Anda di halaman 1dari 5

L.

DISKRIMINASI HARGA

Pengusaha monopoli seringkali menerapkan strategi harga yang tidAk mungkin dilakukan oleh para
pengusaha yang berada pada pasar peRsaingan sempurna. Salah satu contoh Strategi tersebut adalah
diskrI minasi harga (price discrimination). Dengan kebijakan diskriminasi harga maka terhadap
komoditas yang sama akan dikenakan harga yang berbeda. Dalam hal ini variasi harga dapat terjadi
untuk pembeli yang sama, untuk pembeli yang berbeda atau untuk pembeli yang sama dan berbeda.
Dalam melakukan diskriminasi harga, perbedaan bukan didasarkan pada perbedaan dalam biaya
produksi.

Diskriminasi harga perlu dibedakan dengan perbedaan harga. Perbedaan harga (price dzférential)
bukanlah suatu diskriminasi harga, melainkan harga yang berbeda dikenakan kepada konsumen yang
berlainan. Misal, sebuah pabrik di Jakarta menjual radio di Jakarta dengan harga Rp 100.000,00 dan
menjual barang yang sama ke Bandung dengan harga Rp 125.000,00. Bila perbedaan Rp 25.000,00 per
radio tersebut disebabkan oleh perbedaan biaya transportasi, maka hal tersebut bukanlah kasus
diskriminasi harga.

Perusahaan yang memiliki kemampuan monopoli memiliki rangsangan menerapkan diskriminasi harga
karena kebijakan tersebut dapat meningkatkan keuntungan dengan pertimbangan tidak terlalu
mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk mengidentifikasi keinginan pembeli p0tensial yang berbeda-
beda dan mencegah upaya penjualan ulang.

1. Syarat-syarat Diskriminasi Harga

DiSkriminasi harga hanya dapat dijalankan dengan sukses pada kondisi tertentu. Berikut adalah
beberapa kondisi yg memungkinkan monopolis melakukan diskriminasi harga :

a. Pasar sasaran benar-benar terpisah sehingga komoditas tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke
pasar lainnya. Konsumen yang membeli komoditas dengan harga yang lebih murah di satu pasar
tertentu tidak akan dapat menjual kembali komoditas tersebut kepada konsumen lain yang bersedia
membayar dengan harga lebih tinggi di pasar lainnya. Terpisahnya pasar ini bisa disebabkan karena
faktor biaya transportasi (dalam arti biaya transportasi untuk menjual ke konsumen lain lebih besar dari
perbedaan harga komoditas di kedua pasar tempat mereka membeli dan menjual komoditas). Bila
dimungkinkan membawa komoditas dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih mahal, maka
kebijakan diskriminasi harga tidak akan efektif karena komoditas dari pasar yang lebih murah akan dijual
lagi oleh pihak di luar perusahaan ke pasar yang lebih mahal. Dengan demikian monopolis tidak dapat
memperoleh keuntungan.

b. Komoditas yang dijual memungkinkan dilakukannya perbedaan harga. Komoditas tertentu dapat
dengan mudah dijual dengan harga yang berbeda. Sebagai contoh ahli hukum dapat menetapkan tarif
berdasarkan kemampuan pelanggan, orang kaya dikenakan tarif yang tinggi, sebaliknya orang miskin
diberikan dispensasi.

c. Adanya perbedaan sifat dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar. Pada pasar yang memiliki
elastisitas permintaan tidak elasris, maka harga akan ditetapkan pada tingkat yang relatif tinggi;
sedangkan di pasar yang permintaannya lebih elastis, harga ditetapkan pada tingkat yang rendah.
Dengan cara ini penjualan dapat diperbanyak dan keuntungan dimaksimumkan.

d, Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi keuntungan dari ditetapkannya
kebijakan tersebut. Bila biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan diskrimi' nasi harga
melebihi tambahan keuntungan yang diperoleh, mak?1 kebijakan tersebut tidak bermanfaat.

C.

Monopolis dapat mengeksploitasi sikap tidak rasional konsumen. Misalnya dengan menjual komoditas
yang sama tetapi dengan kemasan, merek atau cap, dan promosi iklan yang berbeda. Dev ngan cara ini
mereka dapat menjual komoditas yang dikesankan bermutu tinggi kepada konsumen yang kaya dan
sisanya kepada golongan masyarakat lainnya. Cara yang lain adalah menjual komoditas yang sama,
tetapi dengan harga yang berbeda pada daerah pertokoan yang berbeda. Di daerah pertokoan orang
kaya harganya lebih mahal daripada di daerah pertokoan orang yang

kurang mampu._
f. Monopolis harus mempunyai kekuatan pasar, yaitu kemampuan

untuk menaikkan harga tanpa kehilangan seluruh konsumen.

