Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MEDIA BANNER BERKARAKTER

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN


HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
SISWA KELAS VI SDN 3 PONGO

Hadrianti Badu
SD Negeri 3 Pongo, Wakatobi, Sulawesi Tenggara hadrianti.badu@yahoo.com

Abstrak. Hasil belajar siswa kelas VI SDN 3 Pongo pada hasil tes prasiklus tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu hanya 45% siswa yang tuntas sedangkan 55% dinyatakan tidak
tuntas. Hal ini disebabkan pembelajaran yang diberikan guru hanya dengan metode ceramah dan
penugasan. Sehingga materi terkesan abstrak dan tidak dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan
kondisi tersebut, penulis menggunakan media banner berkarakter yang dimainkan oleh siswa secara
berkelompok dan dipandu lembar kerja siswa (LKS). Permainan menggunakan media banner
berkarakter dimulai dengan mengelompokkan siswa secara heterogen baik kemampuan maupun jenis
kelamin. Guru kemudian membagikan media banner berkarakter dan meminta setiap kelompok
bermain sambil mengerjakan LKS. Setiap kelompok berdiskusi kemudian mempresentasikan hasilnya.
Guru bersama semua peserta didik memberikan tanggapan dan kesimpulan. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang paling aktif, pelajaran ditutup dengan refleksi. Berdasarkan hasil
tes siklus 1, dari 20 orang siswa kelas VI, 12 (60%) siswa tuntas dalam pembelajaran, sedangkan 8
(40%) siswa tidak tuntas. Penelitian pun dilanjutkan ke Siklus 2, dengan memperbaiki kekurangan
siklus 1. Berdasarkan tes siklus 2, 15 (75%) siswa dinyatakan tuntas, dan 5 (25%) dinyatakan tidak
tuntas. Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil karena telah
memenuhi KKM klasikal sebesar ≥70%.
Kata Kunci : pengumpulan dan pengolahan data ; banner berkarater; PTK

1. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
(Tim Pustaka Yustisia 2008: 95) menyatakan bahwa salah satu Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) untuk satuan pendidikan
dasar pada mata pelajaran matematika kelas VI adalah mengumpulkan dan mengolah data.
Hasil pengamatan selama 2 tahun mengajar matematika di kelas VI SDN 3 Pongo
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tentang pengolahan data.
Hal tersebut dapat dilihat dari skor pencapaian siswa yang masih belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) klasikal yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 70%. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan kepada siswa di kelas VI SDN 3 Pongo tentang aktivitas di
dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru dari 20 siswa, 50 % siswa tidak melakukan
aktivitas yang mendukung pembelajaran.
Pencapaian nilai dan aktivitas siswa kelas VI SDN 3 Pongo yang kurang maksimal
tersebut disebabkan pendekatan yang digunakan guru Sekolah Dasar dalam pembelajaran
masih kurang tepat. Hal ini menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar. Menurut
Sudjana (2000:61) menyebutkan bahwa siswa termotivasi jika ditunjukkan dengan: 1) minat
dan perhatian siswa terhadap pelajaran; 2) semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas
belajarnya; 3) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya; 4) respon
yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru; dan 5) rasa senang dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Pembelajaran matematika dengan materi pengumpulan dan pengolahan data akan
menjadi pembelajaran yang bermakna, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi
siswa jika guru menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan media banner
berkarakter. Hal ini dapat membuat pencapaian hasil belajar yang lebih baik karena siswa
menemukan sendiri pengetahuan yang meraka butuhkan dan belajar berinteraksi atau tukar
pengetahuan dengan teman sekelompoknya.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan
judul “penerapan media banner berkarakter untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika materi pengumpulan dan pengolahan data siswa kelas VI SDN 3 Pongo”

Gambar 1.1. Media Banner Berkarakter

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1)


bagaimanakah penerapan media banner berkarakter untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika materi pengumpulan dan pengolahan data siswa kelas VI SDN 3 Pongo?. 2)
bagaimanakah penerapan media banner berkarakter untuk meningkatkan hasil belajar
matematika materi pengumpulan dan pengolahan data siswa kelas VI SDN 3 Pongo?.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk 1) meningkatkan
aktivitas belajar matematika materi pengumpulan dan pengolahan data siswa kelas VI SDN 3
Pongo melalui penerapan media banner berkarakter. 2) meningkatkan aktivitas belajar
matematika materi pengumpulan dan pengolahan data siswa kelas VI SDN 3 Pongo melalui
penerapan media banner berkarakter.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti lainnya.
Manfaat tersebut terperinci sebagai berikut. 1) bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan
mampu meningkatkan aktivitas belajar dan memperbaiki kemampuan menyelesaikan soal
yang menyangkut materi pengumpulan dan pengolahan. 2) bagi guru, hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui sistem penyajian konsep matematika yang
tepat bagi siswa yang masih berada pada tahap operasi kongkret. 3) bagi Sekolah, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran matematika di sekolah
secara umum.
Secara operasional istilah-istilah pokok (variabel) yang digunakan dalam penelitian
ini didefinisikan sebagai berikut: 1) media pembelajaran adalah alat yang membantu
jalannya proses pembelajaran sehingga dapat memperjelas pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. 2) banner berkarakter adalah media
pembelajaran yang terbuat dari banner digital printing yang berisi angka-angka seperti media
ular tangga dan berisi lima karakter penting dari pengembangan pendidikan karakter. 3)
aktivitas belajar siswa adalah serangkaian kegiatan siswa baik secara fisik maupun mental
selama proses pembelajaran berlangsung sehingga suasana belajar dapat tercapai secara
optimal. 4) hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil
dari adanya proses belajar.

