DILAKUKAN
LEADER
DI SAAT KRISIS
Belum lama ini, tim kami mengadakan meeting. Ada
evaluasi, apresiasi, dan ada sesi untuk bikin goals baru.
COVID-19 dan WFH adalah perpaduan yang bikin
semua orang pusing bukan main. Enggak ada yang enggak
kerja keras saat ini. Karena kerja cerdas dan kerja ikhlas
saja enggak cukup. Kebanyakan bisnis bukan filantropi.
Dalam buku On Mission and Leadership itu, para kontributor buku bilang,
bahwa organisasi yang efektif itu dibangun berdasarkan misi fundamental
perusahaan.
Misi ini dibuat dan dirancang oleh seorang leader.
Dimensi kecerdasan
emosional seorang pemimpin
KARAKTERNYA!
KARAKAKTER itu seperti bawaan lahir, dia
levelnya enggak kayak skill teknis yang bisa
dipelajari dalam 20 jam.
KARAKTER dibentuk secara detail, unik,
butuh ribuan jam, dan ratusan pengalaman.
Point of work ini adalah salah satu nilai yang melekat satu
paket dengan karakter leader itu sendiri.
Pertama: mereka harus punya TUJUAN YANG JELAS.
Berapa kali Anda dengar orang yang bilang, “udahlah nyerah aja, udah enggak
ada harapan!”
Ungkapan itu bukan omong kosong, tapi kalau dilakukan beneran bakal jadi
omong kosong jika kita berniat jadi LEADER.
Sebagian besar manusia bergantung sama harapan.
Orang alim berharap sama Tuhan, pedagang berharap sama pembeli, pebisnis
berharap dengan pasar, dengan investor, dengan pemerintah, dengan situasi.
Karena setiap orang punya harapan.
Harapan memadukan keteguhan seseorang dan
kemampuan untuk menggunakan perangkat yang dimiliki
untuk mencapai tujuannya.
Dalam kondisi krisis, kita berharap semua ini hanya angin lalu,
maunya segera berlalu. Ini adalah masalah bersama, dan
seorang Leader yang berkualitas harus tahu cara untuk
mengatasinya.
- Dia akan mencoba berpikir dan mencari solusi dari setiap masalah, dari
krisis, dari kemacetan jalan raya, dari perselisihan antar anggota tim.
- Prinsip kerjanya selalu power full, semangat, dan tidak hilang tujuan/arah
- Track record yang dia miliki akan dimanfaatkan dengan sangat baik,
sehingga bisa membawa tim menuju kemenangan.
- Pengalaman hidupnya adalah investasi untuk menghadapi risiko di masa
mendatang.
Poin-poin tadi adalah jawaban untuk pertanyaan soal kualitas
seorang Pemimpin yang profesional.
Kedua, emosi dan bisnis adalah hal yang saling terikat. Tapi
bukan berarti kita tidak bisa memakai logika dengan benar.
Kalau leader dan anggota tim sama-sama punya EQ yang baik, maka
problematika sekeras apapun akan terasa jauh lebih mudah diatasi
Nah, EQ sendiri ada beberapa
dimensi. Ini adalah lapisan dan
1. Kesadaran terhadap diri sendiri. dasar kecakapan
kepemimpinan.
Semua orang hidup perlu sadar diri. Seorang Leaader
yang baik pun harus sadar diri. Artinya dia punya
Apa saja?
kemampuan untuk memahami dirinya, punya kekuatan
untuk percaya diri.
Tiap orang jelas ada strateginya sendiri-sendiri. Tapi seorang leader selalu
berpikir positif, dia mampu menyelesaikan konflik, dan bisa memahami arti
hubungan.
Dengan tingkat EQ yang tinggi, ini akan memudahkan kita untuk terampil
dalam berhubungan dengan orang lain. Sebab ini merupakan sesuatu yang
memiliki kekuatan besar, terutama ketika membangun team work
EQ menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan
menjadi leader yang profesional.
Ini penting! Karena Kedua hal itu dapat dikembangkan melalui refleksi,
umpan balik, dan penekanan pada ketulusan.
Pemimpin yang karismatik
Selalu punya ciri-ciri yang enak diingat.
Kemungkinan besar akan menjadi Mereka selalu mau duduk bersama timnya,
rendah hati oleh pengalaman- dan berdiskusi tentang baik-buruknya gaya
pengalamannya. kepemimpinan mereka.
Selalu terbuka, dan mempertahankan Leader yang baik biasanya juga seorang
sisi karismatik mereka tanpa pendengar yang baik, dan mampu
membuat orang lain lebih rendah. mengondisikan forum.
Saham fluktuatif, konversi naik turun, perputaran uang di segala bidang, dunia
internet merajalela. Belum lagi disrupsi yang terjadi di hampir seluruh lini
kehidupan, bisnis jadi lahan pertaruhan yang nyata.
Orang-orang selalu bicara soal inovasi. Melakukan ini itu terus-terusan, selalu
update, selalu buat yang baru. Manusia selalu bergerak, melakukan aksi nyata.
Begitu pula dengan Leader.