Bahan Kimia Yang Berbahaya3 PDF
Bahan Kimia Yang Berbahaya3 PDF
Semua zat kimia harus dianggap mempunyai kemungkinan besar berbahaya, walaupun
sebenarnya bahaya tersebut umumnya berasal dari penggunaan yang salah. Secara umum, zat kimia
tidak baik ditangani dengan tangan yang telanjang (harus memakai sarung tangan). Memipet larutan
tidak boleh dengan mulut. Liquid yang corrosive seharusnya dibawa naik atau turun dengan lift
(jangan dengan tangga). Setiap orang yang bekerja dengan bahan-bahan berbahaya dimana efeknya
mungkin kumulatif, harus dicek ke dokter secara teratur.
01. Zat Kimia Yang Segera Melukai Kulit
a. Asam Kuat
Termasuk asam kuat sulphuric, nitric, hydrocloric, chromic, glacial acetic, dan lain-lain.
Asam-asam kuat sangat merusak kulit, merusak/menghancurkan kertas, kayu, pakaian,
dan juga menyerang banyak jenis logam.
Mencampur asam sulphat pekat dengan air akan menghasilkan panas yang sangat.
Jangan pernah menuang air ke dalam asam pekat dalam wadah (terutama asarn sulphat)
karena asam tersebut mungkin memercik dan wadah gelas mungkin pecah karena panas
tinggi yang dihasilkan. Gunakan sarung tangan dan kaca mata pelindung.
Oleum bahkan lebih reaktive dan corrosive dari H2 SO4 pekat dan lebih baik diencerkan
dengan H2 SO4 pekat dahulu sebelum ditambahkan ke air. Larutan asam yang panas dalam
beaker atau tabung reaksi sebaiknya dipegang dengan tang/penjepit.
Nitric Acids pekat dan berasap menyebabkan luka bakar pada kulit yang lama sembuh
dan mungkin meninggalkan parut. Asap/uapnya beracun. Untuk menyeka percikan nitric
acid dianjurkan memakai larutan sodium hypochlorite 2%.
Hydrofluoric acid dapat menyebabkan luka bakar serius yang mungkin tidak terasa sakit
pada mulanya. Jika terkena larutan ini, cuci segera dengan air yang banyak, lalu diseka
dengan larutan sodium bicarbonate dan bawa ke dokter untuk diobati.
b. Basa Kuat
Termasuk basa kuat caustic soda (soda api), caustic potash, lime, sodium peroxide, dan
lain-lain.
Jangan tambahkan air panas ke dalam basa kuat untuk mengencerkannya, karena panas
yang dikeluarkan mungkin memuncratkan cairan keluar dari tabung reaksi. Bekerja
dengan basa kuat, gunakan sarung tangan, kacamata pelindung dan tongkat penjepit.
Membuka wadah larutan ammonia pekat harus sangat hati-hati. Larutan ini harus
disimpan di ditempat sejuk untuk meminimumkan tekanan yang dapat menghasilkan
semburan cairan yang keras ketika tutup wadah dibuka.
Percikan bahan-bahan kimia basa harus segera dicuci dengan sabun dan air atau antidote
yang khusus. Percikan pada mata harus diairi dengan botol berisi pencuci mata yang
tersedia. Luka atau luka bakar harus segera diobati dokter.
Zat-zat kimia yang bereaksi keras dengan air seperti : titanium chloride, aluminium
chloride, thionyl chloride, chloro sulphonic acids, sulphonyl chloride,
phosphorus chlorides. Dalam hal ini sulphur dioxide dan/atau hydrogen chloride
mungkin dihasilkan yang menyebabkan luka pada paru-paru.
Titanium tetrachloride harus ditangani dengan sangat hati-hati. Mengencerkan zat ini
dengan air harus betul-betul dikontrol dengan menggunakan es yang dingin jika mungkin,
dan dilakukan dalam lemari asam. Jika memerciki kulit, cuci segera dengan air yang
banyak.
Bromine dapat menyebabkan luka bakar hebat dan sangat iritasi pada mata, hidung dan
paru-paru. Luka bakar kulit harus dicuci dengan sejumlah air yang banyak dan dibersihkan
dengan larutan ammonia atau sodium thiosulphate encer.
Yellow phosphorus terbakar secara spontan dalam air dan harus ditangani dengan air
dingin. Jangan biarkan kontak dengan minyak atau pelumas. Bagian kulit yang terkena
bahan ini harus diobati dengan larutan sodium bicarbonate 5% dan diikuti oleh larutan
copper sulphate 5%.
