Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Praktikum modul 02 Sampling dan Analisis Ayak - Praktikum ini dilakukan untuk menjelaskan praktikan terkait kegiatan
sampling serta analisis ayak. Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan P80, menentukan selang rataan tiap metode
sampling, serta menentukan metode sampling terbaik. Kedua percobaan menggunakan mineral galena (PbS) dan silika (SiO2).
Pada praktikum tersebut, terdapat 2 kegiatan percobaan, yang pertama yaitu analisis ayak, sedangkan yang kedua yaitu
sampling. Pada kegiatan analisis ayak, material campuran yang digunakan sebnayak 500 gram yang sudah dipasang
saringan. Setelah semua saringan disusun dan material dimasukan ke dalam saringan dengan ukuran mesh terkecil, saringan
diletakkan di atas vibrator. Pengayakan dilakukan selama 15 menit. Kemudian ditunggu. Setelah pengayakan selesai,
material yang tertahan di masing-masing saringan ditimbang di setiap pengayak ukuran berbeda.. Hasil ayakan material
digunakan untuk kegiatan yang kedua, yaitu sampling. Percobaan ini menggunakan tiga teknik sampling yaitu metode coning
dan quartering, increment sampling, dan riffle. . Teknik coning quartening menggunakan corong untuk membentuk kerucut
pada sampel. Lalu kerucut tersebut ditekan dengan menggunakan nampan sehingga sampel berbentuk lingkaran. Setelah itu,
sampel dibagi menjadi empat bagian yang sama besar dengan menggunakan penggaris, lalu di grain counting. Lalu metode
increment sampling, sampel yang berbentuk kerucut tadi langsung disekop pada bagian tengahnya. Lalu dihitung kadarnya
dengan teknik grain counting.Dan yang terakhir adalah riffle menggunakan suatu alat yang bernama riffle untuk membagi
sampel ke dalam dua bagian yang sama besar. Setelah itu, dipilih sampel yang akan dihitung kadarnya dengan menggunakan
teknik grain counting di antara dua sampel yang tersedia. Grain counting merupakan suatu teknik menghitung kadar dengan
menggunakan sembilan persegi sama besar dan menghitung jumlah butir masing-masing mineral yang ada di persegi dengan
nomor ganjil.. Butiran mineral ditaburkan di atas kertas,lalu dihitung. Dari percobaan ini didapatkan hasil yaitu P80 bernilai
0,397 mm, selang rataan galena metode coning quartening 47,535< λ< 56,385, selang rataan galena metode increment 3
7,275< λ< 51,951 , selang rataan metode riffle 45,165< λ<59,784 . Berdasarkan analisa menggunakan selang rataan
terkecil dan variansi yang kecil didapatkan metode sampling terbaik adalah metode Coning Quartening
1 2 Y = 100 [ x / k ]m
5 m = modulus distribusi
Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis Disiapkan peralatan pengayakan dan juga
ayak adalah timbangan, sekop, wadah, kuas, saringan, sample serta dijelaskan mengenai mekanisme
tutup ayakan, dan vibrator. Timbangan berfungsi untuk pengayakan oleh asisten.
mengukur berat material awal dan mengukur berat material
yang tertahan di setiap saringan. Sekop digunakan untuk
mengambil material dari kantong sampel yang tersedia di
laboratorium. Wadah digunakan untuk menampung 500 gram bijih disiapkan untuk dilakukan
material awal dan hasil ayakan untuk ditimbang. Kuas analisis ayak.
digunakan untuk membersihkan ayakan dari partikel yang
menempel pada dinding atau lubang ayakan. saringan
digunakan untuk menahan material yang beruukuran lebih
Disiapkan ayakan mesh berukuran 35, 65, 80,
100, serta 140
Saringan-saringan yang akan digunakan
dibersihkan dengan menggunakan kuas.
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
H P H P H P H P H P
4 1 10 22 2 3 3 9 3 14
GRAFIK 1"DIRECT PLOT"
4 6 2 15 3 6 3 8 22 32
2 10 2 6 2 5 1 9 8 23 Hasil Regresi Direct Plot, didapatkan persamaan linier:
5 20 5 24 3 12 3 10 22 63 Y = -245,07x + 125,11 , dengan nilai R2 = 0,9902
4 8 14 4 6 3 3 8 59 78
TABEL 3. DATA PERCOBAAN SAMPLING DENGAN RIFFLE
m = modulus distribusi
k = modulus ukuran
x = ukuran partikel
x m
Y =100 ( )
k
x 2,9336
80=100( )
0,429
x=0,1519 × 2,1044√ 0,8
x=0,397 mm
2768.26
Variansi = S2 = =115,344
25−1
Selang:
10,74 10,74
48,043−2,06 < λ< 48,043+ 2,06
√ 25 √ 25
43,618< λ<52,468
B2.HASIL GRAIN COUNTING SILIKA DENGAN
METODE INCREMENT HASIL GRAIN COUNTING GALENA DENGAN
METODE RIFFLE
No. % Berat (Xi) (Xi-Xbar) (Xi-Xbar)^2
1 37.87195672 -17.2894 298.92343 No. % Berat (Xi) (Xi-Xbar) (Xi-Xbar)^2
2 84.08408408 28.92273 836.524028 1 91.3539967 38.8791372 1511.5873
3 20.89552239 -34.2658 1174.14756 2 63.7813212 11.3064616 127.83607
4 79.84790875 24.68655 609.42574 3 34.5679012 -17.906958 320.65916
5 56.91056911 1.74921 3.05973613 4 39.7727273 -12.702132 161.34416
6 63.78132118 8.619962 74.3037487 5 56.9105691 4.43570955 19.675519
7 84.08408408 28.92273 836.524028 6 54.5596259 2.08476632 4.3462506
7 26.0465116 -26.428348 698.45757
8 58.30633966 3.144981 9.89090357
8 46.8227425 -5.6521171 31.946428
9 60.15037594 4.989017 24.8902904
9 35.4969574 -16.977902 288.24916
10 48.99387577 -6.16748 38.037849
10 90.2394107 37.7645511 1426.1613
11 72.5388601 17.3775 301.977546
11 63.7813212 11.3064616 127.83607
12 46.82274247 -8.33862 69.5325249
12 56.9105691 4.43570955 19.675519
13 63.78132118 8.619962 74.3037487
13 51.3761468 -1.0987128 1.2071698
14 53.09734513 -2.06401 4.26015309 14 39.7727273 -12.702132 161.34416
15 79.84790875 24.68655 609.42574 15 84.0840841 31.6092245 999.14308
16 56.91056911 1.74921 3.05973613 16 46.8227425 -5.6521171 31.946428
17 43.01075269 -12.1506 147.637233 17 49.7630332 -2.7118264 7.3540023
18 34.56790123 -20.5935 424.090501 18 22.6904376 -29.784422 887.11179
19 53.45551737 -1.70584 2.90989553 19 44.2105263 -8.2643332 68.299204
20 36.14457831 -19.0168 361.637946 20 49.7630332 -2.7118264 7.3540023
21 55.58006176 0.418703 0.17531203 21 36.1445783 -16.330281 266.67809
22 66.4556962 11.29434 127.562054 22 64.4891122 12.0142527 144.34227
23 29.87622706 -25.2851 639.337895 23 47.883711 -4.5911486 21.078645
24 58.54565167 3.384293 11.4534371 24 47.9825518 -4.4923078 20.180829
25 33.47280335 -21.6886 470.393445 25 66.6451509 14.1702913 200.79716
RATA-RATA 55.16135896 JUMLAH 7153.48448 RATARATA 52.4748596 JUMLAH 7554.6114
7153,484
Variansi = S2 = =298,04
25−1 7554,6114
Variansi = S2 = =314,775
25−1
Standar deviasi = S = √ 298,04=17,264
Standar deviasi = S = √ 314,775=17,741
Selang:
Selang:
17,264 17,264
55,161−2,06 < λ<55,161+2,06
√ 25 √ 25 17,741 17,741
52,475−2,06 < λ<52,475+2,06
√ 25 √25
48,048< λ<62,27
45,165< λ<59,784
Selisih selang = 62,27-48,048=14,225
Selisih selang = 59,784 – 45,165 = 14,619
persamaan Gaudin-Schuhman. Persamaan tersebut memuat
variabel Y, m, k, dan x yang didapatkan dari grafik
cummulative direct plot serta log-log plot. Variabel k
didapatkan dari grafik cummulative direct plot, kemudian
x dan y dapat dicari melalui persamaan. Nilai x didapat
kan bila y disubtitusikan dengan 80 pada persamaan
regresi linier grafik. Sedangkan pada grafik log-log plot
nilai gradien pada persamaan regresi linier grafik tersebut
sama dengan nilai m. Untuk variabel Y disubtitusikan
HASIL GRAIN COUNTING SILIKA DENGAN dengan nilai 80. Setelah semua variabel diketahui, kita
METODE RIFFLE dapat mencari nilai P80 yang sama nilainya dengan
variabel x pada persamaan Gaudin-Schuhman. Setelah
No. % Berat (Xi) (Xi-Xbar) (Xi-Xbar)^2 dihitung, didapatkan hasil percobaan analisis ayak P80
1 8.6460033 -38.879137 1511.5873 adalah 0,397 mm.
2 36.218679 -11.306462 127.83607
3 65.432099 17.906958 320.65916 Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada hasil
percobaan ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi analisis
4 60.227273 12.702132 161.34416
ayak adalah lamanya waktu pengayakan, amplitudo
5 43.089431 -4.4357095 19.675519
pengayakan, dan distribusi ukuran partikel. Apabila
6 45.440374 -2.0847663 4.3462506
Semakin lama waktu pengayakan, maka akan semakin
7 73.953488 26.428348 698.45757
banyak partikel yang dapat lolos ke ayakan yang lebih
8 53.177258 5.6521171 31.946428
halus. Demikian juga dengan anplitudo pengayakan,
9 64.503043 16.977902 288.24916 semakin besar amplitudo pengayakan, maka semakin
10 9.7605893 -37.764551 1426.1613 banyak partikel yang dapat lolos ke ayakan yang lebih
11 36.218679 -11.306462 127.83607 halus.Karena prinsip getaran ini digunakan untuk
12 43.089431 -4.4357095 19.675519 menggerak-gerakan partikel sehingga lolos dari ayakan.
13 48.623853 1.0987128 1.2071698 Sedangkan faktor distribusi ukuran partikel akan
14 60.227273 12.702132 161.34416 menentukan lamanya pengayakan untuk menghasilkan
15 15.915916 -31.609225 999.14308 hasil pengayakan yang baik. Semakin tersebar distribusi
16 53.177258 5.6521171 31.946428 ukuran partikel, maka akan dibutuhkan waktu pengayakan
17 50.236967 2.7118264 7.3540023 yang lebih lama untuk menghasilkan hasil pengayakan
18 77.309562 29.784422 887.11179 yang baik.Sebaliknya, bila distribusi ukuran partikel sudah
19 55.789474 8.2643332 68.299204 relative homogeny, pengayakan dapat dibuat lebih cepat,
20 50.236967 2.7118264 7.3540023 meskipun tidak menjamin pengayakan berlangsung efektif
21 63.855422 16.330281 266.67809 dengan waktu yang singkat.
22 35.510888 -12.014253 144.34227
Sedangkan,ada beberapa faktor yang disebabkan oleh
23 52.116289 4.5911486 21.078645
praktikkan, di antaranya adalah pembersihan ayakan yang
24 52.017448 4.4923078 20.180829
tidak bersih, partikel yang menyumbat lubang ayakan,alat
25 33.354849 -14.170291 200.79716
ayakan yang sudah cukup lama digunakan, dan ukuran
RATARATA 47.52514 JUMLAH 7554.6114
partikel yang sangat halus dapat terbuang ketika diayak
akibat tutup ayakan tidak rapat. Pembersihan ayakan yang
tidak baik akan meninggalkan partikel yang mengganggu
7554,6114 sehingga dapat menambah berat partikel saat ditimbang.
Variansi = S2 = =314,775
25−1 Partikel yang menyumbat lubang ayakan akan
menghambat partikel untuk turun ke ayakan yang lebih
Standar deviasi = S = √ 314,775=17,741 halus. Sedangkan partikel yang masih tertinggal di ayakan
ketika ingin ditimbang dapat mengurangi jumlah partikel
Selang:
pada ayakan tersebut.
17,741 17,741
47,525−2,06 < λ< 47,525+2,06 Hasil percobaan sampling dapat dibagi menjadi
√ 25 √25 berdasarkan mineral penyusun bahan yang disediakan di
laboratorium, yaitu galena dan silika. Pada percobaan
40,215< λ<54,834 sampling dengan coning quartening didapatkan variansi
115,344 dan selang rataan galena yaitu 4
Selisih selang = 54,834 – 40,215 = 14,619
7,535< λ< 56,385 dan selang rataan silica
D. Analisa Hasil Percobaan 43,618<λ<52,468. Metode increment sampling didapatkan
variansi sebesar 298,04 selang rataan untuk galena yaitu 3
Berdasarkan hasil percobaan yang didapatkan pada 7,275< λ< 51,951 dan selang rataan untuk silica yaitu
Analisis Ayak, P80 diperoleh dengan menggunakan
48,048<λ<62,27. Metode riffle didapatkan variansi sebesar 5. Persamaan Regresi Cummulative Direct Plot adalah
314 dan selang rataan galena metode riffle Y = -245,07x + 125,11 , dengan nilai R2 = 0,9902
45,165< λ<59,784 dan selang rataan silica yaitu
40,215<λ<54,834 6. Persamaan Regresi Semi grafik Log Plot adalah
Y = 130,36x – 21,534 , dengan nilai R2 = 0,957
Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis sampling,
dapat ditentukan mana metode sampling yang dirasa cukup 7. Persamaan Regresi grafik Log-Log Plot adalah
baik di antara 3 metode yang telah dilakukan, Metode yang Y = 2,9336x – 1,2207 , dengan nilai R2 = 0,7461
terbaik adalah sampling dengan coning quartening karena
rata-rata selisih selang galena dan kuarsanya memberikan Sampling
nilai yang terkecil di antara metode sampling yang lainnya.
