Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA PELAJARAN

BIOSTASTIK

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses pembelajaran

Salah Satu Mata Ajar “BIOSTASTIK”

Disusun Oleh:

Nur hadi

Semester: 6 B

NIM: 1611011056

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020

CRITICAL POINT CRITICAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL


85
APPRAISAL APPRAISAL
Apakah peneliti Pada jurnal ini, peneliti sudah
mencantumkan abstrak menampilkan abstrak di
di dalam jurnal? √ halaman pertama, di dalam
abstrak sudah mencakup
pejelasan dalam jurnal
ABSTRAK
Apakah tujuan √ Pada jurnal ini peneliti sudah
penelitian disebutkan? menyebutkan tujuan
penelitianya yaitu untuk
menanggulangi pencemaran
udara
Apakah judul √ Kata yang ada di dalam judul
memenuhi kaidah jurnal ini tidak sesuai dengan
penulisan judul? persyaratan yaitu berjumlah
20 kata.
JUDUL
Apakah penulisan judul √ Pada jurnal ini tidak terdapat
menggunakan tanda penggunaan tanda baca sama
baca (?) (!) atau tanda sekali.
hubung (-) ?
Apakah nama penulis √ Pada jurnal ini nama penulis
dicantumkan? berada di bawah nama judul
jurnal
Apakah asal institusi √ Asal institusi penulis sudah
penulis dicantumkan? dicantumkan di bawah nama
penulis agar memudahkan
PENULIS parapem baca melihat asal
institusi sang penulis.
Apakah asal institusi √ Asal institusi penulis sesuai
penulis sesuai dengan dengan topik penelitian karena
topik penelitian? topic penelitan tentang apa
yang di bahas dalam institusi
penulis
Apakah bidang ilmu √ Bidang ilmu penulis
BIDANG ILMU peneliti sesuai dengan sangatberkaitan erat dengan
judul penelitian? riset yag di lakukan peneliti
Apakah peneliti √ Peneliti mencantumkan
LITERATUR mencantumkan literatur literature review dalam jurnal
REVIEW review dalam
penelitiannya?
KERANGKA Apakah peneliti √ Di dalam jurnal ini
86
menampilkan kerangka mencantuman keragka konsep
KONSEP konsep dalam dan di jelaskan dalam jural
penelitiannya?
Apakah peneliti √ Di dalam jurnal ini peneliti
DEFINISI mencantumkan definisi mencantumkan defiisi
OPERASIONAL operasional pada oprasional dengan jelas
penelitiannya?
Apakah desain √ Peneitian ini mgnggunakan
penelitian sesuai dengan metode deskritif kualitatif
model penelitian? unutuk mengumpulka data dan
mencari informasi di lokasi
penelitian dansangat tepat
untuk metode penelitia yang
dilakukan
Apakah sesuai √ Desain penelitian yang
METODE
level of evidence (fakta) digunakan oleh peneliti
PENELITIAN
dari desain penelitian? tentang bagaimana cara
peneliti bisa mengumpulkan
data yang berada dilokasi
berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan peneliti
Apakah sesuai √ Di dalam jurnal peneliti tidak
pemilihan sampel dalam mencantumka jumlah
penelitian tersebut? responden yang diteliti
ANALISA Apakah peneliti √ Analisa data pada penelitian
DATA menggunakan analisa ini sudah sesuai dengan jenis
data yang tepat atau penelitian eksperiment
tidak? karenan peneliti menggunakan
metode wawancara
damengumpulkan informasi
yang peneliti butuhkan
Apakah peneliti √ Jurnal ini tidakmencantumkan
mencantumkan jenis uji jenis uji statistik . Dengan
statistik yang tidakmencantumkan jenis uji
digunakan? statistik pada jurnal ini maka
membuat pembaca
kurangmemahami bagaimana
cara mendapatkan hasil dari
penelitian ini.
87
HASIL Dalam bentuk apa hasil √ Peneliti menyajikan hasil
PENELITIAN peneliti disajikan? penelitian dengan bentuk
uraian.
Apakah hasil penelitian √ Peneliti menyajikan
disajikan? hasilpenelitian dengan cara
uraian dengan mencantumkan
berapa persen dampak yang
terjadi dalam penelitian yang
dilakukan
Apakah ada √ Peneliti mengberikan
rekomendasi khusus rekomendasi usulaya pada
terkait hasil penelitian? lokasi yang peneliti
melakukan riset .
DAFTAR Apakah daftar pustaka √ Pada penelitian ini daftar
PUSTAKA yang digunakan up to pustaka yang di gunakan up to
date? date dan tidak lebih 10 tahun
batas daftar pustak yang di
gunakan
Apakah daftar pustaka √ Dafta pustaka dalam
yang digunakan sesuai? penelitian ini sudah sesuai
dengan isi pada pembahasan
maupun pendahuluan.
Apakah daftar pustaka √ Daftar pustaka yang
yang digunakan dari digunakan yaitu sudah
sumber yang terpercaya, yaitu
terpercaya? menggunakanjurnal yang
sesuai dengan bidang ilmunya.
KESIMPULAN √ Kesimpulan pada penelitian
ini dilampirkan oleh peneliti
dan penyusunan kalimat
dalam kesimpulan sudah
sesuai dengan aturan dan
peneliti menjelaskan apa saja
masalah yang bisa terjadi di
risetnya .
SARAN √ Jurnal ini tidak melampirkan
saran, namun saran tersebut
dicantumka oleh peneliti pada
bagian hasil penelitian
88
J. Pijar MIPA, Vol. VIII No.2, September : 85 - 90
ISSN 1907-1744
PENCEMARAN UDARAAKIBAT PENGOLAHAN BATU KAPUR DI DUSUN OPEN
DESAMANGKUNG PRAYA BARAT

