Analisis Kurikulum KTSP
Analisis Kurikulum KTSP
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu
sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP
mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang
efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan
kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan perubahan
masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi
diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola
sumber daya, sember dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas
kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh
kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain,
pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi
dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain
melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari
perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP
maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi
lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
KTSP untuk jenjang pendidikan dasar dikembangkan oleh sekolah komite sekolah
dengan berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan
penyusunan kurikulum yang diterbitkan oleh BSNP. Pengembangan KTSP berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan potensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
KTSP juga dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik serta kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, dimana antara kepentingan nasional dan daerah harus saling
mengisi serta jenis pendidikan dengan tanpa membedakan suku, agama, dan antar golongan
(SARA), adat istiadat, status sosial, ekonomi dan gender. Sehingga sejalan dengan prinsip
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Struktur Kurikulum di SD
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur
kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD merupakan “IPA Terpadu” dan
“IPS Terpadu”.
6. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
Struktur kurikulum SD
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
Pendekatan
3. Bahasa Indonesia Tematik 5
4. Matematika 5
Jumlah 26 27 28 32
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran