Laporan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Bahasa Indonesia dan Dasar Penelitian
ii
ABSTRAK
dilakukan, aman bagi donor dan aman bagi pasien. Kejadian reaksi
transfuse bisa terjadi pada setiap tindakan transfusi, baik reaksi transfuse
serasi. Uji silang serasi ini mencampurkan darah donor dan darah pasien di
luar tubuh untuk mengetahui adanya kecocokan atau tidak sebelum darah
tentu uji silang serasi cocok antara darah donor dan darah pasien. Hasil uji
silang serasi ini bisa menunjukan compatible kalu darah donor sesuai
dengan darah pasien, ataupun incompatible yaitu darah donor tidak cocok
dengan darah pasien. Transfusi yang aman apabila hasil uji silang serasi
penelitian kami.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
keterbatasan, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Remaja ini tepat pada
waktunya.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
dukungan;
4. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
terselesaikannya laporan.
Peneliti menyadari bahwa penulisan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
v
3.5. Metode Pengumpulan Data...................................................................31
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................37
4.3. Pembahasan...........................................................................................50
5.1. Kesimpulan............................................................................................55
5.2. Saran......................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................57
LAMPIRAN..............................................................................................................58
vi
BAB I
PENDAHULUAN
menggantikan sel darah atau produk darah yang hilang akibat perdarahan
karena trauma, operasi, syok atau tidak berfungsinya organ pembentuk sel
Indonesia adalah 5,1 juta kantong per tahun (2% penduduk Indonesia).
darah per hari. Di Bank Darah Rumah Sakit Umum Sleman melayani
Reaksi transfusi dari yang ringan adalah gatal, demam sampai terjadinya
syok.
reaksi pada resipien maka sebelum pemberian transfusi darah dari darah
Rhesus serta uji silang serasi antara darah donor dan darah resipien.
Walaupun golongan darah donor dan pasien sama, ternyata dapat terjadi
kurang atau sama dengan 0,01%. Angka yang kecil ini mengharuskan
beranggapan bahwa jika golongan darah sudah sama, maka sudah aman
sama masih bisa terjadi reaksi transfusi. Sehingga perlu dilakukan analisa
uji silang serasi atau yang dikenal dengan dengan istilah crossmatch.
darah?
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
TINJAUAN PUSTAKA
Transfusi darah merupakan salah satu komponen terapi yang sangat penting
dalam penatalaksanaan pasien. Pemberian transfusi darah harus berpegang pada
prinsip bahwa manfaat yang akan di terima oleh pasien jauh lebih besar
dibandingkan risiko yang akan ditanggung, sehingga semboyan “Getting the
right blood to the right patient at the right time and the right place” harus benar
– benar dilakukan.
(Amiruddin, 2015).
tertera dalam formulir isian yang memuat beberapa kriteria kondisi fisik
1. Kondisi umum
2. Umur Donor
3. Berat badan
4. Suhu tubuh
patologis.
6. Tekanan Darah
antara 60 – 100mmHg.
7. Kadar Hemoglobin
a. Kulit donor
c. Penyakit Infeksi
berturut-turut).
e. Riwayat operasi
f. Riwayat pengobatan
dan piroxicam.
dan gonorrhoe.
selamanya.
darah atau bagian – bagian darah. Adapun tujuan transfusi secara garis
besar adalah :
tetap bermanfaat.
peredaran darah.
sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja
Oleh dr. Karl Landsteiner bahwa antigen pada eritrosit manusia yang
Keterangan :
negatif
sesama AB-positif.
faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang
Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah
saat kehamilan.
2.4. Reaksi Transfusi
berupa respons imun terhadap sel darah transfusi atau komponen lain yang
ditransfusikan secara langsung atau dapat juga berupa respons non imun
Reaksi Imunologi :
meningkatkan risiko.
b. Reaksi Alergi
terjadi pada orang – orang dengan riwayat alergi, dan yang lebih
Tanda dan gejala reaksi alergi bisa berupa gatal, demam, sakit
proses transfusi.
d. Reaksi Anafilaksis
tertentu.
renalis.
c. Emboli Udara
paling sering pada waktu transfusi habis dan tak terkontrol oleh
botol, bisa terjadi juga pada saat pemasangan selang transfusi atau
d. Keracunan Sitrat
ginjal.
f. Thrombo Flebritis
g. Gangguan Hemostatis
Imunologi.
Reaksi Imunologi :
a. Reaksi Hemolitik Lambat
a. Reaksi Penularan Penyakit
endotoksin.
1. Sebab Viral:
(2016, 7)
lain.
Deficiency Syndrome).
2. Sebab Protozoa:
a. Malaria
Plasmodium malariae.
b. Chagas Disease
sampai 20%”.
c. Kala Azar
3. Sebab Bakterial:
a. Bakteremia
b. Kontaminasi :
Coliform Sp
Pseudomonas
Proteus
Di bawah ini kami jelaskan sedikit tentang beberapa penyakit yang kami
1. Gatal – gatal
2. Demam
4. Nafas pendek
5. Nyeri
6. Berdebar – debar
7. Menggigil
cara :
4. Pemberian diuretik
5. Pemberian antihistamin
transfusi darah.
Adapun metoda yang dilakukan saat melakukan uji silang serasi ini
adalah :
a. Fase I
Negatif = Lanjutkan ke F II
b. Fase II
Tambahkan masing – masing 2 tetes BA 22% kemudian kocok
Positif = Inkompatibel
Negatif = F III
c. Fase III
Positif = Inkompatibel
d. Tes Validitas
h. Baca hasilnya.
Keterangan :
dikeluarkan.
derajat positif minor sama atau lebih rendah dari DCT, maka
METODE PENELITIAN
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau kuisioner yang kami buat serta kami bagikan secara online.
agar data yang didapatkan mempunyai cakupan yang luas. Proses analisis
– masing.
mengenai uji silang serasi dilakukan pada penelitian kali ini adalah tanggal
2018.
mana suatu data dapat diperoleh. Selain itu, Menurut Sutopo (2006:56-57),
1) Data Primer
serasi
pelaksanaan penelitian
juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis
akademik dan seni yang telah ada.” Studi pustaka merupakan Maka
Pada penelitian kali ini, studi pustaka yang kami lakukan yaitu
2. Kuesioner
Yogyakarta.
3. Dokumentasi
pustaka.
4. Observasi
Sleman.
mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih
mengolah data mentah menjadi data yang siap dikaji lebih lanjut.
ini peneliti melaporkan hasil penelitian sesuai dengan data yang telah
pustaka.
2. Pelaksanaan penelitian. Januari – Februari 2018
darah di Yogyakarta.
mengelompokkannya menjadi 2
laki.
yang sudah mengisi kuesioner kami. Sebesar 93% dari responden dari
Pelajar 57 93%
Mahasiswa 3 5%
Pegawai 1 2%
Sumber : Hasil Kuesioner
yang merespon kuesioner kami. Berikut ini adalah rincian dan pembahasan
Ya 55 90%
Tidak 6 10%
Sumber : Hasil Kuesioner
yang sudah pernah melakukan transfusi darah. Hal ini bisa saja
Ya 57 94%
Tidak 4 6%
Sumber : Hasil Kuesioner
dan tidak.
darah.
Ya 49 82%
Tidak 11 18%
Sumber : Hasil Kuesioner
Ya 28 47%
Tidak 32 53%
Sumber : Hasil Kuesioner
yaitu akut dan delayed. Ada juga yang mengisi uraian dengan
reaksi transfusi.
Ya 16 37%
Tidak 44 73%
Sumber : Hasil Kuesioner
Ya 56 93%
Tidak 4 7%
Sumber : Hasil Kuesioner
tidak.
Ya 14 23%
Tidak 47 77%
Sumber : Hasil Kuesioner
Ya 32 53%
Tidak 29 47%
Sumber : Hasil Kuesioner
Ya 11 82%
Tidak 50 18%
Sumber : Hasil Kuesioner
Pada penelitian kali ini, kami mengobservasi 100 data pasien yang
Januari 2018. Dari data yang kami dapatkan, terdapat 34 pasien yang
45,44 tahun. Dengan umur paling muda yang melakukan transfusi darah
darah dari Bank Darah RSUD Sleman dengan sebab Pre operasi.
Selebihnya, ada masing – masing 1 orang pasien yang melakukan transfusi
Anemia 35 35%
Thalasemia 16 16%
CKD 26 26%
SC 15 15%
MDS 1 1%
Syndrome Nefrotic 1 1%
Pre Op 2 2%
Keganasan Genekologi 1 1%
Ulkus DM 1 1%
CA Servik 1 1%
Gangguan Pembekuan 1 1%
Darah
4.3. Pembahasan
transfusi darah dan transfusi darah itu sendiri. Seperti pada pertanyaan
responden juga ada yang menjawab “Sehat, sedang tidak sakit”. Sisanya,
syarat yang harus dipenuhi agar dapat melakukan transfusi darah. Hal ini
tentang syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk bisa melakukan transfusi
darah.
hanya 16 responden yang menjawab “Ya”. Yang berarti hanya ada 16 dari
bisa menjelaskan secara rinci tentang pengertian dan contoh dari reaksi
Namun, dari sekian banyak responden hanya ada 1 responden yang bisa
Positif, M, N, MN, Duffy Negatif”. Selain itu ada juga responden yang
itu golongan darah. Hal ini sangat wajar terjadi karena memang sejak
transfusi karena ketidakcocokan golongan darah lain yang ada dalam darah
hasil ini menunjukkan bahwa para responden penelitian ini masih belum
4.3.2 Bagaimana pengaruh uji silang serasi terhadap keamanan transfusi darah?
salah satu uji pratransfusi yaitu uji silang serasi. Uji Silang Serasi adalah
darah. Jika sebelum transfusi darah tidak melakukan suatu uji pratransfusi
meningkat. Hal ini dikarenakan uji silang serasi ini menguji kecocokan
Sleman pada bulan Januari lalu, kami mendapatkan sebanyak 100 data
17 Januari 2018. Data – data tersebut meliputi nomor rekam medis pasien,
kantong darah yang diminta, dan hasil uji silang serasi yang sudah di
ujikan oleh rekan – rekan analis yang bekerja di bank darah RSUD
Sleman.
Dari 100 data pasien yang kami ambil dari RSUD Sleman, tidak
ada pasien yang mengalami reaksi transfusi. Hal ini dikarenakan karena
jika hasil uji silang serasi yang dilakukan mengindikasikan suatu reaksi,
maka kantong darah tidak jadi diberikan kepada pasien tersebut dan dioper
atau diberikan ke pasien lainnya. Suatu pasien yang hasil uji silang
lainnya untuk diujikan lagi sampai darah donor dan darah pasien tersebut
5.1. Kesimpulan
berikut :
ini terbukti dari jawaban responden yang masih menjawab tidak saat
darah.
2018. Dari 100 pasien tersebut dilaporkan tidak ada yang mengalami
suatu reaksi transfusi. Hal ini dikarenakan karena jika hasil uji silang
lainnya untuk diujikan lagi sampai darah donor dan darah pasien
5.2. Saran
darah. Khususnya dengan uji silang serasi. Hal ini bertujuan agar
melakukan uji silang serasi sebelum melakukan transfusi darah. Hal ini
Green, Chris W. 2016. Hepatitis dan Virus HIV. Jakarta : Yayasan Spiritia.
http://www.informasikedokteran.com/2015/09/reaksi-transfusi-darah.html diakses
pada 27 Maret 2018 pukul 20.07 WIB
Rosita, Ratna dkk. 2008. Modul 2 Pelatihan Crash Program Petugas Teknis
Transfusi Darah Bagi Petugas UTDRS. Jakarta : Depkes Republik
Indonesia.