NIM: 180070200011127
RESUME WEBINAR:
Pada webinar ini dibahas 3 materi terkait pelayanan kehamilan dan persalinan
selama masa pandemi COVID-19 serta persiapan untuk penyesuaian untuk era New
Normal saat ini. Berikut resume dari masing-masing materi yang dipaparkan:
Beberapa hal yang perlu dipahami oleh ibu yang akan bersalin anatara lain
perubahan alur pelayanan di fasilitas kesehatan, protokol kesehatan khusus yang
perlu dipatuhi (seperti harus cek suhu, pendamping hanya boleh 1 orang, dan
pembatan pengunjung selama dirawat), usahakan untuk selalu membuat janji untuk
ANC, dan selalu update mengenai perkembangan COVID-19 terutama di lingkungan
sekitarnya. Apabila nanti saat sudah akan lahiran maka usahakan ke fasilitas
kesehatan khusus ibu dan anak/praktek dokter obgyn atau bidan untuk menghindari
kontak dengan pasien lain di rumah sakit umum yang lebih beragam penyakitnya.
Pastikan fasilitas kesehatan tersebut memiliki fasilitas ambulan yang stand by untuk
persiapan apabila perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lanjut, serta apabila
pasien yang akan melahirkan merupakan ODP, PDP, atau sudah terkonfirmasi maka
persalinan harus dilakukan di fasilitas kesehatan rujukan COVID, tanpa menunggu
dirujuk.
Jika kondisi ibu kurang bagus, maka disarankan untuk ASI perah atau
menggunakan donor ASI saja. POGI merekomendasikan pilihan pemberian ASI
terbaik pada ibu berstatus PDP atau terkonfirmasi ialah ASI perah, pertimbangkan
untuk meminta bantuan pada seseorang lain yang sehat untuk memberikan ASI
perah tersebut pada bayinya, dengan memberikan edukasi sebelumnya pada ibu
mengenai resiko kontak, penularan, dsb. Perlu di[erhatikan pula untuk menggunakan
pompa ASI untuk mendapatkan ASI Perah, pompa ASI harus dijaga kebersihannya
(rajin dicuci). Semua bayi yang lahir dari ibu PDP atau terkonfrimasi harus
diperiksakan COVID juga.
Di rumah sakit, bayi dari ibu PDP atau terkonfirmasi dirawat di perina isolasi
di dala, inkubator ruang tertutup, berjarak dengan pasien lainnya, dan ketika ibu ingin
mnegunjungi bayinya diharuskan menggunakan APD yang telah disediakan pihak
rumah sakit. Catatan penting paska persalinan oleh IDAI antara lain tidak
diperkenankan IMD, tidak diperbolehkan rawat gabung ibu dan anak, dan
pemasangan AKDR tetap dapat dilakukan. Tidak ada restriksi untuk ibu bisa pulang
(tetap seperti keadaan normal 2-3 hari rawat inap setelah melahirkan). Sebelum ibu
dan bayinya pulang, selalu edukasi lagi untuk menerapkan hidup yang bersih dan
sehat, menghindari penularan (tidak bepergian apabila tidak mendesak, terutama
apabila berada pada zona merah).
Ibu nifas dan bayi baru lahir dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan paska
bersalin sebanyak 4 kali, yaitu saat 6 jam – 2 hari setelah persalinan, 3-7 hari paska
persalinan, 8-28 hari paska persalinan, dan 29-42 hari paska persalinan, serta
mendapatkan pelayanan KB sesuai jadwal yang telah disepakati dengan petugas
kesehatan.
3. Materi 3: Pemeriksaan Kehamilan oleh Bidan selama Masa Pandemi dan Era
New Normal
Pada masa pandemi dan era New NormalI profesi bidan diharapkan tetap
melakukan pelayanan pemeriksaan kehamilan pada pasien dengan kondisi
kehamilan normal tanpa penyulit, apabila terdapat penyulit harus berkolaborasi
dengan dokter spesialis obgyn. Organisasi bidan Indonesia memiliki sistem
pelaporan rutin selama masa pandemi ini terkait jumlah bidan yang praktek (baik di
faskes oemerintah, swasta, praktek mandiri, maupun delima) dan didapatkan hasil
laporan yang menunjukkan semakin hari semakin banyak bidan yang “libur” praktek
sementara selama masa pandemi ini. “Libur” praktek bida ini dipengaruhi beberapa
alasan, antara lain ketersediaan APD yang tidak memadai di tempat prakteknya,
sulitnya merujuk ke fasilitas kesehatan akibat regulasi penanganan pasien COVID,
serta fasilitas dan sarana yang kurang memadai untuk melakukan proses persalinan
ideal yang direkomendasikan pada pasien PDP/terkonfirmasi.