Syarifa Wahidah Al Idrus

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas


Mataram Email: kadir_idrus@yahoo.co.id

Abstrak : Penelitian ini dilaksanakan di dusun open desa Mangkung pada bulan April 2013 dengan tujuan
untuk: (1) mendeskripsikan pencemaran udara di dusun Open desa Mangkung, (2) mengetahui dampak
penambangan batu kapur terhadap lingkungan dan masyarakat, (3) mengetahui cara yang tepat mengatasi
pencemaran udara di dusun Open desa Mangkung. Berkenaan dengan itu penelitian dirancang sebagai penelitian
deskriptif, Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptitif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kegiatan penambangan batu kapur di dusun
open desa mangkung menyebabkan pencemaran udara berupa pencemaran partikel debu dan gas karbon monoksida
(CO), (2) dampak penambangan batu kapur tersebut adalah lingkungan menjadi tercemar dan masyarakat mengalmi
ISPA cukup tinggi, (3) beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi pencemaran di dusun Open desa
Mangkung adalah pendekatan institusi, pendekatan pelayanan kesehatan, pendekatan social ekonomi dan
pendekatan teknologi.

Kata kunci: Karakteristik Kegiatan Penambangan, Dampak Lingkungan, Upaya Perbaikan

Abstract : This research was conducted in Open Mangkung village aimed for: (1) describing the air
pollution in Open Mangkung village, (2) knowing the impact of limestone mining to the environment and society,
(3) knowing the suitable way to solve the air pollution in Open Mangkung village. Owing to this, this research is
89
designed as descriptive research. The data was collected through observation and interview which was then analyzed
using descriptive qualitative method. The result of the research shows that (1) the limestone mining in Open
Mangkung village has caused the air pollution in the form of dust particle and carbon monoxide gas (CO), (2) the
impact of limestone mining has polluted the environment which evokes the people get RFA (Rhino Faringitis
Acute), (3) several approach that may be done to solve the pollution in Open Mangkung are institutional approach,
medical service approach, social economic approach and technology approach.

Keywords : the characteristic of the mining activity, the environment impact, recovery efforts.

