A.Rubber deposit
adalah suatu lapisan karet yang melekat pada permukaan landas pacu yang timbul akibat
gesekan roda pesawat udara ketika aktivitas landing yang akumulasinya tinggi dipermukaan
landas pacu. Dengan adanya rubber deposit yang nilainya tinggi maka harus segera
dihilangkan.
Faktor- faktor yang dapat menyebabkan tebalnya Rubber Deposit pada landas pacu
ialah :
a. Faktor frekuensi pergerakan pesawat pada landas pacu
Hal ini dikarenakan semakin banyak pergerakan pesawat udara berupa aktivitas
Take Off maupun Landing, maka semakin banyak pula Rubber Deposit yang
dihasilkan.
b. Faktor banyaknya roda pendaratan
Hal ini dikarenakan semakin banyak roda soatu pesawat makan akan semakin
banyak Rubber Deposit yang dihasilkan.
c. Faktor cuaca
Hal ini dikarenakan Rubber Deposit memiliki efek Hydroplaning yang akan
diperparah dengan kodisi cuaca ekstrim berupa hujan yang akan mengakibatkan
pesawat dapat tergelincir saat landing. Tebalnya Rubber Deposit pada landas pacu
dapat menyebabkan pesawat tergelincir saat melakukan aktivitas landing. Hal ini
dikarenakan Rubber Deposit memiliki efek Hydroplaning, yaitu berupa efek yang
sama dengan genangan air dan memungkinkan roda pesawat untuk mengapung
diatasnya dan mengakibatkan rem pesawat tidak dapat bekerja secara effektif.
Frekuensi pergerakan pesawat udara adalah salah satu faktor utama yang menentukan
ketebalan rubber deposit pada landas pacu. Berdasarkan SKEP 77 TH 2005 pembersihan
rubber deposit dijadwalkan sebagai berikut :
Berdasarkan KP/94/th 2015, Rubber Deposit pada landas pacu dapat dibersihkan dengan
beberapa metode, yaitu:
1. Menggunakan Air Bertekanan Tinggi
Menghilangkan endapan karet yang menempel dipermukaan perkerasan dapat dilakukan
dengan penyemprotan air bertekanan tinggi. Metode ini disebut juga Hydro Cleaning dengan
menggunakan alat bernama High water preasure yang memiliki prinsip untuk mencegah
endapan karet yang menempel di permukaan perkerasan. Metode ini sangat ekonomis,
bersih dan efektif menghilangkan endapan tersebut. Selain itu, penyemprotan dengan
menggunakan penyemprot air bertekanan tinggi ini dapat tetap menjaga kehalusan dari
permukaan perkerasan.
2. Menggunakan Bahan Kimia
Bahan kimia baik juga digunakan untuk menghilangkan endapan karet yang terdapat
dipermukaan perkerasan aspal maupun beton. Sebagian dari bahan kimia ini mempunyai
bahan dasar Cresylic Acid (suatu derivative cairan pengawet kayu) dan suatu campuran
Benzene dan Synthetic Detergent untuk memisahkan air dari removal rubber pada landasan
beton, sedangkan pada landasan aspal digunakan bahan kimia bersifat Alkaline berupa
Magnus. Metode ini melibatkan alat pembersih yang berputar dan disikat kepermukaan
perkerasan untuk kemudian dicuci bersih dengan air. Ada jeda waktu antara proses
penyikatan dengan pembersihan untuk menunggu bahan kimia menyerap dan
menghancurkan sisa-sisa karet tersebut. Pembersihan dengan metode ini meski memiliki
biaya yang cukup besar untuk penggunaan bahan kimia yang digunakan namun memiliki
efek jangka panjang.
Seiring waktu, puing menumpuk dan akhirnya dapat menyebabkan masalah lingkungan
membutuhkan remediasi. Biaya pemindahan bahan kimia biasanya dua kali lipat dari biaya
HPW dan
TrackJet karena biaya bahan kimia.
Manfaat dari metode ini adalah:
• Karet dibersihkan dengan kecepatan yang sama dengan HPW.
• Lit melembutkan dan menghilangkan karet terpolimerisasi.
• Pekerjaan dapat diselesaikan dengan menggunakan lapangan terbang staf dan peralatan.
Kerugian metode ini adalah:
• Setelah proses dimulai, trotoar / landasan harus tetap ditutup sampai bersih-bersih
lengkap.
• Lebih mahal dibandingkan dengan HPW dan TrackJet.
• Menimbulkan masalah lingkungan karena bahan kimia tidak dapat terurai secara alami dari
waktu ke waktu.
• Waktu yang dibutuhkan untuk proses untuk diselesaikan.
• Memerlukan lebih dari satu pribadi untuk melakukan proses.
• Bereaksi dengan stempel karet pada penyapu konvensional dan di landasan pacu.
• Sejumlah besar efluen harus dibuang.
Sedangkan berdasarkan Jurnal Aviasi, metode pembersihan Rubber Deposit dibagi menjadi
empat, yaitu :
1. Chemical Solvent Magnus 758
Yang terdiri dari bahan cairan kimia yang biasa membahayakan kesehatan dan membuat
pencemaran air pada drainase bandara
2. Hot Compress Air System
Pembersihan ini terdiri atas campura gas yag memiliki temperature dan kecepatan tinggi,
dijalankan diatas permukaan landas pacu sehingga bereaksi untuk membakar rubber
deposit pada permukaan landas pacu.
3. Tekanan Air
Dengan semburan air yang memiliki kecepatan tinggi melalui nosel yang disusun berderet
dibawah suatu mesin dengan sudut tertentu. Remah karet akan tercungkil keluar satu
persatu dari pori-pori landas pacu, kemudian dbersihkan dan disapu dengan runway
sweeper.
4. Sikat Kawat
Cara manual , yaitu dengan menyikat atau menguras langsung rubber deposit dengan sikat
kawat sehingga karet yang ada pada landas pacu sedikit demi sedikit terkupas bersih
kemudian dibersihkan dan disapu.
2. Menara Kontrol.
a. Letak menara kontrol sedekat mungkin dengan titik tengah bandar
udara dimana pesawat udara melakukan pergerakan.
b. Tidak ada obstacle untuk melihat seluruh pergerakan pesawat udara
di bandar udara.
c. Ketinggian dinding kabin ± 1,5 m dari lantai kabin.
d. Tinggi menara kontrol tidak boleh terlalu tinggi sehingga menjadi
obstacle bagi operasi penerbangan di bandar udara tersebut.
e. Kaca menara kontrol menggunakan kaca yang non-reflektif (ray ban).
Fungsi utama menara kontrol :
- Tempat memantau / mengawasi area - area di dalam dan sekitar bandar udarayang telah
ditentukan untuk diawasi, untuk menjaga keselamatan penerbangan.
- Tempat untuk memantau / mengawasi, memandu dan berkomunikasi denganpesawat
udara baik yang sedang melakukan pendekatan ke bandar udara, yangakan lepas landas,
maupun yang sedang melakukan pergerakan di apron atautaxiway
3. Stasiun Meteorologi.
a. Lokasi harus mempunyai pandangan jelas ke bandar udara
b. Aksesibilitas tinggi (mudah dicapai)
c. Apabila bandar udara mempunyai dua landasan maka letak stasiun
berada di antara kedua landasan.
4. Gedung NDB.
a. Luas gedung : 24, 48, 96 m2
b. Tidak boleh ada struktur metal pada radius ≤ 300 m dari titik tengah
lahan NDB, yang melebihi ketinggian 3o
dari titik tengah dasar
antena NDB.
c. Lahan NDB harus rata dan berdrainase baik.
d. Luas tapak minimal untuk areal NDB adalah 100x100 m
5. Gedung VOR.
a. Luas lahan : 200 x 200 m
b. Sampai dengan radius 600 m, bangunan dan benda tumbuh lainnya
di batasi besar dan tingginya sampai maksimum 1 derajat.
c. Tidak boleh ada jaringan tegangan tinggi pada jarak tangensial
minimal 2.000 m.
6. Gedung DME.
Ditempatkan pada lokasi yang sama dengan VOR atau bisa digabung
menjadi satu.
Kebutuhan ruang untuk DME / VOR
a. Ruang peralatan;
b. Ruang genset / ruang battery;
c. Ruang kerja / kantor;
d. Ruang penunjang: gudang, toilet.
C. Bangunan Administrasi :
Bangunan Administrasi Bandar Udara merupakan pusat kegiatan operasional dan
administrasi seluruh aktifitas di bandar udara. Kepala bandar udara, kepala divisi dan
stafsesuai skema organisasi berkantor di bangunan sini.
a. Konsep Perencanaan.
