Anda di halaman 1dari 11

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN

Menggambar Rencana Balok dan


Kolom dari Beton Bertulang

MODUL

SMK NEGERI 6 BANDUNG


Tahun 2020
A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN
PERSIAPAN MENGGAMBAR RENCANA BALOK DAN KOLOM DARI BETON
BERTULANG

Seorang juru gambar yang akan membuat gambar Rencana Penulangan


Tangga dari Beton Bertulang diperlukan pengetahuan sebagai berikut.

 Memilih dan menggunakan peralatan dan perlengkapan gambar

 Mengenal skala, ukuran kertas, dan format gambar

 Mengenal standar penggambaran balok dan kolom beton bertulang

1. Standar Minimal Ketebalan Selimut Beton

Selimut beton adalah jarak antara tepi tulangan terluar dengan tepi beton.
Seperti ditunjukkan gambar 1, yang berguna untuk melindungi besi tulangan dari
pengaruh cuaca, agar tidak berkarat karena bereaksi dengan udara dan air yang
akan menurunkan kekuatan besi tulangan tersebut.

S = selimut beton

`
Gambar 1. Selimut beton

Pada konstruksi-konstruksi beton bertulang yang di cor setempat, setiap


batang tulangan (termasuk sengkang), berkas tulangan atau pipa yang tertanam

Halaman: 1 dari 10
di dalam beton harus mempunyai selimut beton dengan tebal minimum seperti
ditentukan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Tebal Selimut Beton Minimum

Bagian Tebal Penutup Beton minimum (cm)


Konstruksi Di Dalam Di Luar Tidak terlihat
Pelat dan selaput 1,0 1,5 2,0
Dinding dan keping 1,5 2,0 2,5
Balok 2,0 2,5 3,0
Kolom 2,5 3,0 3,5
Sumber: PBI ‘71

Pada konstruksi balok dan kolom betonnya ada yang terlindung dari
pengaruh cuaca (hujan, terik matahari langsung dan lain-lain) dan ada yang tidak
terlindung, sehingga dalam menentukan tebal penutup beton disesuaikan
dengan tabel di atas apakah balok/kolom di dalam, di luar atau tidak terlihat

2. Prinsip-Prinsip Penulangan Tangga Beton

a. Kait Tulangan Pokok

Kait tulangan pokok harus berupa kait penuh seperti ditunjukkan gambar 2a
atau kait miring seperti ditunjukkan gambar 2b.

(a) Kait Penuh (b) Kait Miring

Gambar 2. Kait pada tulangan pokok

b. Kait Tulangan Sengkang (beugel)

Kait sengkang (beugel) harus berupa kait miring yang melingkari batang-
batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali
diameter batang dengan minimum 5 cm seperti ditunjukkan gambar 3.

Halaman: 2 dari 10
sengkang

Gambar 3. Kait Tulangan pada Sengkang

c. Bengkokan Tulangan

Bengkokan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d


seperti ditunjukkan gambar 4.

Gambar 4. Pembengkokan Tulangan

3. Sambungan Lewatan

Sambungan lewatan dilakukan untuk elemen struktur yang panjang dan menerus
sehingga tulangan yang dipasang memerlukan penyambungan, di samping ada
pula sambungan mekanis (dengan cara di las), namun sambungan lewatan
adalah jenis sambungan yang paling umum dilakukan dalam pelaksanaan di
lapangan.

Sambungan lewatan untuk kondisi tarik, dibagi 2 kelas yaitu : sambungan kelas A
dan sambungan kelas B
Sambungan kelas A diperbolehkan apabila dipenuhi seluruhnya dari dua kondisi
berikut ini :
a. Luas tulangan terpasang tidak kurang dari 2 kali luas tulangan perlu
dalam analisis pada keseluruhan panjang sambungan
b. Paling banyak 50% dari jumlah tulangan yang disambung dalam daerah
panjang lewatan perlu

Halaman: 3 dari 10
Apabila tidak dipenuhi dua kondisi tersebut maka harus dimasukkan sebagai
sambungan kelas B
Ad.a. Penjelasan luas tulangan terpasang tidak kurang dari 2 kali luas tulangan
perlu dalam analisis pada keseluruhan panjang sambungan : misalkan pada
daerah sambungan diperlukan tulangan untuk menahan momen (pada umumnya
tulangan tarik) adalah sebanyak 3 buah tulangan dan yang masih terpasang atau
diteruskan di dalam daerah penampang tersebut min. 6 tulangan, maka dapat
dinyatakan memenuhi satu syarat ini
Ad.b. Penjelasan jumlah tulangan yang disambung paling banyak 50% dalam
daerah panjang lewatan (perhatikan gambar 5) perlu :

 apabila dalam satu penampang pada


posisi daerah yang akan disambung ada 6
buah tulangan dan yang disambung hanya
maksimal 3 tulangan sedangkan yang
minimal 3 sisanya menerus (sambungan
untuk 3 tulangan yang lain di luar daerah
sambungan lewatan perlu 3 tulangan yang
disambung) maka dapat dinyatakan
memenuhi satu syarat ini

Gambar 5. Contoh Penampang yang akan disambung

 sambungan yang
ditempatkan berselang
seling dapat dianggap di
luar daerah panjang
lewatan perlu jika
ditempatkan pada jarak
antara sambungan yang
tidak segaris, yaitu a
min = Ld (PBI N.I.-2 ps
8.12.2.b memberikan
nilai a min = 40 db)

Gambar 6. Penempatan sambungan

Halaman: 4 dari 10
4. Penyaluran Tulangan Tanpa Kait pada balok

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 penyaluran tanpa kait umumnya dilakukan pada


penyaluran ke elemen struktur yang menerus (balok terusan) atau untuk
tulangan tekan. Penyaluran dilakukan jika jumlah tulangan balok pada satu
elemen struktur lebih banyak dari balok terusannya, sehingga kelebihan jumlah
tulangannya akan diputus dan dapat disalurkan dengan cara tanpa kait ke badan
balok terusan tersebut maupun dengan kait ke dalam kolom struktur.

Gambar 7. Penyaluran Tulangan tanpa kait pada balok

Penyaluran tulangan tanpa kait adalah sepanjang Ld

Gambar 8. Panjang Penyaluran Ld

Kondisi pemasangan tulangan sebagaimana gambar berikut ini

Halaman: 5 dari 10
a. Kondisi pemasangan 1

b. Kondisi pemasangan 2

Gambar 9. Panjang Penyaluran Ld dan kondisi pemasangan tulangan

5. Jarak Antara Batang Tulangan

Yang dimaksud dengan jarak antara batang tulangan yaitu jarak maksimum
antara batang-batang tulangan yang sejajar dalam satu lapis. Jarak antara
batang tulangan tersebut adalah:

a. Jarak bersih antara batang-batang tulangan tidak boleh kurang dari 4/3 kali
ukuran terbesar agregat kasar (kerikil) dan dalam segala hal tidak boleh
kurang dari:

1) 2,5 cm : pada pelat

2) 3 cm : pada balok

3) 5 cm : pada dinding dan kolom

Halaman: 6 dari 10
b. Jarak maksimum antara batang-batang tulangan p.k.p (pusat ke pusat)
ditetapkan sebagai berikut:

1) Pada pelat lantai : tidak boleh lebih dari 20 cm atau 2 x tebal pelat

2) Pada balok : tidak boleh lebih dari 15 cm.

3) Pada kolom : tidak boleh lebih dari 30 cm

Gambar 10. Jarak Batang Tulangan

Ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/perencanaan


dan pada umumnya untuk konstruksi balok dan kolom beton bertulang
dipergunakan:

 Untuk balok :
tulangan utama : Ø 12, Ø 16, Ø 19
beugel/sengkang : Ø 8, Ø10

 Untuk Kolom :
tulangan utama : Ø12, Ø 16, Ø.19
tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

MENGGAMBAR DENAH RENCANA PEMBALOKAN LANTAI 2


(ATAS) SERTA PELETAKAN KOLOM

A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENGGAMBAR DENAH


RENCANA PEMBALOKAN
 Dapat menjelaskan rencana pembalokan lantai atas lengkap dengan peletakan
kolom di lantai 2
 Menjelaskan notasi bahan
 Menjelaskan notasi keterangan pada gambar denah pembalokan beton bertulang

Halaman: 7 dari 10
 Menjelaskan notasi dimensi dan elevasi gambar detail dengan benar, lengkap
dan rapi, terutama koordinat dan jarak yang menunjukkan posisi dari masing-
masing kolom dan balok, serta elevasi balok.

Gambar 12. Denah Rencana Bangunan

Gambar 13. Denah Pembalokan lantai 2 dan Peletakan kolom

Halaman: 8 dari 10
MENGGAMBAR SCHEDULE PENULANGAN BALOK

A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENGGAMBAR SCHEDULE


PENULANGAN BALOK

Pengetahuan yang diperlukan seorang juru gambar dalam menggambar potongan


memanjang balok bersamaan dengan potongan kolom yaitu:

1. Menggambar potongan memanjang balok bersamaan dengan potongan


kolom

Pada gambar kerja detail struktur balok dan kolom, dibuat gambar potongan
memanjang masing-masing tipe balok serta hubungannya dengan kolom
maupun pelat beton. Dalam gambar tersebut juga ada hal yang prinsip yang
harus digambarkan yaitu tulangan sengkang pada daerah tumpuan dipasang
lebih rapat dibanding jarak tulangan sengkang di tengah bentang.

Demikian halnya tulangan utama (pokok) pada daerah tumpuan umumnya


berjarak 1/4 dari jarak bentang (L) yang terletak di tepi-tepi bentang, sedangkan
tulangan lapangan 1/2 sisanya yang letakanya ditengah bentang. Berdasarkan
gambar denah rencana pembalokan sebelumnya, pada tulangan tumpuan
sengkang dipasang dengan jarak 100 mm dengan tulangan berdiameter 8mm,
sedangkan untuk tulangan lapangan menggunakan jarak 150 mm dengan
tulangan berdiameter 8 mm. Untuk memudahkan anda memahami telaahlah
gambar berikut ini.

Halaman: 9 dari 10
Gambar 17. Potongan Memanjang Balok

Gambar 18. Balok Tipe B-1

TABEL 3. Gambar Kerja Struktur Tulangan Lapangan dan Tumpuan Balok

TABEL 4. Gambar Kerja Struktur Tulangan Kolom

Halaman: 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai