Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Varicella adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh
erupsi yang khas pada kulit.
Varicella merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang
disebabkan oleh virus varisella. Varisela adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa
secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta, 2000).
Varicella atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella
Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.
Varicella adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan
kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap,
2000 : 94)
Baca Juga
Laporan Pendahuluan / LP Partus Macet / Lama Lengkap Dengan Konsep Askep, Download Pdf Dan Doc
Lp Dan Konsep Askep Kelompok Khusus Remaja Lengkap, Download Pdf Dan Doc
Etiologi
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes
virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan
herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa
setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut
sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian
virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam
cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat
diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.
Klasifikasi
1. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan
mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki.
Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama
ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi
pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan
dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai 2 hari sesudah
kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan
varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus
dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena
mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain
ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir
atau saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya
timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis,
pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang
terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk
memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.
Patofisiologi
Menyebar Hematogen.
Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum
Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.
Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka,
kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu
kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam
waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui
percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau
kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah
bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang
sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali
orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela
terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang
terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian
semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.
Pathway Varicella
Pusing.
Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena
terbakar).
Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan,
lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala. Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.
Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula), yang kemudian
berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel
(gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh
(pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan abses.
Komplikasi
Pnemonia
Kelainan ginjal.
Ensefalitis.
Meningitis.
Kegagalan hati.
Hepatitis.
Sindrom Reye.
Komplikasi yang biasa terjadi pada anak-anak hanya berupa infeksi varisela pada kulit, sedangkan pada
orang dewasa kemungkinan terjadinya komplikasi berupa radang pari-paru atau pnemonia 10 – 25 lebih
tinggi dari pada anak-anak.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Tzank smear
Preparat di ambil dari dicreaping dasar fesikel yang masih baru. Kemudian di warnai dengan pewarnaan
yaitu hematoxylin-eosin, giemsa’s, wright’s, toluidine blue ataupun papanicolaous’s. Dengan mikroskop
cahaya akan dijumpai multinucleated giant cell.
Tes ini tidak dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan herpes simpleks virus.
Pemeriksaan ini dapat membedakan antara varisella zoster virus dengan herpes simpleks virus.
Dengan metode ini dapat digunakan berbagai jenis preparat seperti scraping dasar fesikel dan apabila
sudah berbentuk krusta dapat juga digunakan sebagai preparat dan CSF.
Sensitfitasnya 97-100%.
Tes ini dapat menemukan nucleus acid dari virus varisella zoster.
4. Biopsi kulit
Hasil pemeriksaan histopatologis: tampak fesikel intra epidermal dengan degenerasi sel epidermal dan
acantholytis. Pada dermis bagian atas di jumpai adanya lymphocylic infiltrate.
Penatalaksanaan
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus selain istirahat
dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang
menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila
sampai tergaruk hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak
menarik untuk dilihat.
Umum
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air mandi.
Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit, jangan digosok.
Farmakoterapi
Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita leukemia atau penyakit-
penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.
Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus (termasuk virus varisela)
telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.
4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.
5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).
Pencegahan :
1. Hindari kontak dengan penderita.
Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila diberikan dalam waktu
maksimal 96 jam sesudah terpapar.
Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa saat sebelum atau
sesudah melahirkan.
Pengkajian
Data subjektif : pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala.
Data Objektif :
d. GI : anoreksia.
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan kurangnya intake makanan.
Diagnosa Keperawatan .1
Intervensi
Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dnegan
pasien. Rasional : mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi.
Gunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic, selama perawatan kulit. Rasional : mencegah
masuknya organisme infeksius.
Awasi atau batasi pengunjung bila perlu. Rasional : mencegah kontaminasi silang dari pengunjung.
Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi. Rasional : rambut merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri.
Bersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya lepuh). Rasional : meningkatkan
penyembuhan.
Diagnosa Keperawatan. 2
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.
Intervensi
Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka. Rasional : mengetahui keadaan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan. 3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan kurangnya intake makanan.
Intervensi
Berikan makanan sedikit tapi sering. Rasional : membantu mencegah distensi gaster/ ketidaknyamanan
dan meningkatkan pemasukan.
Pastikan makanan yang disukai/tidak disukai. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari
rumah yang tepat. Rasional : meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan dapat memperbaiki
pemasukan.
Diagnosa Keperawatan. 4
Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat ini. Rasional : memanfaatkan kemampuan
dapat menutupi kekurangan.
Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan. Rasional : memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.
Diagnosa keperawatan. 5
Intervensi
Diskusikan perawatan erupsi pada kulit. Rasional : meningkatkan kemampuan perawatan diri dan
menngkatkan kemandirian.
Implementasi
Diagnosa Keperawatan. 1
Menekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan
pasien.
Menggunakan skort,masker, sarung tangan dan teknik aseptik selama perawatan luka.
Diagnosa Keperawatan. 3
Memastikan makanan yang disukai/tidak disukai , dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari
rumah yang tepat.
Diagnosa Keperawatan. 4
Diagnosa Keperawatan. 5
Evaluasi
Daftar Pustaka
Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.
Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika :
Jakarta.
Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7
Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-klinis.html