Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI HASIL BELAJAR

Mata Kuliah Teknik Jalan Raya, TB 329, Tahun 2017


Dosen : Dr.TS. Supratman Agus MT.

HOME WORK 1 ( REVISI)


PERHITUNGAN KLASIFIKASI/SPESIFIKASI JALAN
DAN LoS RUAS JALAN RAYA ARTERI TYPE 4/2 D

Tugas diberikan kepada Mahasiswa :


Nama : Aziz Kurnia Adi
NIM : 1501017 (Ganjil-ganjil)

JAWABAN
Dik :
Hasil survei lalu lintas jalan arteri dua arah type 4/2 D

Ruas Waktu Jmlh Total Pencatatan Data Lalin (Unit Kendaraan) Total
Jalan Survai LL/Unit
MC PC T2as T4as Bus (%)

Minggu, 205.101 31 44 10 8 7 100

A–B Selasa 370.140 38 37 15 6 4 100

Kamis 301.016 43 42 7 5 3 100

Minggu 410.107 45 32 9 9 5 100

B–A Selasa 403.106 45 35 9 2 9 100

Kamis 502.140 51 22 5 3 19 100

1. VOLUME LALIN KELAS JALAN DAN SPESIFIKASI RUAS JALAN


BERDASARKAN ANALISIS LALIN PADA PEAKDAYS

Arteri dalam kota


Kategori kendaraan per jenis kendaraan :
HV (KENDARAAN BERAT) : kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda
(meliputi : bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi bina
marga).
- MC (SEPEDA MOTOR) : kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (meliputi :
sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistem klasifikasi bina marga).
LV (KENDARAAN RINGAN) : kendaraan ber as dua dengan 4 roda dan dengan
jarak as 2,0-3,0 m (meliputi: mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up dan truk
kecil sesuai sistem klasifikasi bina marga).
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Jadi diketahui :
LV = PC
HV = T2as, T4as, dan Bus
MC = MC

1) Menghitung Kendaraan / Total unit per jenis kendaraan (LL/unit)


A. Ruas A – B
Waktu Survey :
Minggu
MC = 31% x 205.101
= 63581 unit
LV = 44% x 205.101
= 90244 unit
HV = T2as + T4as + Bus
= (10% x 205.101)+( 8% x 205.101)+( 7% x 205.101)
= 20510,10 + 16408,08 + 14357,07
= 51275 unit

Selasa
MC = 38% x 370.140
= 140653 unit
LV = 37% x 370.140
= 136952 unit
HV = T2as + T4as + Bus
= (15% x 370.140)+( 6% x 370.140)+( 4% x 370.140)
= 55521,00 + 22208,40 + 14805,60
= 92535 unit
Kamis
MC = 43% x 301.016
= 129437 unit
LV = 42% x 301.016
= 126427 unit
HV = T2as + T4as + Bus
= (7% x 301.016)+( 5% x 301.016)+( 3% x 301.016)
= 21071,12 + 15050,80 + 9030,48
= 45152 unit

B. Ruas B – A
Waktu Survey :
Minggu
MC = 45% x 401.107
= 180498 unit
LV = 32% x 401.107
= 128354 unit
HV = T2as + T4as + Bus
= (9% x 401.107)+( 9% x 401.107)+( 5% x 401.107)
= 36099,63 + 36099,63 + 20055,35
= 92255 unit

Selasa
MC = 45% x 403.106
= 181398 unit
LV = 35% x 403.106
= 141087 unit
HV = T2as + T4as + Bus
= (9% x 403.106)+( 2% x 403.106)+( 9% x 403.106)
= 36279,54 + 8062,12 + 36279,54
= 80621 unit
Kamis
MC = 51% x 502.140
= 256091 unit
LV = 22% x 502.140
= 110471 unit
HV = T2as + T4as + Bus
= (5% x 301.016)+( 3% x 301.016)+( 19% x 301.016)
= 25107 + 15064,20 + 95406,60
= 135578 unit

C. Jumlah Unit Ruas A-B + B-A

Jumlah LL/Unit Jumlah


Ruas Waktu MC LV HV
Jalan Survey
Minggu 63581 90244 51275 205161
A-B Selasa 140653 136952 92535 370140
Kamis 129437 126427 45152 301016
Minggu 180498 128354 92255 401107
B-A Selasa 181398 141087 80621 403106
Kamis 256091 110471 135578 502140

2) Menghitung Jumlah Kendaraan (Unit/Jam)


Untuk menentukan kelas dan spesifikasi ruas jalan, hal yang
dilakukan pertama adalah mencari LHR pada kendaraan (satuan smp).
Maka masing masing kendaraan harus dikalikan terlebih dahulu dengan
emp (ekivalen mobil penumpang ) yang berdasarkan pada tabel 1. Dan
untuk menghitung volume, hasil LHR (satuan smp) tersebut dibagi 24
jam (waktu pengamatan). Sehingga satuannya menjadi (smp/jam).
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997

