3.1 Durasi rapat agar lebih cepat tanpa mengurangi bobot dari rapat tersebut.
3.3.2 Membatasi penggunaan microfone bergantian.
3.3.3 Apabila terdapat gejala batuk, flu,demam dan sesak nafas tidak diperkenankan
untuk mengikuti acara tersebut serta etika pada saat batuk/bersin untuk menutup
mulut atau menggunakan masker.
Langkah-langkah yang dilakukan pada pasca rapat, sebagai berikut:
3.3.4 Setelah keluar dari ruangan peserta rapat diwajibkan mencuci tangan
menggunakan sabun/Hand Sanitizer.
3.3.5 Melakukan pembersihan ruang rapat dan kelengkapan rapat dengan penyemprotan
desinfektan.
ALUR PROTOKOL KESEHATAN RAPAT DINAS

1. Duduk pada
tempat kursi/meja
1. Menggunaka sendiri, atau Mencuci
masker
n 2. Jarak minimal 1 tangan
2. Mencuci tangan Meter

IN Pelaksanaan Rapat OUT

3. Tes suhu 3. Menggunakan alat


Keluar sesuai
4. Masuk Sesuai tulis sendiri
jalur/pintu
jalur/pintu 4. Menggunaka
microfone
n terbatas

4 Protokol Kesehatan Kehadiran Guru

4.1 Guru yang hadir di sekolah adalah guru yang memiliki jadwal mengajar di hari tersebut
4.2 Saat memasuki lingkungan sekolah sudah dalam kondisi menggunakan masker, cuci
tangan dengan sabun/ Hand Sanitizer dan lulus tes suhu tubuh.
4.3 Barang/perlengkapan yang dibawah ke ruang guru hanya tas yang berisi peralatan tulis
yang berkaitan dengan KBM. Sedangkan bagi yang berkendaraan motor jaket dan sarung
tangan motor disimpan di motor masing-masing.
4.4 Guru sebelum masuk ke ruang guru wajib mencuci tangan menggunakan sabun/Hand
Sanitizer.
4.5 Masuk ke ruang guru melalui jalur/pintu masuk.
4.6 Keluar dari ruang guru melalui jalur/pintu keluar.
4.7 Guru menempati kursi dan meja masing-masing setelah terlebih dahulu menyemprotkan
disinfektan/membersihkan kursi/meja.
4.8 Guru menjaga jarak saat berada di ruang guru dan saat berkomunikasi dengan guru lain.
4.9 Hindari mengundang Peserta Didik ke ruang guru baik sendiri-sendiri maupun
berkelompok.
4.10.Guru yang sudah selesai mengajar dan tidak ada kepentingan lainnya
dipersilahkan pulang ke rumah.

ALUR PROTOKOL KESEHATAN KEHADIRAN GURU

1. Menggunaka 1. Bersihkan kursi/meja 1. Mencuci


masker
n masing-masing tangan
2. Lulus tes suhu 2. Duduk pada kursi/meja 2. Menggunaka
3. Mencuci tangan masing-masing masker
n

IN RUANG GURU OUT

Masuk melalui 3. Menjaga jarak Keluar melalui


4. Tidak mengundang pintu/jalur
pintu/jalur masuk
siswa keluar

5. Protokol Kesehatan Kehadiran Karyawan

5.1 Saat memasuki lingkungan sekolah sudah dalam kondisi menggunakan masker , cuci
tangan dengan sabun/ Hand sanitizer dan lulus tes suhu tubuh.
5.2 Barang/perlengkapan yang dibawah ke ruang kerja hanya tas yang berisi peralatan dan
perlengkapan kerja. Sedangkan bagi yang berkendaraan motor/mobil jaket dan sarung
tangan motor disimpan di motor/kendaraan masing-masing.
5.3 Karyawan sebelum masuk ke ruang kerja wajib mencuci tangan menggunakan
sabun/Hand Sanitizer.
5.4 Masuk ke ruang kerja melalui jalur/pintu masuk.
5.5 Keluar dari ruang kerja melalui jalur/pintu keluar.
5.6 Karyawan menempati kursi dan meja masing-masing setelah terlebih dahulu
menyemprotkan disinfektan/membersihkan kursi/meja.
5.7 Karyawan menjaga jarak saat berada di ruang guru dan saat berkomunikasi dengan
karyawan lain.
5.8 Khusus karyawan yang berkaitan dengan pelayanan juga menerapkan PROTOKOL
pelayanan.
5.9 Setelah jam kerja selesai karyawan membersihkan/menyemprotkan kursi/meja dan
lingkungan tempat kerja masing-masing.