Sodim akan menyala, atau bahkan meledak, jika dibiarkan kontak dengan air. Residunya
jangan dibuang ke dalam sink (bak pencuci), tetapi harus dilarutkan dulu sebentar dalam
methylated spirits.
Jangan menyimpan sodium dekat dengan yellow phosphorus, karena kekeliruan dapat
menyebabkan konsekuensi (akibat) yang serius.
Aluminium alkyls adalah senyawa yang sangat reaktif yang bereaksi hebat dengan air,
alkohol, asam-asam, dan lain-lain. Menyebabkan luka bakar hebat pada kulit, yang sangat
perih dan lama sembuh. Jika bekerja dengan bahan ini harus memakai pakaian pelindung
termasuk : safety helmet dan visor (helm dengan kaca depan), sarung tangan, dan rok
kerja. Luka bakar kulit harus segera dibersihkan dengan hydrocarbon jenuh (medicinal
liquid paraffin) dan diobati ke dokter.
Asap putih yang dikeluarkan/dihasilkan dari interaksi aluminium alkyls dengan udara
lembab, berbahaya terhadap paru-paru dan jika menggunakan senyawa ini, lemari asam
yang dipakai harus benar-benar kering.
Aluminium alkyls dalam jumlah sedikit dapat dibuang dengan mengencerkannya terlebih
dahulu dengan toluena diikuti oleh penguraian dengan iso propanol.
Hydrogen Peroxide
Dekomposisi hydrogen peroxide terjadi secara spontan, diikuti oleh pembakaran, bila
konsentrasi diatas 65% w/w, kontak dengan bahan organik seperti kayu, kotoran, kain, dan
lain-lain.
Sarung tangan PVC dan kacamata pelindung harus dipakai bila menggunakan larutan yang >
30% w/w dan kebersihan alat-alat harus betul-betul diperhatikan. Persediaan air bersih harus
benar-benar ada untuk mengencerkan peroxide apabila terjadi masalah.
Keracunan mungkin terjadi jika membiarkan zat - zat kimia tetap tinggal di kulit (tanpa segera
dibersihkan ).
Zat kimia ini termasuk : Turunan nitro dan amino dari benzene dan toluena seperti : aniline,
mononitrobenzene, dinitrochlorobenzene, phenyl diamines dan methanol.
Senyawa inorganik termasuk : 0xida dan garam garam timah, arsenic, copper, selenium dan
mercury.
Carbon Disulphide :
Harus ditangani dengan hati-hati karena pipa uap atau bola lampu listrik yang menyala dapat
membakarnya. Jika terbakar membentuk sulphur dioxide yang beracun.
Liquids yang sangat mudah terbakar yang sering digunakan adalah : ethyl ether, benzene,
dan petroleum ethers.
Liquid lain yang gasnya sangat mudah terbakar adalah : methanol (methyl alcohol), ethanol,
petroleum (ligroin, kerosene, paraffin), acetone, toluene, xylene, solvent naphtha, white spirit, low
boiling esters.
Larutan mengandung alkohol, glycerol atau bahan-bahan lain yang membentuk esters, tidak
boleh dipanaskan dengan perchloric acid atau campuran perchloric, sebab esters dan perchloric acid
benar-benar bahan peledak.
Perchloric acid tidak boleh dibiarkan kontak dengan rak atau meja kayu dan wadahnya harus
diletakkan pada gelas atau piring porselin. Setiap tumpahan asam ini harus dinetralisir segera dengan
abu soda dan disiram dengan air yang banyak sebelum dilap.
Pada semua pekerjaan yang melibatkan asam perchloric harus menggunakan sarung tangan
karet, kacamata pelindung dan safety screen.
Zat yang menyebabkan irritant sangat banyak termasuk asap/uap dari asam-asam seperti :
(hydro chloric, hydrofluoric, nitric), sulphur chlorides dan bromine dan khusus diphenylchloro dan
cyanoarsines (dipakai untuk gas berperang), dan zat-zat yang berada dalam bentuk gas seperti :
chlorine, sulphur dioxide, phosgene dan nitrogen peroxide.
Uap phosgene, nickel carbonyl dan nitrous mengganggu paru-paru yang awalnya
mengakibatkan batuk dan sakit ringan. Setelah batuk dan sakit berlalu setelah beberapa jam diikuti
oleh benar-benar collapse ( roboh ).
Note : Oleh karena phosgene dihasilkan oleh reaksi chlorinated hydrocarbons dengan permukaan
panas, maka dilarang merokok ketika menggunakan zat ini.