1. Pada percobaan sampling dengan coning quartening
Nilai selisih selang nya yaitu 8,845, sedangkan metode
didapatkan variansi 115,344 dan selang rataan galena yaitu
increment 14,225 dan metode riffle 14,619. Selisih selang
47,535< λ< 56,385.
yang rapat berarti selang kepercayaannya memiliki
variansi yang kecil sehingga hasil yang percobaan yang 2. Metode increment sampling didapatkan variansi sebesar
didapat cukup akurat. Karena selisih selang lebih rapat,
298,04 selang rataan galena yaitu 37,275< λ< 51,951 .
maka dapat disimpullkan bahwa pada praktikum sampling
ini, metode yang lebih baik adalah coning quartening. 3. Metode riffle didapatkan variansi sebesar 314 dan
selang rataan galena metode riffle 45,165< λ<59,784 .
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi saat sampling
dan memberi pengaruh terhadap hasil perhitungan
4.Metode sampling terbaik adalah sampling dengan
percobaan,yaitu tidak meratanya campuran galena dan
menggunakan Coning Quartening dengan pertimbangan
silika, tidak ratanya bahan yang disekop saat sampling
selang rataan yang lebih rapat dan nilai variansi yang lebih
dengan riffle dan increment sampling, penuangan bahan ke
kecil, sehingga nilai yang lebih akurat.
dalam riffle dengan sekop yang tidak tepat ditengah, tidak
meratanya pembagian empat bagian, adanya material yang
tumpah saat memasukkan bahan ke dalam corong dengan
wadah saat sampling dengan teknik coning quartering dan F. Daftar Pustaka
increment sampling, penyekopan kerucut sampel yang
Gaudin, A.M.. 1975. Principles of Mineral Processing.
tidak tepat di tengah saat increment sampling, serta
New York: McGraw Hill Book Co. Hal.
perhitungan jumlah butir galena dan kuarsa yang tidak
teliti akibat ukurannya yang sangat halus dan warna kuarsa Wills, B.A.. 1992. Mineral Processing Technology, 5th
yang mirip dengan warna kertas. ed.. Oxford: Pergamon Press. Hal
Kegiatan sampling ini juga dilakukan di industri G. Lampiran
pengolahan bahan galian, contohnya untuk menentukan
karakteristik suatu bijih atau batubara. Dalam tahap Jawaban Pertanyaan dan Tugas
eksplorasi, karakteristik bijih atau batubara merupakan
salah satu tahap penentu dalam studi kelayakan apakah biji 1. Jelaskan teknik pengambilan contoh serta reduksi
atau batubara tersebut ekonomis untuk ditambang atau jumlah yang umum dilakukan di pabrik pengolahan?
tidak. Begitu pun dalam tahap produksi dan pengapalan Jawab:
atau penjualan bijih atau batubara, karakteristik dijadikan Teknik pengambilan contoh yang umum dilakukan di
acuan dalam menentukan harga bijih atau batubara pabrik pengolahan adalah dengan menggunakan
tersebut. automatic sampler. Biasanya dilakukan dengan
memasang alat yang bisa memotong aliran material
yang akan diolah sehingga dapat dikumpulkan
sebagian kecil material tersebut. Alat tersebut disebut
E. Kesimpulan
dengan cutter. Reduksi jumlah yang umum dilakukan
Analisis Ayak adalah riffle, coning quartering, dan increment
sampling. Riffle
1. Nilai k pada percobaan analisis ayak adalah 0,429. membagi material menjadi dua bagian, yang kemudian
salah satu bagian diambil sebagai conto. Sedangkan
2. Nilai m pada percobaan analisis ayak adalah 2,9336. coning quartering dilakukan dengan membentuk
material menjadi tumpukan berbentuk kerucut
3. Nilai P80 (x) pada percobaan analisis ayak adalah terpotong, kemudian membaginya menjadi empat
0,397 mm. bagian sama besar. Conto diambil dari dua bagian yang
berseberangan/berhadapan. Untuk increment sampling,
4. Persamaan Regresi grafik Direct Plot adalah pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil
Y = -245,07x + 125,11 , dengan nilai R2 = 0,9902 dalam satu kali operasi (misal dalam satu kali sekop).
Namun untuk increment sampling, jarang digunakan
pada pabrik pengolahan.