2. Terapan Kebijakan Diskriminasi Harga

Kebijakan diskriminasi harga banyak dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut akan dipaparkan
beberapa contoh dari kebijakan diskriminasi harga:

a.

Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli milik pemerintah. Perusahaan listrik negara
misalnya menggunakan tarif yang berbeda untuk listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakai
perusahaan.

Kebijakan diskriminasi oleh jasa-jasa profesional. Dokter spesialis, dokter praktek umum, ahli hukum,
dan guru privat adalah beberapa contoh profesional yang sering menjalankan diskriminasi harga
terhadap jasa yang mereka berikan. Mereka biasanya mempunyai tarif yang fleksibel. Kepada mereka
yang relatif tak mampu dikenakan tarif yang rendah, sedangkan kepada orang kaya dikenakan tarif yang
tinggi.

Tarif sarana rekreasi di hari libur dengan di hari kerja. Pada umumnya tarif masuk lokasi rekreasi di hari
libur lebih tinggi dibandingkan dengan tarif masuk di hari kerja.

Pembedaan harga jual buku untuk keperluan pribadi dengan keperluan perpustakaan

e. Harga pulsa telepon yang berbeda-beda sesuai dengan klasifikasi


f.

Waktu

Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional. Dalam aspek ini perusahaan membedakan antara
harga yang dijual di dalam negeri dengan harga penjualan di luar negeri. Biasanya harga di dalam negeri
adalah lebih tinggi dari di luar negeri. Harga penjualan di luar ncgcri pada umumnya lebih rendah karena
di pasaran internasional terdapat banyak saingan, sehingga untuk

mempertinggi kemampuan bersaingnya, perusahaan perlu menekan harga hingga ke tingkat serendah
mungkin.

3. Jenis Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu diskriminasi harga derajatpertama, derajat
kedua, dan derajat ketiga. Selain itu terdapat varian dari diskriminasi harga derajat kedua dan derajat
ketiga, yaitu two part tanf: intertempoml price discrimination dan

peak load pricing.

a. Diskriminasi harga derajat pertama

Dalam diskriminasi harga derajat pertama, monopolis berusaha sepenuhnya untuk mengambil seluruh
surplus konsumen dengan cara menentukan harga yang berbeda untuk setiap jumlah komoditas yang
berbeda. Dengan menggunakan kebijakan ini tiap unit output dijual pada tingkat harga maksimum yang
mau dibeli oleh pembeli.

Penjelasan tentang kebijakan diskriminasi harga akan dimulai dengan ilustrasi awal sebagai berikut:
Monopolis menghasilkan suatu jurnal yang terbit bulanan. Terhav dap jurnal tersebut tiap konsumen
hanya akan membeli satu unit tiap bulannya; jarang diantara mereka mau membeli dua atau lebih jurnal
yang sama bahkan dengan harga yang lebih rendahpun. Kurva Permintaan yang dihadapi oleh
pengusaha monopoli tsb. ditunjuk' kan oleh kurva D yang memiliki kemiringan negatif karena konsu'

men hanya mau membayar dengan harga yang berbeda untuk kuantiras yang berbeda (Gambar 8.13.).
Pada tingkat harga yang lebih rendah, kuantitas jurnal yang diminta meningkat karena lebih banyak
konsumen yang mau membeli jurnal tsb. Tetapi tiap konsumen hanya membeli satu unit jurnal. Marginal
cost per jurnalnya konstan pada 10. Monopolis harus menetapkan harga yang sama untuk tiap
konsumen, dengan memperhatikan pencapaian tingkat keuntungan maksimal, mereka akan
menetapkan harga 15 pada unit output 100, sehingga keuntungan yang dapat diraihnya ditunjukkan
oleh daerah A. Seandainya pengusaha monopoli tsb berharap untuk meningkatkan keuntungannya atas
dasar kurva permintaan yang dihadapinya maka yang bersangkutan dapat menerapkan kebijakan
diskriminasi harga. Katakan ada satu konsumen yang mau membeli jurnal tersebut pada harga yang
lebih rendah dari 15, (misalkan 14,95) terhadap jurnal yang belum terjual, maka jika pengusaha
monopoli dapat

Anda mungkin juga menyukai