1. PENDAHULUAN

Udara merupakan sumber daya alam yang sangat


beberapa macam komponen pencemar udara dan yang
dibutuhkan oleh manusia, karena udara adalah sumber
paling banyak dalam pencemaran udara adalah
kehidupan manusia. Udara yang dibutuhkan manusia
komponen- komponen berikut ini [1]:
adalah udara yang sehat dan masih alami. Kondisi udara
saat ini sudah jauh dari sehat dengan berkembangnya
tekhnologi dan tuntutan akan pemenuhan kebutuhan 1. Karbon Monoksida (CO)
manusia. Dalam bidang transportasi mengalami 2. Nitrogen Oksida (NOx)
perkembangan yang cukup pesat dengan banyaknya 3. Belerang Oksida (SOx)
kendaraan bermotor dan dalam bidang industry 4. Hidrokarbon (HC)
munculnya pabrik-pabrik. Kedua bidang tersebut 5. Partikel
menyumbang polusi ke udara selain dari factor alami
seperti dari gunung berapi.

Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-


bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang
menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dari keadaan normalnya. Udara di daerah perkotaan
yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi
serta lalu lintas yang padat kondisi udaranya relatif
tidak bersih. Ada

90
J. Pijar MIPA, Vol. VIII No.2, September : 85 -
90
Tabel 1. Jumlah komponen pencemar

Sumber Pencemaran Jumlah Komponen Pencemar, Juta Ton/Tahun

CO Nox Sox HC Partikel Total


Transportasi 63.8 8.1 0.8 16.6 1.2 90.5
Industri 9.7 0.2 7.3 4.6 7.5 29.3
Pembuangan Sampah 7.8 0.6 0.1 1.6 1.1 11.2
Pembakaran Stasioner 1.9 10.0 24.4 0.7 8.9 45.9
Lain-lain 16.9 1.7 0.6 8.5 9.6 37.3
Sumber: Wardhana, 2004
Dari data di atas terlihat bahwa penyumbang binatang, vegetasi, dan material [4]. Selain itu pencemaran
terbesar polusi udara adalah transportasi sehingga daerah
perkotaan lebih cendrung mengalami pencemaran udara.
Dan industri juga penyumbang polusi yang cukup besar
sehingga daerah daerah industri juga merupakan daerah
yang udaranya kurang sehat. Secara umum daerah yang
dikatakan daerah industri adalah daerah yang memiliki
pabrik-pabrik besar sehingga setiap orang yang akan
memasuki dan tinggal di daerah tersebut harus
mempersiapkan diri dengan kondisi tersebut, begitupula
dengan para pekerja sudah siap dengan pelindung
kesehatan mereka. Keadaan ini akan jauh berbeda
dengan beberapa industri kecil di daerah-daerah seperti
industri penambangan illegal contohnya penambangan
batu kapur. Penambangan batu kapur sudah pasti akan
memberikan sumbangan polusi ke udara tanpa
disadari oleh penambang dan masyarakat sekitar.
Proses produksi batu kapur selain proses penambangan
juga terjadi proses pembakaran yang pasti akan
menyumbang karbon oksida (COx) ke udara.

Batu kapur adalah batuan sedimen berjenis


khusus yang terbentuk dari kerangka hewan-hewan kecil
lautan [2]. Batu kapur (gamping) dapat terjadi dengan
beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik,
atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang
terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal
dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput,
foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka
binatang koral/ kerang. Batu kapur dapat berwarna putih
susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam,
tergantung keberadaan mineral pengotornya. Mineral
karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan
batu kapur adalah aragonit, yang merupakan mineral
metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat
berubah menjadi kalsit. Mineral lainnya yang umum
ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit,
tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO 3),
ankarerit (Ca2MgFe(CO 3)4), dan magnesit (MgCO3).
Batuan kapur mempunyai sifat yang istimewa, bila
dipanasi akan berubah menjadi kapur yaitu kalsium
oksida (CaO) dengan terjadi proses dekarbonisasi
(pelepasan gas CO2) [3].

Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan


atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara
normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat
dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan
diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia,
J. Pijar MIPA, Vol. VIII No.2, September : 85 -
udara
90 dapat pula dikatakan sebagai perubahan
atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan
alami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut. Asal
pencemaran udara dapat diterangkan dengan 3
(tiga) proses yaitu atrisi (attrition), penguapan
(vaporization) dan pembakaran (combustion).
Dari ketiga proses tersebut di atas, pembakaran
merupakan proses yang sangat dominan dalam
kemampuannya menimbulkan bahan polutan [5].

Pencemaran udara yang berasal dari batu


kapur terjadi pada daerah-daerah yang
merupakan daerah produksi kapur, salah satu
daerah di Lombok yang memperoduksi kapur
adalah dusun Open Desa Mangkung Praya Barat.
Pertambangan kapur adalah suatu tempat
pertambangan dengan kadar pencemaran udara
yang dapat mengganggu kesehatan terutama pada
pekerjanya. Di Indonesia, resiko gangguan
kesehatan pada pekerja di pertambangan kapur
lebih besar karena system penambangan kapur
yang masih tradisional. Kondisi ini yang terjadi di
penambangan kapur di dusun Open Desa
Mangkung Praya Barat. Berdasarkan kondisi
tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah terjadi
pencemaran udara di dusun open dilihat dari kondisi
masyarakatnya dan bagaimana cara mengatasi
pencemaran udara di dusun open tersebut maka
peneliti mengambil judul “ pencemaran udara akibat
pengolahan batu kapur di dusun open desa
mangkung”.

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk


mengetahui proses kegiatan penambangan
produksi kapur dan pencemaran udara yang
terjadi di dusun open desa mangkung praya barat
serta bagaimana rekomendasi cara mengatasi
pencemaran udara tersebut. Manfaat dari
penelitian ini adalah diharapkan dapat
memberikan informasi awal kondisi udara di dusun
dusun penambang batu kapur secara umum
khususnya pada dusun Open Desa Mangkung Praya
Barat. Dan dapat memberikan rekomendasi cara
mengatasi pencemaran udara untuk industri
penambang batu kapur sehingga bias
meminimalkan pencemaran yang terjadi di
lingkungan sekitar.

2. METODEPENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian


diskriftif kualitatif yang mencari informasi dari
daerah penelitian dan didiskrifsikan. Penelitian ini
dilaksanakan pada April 2013 di dusun Open Desa
Mangkung Praya Barat. Dalam
penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Berdasarkan survei lokasi di Dusun Open Desa
aktivitas penambangan batu kapur di dusun open desa Mangkung, Kecamatan Praya Barat, masyarakat yang
mangkung, sedangkan subjek penelitian adalah para bekerja dan tinggal di desa tersebut kebanyakan wanita
penambang batu kapur dan masyarakat sekitar. dan anak-anak. Dari hasil wawancara dengan
masyarakat, diperoleh informasi bahwa mereka merasa
Penelitian ini menggunakan rancangan analisis terganggu dengan asap yang ditimbulkan dari
deskriptif yaitu pengumpulan data untuk memberikan pembakaran batu kapur menggunakan bahan bakar
penegasan pada suatu konsep yang telah dikemukakan. kayu. Tetapi hal itu tidak dipermasalahkan oleh mereka
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi, data karena pertambangan batu kapur tersebut merupakan
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang satu-satunya mata pencaharian di desa tersebut. Selain
didapat dari sumber pertama secara langsung dari itu karena terus menerus menghirup asap dan debu dari
responden (objek penelitian), sedangkan data sekunder hasil pembakaran tersebut menyebabkan mereka
dikumpulkan dari orang kedua atau didapatkan dari menjadi terbiasa.
kantor yang bersangkutan.
Kebiasaan menghirup asap dan debu dari hasil
Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah pembakaraan menyebabkan banyak masyarakat yang
kamera, buku, polpen dan daftar pertanyaan yang akan berada disekitar penambangan mengalami gangguan
digunakan wawancara pada masyarakat di Dusun open pernafasan seperti batuk-batuk dan sesak nafas. Kondisi
ini dapat dilihat pada data berikut:
Tabel 2. Jenis penyakit dan jumlah penderita
pada PUSTU di desa Mangkung
No Jum
Je