ALUR PROTOKOL KESEHATAN KEHADIRAN KARYAWAN

1. Menggunaka 1. Bersihkan kursi/meja 1. Mencuci


masker
n masing-masing tangan
2. Lulus tes suhu 2. Duduk pada kursi/meja 2. Menggunaka
3. Mencuci tangan masing-masing masker
n

IN RUANG KERJA OUT

Masuk melalui 3. Menerapkan Keluar melalui


pelayanan
PROTOKOL pintu/jalur
pintu/jalur masuk
4. Menjaga jarak keluar

6. Protokol Kesehatan Pelayanan Adminitrasi Tata Usaha


6.1 Petugas pelayanan administrasi Tata Usaha yang langsung berinteraksi dengan
stakeholders (Peserta Didik/orang tua Peserta Didik) menggunakan APD ( Alat
Pelindung Diri ) diantaranya : masker, sarung tangan, dan Face Shield Mask (pelindung
wajah)
6.2 Petugas pelayanan administrasi Tata Usaha sebelum memberikan pelayanan, terlebih
dahulu melakukan penyemprotan disinfektan dilingkungan kerjanya, diantaranya :
handel pintu, meja pelayanan, mouse, keyboard, komputer, ATK, tempat duduk petugas,
dan kursi antrian.
6.3 Petugas pelayanan administrasi Tata Usaha/Satpam menyiapkan nomor antrian( tahan
air ) yang sudah disemprot dengan disinfektan.
6.4 Petugas pelayanan administrasi Tata Usaha cuci tangan dengan sabun/Hand Sanitizer
sebelum melakukan kegiatan pelayanan.
6.5 Peserta Didik/orang tua Peserta Didik mengambil nomor antrian yang telah disediakan.
6.6 Stakeholders (Peserta Didik/orang tua Peserta Didik) wajib menggunakan masker dan
cuci tangan dengan sabun pada wastafel / Hand Sanitizer yang telah disediakan sebelum
mengikuti antrian
6.7 Petugas pelayanan administrasi Tata Usaha melayani stakeholders yang menggunakan
masker sesuai nomor antrian
6.8 Petugas pelayanan administrasi Tata Usaha hanya melayani 1 (satu) orang saja yang
berada di depan meja pelayanan sesuai antrian
6.9 Stakeholders antri dan duduk pada tempat yang telah ditentukan sesuai nomor antrian
serta menunggu dipanggil petugas pelayanan
6.10 Petugas pelayanan administrasi Tata Usaha setelah selesai berrtugas melakukan
penyemprotan disinfektan kembali dilingkungan kerjanya, diantaranya : handel pintu,
meja pelayanan, mouse, keyboard, komputer, ATK, tempat duduk petugas, dan kursi
antrian.

Alur Protokol Pelayanan Tata Usaha

1. Petugas menyemprot
Selesai kegiatan
disinfektan di loket
Petugas menyemprot
pelayanan
Menggunaka disinfektan di seluruh
Physical 2. Petugas menggunakan
masker lokasi pelayanan
n dan cuci distancing APD
tangan

Mengambil Duduk ditempat


Loket Pelayanan Out
No. antrian yang disediakan

Siswa/orang tua siswa Cuci


dipanggil sesuai No. Tangan
Antrian
7. Protokol kesehatan penyediaan makanan dan minuman selama di lingkungan sekolah
bagi seluruh warga sekolah