- Karena kegiatannya tidak langsung berhubungan dengan pelayanan terhadappenumpang
dan pengguna bandar udara, Kantor Administrasi Bandar Udara inisebaiknya merupakan
bangunan tersendiri
yang terpisah dari bangunan terminal penumpang / cargo.
- Untuk memperlancar kegiatannya diperlukan
kemudahan akses ke fasilitas -fasilitas lainnya
di dalam bandar
udara.- Jika jumlah pegawai yang bekerja relatif besar, selain mempunyai akses kefasilitas -
fasilitas di dalam bandar udara, kemudahan akses dengan fasilitastransportasi umum juga
patut dipertimbangkan.
b. Analisa kebutuhan ruang.
Luas bangunan yang dibutuhkan untuk Kantor Administrasi Bandar Udara akanberbeda -
beda tergantung kepada besarnya kegiatan bandar udara. Berdasarkanstandar Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Direktorat Tata Bangunan
mengenaibangunan perkantoran, luas total Kantor Administrasi Bandar Udara yangdibutuhk
an dapat dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
-Standar ruang kerja : 8 m2 / orang.
-Standar servis ( toilet, pantry, gudang ) serta sirkulasi : maksimum 40% dari luastotal.
-Standar daerah parkir mobil : luas 1parkir mobil = 25 m2 luas kantor.
-Kebutuhan luas 1 parkir mobil = 35 m2.
Luasnya dipengaruhi oleh berat dan volume kargo waktu sibuk yang dilayani oleh bandar
udara tersebut. Fasilitas ini meliputi Gudang, Kantor Administrasi, Parkir pesawat, Gedung
Operasi, Jalan Masuk dan Tempat parkir kendaraan umum. Fasilitas–fasilitas tersebut
diatas merupakan fasilitas
standar yang dalam penyediaan dan pengoperasiannya disesuaikan dengan
klasifikasi kemampuan bandar udara bersangkutan.
Fasilitas Kedatangan :
a) Ruang kedatangan adalah ruangan yang digunakan untuk menampung penumpang yang
turun dari pesawat setelah melakukan perjalanan. Luasannya dipengaruhi oleh jumlah
penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut. Fasilitas ini dilengkapi
dengan kerb kedatangan dan baggage claim area.
b) Baggage Conveyor Belt adalah fasilitas yag digunakan untuk melayani pengambilan
bagasi penumpang. Panjang dan jenisnya dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk
yang dilayani oleh bandar udara tersebut dan banyaknya bagasi penumpang yang
diperkirakan harus dilayani.
c) Rambu/marka terminal bandar udara, Fasilitas Custom Imigration Quarantine / CIQ
(bandar udara Internasional) dan Fasilitas umum lainnya (toilet telepon dsb) adalah
kelengkapan terminal kedatangan yang harus disediakan yang jumlah dan luasnya
dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani oleh bandar udara tersebut.
Menurut Horonjeff dan McKelvey (1993), beberapa fungsi dari terminal penumpang di
wilayah bandar udara adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Moda Sebagai fungsi interface.
Sebagai perubahan dari moda transportasi darat menuju moda transportasi udara sesuai
dengan pola yang telah ditetapkan.
2. Pemrosesan Penumpang
Merupakan tempat untuk memperoses keperluan perjalanan udara yaitu pembelian tiket,
check-in, memisahkan dan mempertemukan kembali dengan barang bawaan (bagasi),
pelaksanaan, pemeriksaan keamanan, dan pengawasan pemerintah dalam hal legalitas barang
atau penumpang yang keluar dan masuk kota atau negara.
3. Pengaturan Pergerakan Penumpang Pesawat
memindahkan penumpang dari satu tempat ketempat lain, dan penumpang datang dan
meninggalkan bandara secara kontinyu dalam kelompok kecil atau individu menggunakan
moda transportasi darat, misalnya bus bandara, mobil, taksi, dan sebagainya. Untuk
melakukan dan memperlancar proses pergerakan penumpang agar dapat berpindah moda
secepat mungkin, terminal memberi ruang untuk menghimpun dan mengatur penumpang.
4. Pelindung dari cuaca
Terminal berfungsi untuk melindungi penumpang atau orang yang berkepentingan di bandara
dari terik matahari dan hujan, sehingga terminal mampu memberi kenyamanan bagi para
penumpang. 20 2.5 Sistem Terminal Kedatangan Penumpang Diperlukan suatu pengaturan
untuk mendapatkan fungsi yang maksi
C.Konfigurasi Satelit :
Konfigurasi ini mempunyai ruang tunggu keberangkatan yang terpisah maupun bersama.