1 ISPA 1.01
2 Rhematik 883
3 Penyakit Kulit 796
4 Diare 701
5 Malaria 340
6 Broncitis 270
7 Dysentri 269
8 Penumonia 262
Sumber: PUSTU Desa Mangkung, 2013 [6]
desa mangkung. Survei dusun Open Desa
yang kami lakukan ialah mangkung, dapat
dengan mewawancarai dideskripsikan
masyarakat yang kegiatan penambangan
bekerja dan tinggal batu kapur dilakukan
disekitar daerah hampir setiap hari mulai
pertambangan kapur dari pagi sekitar pukul
tersebut. Selain 09.00 sampai sore hari
wawancara, dalam sekitar pukul 15.00,
laporan ini juga kegiatan penambangan
dilampirkan foto-foto tidak hanya dilakukan
yang mengindikasikan pada musim kemarau,
daerah tersebut tetapi pada musim
mengalami pencemaran hujanpun kegiatan
udara. penambangan tetap
berlangsung. Sebagian
3. HASIL DAN besar (51,8%)
PEMBAHASA penambang melakukan
N penambangan setiap hari.
1) Deskrifsi Hal tersebut dijumpai
kegiatan penambangan hampir di semua titik
dan produksi batu kapur penambangan, sementara
di dusun Open Desa sebagian lagi 5 kali
Mangkung dalam seminggu. Proses
penambangan dan
Hasil penelitian pembakaran batu kapur
yang dilakukan pada tiga semuanya masih
(3) titik pembakaran di menggunakan peralatan
87
tradisional dan tanpa Pembakaran tidak menghasilkan gas karbon
3) Kondisi
APD (Alat Pelindung sempurna dari bahan monoksida (CO). Karbon
Diri) lingkungan di dusun bakar kayu dapat
Open desa Mangkung
2) Pencemaran Dari hasil monoksida adalah gas yang ini akan mengakibatkan
udara di dusun Open observasi terlihat kondisi terdiri dari satu atom pembentukan energi tidak
desa Mangkung lingkungan di dusun karbon maksimal. Karbon
Open mulai dari (C) dan satu atom oksigen monoksida akan berikatan
tingginya partikel debu (O). Gas ini tidak berbau, langsung dengan sel otot
dan asap yang dihasilkan tidak berwarna, tidak jantung dan sel tulang.
dari proses penambangan berasa dan tidak Akibatnya terjadi keracunan
batu kapur. Pengolahan mengiritasi. Namun CO pada sel tersebut dan
batu kapur terutama karbon monoksida ini merembet pada sistem saraf
kegiatan pembakaran mudah terbakar dan manusia.
merupakan salah satu sangat beracun apabila
sumber pencemaran
terhirup oleh manusia Tingginya tingkat
udara, dengan hasil yang
ditimbulkan berupa gas
dan memasuki sistem bahaya yang akan dialami
seperti : CO2, CO, dan peredaran darah[2]. oleh masyarakat sekitar jika
partikel debu. Dari gambar tidak ada upaya untuk
di atas terlihat pada Gas karbon mengurangi dampak dari
proses monoksida (CO) yang pencemaran tersebut.
pembakaran terjadi masuk dalam sistem Masyarakat sekitar
pembakaran tidak peredaran darah akan menerima kondisi tersebut
sempurna dengan adanya menggantikan posisi tanpa ada usaha untuk
asap yang mengepul. oksigen dalam berikatan mengurangi dampak
Asap yang mengepul dengan hemoglobin (Hb) pencemaran terhadap udara
menandakan adanya gas dalam darah. Gas CO sekitar. Keadaan ini mereka
karbon monoksida (CO). akhirnya mudah masuk ke terima karena dua factor
Polutan utama dalam jantung, otak dan yaitu yang pertama factor
dipertambangan kapur organ vital penunjang terbiasa sehingga mereka
adalah partikel debu. kehidupan manusia tidak pernah mengeluh yang
Partikel debu batu kapur lainnya. Gas ini sifatnya kedua dapat memberikan
ini dapat mengganggu sangat beracun bagi tubuh keuntungan berupa lapangan
kesehatan bila terhirup manusia, sehingga pekerjaan dan akhirnya
manusia, antara lain akibatnya bisa fatal. Ikatan meningkatkan ekonomi dan
dapat mengganggu CO dan Hb dalam darah social masyarakat.
pernafasan, seperti sesak akan membentuk
nafas ataupun terjadinya karboksi hemoglobin. 4) Bagaimana
pneumoconiosis. Dampak Ini menyebabkan dua hal penanggulangan
negatif yang paling [7]: pencemaran udara di dusun
dirasakan secara langsung a. Oksigen akan Open desa Mangkung
adalah pencemaran udara kalah bersaing dengan Pertambangan kapur
dari tungku pembakaran karbon monoksida adalah salah satu tempat
kapur. Bahan bakar yang sehingga kadar oksigen kegiatan pertambangan
digunakan untuk dalam darah manusia dengan kadar pencemaran
membakar kapur udara yang dapat
akan menurun drastis.
menggunakan kayu. mengganggu kesehatan,
Seperti yang kita tahu,
Dampak ini langsung terutama pada pekerjanya.
oksigen diperlukan dalam
dirasakan ketika Di Indonesia, resiko
menghirup asapnya, proses metabolisme
gangguan kesehatan pada
berupa rasa perih di mata, tubuh sel, jaringan dan
pekerja di pertambangan
batuk, sesak napas, dan organ dalam tubuh kapur lebih besar karena
bila bahan tersebut manusia. Dengan sistem penambangan kapur
tersentuh kulit secara keberadaan CO di dalam yang masih tradisional dan
langsung, akan terasa darah, maka akan kurangnya kesadaran dan
terbakar. menghambat metabolisme kemauan untuk memakai
tubuh manusia. APD (alat pelindung diri).
Bahan bakar b.Gas CO akan Kegiatan pertambangan
yang digunakan pada menghambat terjadinya kapur ini meliputi peledakan
proses pembakaran batu proses respirasi atau tebing kapur, pengeboran,
kapur di dusun open oksidasi sitokrom. Hal dan pembelahan batu kapur.
adalah bahan bakar kayu. Selain itu, pada
88
pertambangan ini juga lokasi tertentu (TPA). terjadi. Pengelolaan
dilakukan kegiatan Upaya § Melengkapi tungku lingkungan tersebut
pembakaran kapur. penanganan dampak pembakaran yang ada berupa pembuatan
Kurangnya pemakaian partikel debu dari dengan alat Analisis Mengenai
APD pada pekerja, dapat pengolahan batu kapur penangkap debu Dampak Lingkungan
diasumsikan bahwa para harus secara sederhana dan (AMDAL) atau
pekerja ini memiliki mempertimbangkan atau cerobong yang cukup Upaya Pengelolaan
resiko tinggi untuk menggunakan tinggi Lingkungan (UKL) dan
terkena penyakit ISPA pendekatan teknologi, § Menggunakan Upaya Pemantauan
( infeksi saluran kemudian harus dapat bahan bakar yang Lingkungan (UPL) atau
pernafasan akut) akibat dipadukan dengan sedikit menimbulkan penanganan dampak
terkena oleh debu kapur. pendekatan sosial dampak terhadap secara sederhana.
ekonomi dimana lingkungan hidup Berdasarkan
teknologi yang dipakai § Mendesain Keputusan Menteri
harus layak secara perletakan Negara Lingkungan
ekonomi dan dapat pembakaran batu Hidup No.11 tahun
diterima masyarakat kapur beserta 2006 tentang Jenis
[2] . Serta pendekatan pengolahan Usaha atau Kegiatan
secara institusi dimana limbahnya secara yang wajib dilengkapi
teknologi yang dipakai sederhana dengan Analisis
dapat dilaksanakan oleh § Mencari alternatif Mengenai Dampak
institusi yang ada. pengolahan batu Lingkungan (AMDAL),
Penanganan dampak kapur lain seperti maka industry
dimaksudkan untuk jenis tungku pengolahan yang berada
menangani dampak pembakaran dengan di daerah rural atau
lingkungan yang terjadi menggunakan bahan pedesaan dengan luas
seminimal mungkin. bakar batu bara >30 Ha wajib AMDAL.
Sedangkan pendekatan Adapun industri
yang terakhir adalah b. Pendekatan Institusi pengolahan batu kapur
pendekatan pelayanan Pendekatan di Desa Mangkung
kesehatan berupa diperkirakan kurang
institusi adalah
pemeriksaan dan pendekatan dari 30 Ha, jadi tidak
pengobatan secara wajib AMDAL tetapi
mekanisme
rutin kesehatan pekerja, kelembagaan yang melaksanakan UKL dan
pemilik dan penduduk UPL.
ditempuh dalam
Desa Mangkung Dusun menangani dampak. § Pemerintah
Open. Keempat Kabupaten Lombok
§ Pemerintah
pendekatan tersebut Tengah bekerjasama
Kabupaten Lombok
diuraikan dibawah ini : dengan dunia
Tengah dalam hal ini
dinas terkait perbankan untuk turut
a. Pendekatan Teknologi mensyaratkan bagi membantu
Pendekatan pemilik tungku untuk memberikan pinjaman
teknologi adalah melakukan lunak kepada pemilik
pendekatan yang penanganan/pengelol tungku yang ada di
dilakukan dengan cara aan terhadap dampak Desa Mangkung untuk
penerapan lingkungan yang merelokasi tungku
teknologi.Teknologi miliknya
yang diterapkan
diharapkan yang tepat, ke tempat yang agak jauh sekitar tungku
efektif dan sesuai dari permukiman. Dan pembakaran.
dengan kondisi juga untuk
lingkungan setempat. mengganti/mendesign c. Pendekatan Sosial
Untuk pembakaran batu ulang tungku Ekonomi
kapur di Desa pembakaran batu kapur Pendekatan
Mangkung Dusun Open, yang ramah lingkungan. sosial ekonomi adalah
pendekatan teknologi § Pemerintah Kabupaten pendekatan yang
yang dapat diterapkan Lombok Tengah dilakukan dengan
adalah : bekerjasama dengan mengadakan
§ Pembuatan bak instansi terkait dan penyuluhan dan
penampung sementara masyarakat serta pemilik mengajak peran serta
abu hasil pembakaran, tungku untuk melakukan aktif masyarakat dalam
kemudian dibuang ke penghijauan dengan menangani dampak tidak
menanam pohon di
89
hanya pekerja adalah pendekatan
§ Merencanakan dan di Dusun Open Desa
pembakaran batu kapur. yang dilakukan dengan
mendesain alat Mangkung, Kecamatan
Beberapa pendekatan mengadakan
penangkap debu yang Praya Barat, Kabupaten
yang bisa dilakukan pemeriksaan berkala bagi
sederhana untuk Lombok Barat
adalah: pekerja dan penduduk
mengurangi sebaran debu. merupakan salah satu
§ Memberikan disamping melakukan
Dengan alat penangkap pencemaran udara
penyuluhan oleh instansi pengobatan bagi
debu Sistem Trae yaitu
terkait pada pemilik, penduduk yang terkena yang menghasilkan gas
sistem penangkap debu
pekerja dan masyarakat penyakit akibat CO, CO2, dan partikel
dengan memasukan debu
sekitar lokasi untuk pengolahan batu kapur. debu.
ke ruang yang sudah
melaksanakan perilaku 2. Partikel debu hasil
dialiri air dari atas secara pembakaran batu
hidup bersih dan sehat 5) Rekomendasi upaya
bertahap turun ke bawah. kapur dapat
(PHBS) dengan cara mengurangi
Peralatan ini dapat dibuat menyebabkan penyakit
peningkatan Pencemaran Udara di
sendiri oleh pemilik pneumoconiosis, yaitu
kebersihan lingkungan, Dusun Open Desa
tungku dan merupakan suatu penyakit pada paru-
peningkatan gizi, tidak Mangkung
sistem yang biayanya paru yang berupa
merokok dan minum
murah. penimbunan partikel
miras dll untuk Manusia dengan akal
§ Untuk merubah perilaku debu.
meningkatkan mutu budinya mempunyai
masyarakat kearah yang 3. Gas karbon monoksida
kualitas hidup yang lebih kemampuan untuk
lebih baik Dinas hasil pembakaran tidak
baik mempengaruhi kondisi
Kesehatan bekerjasama sempurna batu kapur
§ Mensosialisasikan lingkungan hidupnya dan
dengan Dinas dapat menimbulkan
program Keselamatan sebaliknya lingkungan
Perindustrian secara gejala seperti keracunan,
dan Kesehatan Kerja (K- hidup akan
aktif mengadakan
3) kepada para pemilik memepengaruhi yakni sakit kepala, rasa
penyuluhan tentang
dan pekerja tungku. manusia [2]. Dengan mual dan muntah.
program Keselamatan dan
Mewajibkan para pekerja melihat keempat 4. Gas karbon dioksida
Kesehatan Kerja (K-3)
menggunakan masker pendekatan di atas, maka hasil pembakaran tidak
dan mewajibkan para
(penutup hidung) dan yang dapat sempurna batu kapur
pekerja menggunakan
helm pelindung kepala. dilaksanakan dalam dapat menimbulkan rasa
masker (penutup hidung)
Masker dan helm tersebut mengurangi asam di mulut dan
dan helm pelindung
disediakan oleh para pencemaran udara di menyengat di hidung
kepala.
pemilik tungku Desa Mangkung Dusun
§ Membuat Perda khusus serta tenggorokan.
§ Mencari masukan dari Open adalah
tentang pengolahan batu 5. Pendekatan yang
tokoh masyarakat, :
kapur di Desa Mangkung dapat dilakukan untuk
pemerintah dan § Pembuatan bak
Dusun Open yang menanggulangi masalah
masyarakat Desa penampungan sementara
mencakup tentang pencemaran udara di
Mangkung melalui abu hasil pembakaran
: Dusun Open Desa
pertemuan, batu kapur dan
1. Perencanaan Mangkung antara lain
wawancaralangsung atau penampungan bahan
penyebaran kuesioner bakar padat (kayu). Bak- pengelolaan lingkungan pendekatan teknologi,
untuk mencari alternatif bak tersebut dibangun di jangka pendek, jangka institusi, sosial-ekonomi,
terbaik dalam menangani dekat tungku untuk menengah dan jangka dan pelayanan
dampak pembakaran batu memudahkan operasional panjang kesehatan.
kapur. pembakaran batu kapur. 2. Persyaratan
§ Para pemilik tungku Ukuran bak tersebut pembuatan Upaya DAFTAR
mensyaratkan adanya disesuaikan dengan Pengelolaan Lingkungan PUSTAKA
surat keterangan sehat kebutuhan dan jenis (UKL) dan Upaya [1] Wardhana, W.A.
bagi para pekerja tungkunya. Pemantauan Lingkungan 2004.
sebelum diterima sebagai (UPL) Dampak
tenaga kerja dan setiap 3. Larangan penggunaan Pencemaran
enam bulan dilakukan bahan bakar yang Lingkungan.
pemeriksaan kesehatan berbahaya (blotong Yogyakarta :
(deteksi dini) bagi para minyak, limbah B3 dll) Andi.
pekerja dengan biaya
[2] Sucipto, Edy. 2007.
dibebankan kepada
4. KESIMPULAN Kajian
pemilik tungku.
Berdasarkan tujuan, hasil Dampak
pengamatan dan Pengolahan
d. Pendekatan Pelayanan pembahasan maka dapat
Kesehatan Batu Kapur
disimpulkan bahwa terhadap
Pendekatan 1. Pertambangan kapur
pelayanan kesehatan Lingkungan.
90
Tegal :
Erlangga.
[3] Samekto, Adji. 2005.
Kapitalisme,
Modernisasi
dan
Kerusakan
Lingkungan.
Yogyakarta :
Pustaka
Pelajar.
[4] Fardiaz, Srikandi. 1992.
Polusi air dan udara.
Jogjakarta
: Kanisius
[5] Mukono, H.J. 2007.
Pencemaran
Udara dan
Pengaruhnya
terhadap
Gangguan
Saluran
Pernafasan.
Surabaya :
Airlangga
University
Press.

91
[6] Anonim.2013. Data Jenis Penyakit.
PUSTU Desa Mangkung.
[7] Santi, Nuriani D. Pencemaran Udara Oleh
Timbal (Pb) Serta
Penanggulangannya. Jurnal
Online USU.

92

Anda mungkin juga menyukai