7.1 Seluruh warga sekolah diwajibkan membawa makanan dan minuman sendiri dari rumah
masing-masing selama berada di lingkungan sekolah, untuk menjaga hygienitas
makanan dan minuman.
7.2 Makanan dan minuman dikemas menggunakan tempat yang tidak menyebabkan
bertambahnya sampah dilingkungan sekolah (disarankan tempat makanan menggunakan
Misting dan tempat minuman menggunakan Tumbler )
7.3 Tidak diperkenankan untuk makan dan minum secara berkerumun atau berkelompok
7.4 Tidak diperkenankan saling menukar makanan dan minuman, untuk menghindari
kontaminasi yang berdambak kurang baik bagi kesehatan
7.5 Diupayakan makanan dan minuman yang di bawa adalah yang menyehatan sebagai
usaha untuk menjaga kesehatan dan daya imunitas tubuh.
7.6 Pastikan sebelum makan dan minum senantiasa mencuci tangan dengan sabun/ Hand
Sanitizer dan berdoa

Alur Protokol kesehatan penyediaan makanan dan minuman


selama di lingkungan sekolah bagi seluruh warga sekolah

Menyediakan makanan
SELURUH WARGA Dikemas menggunakan
dan minuman sehat dari
SEKOLAH Misting dan Tumbler
rumah

Tidak diperkenankan
Pastikan cuci tangan dan makan dan minum
Meminimalisir sampah di
berdoa seelum makan berkerumun/
lingkungan Sekolah
dan minum berkelompok/saling
menukar

8. Protokol Kesehatan Pelayanan PPDB


8.1 Petugas PPDB sebelum bertugas melakukan penyemprotan disinfektan dilingkungan
kerjanya, diantaranya : handel pintu, meja pelayanan, mouse, keyboard, komputer, ATK,
tempat duduk petugas, dan kursi antrian
8.2 Petugas PPDB yang langsung berinteraksi dengan stakeholders (calon peserta didik
baru/orang tuanya) wajib menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ) diantaranya : masker,
sarung tangan, dan Face Shield Mask (pelindung wajah).
8.3 Pintu masuk dan keluar petugas PPDB, calon peserta didik baru dan orang tuanya berbeda
untuk menerapkan physical distancing.
8.4 Petugas PPDB wajib menanyakan dan meminta Calon peserta didik baru dan orang tuanya
untuk cuci tangan dengan sabun/sanitizer sebelum memberikan pelayanan
8.5 Calon peserta didik baru dan orang tuanya wajib menggunakan masker dan cuci tangan
dengan sabun/Hand Sanitizer sebelum menerima pelayanan PPDB
8.6 Petugas PPDB mengatur jarak dan antrian calon peserta didik baru
8.7 Dalam ruangan pelayanan PPDB diberlakukan pembatasan pengunjung dan pengaturan
jarak oleh petugas PPDB
8.8 Petugas PPDB setelah selesai bertugas, melakukan penyemprotan disinfektan kembali
dilingkungan kerjanya, diantaranya : handle pintu, meja pelayanan, mouse, keyboard,
komputer, ATK, tempat duduk petugas, dan kursi antrian.

ALUR PROTOKOL KESEHATAN PELAYANAN PPDB

1. Petugas wajib menggunakan APD Petugas PPDB melakukan


2. Calon peserta didik dan penyemprotan disinfektan
orang tua wajib cuci tangan dalam ruangan dan
dan menggunakan masker perlengkapan PPDB

Pelayanan OUT
IN
PPDB

Petugas PPDB melakukan Calon peserta didik


penyemprotan disinfektan Physical dan orang tua wajib
dalam ruangan dan Distancing cuci tangan
perlengkapan PPDB

9.Protokol Kesehatan Pelayanan Humas


9.1. Pastikan tamu telah memenuhi persyaratan untuk memasuki lingkungan sekolah yaitu
menggunakan masker, telah lolos uji suhu dan mencuci tangan.
9.2. Tamu diarahkan menunggu di ruang lobby dan dipersilahkan duduk dengan menerapkan
physical distancing.
9.3. Tamu dipersilahkan mengisi buku tamu dengan menggunakan alat tulis sendiri, apabila
tidak memungkinkan pihak receptionis dapat meminjamkan alat tulis dengan memastikan
terlebih dahulu alat tulis tersebut steril.
9.4. Pastikan tamu tidak langsung menemui pihak yang dituju di tempat kerja
guru/pegawai/Peserta Didik/pihak bersangkutan untuk menerapkan sosial distancing.
9.5. Pihak receptionis menghubungi pihak yang dituju dan memberi tahu ada tamu di lobby.
9.6. Pegawai/guru/Peserta Didik/pihak yang bersangkutan saat menemui tamu di lobby wajib
menggunakan masker dan menerapkan physical distancing.
9.7. Pergunakan waktu seefektif dan sesingkat mungkin pada saat menemui tamu.
9.8. Setelah selesai menemui tamu pastikan oleh guru/pegawai/Peserta Didik/pihak yang
bersangkutan (tamu) meninggalkan lingkungan sekolah dengan mencuci tangan terlebih
dahulu.

ALUR PROTOKOL KESEHATAN PELAYANAN HUMAS

Pastikan tamu meninggalkan


lingkungan sekolah

1. Tamu menggunakan 1. Menggunakan masker


masker Protokol 2. Cuci tangan
2. Lulus tes suhu gerbang
satpam/ sebelum dan
3. Mencuci tangan sesudah

TAMU LOBBY Pihak yang dituju

Tamu diarahkan ke 1. Duduk menerapkan


lobby physical distancing
2. Receptionis
menghubungi pihak
yang dituju

10.Protokol Kesehatan Pelayanan Perpustakaan (Pengembalian Buku Kelas 12)

10.1. Petugas layanan menggunakan masker, sarung tangan dan pelindung wajah (Face Shield
Mask).
10.2. Setiap pengunjung wajib menggunakan masker dan melepaskan alas kaki
10.3. Pengunjung perpustakaan diarahkan mengisi buku tamu pada komputer pengunjung
yang telah disediakan/disesuaikan dengan fasilitas perpustakaan yang ada.
10.4. Pengunjung diarahkan untuk menggunakan mencuci tangan dengan sabun/ Hand
Sanitizer.
10.5. Komputer dibersihkan dengan desinfektan setelah jam kerja berakhir.
10.6. Bagi pengunjung yang membaca di tempat, setelah membaca buku diletakkan di tempat
yang telah disediakan, setelah itu membersihkan tangan dengan Hand Sanitizer atau
sabun.
10.7. Bagi pengunjung yang meminjam buku dipersilahkan untuk menghubungi petugas
pelayanan perpustakaan.
10.8. Bagi pengunjung yang akan mengembalikan buku yang telah dipinjam silahkan lakukan
pengembalian buku dengan melakukan scan/ disesuaikan dengan fasilitas alat yang ada
yang telah disediakan.
10.9. Melakukan penyemprotan desinfektan terhadap koleksi secara berkala.

ALUR PROTOKOL KESEHATAN PENGEMBALIAN BUKU KELAS 12

Wajib menggunakan
masker dan
melepas alas Pintu
kaki

Simpan
IN SCAN BUKU CUCI TANGAN OUT
buku

Pintu
ALUR PROTOKOL KESEHATAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN

Wajib menggunakan
masker dan melepas
melepas alas kaki

CUCI Mengisi Tindakan CUCI


IN daftar OUT
TANGAN Pelayanan TANGAN
kunjungan

Membaca
Meminjam
Mengembalikan

11. Protokol Kesehatan Keadaan Darurat/Khusus


11.1. Apabila ditemukan warga sekolah pada saat pengukuran suhu tubuh ≥ 38ºC, maka
warga sekolah tersebut dipersilahkan untuk menunggu di ruang yang telah ditetapkan
sesuai arahan Satuan Pengaman (Satpam) sekolah.
11.2. Apabila ditemukan Tamu pada saat pengukuran suhu tubuh nya ≥ 38ºC, maka Satuan
Pengaman (Satpam) sekolah tidak memperkenankan yang bersangkutan masuk ke
lingkungan sekolah.
11.3. Apabila saat proses KBM atau kegiatan kerja ditemukan gejala-gejala mirip penderita
COVID-19 pada warga sekolah maka secepatnya Tim P3 COVID-19 melakukan
tindakan pengamanan:
11.3.1 Melakukan evakuasi terduga suspect.
11.3.2 Melakukan pengamanan tempat kejadian perkara (TKP).
11.3.3 Melakukan pendataan warga sekolah yang berada dalam satu ruangan terduga
suspect.
11.4. Satpam melaporkan point 11.1 dan 11.2 kepada Tim Percepatan Penanggulangan
Pencegahan COVID-19 (Tim P3 COVID-19) sekolah setempat.
11.5. Tim P3 COVID-19 Sekolah setempat melakukan :
11.5.1 Untuk Guru/Karyawan :
a. Mencatat data guru/karyawan tersebut.
b. Diarahkan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit rujukan
COVID-19 dan melakukan isolasi mandiri
c. Melaporkan hal tersebut kepada Pimpinan serta Tim P3 COVID-19 Tingkat
Kota/lembaga terkait
11.5.2 Untuk Peserta Didik :
a. Mencatat data Peserta Didik
b. Melaporkan kejadian tersebut kepada Tim P3 COVID-19 Tingkat
Kota/lembaga terkait untuk dilakukan penjemputan dan pemeriksaan lebih
lanjut
c. Menghubungi orang tua yang bersangkutan
11.5.3 Tim P3 COVID-19 sekolah setempat yang menangani point 11.3.1, 11.3.2, dan
11.3wajib menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ) Face Shield Mask
11.5.4 Tim P3 COVID-19 Sekolah setempat melakukan penyemprotan disinfektan
pada ruangan dan area yang telah dilalui oleh Warga Sekolah terduga terikfeksi
COVID-19
11.6. Apabila terjadi sesuatu hal diluar dugaan ternyata ditemukan suspect COVID-19 di
lingkungan sekolah pada saat pelaksanaan PPDB/KBM berlangsung, maka
KBM/kegiatan lainnya dihentikan untuk jangka waktu 14 hari serta dilakukan
penyemprotan disinfektan di seluruh area sekolah.
ALUR PROTOKOL KESEHATAN KEADAAN DARURAT/KHUSUS

1. Mengevakuasi terduga suspect


Pemeriksaan 2. Menghubungi tim P3 COVID -19
satpam Daerah

KASUS TINDAKAN SELESAI

Penemuan 3. Mengamankan TKP


saat kegiatan 4. Mendata semua orang yang
KBM/Kerja berhubungan dengan terduga
suspect
5. Melakukan penyemprotan
disinfektan TKP dan sekitarnya

Catatan: Semua penanganan darurat di atas dilakukan oleh Tim P3 COVID-19 dan Satpam
dengan menggunakan APD lengkap.
Lampiran 1 :

INSTRUMEN SELF HEALTH ASSESMENT


RISIKO COVID-19

Nama Lengkap :...................................................................................................................

NIK (No. KTP) :...................................................................................................................


Usia : .......................... tahun
Profesi : Guru / Siswa / Karyawan Sekolah /Tamu Sekolah /

lainnya : .................................................................................................
Alamat Tinggal : ……........................................................................................................
................................................................................................................

Tanggal : ……........................................................................................................
Demi kesehatan dan keselamatan bersama di lingkungan sekolah, anda harus JUJUR dalam
menjawab pertanyaan di bawah ini.

Dalam 14 hari terakhir, apakah anda pernah mengalami hal-hal berikut :


Jika Jika
No Pertanyaan Ya Tidak Ya, Tidak,
Skor Skor
1 Apakah pernah keluar rumah/tempat umum (pasar, 1 0
fasilitas layanan kesehatan, kerumunan orang, dan
lain-lain)?
2 Apakah pernah menggunakan transportasi umum? 1 0
3 Apakah pernah melakukan perjalanan ke luar 2 0
kota/internasional? (wilayah yang terjangkit/zona
merah)
4 Apakah anda mengikuti kegiatan yang melibatkan 1 0
orang banyak?
5 Apakah memiliki riwayat kontak erat dengan orang 5 0
yang dinyatakn ODP, PDP, atau konfirm COVID-19
(berjabat tangan, berbicara, berada dalam satu
ruangan/satu rumah)?
6 Apakah pernah mengalami demam/batuk/pilek/sakit 5 0
tenggorokan/sesak nafas dalam 14 hari terakhir?
7 Apakah anda memiliki penyakit rentan imunitas 5 0
seperti asma/jantung/diabetes/stroke/ginjal/ kanker?
Jumlah
Total Skor
0 - 5 = Risiko Kecil; 6 – 10 = Risiko Sedang ; >10 = Risiko Besar
Tindak Lanjut :
➢ Risiko Besar, agar dilakukan investigasi dan tidak diperkenankan masuk lingkungan sekolah,
pekerja dilakukan pemeriksaan RT-PCR, jika tidak tersedia dapat dilakukan rapid tes oleh
petugas kesehatan/fasyankes setempat.
➢ Risiko Kecil – Sedang, diperbolehkan masuk kerja namun dilakukan pemeriksaan suhu di pintu
masuk sekolah. Apabila didapatkan suhu  37,30 C agar dilakukan investigasi dan pemeriksaan
petugas kesehatan. Jika dipastikan ybs. tidak memenuhi kriteria OTG, ODP atau PDP, maka
ybs. dapat masuk lingkungan sekolah.

Alur Tindak Lanjut Hasil Self Health Assesment Risiko Covid-19


Lampiran 2:

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI ADAPTASI KEBIASAAN BARU (AKB)


SMA, SMK, SLB

Identitas Sekolah
Nama Sekolah : ...........................................................................
Alamat : ...........................................................................
Nama Kepala Sekolah : ...........................................................................
Jumlah Kelas : ....................
Jumlah Siswa : ....................

Ceklis Skor
No Uraian
Ada Tidak Maks. Hasil
1 SK Tim Satgas Covid-19 1
2 PROTOKOL AKB (Adaptasi Kebiasaan
1
Baru) Sekolah
3 Sarana dan Prasarana Pencegahan Covid-19
- Masker
- Face shield)*
- Sarung tangan)*
- Wastafel
- Thermo Gun
- Hand Sanitizer
- Disinfektan dan Sprayer 12
- Ruang Isolasi
- Penataan bangku siswa
- Pengaturan mobilitas warga sekolah
- Pemasangan tanda/simbol penerapan
physical distancing
- Pemasangan tirai mika/kaca untuk
pelayanan Ketatausahaan
4 Sosialiasi AKB Sekolah
- Pemasangan spanduk, banner
3
- Media sosial
- Video conference
5 Pengelolaan Sistem Pelaksanaan KBM
- Jadwal Pembelajaran
- Durasi Pembelajaran
- Pembelajaran Daring
7
- Pembelajaran Luring
- Pengaturan kelas
- Pembagian tugas guru
- Pembelajaran kolaboratif/tematik
6 Peningkatan kompetensi guru 1
7 Koordinasi dengan multipihak 1
Ceklis Skor
No Uraian
Ada Tidak Maks. Hasil
8 Pengalokasian dana BOS dan komite sekolah 1
9 Analisis Resiko Covid-19 Sekolah 1
Jumlah Skor 25
Skor Perolehan

Keterangan :
...................................... ,
0 - 15 = Pembelajaran Jarak Jauh ............................................................
16 – 20 = Lanjut dengan perbaikan Petugas Monitoring dan Evaluasi,
21 – 25 = Lanjut blended learning

_______________________________________
Lampiran 3 :
Diagram Alur
Panduan Persiapan Adaptasi Kebiasaan Baru Sekolah Berbasis Protokol Covid-19 Untuk Tingkat
SMA/SMK/SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai