PENDAHULUAN
tenggelam hanya 1 dari 20 kematian yang terjadi di air. Sebagian besar kasus
tenggelam terjadi di air, 90 % di air tawar (sungai, danau, dan kolam renang) dan
10% di air laut. Kasus tenggelam akibat cairan yang bukan di air sering terjadi
dalam kecelakaan industri. WHO mencatat 0,7% penyebab kematian di dunia atau
lebih dari 500 ribu kematian setiap tahunnya diakibatkan oleh tenggelam,
pada semua umur. Di dunia merupakan penyebab kematian utama pada anak usia
5-14 tahun. Jumlah near drowning diperkirakan 20 sampai 500 kali jumlah
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
tenggelam harus pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya korban
air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada dibawah permukaan air maka hal itu
pengertian tersebut maka peristiwa tenggelam tidak hanya dapat terjadi di laut
atau sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam wastafel atau ember berisi air. Pada
mayat yang ditemukan terbenam dalam air, perlu pula diingat bahwa mungkin
Perlu diketahui bahwa jumlah air yang dapat mematikan jika dihirup oleh
paru-paru adalah sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan 30 sampai 40 mililiter
untuk bayi.
1. Wet drowning
Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernapasan setelah korban
tenggelam.
2
2. Dry drowning
Pada keadaan ini cairan tidak masuk kedalam saluran pernapasan, akibat
spasme laring.
3. Secondary drowning
Terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam (dan diangkat dari
4. Immersion syndrome
pencetus.
B. Manifestassi Klinis
oleh Aoky By) yang dianggap bermanfaat untuk pedoman penilaian dan
3
KATEGORI A KATEGORI B KATEGORI C
C. Faktor Resiko
bawah
4
c. Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air
d. Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat dan air yang sangat
dalam
D. Klasifikasi
2. Atypical Drawning
pernapasan.
5
khususnya coronary atheroma, hipertensi atau peminum
1. Tenggelam (Drowning)
Air laut
E.Patofisiologi
6
Hipoxia merupakan masalah utama yang sering diakibatkan oleh trauma
saat tenggelam, tetapi dengan adanya spasme glottis yaitu jika sejumlah kecil
volume air yang memasuki laring atau trakea, ketika itu pula tiba-tiba terjadi
spasme laring akibat pengaruh reflex vagal, hal ini terjadi pada ± 10% kematian
akibat tenggelam. Mukosa yang kental, berbusa, dan berbuih dapat dihasilkan,
‘Spasme laring’ tidak dapat ditemukan pada saat otopsi karena pada kematian
telah terjadi relaksasi otot-otot laring. Dalam situasi yang lain, terjadi peningkatan
cepat tekanan alveoli - arterial, yang terjadi pada saat air teraspirasi sehingga
batas kesanggupan, dimana orang itu harus kembali menarik nafas kembali. Batas
banyak digunakan dalam sel. Menurut Pearn, batas ini tercapai ketika kadar PC02
sejumlah besar volume air. Sejumlah air juga sebagian tertelan dan bisa
ditemukan di dalam lambung. Selama pernapasan dalam air ini, korban bisa juga
Pernapasan yang terengah-engah di dalam air ini akan terus berlanjut hingga
7
beberapa menit, sampai akhirnya respirasi terhenti. Hipoksia serebral akan
yang juga menentukan sejauh mana anoksia serebral menjadi irreversibel adalah
umur korban dan suhu di dalam air. Misalnya pada air yang cukup hangat, waktu
dengan suhu dingin yang cukup ekstrim selama 66 menit masih bisa tertolong
melalui resusitasi dengan sistem syaraf/neurologik tetap utuh. Juga, berapa pun
interval waktu hingga terjadi anoksia, penurunan kesadaran selalu terjadi dalam
yang signifikan. Kemudian hipoksia serebral karena rendahnya P02 dalam darah,
F. Penyebab Kematian
diantaranya oleh:
1. Vagal Reflex
reflex disebut tenggelam tipe I. Kematian terjadi sangat cepat dan pada
8
ataupun air di dalam paru-parunya sehingga sering disebut tenggelam
2. Spasme Laring
didapati adanya air atau benda-benda air. Tenggelam jenis ini juga
melepaskan ion kalium dari serabut otot jantung sehingga kadar ion
9
keseimbangan ion K+ dan Ca++ dalam serabut otot jantung dan dapat
NaCl jantung kanan lebih tinggi dari jantung kiri dan adanya buih
tenggelam tipe II A.
alveolus paru-paru
↓ ↓
10
b. Tenggelam di air asin
keseimbangan elektrolit.
asfiksia, kadar NaCl pada jantung kiri lebih tinggi daripada janung
11
↓
alveolus paru-paru
hemokonsentrasi
↓ ↓
MENINGGAL
G. Cara Kematian
1. Kecelakaan
sering terjadi di kolam renang atau galian tanah berisi air. Faktor-
12
2. Bunuh diri
pembunuhan.
3. Pembunuhan
masih hidup atau sesudah dibunuh lebih dahulu dengan cara lain.
1. Pemeriksaan luar
13
Penurunan suhu mayat (algor mortis), berlangsung cepat, rata-
rata 5⁰F per menit. Suhu tubuh akan sama dengan suhu
gelembung pembusukan.
tenggelam.
14
Gambar A dan B. (gambaran jari tangan ”washerwoman” yang disebabkan
Paru-paru akan terisi air dan cairan busa akan menetes dari
15
menunjukkan bahwa waktu korban mati, berusaha mencari
2. Pemeriksaan dalam
kersik).
yang masuk maka hal ini tidak lagi berupa titik-titik (karena
16
terjadi hemolysa) melainkan berupa bercak-bercak dan bercak-
kemerahan.
3. Pemeriksaan diatome
yang dapat ditemukan di air laut dan air tawar . Diatome ini memiliki
atas dasar kesimetritannya. Ada sekitar 10,000 jenis dan 174 jenis
danau, sungai, kanal dan lain lain, akan tetapi konsentrasinya dapat
paru seseorang yang terbuka ketika air terisap, dan air yang masuk
yang pecah diatoms dapat masuk ke jantung, hati, ginjal, sumsum tulang
17
dan otak. Pada diameter dan ketebalan alveoli paru-paru diketahui sangat
salah satu hal termudah mendeteksi adanya diatom pada viscera tubuh
paru harus didestruksi dahulu dengan asam sulfat dan asam nitrat,
paru, hati, ginjal, dan bone marrow telah di analisa dan kesimpulan telah
18
sistem yang tertutup seperti sumsum tulang femur atau kapsul ginjal dari
sumsum tulang dan tempat dimana tenggelam, ini merupakan bukti yang
tenggelam pada saat masih hidup atau tidak. Pada beberapa literature
19
Asterionella sp. Cymatopleura sp.
Coscinodiscus sp.
20
Melosira sp. (Auxospores) Amphiprova sp
Tenggelam pada air tawar seperti kolam, danau, sungai dan kanal
pada air tawar. Pinnularia borealis ditemukan pada air tawar yang
diatom pada air dan tisu sel yang mana diatom yang paling sering
21
Achnanthes sp. Amphipleura sp.
Anomoeneis sp.
Surirella sp.
22
Eunotia ditemukan di daerah yang pH air 7-8 .
dipenetrasi dari sebagian laserasi epitel dan endotel yang sejajar dari
dari dinding alveolar dengan laserasi yang terlihat bersih) dan Amphora
delicatissima,dll.
tergantung pada tipe, ukuran dan densitas diatom yang dilihat pada
diatom dengan ukuran yang lebih besar (Synedra) yang mana bisa juga
23
ditemukan di dalam organ tubuh jika mereka mempunyai kemampuan
Gettler chloride
chloride, dimana darah dianalisa dari sisi kanan dan kiri jantung. Jika level
chloride kurang pada sisi kanan daripada sisi kiri, korban disangka telah
tenggelam dalam air garam. Jika lebih tinggi pada sisi kanan jantung
24
daripada sisi kiri, maka diperkirakan korban tenggelam dalam air tawar.
Tes juga dilakukan untuk elemen lain pada darah, seperti membandingkan
grafitasi spesifik darah pada kanan dan kiri atrium. Semua tes yang telah
tenggelam.
I. Penatalaksanaan
ada pengobatan klinis yang lebih unggul dari penanganan supportif yang
konvensional. Belum ada pengobatan klinis yang unggul pada keadaan hipoksia
adekuat, tekanan gasa darah arteri, keadaan asam basa, serta saluran napas harus
bebas dari bahan muntah dan benda asing yang dapat mengakibatkan abstruksi
dan aspirasi. Penekanan perut tidak boleh dilakukan secara rutin untuk
khususnya pada pasien-pasien yang sangat kritis. Transfer oksigen yang tidak
25
efektif akibat fungsi paru yang memburuk bisa mengakibatkan hipoksia yang
Otak adalah organ yang dituju dalam pengobatan. Pencegahan trauma otak
pada korban dilakukan dengan mengangkat korban dari air secepatnya dan
resusitasi jantung paru dasar harus dilakukan. Ini perlu segera dilakukan karena
hipoksia dengan cepat berkembang dalam beberapa detik ke keadaan apnoe. Oleh
karena itu, apabila tidak mungkin mengangkat korban dari air, secepatnya
ventilasi mulut ke mulut harus dilakukan segera setelah penolong menarik korban.
Kemudian harus segera diberikan oksigen inspirsi yang tinggi. Dukungan oksigen
mengalami trauma leher maka harus dibuat posisi netral dan melindunginya
Penanganan Korban :
26
b. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi
kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan
untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan
c. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan
untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas
sepanjang perjalanan.
e. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
napas dan oksigenasi buatan. RJP yang harus dilakukan adalah RJP konvensional
darurat.
27
Adapun bentuk bantuan hidup dasar yang bisa diberikan dibagi menjadi dua
A. Korban Sadar
28
terus memperhatikan ABC untuk memeriksa apakah ada cedera
4. Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban,
belakang korban.
ketiak korban atau bisa juga dengan menarik krah baju korban
atas.
29
Seperti halnya dalam memberikan Pertolongan Pertama untuk korban
tenggelam dalam keadaan sadar, maka untuk korban tidak sadar si penolong
korban dari dalam air agar baik penolong maupun korban dapat selamat.
korban dan tahan tubuh korban dengan salah satu tangan penolong.
dan nafas saat menemukan korban, maka segera periksa nafas dan
nadi korban. Kalau nafas tidak ada maka segera buka jalan nafas
tubuh korban dan berikan nafas buatan dengan cara ini. Dan jika
3. Ketika penolong dan korban telah sampai ditempat yang aman (di
30
selalu berpedoman pada ABC. Berikan respon kepada korban
untuk menyadarkannya.
4. Ketika respon ada dan korban mulai sadar, maka segera lakukan
medis.
5. Jika tidak ada respon dan tidak ada nafas, segera buka jalan nafas
dengan cara ini, periksa jalan nafas dengan cara look, listen, feel
selama 3-5 detik. Jika tidak ada nafas maka segera berikan bantuan
pernafasan (bantuan hidup dasar) dengan cara ini lalu periksa nadi
31
6. Ketika tindakan no.5 tidak berhasil (tidak ada respon, tidak nafas
dan tidak ada nadi), maka segera lakukan Resusitasi Jantung Paru,
komplikasi lebih lanjut. Selain obat, terapi cairan juga merupakan langkah
yang tenggelam di air asin tentu berbeda dengan yang tenggelam di air
tawar, karena perbedaan dari sifat masing-masing jenis air tersebut. Air laut
koloid. Sedangkan yang terjadi pada air tawar adalah sebaliknya yaitu
NaCl 0,45%
32
III.Prolonged Life Support
tunjangan sirkulasi
33
BAB III
KESIMPULAN
dalam 24 jam pertama. Apabila tidak dilakukan penanganan segera maka sebagian
besar pasien mengalami kerusakan organ yang multipel dimana otak merupakan
cairan yang terhisap serta lamanya hipoksemia terjadi. Oleh sebab itu, tindakan di
luar rumah sakit atau di tempat kejadian tenggelam menentukan hasil tindakan di
kehidupan jantung dasar dengan menunjang respirasi dan sirkulasi korban dari
terlebih dahulu kesadaran, system pernapasan, denyut nadi, dan proses observasi
34