Carbon monoxide tidak berbau dan tidak mengakibatkan rasa irritasi, karenanya tidak ada tanda-
tanda akan kehadirannya. Experimen dengan carbon monoxide tidak boleh dilakukan dalam
laboratorium tertutup.
Hydrogen cyanide juga tidak memberi rasa irritasi tapi kehadirannya dapat dideteksi dengan baunya
yang khas bau almond.
Uap/asap dan gas diatas dan yang lain-lainnya yang diklasifikasikan beracun, tidak boleh
dibiarkan bebas dalam udara laboratorium. Pekerjaan yang melibatkan mereka harus dikerjakan
dalam ruang asam yang benar-benar kering. Dalam hal dimana asap betul-betul beracun, pastikan
bahwa tidak ada orang yang berada dekat ruang asam.
Jika gas yang sangat beracun dan tidak berbau digunakan dalam jumlah besar atau melewati
periode yang panjang harus digunakan gas respirator, yang dilengkapi dengan absorption canister
yang cocok untuk gas tertentu. Tetapi catat bahwa, canister respirators, hanya effective pada
konsentrasi 1% atau kurang dari 1%.
Tanda peringatan berbahaya harus ditempatkan dekat peralatan dimana gas beracun sedang
digunakan.
Jika terjadi satu dari gas-gas tersebut tiba-tiba dibebaskan di laboratorium lewat pecahnya atau
meledaknya container, semua yang berada di sekitar segera diingatkan untuk meninggalkan
laboratorium sampai semua aman kembali.
Tindakan cepat harus segera diberikan pada orang yang keracunan. "SEND FOR MEDICAL
AID IMMEDIATELLY AND KEEP THE PATIENT WARM AND QUIET".
Jika pertolongan medis tidak dapat segera diperoleh, perawatan pertama dapat dilakukan seperti
Daftar berikut.
Bahan beracun yang sangat cepat bereaksi dalam tubuh seperti cyanides, antidotenya harus
tersedia bila bekerja menggunakan racun tersebut. Jangan berikan apapun lewat mulut pada orang
yang tidak sadar.
Poison Treatment
Acids
Acetic Wash mouth thoroughly with plenty of water or
Hydrochloric 5% sodium bicarbonate. Give milk of magnesia
Nitric and plenty of water or milk to drink.
Perchloric
Phosphoric
Sulphuric
Thioglycollic
A. 158 g. BP ferrous
sulphate (FeSO4 7H2O) and 3 g. BP citric acid
dissolved in a litre of cold distilled water.
(Discard when brown discoloration occurs).
B. 60 g. sodium carbonate
(anhydrous) dissolved in a litre of distilled
water.
For use, mix about 50 ml. of A and B and swallow
the mixture. In either case, apply artificial
respiration if breathing has stopped.
Alkalies Give very dilute acetic acid or fruit juice and then
Ammonium hydroxide milk.
Postassium hydroxide
Sodium hydroxide
Sodium peroxide
Antimony salts Give tannic acid or strong tea, then mustard and
water as emetic, several times.
Phosgene
(may show delayed action) Give absolute rest. Administer oxygen if
necessary. Do not use artificial respiration.
Subtances in the left hand column should be stored and handled so they cannot possibly
accidentally contact corresponding substances in the right hand column under uncontrolled
conditions, when violent reactions may occur.
Alkali and alkaline earth metals, such as sodium, Carbon dioxide, carbon tetrachloride, and
potassium, lithium, magnesium, calcium, other chlorinated hydrocarbons. (Also
powdered aluminium prohibit water, foam, and dry chemical on
fires involving these metals – dry sand
should be available.
Sulphuric acid
Substance in the left hand column should be stored and handled so that they cannot possibly
accidentally contact corresponding substances in the centre column, because toxic materials
(right hand column) would be produced.
Glove resistance to chemicals depends on the glove material and its quality and the material
thickness. The following table is compiled from various manufactures. It must be used only as a guise
to a sustable material. For specific qulbance on the suitability of a particular glove the manufacturer
must be consulted.
NEURIVIATIONS
Glove materials :
Use natural rubber : ME Reaprene rubber : MI nitrile rubber : VC polyvinyl chloride (PVC), VA
polyvinyl alcohol coated : EV polyethylene/ethylene viny alcohol copolymer/polyethylene laenase.
Resistance ratings :
E excellen : 6 good : F fair : P poor (splash protection only) : X not sultable : - no cats