Bagian satelitnya merupakan satu bangunan di daerah apron yang dikelilingi dengan
pesawat-pesawat yang parkir dan terpisah dari terminal utama. Bangunan ini berhubungan
dengan terminal utama dengan sebuah jalur penghubung/connector berupa
koridor/terowongan atau berupa pierfinger yang dapat berada di atas tanah, di bawah tanah,
atau di level/lantai atas.
Pemerikasaan karcis penumpang dan bongkar muat bagasi biasanya diatur di terminal
pusat, walaupun dimungkinkan juga bentuk dan variasi lainnya.
Dapat menggunakan sistem satu maupun dua tingkat.
Keuntungan
Kemampuan penyesuaian terhadap ruang tunggu keberangkatan dan fungsi lapor-masuk
Meningkatkan fleksibilitas bentuk maneuver dan parkir dengan penempatan concourse di
bawah apron.
Mengurangi jumlah kepadatan di terminal utama.
Memiliki keuntungan akibat pemakaian alat bersama.
Adanya fleksibilitas dan kebebasan beroperasi tiap satelit.
Kerugian
Kemampuan perluasan kurang, akibat keterbatasan interior dan parkir pesawat.
Kenyamanan berkurang, akibat jarak tempuh yang harus dilalui penumpang.
Membutuhkan daerah apron yang lebih banyak dibandingkan konsep lain.
D. Konfigurasi Bergerak :
Permakiran pesawat dan segala aktifitas pelayanan ditempatkan terpisah dari bangunan
terminal.
Adanya penghilangan piers/ jembatan dan holding room. Sebagai penghubung antar
keduanya digunakan kendaraan pengangkut khusus, berupa bus atau mobile lounge.
Pengaturan penumpang dipusatkan pada terminal utama.
Adanya fasiitas holding area pada bangunan terminal utama.
Keuntungan
Adanya fleksibilitas pada pengopersian bangunan ini.
Pemisahan aktifitas servis pesawat (sisi udara) dengan aktifitas bangunan terminal (sisi
darat) sangat jelas.
Mengurangi jarak jalan kaki penumpang yang terlalu jauh.
Tingkat biaya modal dapat lebih rendah akibat penggunaan tata ruang bangunan yang
efisien, luas ruang tunggu keberangkatan yang minimal dan posisi pintu hubung yang lebih
dekat ke posisi penumpang yang diangkut daripada ke pesawat.
E.Distribusi Vertikal
Sistem 1 Level
Sistem pengoperasian atas penumpang, bagasi, dan barang kiriman lain, baik yang
berhubungan dengan pemuatan maupun penurunan, berada pada satu level, yaitu level
apron (level pelataran/peron/dasar)
Sistem ini efisien jika dipakai oleh maskapai yang punya jadwal penerbangan yang tidak
begitu padat.
Keuntungan
Lay-out ruangan sederhana, terutama dalam mengakomodasikan arus penerbangan yang
rendah.
Kerugian
Benturan sirkulasi antara penumpang dengan layanan operasi/service harus dihindari
dengan adanya pemisahan secara horizontal.
F.Sistem Satu -Setengah Level
Banyak digunakan oleh terminal udara international dan domestik yang tidak terlalu padat
Lantai dasar gerbang terminal udara melayani arus penumpang dan barang.
Arus peumpang datang memisahkan diri di titik pengecekan finger pier ke bawah menuju
ruang tunggu kedatangan dan klaim bagasi.
Arus barang tetap berada di lantai dasar gerbang terminal udara sampai gate/apron
keberangkatan.
Arus barang turun di titik pengecekan menuju lantai dasar terminal
Arus penumpang datang dan pergi berada di lantai yang sama dengan gerbang terminal
udara.
Keuntungan
Penanganan yang lebih efektif
Kerugian
Penumpang yang akan berangkat harus ke lantai atas menuju ruang tunggu sedangkan
penumpang yang baru datang dan akan mengambil bagasi
Masih terdapat pertemuan langsung antara penumpang datang dan pergi di satu level lantai.