Dari tabel tersebut, karena yang digunakan adalah empat lajur terbagi (4/2D),
maka ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk MC = 0,25 Dan untuk HV =
1.2. dan (emp) untuk mobil penumpang atau LV = 1,0.
Maka, rumus yang digunakan untuk menghitung volume adalah :
Volume = Jumlah Kendaraan x emp
` 24 jam
Perhitungan :
Ruas Jalan A - B
Minggu
𝛴 MC = 63581 x 0,25 = 15895 SMP
𝛴 MHV = 51275 x 1,2 = 61530 SMP
𝛴 LV = 90244 x 1,00 = 90244 SMP +
TOTAL = 167670 SMP

Selasa
𝛴 MC = 140653 x 0.25 = 35163 SMP
𝛴 MHV = 92535 x 1.2 = 111042 SMP
𝛴 LV = 136952 x 1.00 = 136952 SMP +
TOTAL = 283157 SMP

Kamis
𝛴 MC = 129437 x 0.25 = 32359 SMP
𝛴 MHV = 45152 x 1.2 = 45152 SMP
𝛴 LT = 126427 x 1.00 = 164355 SMP +
TOTAL = 241866 SMP
Ruas Jalan B - A
Minggu
𝛴 MC = 180498 x 0,25 = 45125 SMP
𝛴 MHV = 92255 x 1,2 = 92255 SMP
𝛴 LV = 128354 x 1,00 = 166861 SMP +
TOTAL = 304240 SMP

Selasa
𝛴 MC = 181398 x 0.25 = 45349 SMP
𝛴 MHV = 80621 x 1.2 = 96745 SMP
𝛴 LV = 141087 x 1.00 = 141087 SMP +
TOTAL = 283182 SMP

Kamis
𝛴 MC = 256091 x 0.25 = 64023 SMP
𝛴 MHV = 135578 x 1.2 = 162693 SMP
𝛴 LT = 110471 x 1.00 = 110471 SMP +
TOTAL = 337187 SMP

Total LHR (SMP)


Ruas Waktu MC HV LV Σ
Jalan Survey
Minggu 15895 61530 90244 167670
A-B Selasa 35163 111042 136952 283157
Kamis 32359 45152 164355 241866
Minggu 45125 92255 166861 304240
B-A Selasa 45349 96745 141087 283182
Kamis 64023 162693 110471 337187

Akumulasi LHR Ruas Jalan A-B dan B-A


Minggu = 167670 + 304240 = 471919 smp
Selasa = 283157 + 283182 = 566339 smp
Kamis = 241866 + 337187 = 579053 smp

Dari akumulasi tersebut, Diperoleh hasil akumulasi maksimum ruas jalan


A-B dan B-A adalah pada hari Kamis dengan jumlah LHR sebesar 579053
smp. Karena Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Dalam Smp ruas jalan
tersebut > 20000, maka ruas jalan tersebut termasuk ke dalam kelas jalan I
dengan spesifikasi terlampir pada tabel 2.
Untuk dipergunakan dalam perhitungan LoS, diperlukan hasil perhitungan
volume (satuan smp/jam) caranya adalah membagi LHR dalam satuan smp
dengan lama waktu pengamatan 24 jam. Maka (579053 smp / 24 jam),
Diperoleh hasil 24127,21 smp/jam.

Tabel 2. Spesifikasi Kelas Jalan I (Jalan Utama)

JALAN RAYA
KLASIFIKASI JALAN UTAMA

KALSIFIKASI MEDAN Datar Bukit Gunung

Lalu lintas Harian Rata-Rata


> 20000
(LHR) dalam smp

Kecepatan Rencana (km/jam) 120 100 80

Lebar Derah Pengusaan


60 60 60
Minimum (meter)

Lebar Perkerasan (meter) Minimum 2 (2x3,75)

Lebar Median Minimum (meter) 10

Lebar Bahu (meter) 3.5 3 3

Lereng Melintang Perkerasan 2%

Lereng melintang Bahu 4%

Jenis Lapisan Permukaan Jalan Aspal Beton (hot mix)


Miring Tikungan Maksimum 10%

Jari-Jari Lengkung minimum


560 350 210
(meter)

Landai Maksimum 3% 5% 6%

Sumber : Supratman Agus; Geometrik Jalan Raya; FPTK UPI.

Halaman 25.

2. Menentukan Tingkat Pelayanan (Level of Service) dari ruas jalan


nomor 1 untuk jalan luar kota (NIM Ganjil - Ganjil)
Analisa Kapasitas
Berdasarkan rumus di MKJI 1997 (Jalan Perkotaan) :

C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS


Dimana :
C = kapasitas
C0 = kapasitas dasr (smp/jam)
FCW = faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas
FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping
FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota
Penentuan semua variabel pada rumus di atas berdasarkan MKJI
1997, berikut di bawah ini :
Anggapan yang digunakan untuk perancangan jalan empat lajur dua
arah (jalan empat lajur terbagi) adalah sebagai berikut:
Penampang melintang : jalur lalu lintas 2 x 2 lajur, lebar lajur 3,50 m
kereb (tanpa bahu)
jarak antara kereb dan penghalang terdekat pada
trotoar > 2m
median tanpa bukaan
Alinyemen : Datar
Hambatan Smping : Rendah
Ukuran Kota : 1,0-3,0 juta penduduk
Komposisi lalu lintas : kendaraan ringan (LV) 60 %
Kendaraan berat (HV) 8 %
Kendaraan Motor (MC) 32 %
Pemisahan arah : 50/50
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997

Langkah 1. Kapasitas Dasar

Tabel 3. Kapasitas Dasar Perkotaan

Karena jalan tersebut merupakan tipe jalan empat lajur terbagi (4/2
D), untuk ruas jalan A-B dan ruas jalan B-A Maka diambil kapasitas
dasar sebesar 1650 smp/jam per lajur. Karena ada 4 lajur, maka = 1650
x 4 = 6600 smp/jam

Langkah 2. Menentukan FCw (kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu


Lintas)
Tabel 4. Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu-Lintas untuk jalan
perkotaan

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997


Sesuai anggapan yang digunakan untuk perancangan jalan empat
lajur dua arah (jalan empat lajur terbagi, Penampang melintang
jalur lalu lintas 2 x 2 lajur, lebar lajur 3,50 m untuk ruas jalan A-B
dan B-A. Diambil FCw sebesar 1,00.

Langkah 3. Menentukan FCsp (Kapasitas untuk pemisahan


arah
Tabel 5. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP)

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997


Sesuai anggapan yang digunakan untuk perancangan jalan empat
lajur dua arah (jalan empat lajur terbagi, Pemisahan arah 50/50 untuk
ruas jalan A-B dan B-A. Diambil FCSP sebesar 1,00.

Langkah 4. Menentukan FCsf


Tabel 6. Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan
Tabel 7. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengahruh hambatan
samping dan jarak kereb-penghalang (FCSF) jalan perkotan dengan
kereb

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997


Sesuai anggapan yang digunakan untuk perancangan jalan empat lajur
dua arah (jalan empat lajur terbagi, Penampang melintang kereb (tanpa
bahu) dengan jarak kereb-penghalang = 1, serta kelas hambatan
samping rendah, untuk ruas jalan A-B dan B-A diambil FCSF sebesar
0,96.
Langkah 5. Menentukan FCcs
Tabel 8. Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) pada jalan
perkotaan

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997


Sesuai anggapan yang digunakan untuk perancangan jalan empat
lajur dua arah (jalan empat lajur terbagi, Ukuran Kota 1,0-3,0 juta
penduduk untuk ruas jalan A-B dan B-A. Maka diambil FCCS
sebesar 1,00.

Jadi, kapasitas jalan raya tersebut adalah :


C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
C = (1650 x 4) x 1 x 1 x 0,96 x 1
= 6336 smp/jam
Dengan C = 6336 smp/jam, tingkat pelayanan jalan (LoS) yaitu :
𝑉
LoS =
𝐶
Dimana :
LoS = tingkat pelayanan jalan
V = volume kendaraan (smp)
C = kapasitas jalan (smp/jam)

Jawab :
Jadi, LoS jalan tersebut adalah :
𝑉 24127,21
LoS = = = 3,808
𝐶 6336
Setelah mendapatkan LoS, kemudian dapat dicari tingkat
pelayanan jalan yang telah dicari tersebut, dengan melihat tabel
sebagai berikut
Tingkat pelayanan jalan, berdasarkan tabel di bawah ini :
Tabel 9. Tingkat Pelayanan

Tingkat Rasio
Karakteristik
Pelayanan V/C

Arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi,


A < 0,60 pengemudi dapat memilih kecepatan yang
dikehendaki.

Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu


0,60 –
B lintas, pengemudi masih dapat bebas dalam
0,70
memilih kecepatannya.

0,70 – Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol oleh lalu


C
0,80 lintas

0,80 – Arus mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan


D
0,90 berbeda-beda, volume mendekati kapasitas.

0,90 – Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-


E
1,00 beda, volume mendekati kapasitas.

Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume


F >1 diatas kapasitas, sering terjadi kemacetan pada
waktu yang cukup lama.

Sumber : Buku Geometri Jalan Raya oleh Dr. H Supratman


Agus,M.T

Dari hasil perhitungan V/C, menghasilkan angka sebesar 3,808. Maka


tingkat pelayanan Jalan tersebut adalah F yakni >1, dengan karakteristik
“Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, sering
terjadi kemacetan pada waktu yang cukup lama”

Anda mungkin juga menyukai