Bahan Farmakognosi-Dikonversi
Bahan Farmakognosi-Dikonversi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family
makan dan menurunkan kadar gula. Beberapa manfaat yang dikandung pada batang
Brotowali berkaitan dengan banyaknya jenis senyawa kimia yang dikandungnya antara lain :
flavanoid, alkaloid, dan saponin. Pengkonsumsian ini biasanya dalam bentuk jamu.
Kandungan flavanoid dan alkaloid dalam Brotowali bersifat estrogenik sehingga dapat
mempengaruhi sistem hormonal serta diduga menyebabkan gangguan pada proses ovulasi
dan fertilisasi. Zat aktif yang bersifat estrogenik tersebut dapat mengganggu proses sekresi
FSH (Follicle Stimulating Hormone) oleh kelenjar hipofisis. Terganggunya sekresi FSH
oleh hipofisa dapat mengganggu pertumbuhan serta perkembangan sel-sel folikel dan
mencegah terjadinya proses ovulasi. Dengan demikian pemberian senyawa yang bersifat
estrogenik dapat menurunkan daya fertilitas. Saponin bersifat sitotoksik bagi sel terutama
yang sedang mengalami perkembangan. Hal ini juga dapat mendukung terjadinya penurunan
tingkat fertilitas.
Maka perlu dilakukan pengkajian efek senyawa yang terkandung dalam Brotowali terhadap
perkembangan folikel ovarium tikus putih sebagai bahan kontrasepsi yang berasal dari alam
yang aman dan tidak menimbulkan efek samping. Keuntungan memanfaatkan bahan yang
berasal dari tanaman (herbal) antara lain: bertoksisitas rendah, mudah diperoleh, murah, dan
kecil peluang menimbulkan efek samping. Apabila tanaman mengandung senyawa flavanoid
1
maupun alkaloid maka tanaman itu mempunyai efek antifertilitas, efek ini dapat
Senyawa senyawa kimia yang terkandung dalam Brotowali maka keberadaan tanaman
Brotowali sangat banyak di pasaran dan bila ditinjau dari kajian fertilitas terutama pada
betina, nampaknya Brotowali memiliki kemampuan yang cukup besar untuk memberi
manfaat pada pengaruh fertilitas. Kebanyakan Brotowali diperoleh dalam bentuk jamu, salah
satunya jamu peluruh haid. Jamu tersebut merupakan beberapa ramuan dari berbagai jenis
bahan tanaman herbal termasuk Brotowali yang diduga bisa mempercepat peluruhan, ini
disebabkan adanya bahan-bahan aktif yang terkandung dalam tanaman Brotowali. Senyawa
aktif yang terkandung dalam Brotowali ini adalah flavanoid. Brotowali ini diduga
memberikan pengaruh yang tampak pada tingkat fertilitasnya, maka dari itu penelitian ini
batangnya. Bahan aktif dari senyawa yang tergolong flavanoid diduga dapat memberikan
pengaruh jalur hipotalamus hipofise yang selanjutnya akan mempengaruhi sekresi FSH yang
estrogenik yang terdapat dalam zat aktif dalam senyawa flavanoid, apabila suatu objek
diberikan ekstrak dan ekstrak tersebut mengandung flavanoid bila diberikan dalam dosis
tinggi maka dapat menyebabkan peningkatan kadar estrogen dalam darah. Pada tingkat
ketinggian dosis tertentu kadar estrogen dapat turun sehingga menurunkan sekresi FSH dan
LH. Penurunan FSH ini dapat mengakibatkan gangguan terhadap perkembangan folikel
betina (Rattus norvegicus, L.). Tikus putih biasa digunakan dalam percobaan laboratorium
karena mudah dikembangbiakkan dan mudah dalam perawatannya, juga memiliki anatomi
fisiologi dari organ-organ hewan tersebut yang sistematis kerjanya hampir sama dengan
fungsional anatomi organ manusia. Tikus putih tersebut diperoleh dari peternakan hewan
laboratorium yang digunakan dalam penelitian biomedis, pengujian dan media pendidikan.
Tikus putih ini terdiri dari beberapa strain / galur dan merupakan hewan uji yang memenuhi
standar. Hewan ini digunakan dalam penelitian karena hewan uji ini memiliki struktur
fisiologi dan histology yang hampir sama dengan manusia. Sehingga uji yang dicobakan
pada tikus putih yang menyangkut struktur fisiologi anatomi dan hasil selanjutnya dapat
diaplikasikan pada manusia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul
Tikus Putih.
A. Identifikasi Masalah
4. Apakah senyawa kimia yang terkandung dalam batang Brotowali dapat menghambat
5. Apakah efek hormonal dari batang Brotowali dapat menghambat perkembangan folikel
6. Apakah hormon FSH berpengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih ?
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka dalam penelitian ini
hanya dibatasi untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Brotowali (Tinospora crispa,
L.) terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih yaitu meliputi folikel primer, folikel
sekunder, folikel tersier, folikel de Graff, corpus luteum, dan folikel atresia yang dihiitung
jumlah folikel ovarium tikus sebelah kanan dan sebelah kiri. Bagian Brotowali yang
digunakan adalah bagian batang yang muda. Tikus yang digunakan umur ± 2 bulan, berat ±
4
A. Rumusan Masalah
pengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih (Rattus norvegicus, L.) ?
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Bagi Peneliti
pembelajaran tentang kandungan senyawa apa saja yang terdapat dalam ekstrak
Brotowali (Tinospora crispa, L.) dan pengaruhnya terhadap folikel ovarium tikus putih
2. Bagi Masyarakat
mengenai efek dari bahan alami yang berasal dari batang Brotowali (Tinospora crispa,
L.) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk kontrasepsi alami yang
diujikan pada tikus putih (Rattus norvegicus, L.) strain wistar, sehingga dapat
digunakan sebagai kajian untuk membuat dosis yang sesuai untuk manusia.
A. Batasan Operasional.
matang/siap ovulasi.
3. Tikus yang digunakan adalah jenis tikus putih (Rattus norvegicus, L.)
atresia.