G.Sistem 2 Level
Pada pemakaian system operasional terpusat/centralized atau gabungan/consolidated,
dibutuhkan adanya "pemisahan secara vertikal" untuk pengoperasian penumpang dengan
bagasinya. Untuk itu dapat digunakan Sistem 2 Level, dengan pemisahan: (a) Level 1 (level
apron/dasar): operasi bagasi, dengan kiriman lain. (enplaning – deplaning), serta jalur
penumpang datang yang akan mengambil bagasi; (b) Level 2 (level atas): pengoperasian
penumpang. (enplaning – deplaning), terutama yang berangkat dengan pemisahan vertikal
antara keduanya pengoperasian pengunjung. (tersedia pula public space, seperti
concession area, ruang tunggu, restoran dan telepon umum).
Pembagian sirkulasi penumpang dan bagasi dilakukan tanpa pertolongan alat mekanik
khusus. Begitu pula untuk memindahkan bagasi dari satu level ke level yang lain.
Terdapat suatu pengoperasian Sistem Satu Level tersendiri yang khusus menangani bagasi
dan kegiatan level apron lainnya. Hal ini menyebabkan adanya cara pemuatan bagasi pada
level apron secara langsung (dari atau menuju baggage claim), tanpa penggunaan lift
barang, conveyor barang dan ramp menuju lavel atasnya. Kesulitannya adalah penumpang
harus melalui 2 level.
Penumpang dan bagasi (baik untuk enplaning dan deplaning) masuk dan meninggalkan
bangunan terminal melewati vehicle platform level (level pelataran kendaraan), dan
merupakan level yang sama dengan level yang memuat fasilitas penanganan
penumpang/pengunjung
Pemberangkatan dan penurunan penumpang/ bagasi dilakukan dalam dua level yang
berbeda. Penumpang dan bagasi yang akan berangkat masuk lewat level atas. Selanjutnya,
pada titik tertentu, bagasi ~ dengan peralatan mekanik ~ diantarkan ke level yang lebih
rendah (level apron). Penumpang unlooding yang baru datang mengambil bagasinya pada
level bawah (level apron).
Biasa dipakai pada terminal udara besar dengan frekuensi sangat tinggi baik internasional
maupun domestik.
Pemisahan horizontal ada pada daerah terminal atau pier
Keuntungan :
Ketinggian lantai yang dinaikkan untuk pemrosesan penumpang menyebabkan suatu desain
titik pertemuan terminal dengan ketinggian pintu pesawat yang nyaman. Jalan masuk
kendaraan pada lantai atas memudahkan pertemuan dengan daerah pemrosesan
penumpang.
Dalam menangani frekuensi arus penerbangan tinggi, sistem ini dapat mengurangi tabrakan
antara arus penumpang dan bagasi, karena adanya pemisahan titik penyerahan bagasi di
lantai atas dengan klaim di lantai dasar.
Adanya kemungkinan untuk melakukan pemisahan aspek fungsionalitas.
Pembagian arus antara lalu lintas penumpang dan bagasi baik yang enplaning maupun
deplaning. Pembagian ini tidak berlaku pada waiting room dan daerah concourse.
Jarak tempuh minimum untuk pindah tingkat ada pada sisi pier dekat parkir pesawat.
Kerugian :
Rute arus lebih kompleks dan sulit ditangani.
Apabila penumpang yang datang dan pergi berada di lantai yang berbeda, penumpang
harus berjalan cukup jauh dan harus pindah lantai di titik tertentu.
Konstruksi desain umumnya mahal karena tuntutan pemakaian elevator, tangga, escalator
dan conveyor belt.
Desain seperti ini membutuhkan bantuan ramp atau alat mekanikal lain untuk mengantarkan
bagasi menuju level bawah (level pengoperasian apron).
Tuntutan konstruksi yang mahal.
F.Hanggar
adalah struktur tertutup, tempat dimana pesawat bernaung di dalam sebuah gudang
perlindungan berukuran besar.
Hanggar bergungsi sebagai perlindungan pesawat dari cuaca, termasuk sinar matahari
langsung, dan juga hanggar berfungsi sebagai tempat pemeliharaan, perbaikan, pembuatan,
perakitan dan penyimpanan pesawat di lapangan terbang.
H.Jalan Akses
Jenis jalan akses pada Bandara :
-jalan masuk berfungsi : sbg penghubung jalan umum kebandara
-jalan inspeksi berfungsi : sbg jalan pkp-pk dan perawatan
-jalan operasi berfungsi : sbg jalan pkp-pk dan kendaraan operasi bandara
-jalan service berfungsi : sbg jalan umum didepan terminal
-jalan lingkungan berfungsi :sbg jln pribadi dan pkp- pk