2. Kajian Pustaka
2.1.Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Proses belajar mengajar merupakan proses mengkoordinasi sejumlah tujuan, bahan,
metode, dan alat serta penilaian sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling
berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada peserta didik seoptimal mungkin
menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapakan
(Tabrani,dkk.; 1994:29)
Roestiyah (Onci, 2005: 7 ) mengemukakan bahwa di dalam proses belajar mengajar,
guru harus memiliki strategi agar siswa bisa belajar secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar,
ditujukan oleh prestasi atau hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu,
pendidikan memegang peranan penting dan diharapkan dapat membimbing siswa agar dapat
menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna.
Gagne, Briggs, dan Walter (Panen, 2004: 1.5) mengemukakan istilah pembelajaran
yang dirasa lebih tepat untuk menggambarkan kegiatan guru dan siswa. Menurut mereka,
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada siswa.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
merupakan suatu proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa, dimana
perubahan tingkah laku siswa diarahkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam
mempelajari matematika, dan guru dalam mengajar harus pandai mencari pendekatan
pembelajaran yang akan membantu siswa dalam kegiatan belajarnya.

2.2.Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:3), mengemukakan media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Hal ini dikuatkan lagi oleh pendapat Arsyad (2007:3) bahawa definisi media
pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim yaitu guru kepada
penerima pesan yaitu siswa. Sejalan dengan hal tersebut Sanjaya (2006:57) juga
menguraikan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu berupa alat,
lingkungan, dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah
pengetahuan, mengubah sikap maupun menanamkan keterampilan pada orang lain.
Dapat disimpulkan, bahwa media pembelajaran adalah alat perantara yang
memungkinkan terjadinya komunikasi antara siswa dengan media dan siswa
menyerap pesan media tersebut serta mampu menambah pengetahuan, memperbaiki
keterampilan dan sikap.
2.3.Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa adalah serangkaian kegiatan siswa baik secara fisik maupun
mental selama proses pembelajaran berlangsung sehingga suasana belajar dapat tercapai
secara optimal. Jika salah satu dari keduaya tidak ada, maka tidak akan terjadi suatu aktivitas
belajar. Hal ini berarti pembelajaran akan berjalan dengan baik jika aktivitas siswa di kelas
juga optimal
Aktivitas siswa berperan penting selama proses belajar mengajar. Aktivitas siswa
yaitu pada proses belajar seperti membaca, bertanya, diskusi, mengerjakan tugas-tugas, dapat
menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain serta tanggungjawab
terhadap tugas yang diberikan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan
menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun siswa itu sendiri.

2.4.Ketuntasan Belajar
Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari
adanya proses belajar. Pengukuran terhadap hal ini akan memperlihatkan sejauhmana
pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang diukur adalah pemahaman siswa
terhadap konsep atau materi matematika yang telah diajarkan. Dari hasil belajar dapat
diketahui ketuntasan siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ketuntasan belajar
siswa ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dimiliki oleh masing-
masing sekolah. KKM untuk individu pada mata pelajaran matematika kelas VI SD Negeri 3
pongo adalah ≥70, sedangkan untuk KKM klasikal juga ≥70%.

2.5.Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) jika media banner
berkarakter diterapkan pada pembelajaran matematika materi pengolahan data, maka
aktivitas siswa kelas VI SD Negeri 3 Pongo dapat ditingkatkan. 2) jika media banner
berkarakter diterapkan pada pembelajaran matematika materi pengolahan data, maka hasil
belajar siswa kelas VI SD Negeri 3 Pongo dapat ditingkatkan.

3. Prosedur Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih yaitu seluruh siswa kelas VI SDN 3 Pongo tahun ajaran
2018/2019, yang berjumlah 20 siswa (8 laki-laki dan 12 perempuan). Sekolah yang menjadi
tempat penelitian adalah SDN 03 Pongo yang terletak di Jalan Merdeka, No. 10, Kelurahan
Pongo, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi.
Data didapatkan dari hasil observasi herhadap guru dan siswa, hasil tes kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal-soal pengumpulan dan pengolahan data, hasil wawancara
kepada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dan hasil observasi terhadap siswa.
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VI SDN 3 Pongo.
Instrumen dalam penelitian ini meliputi: 1) lembar wawancara siswa pra siklus
maupun akhir siklus 1 dan siklus 2. 2) pedoman aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2. 3)
Pedoman aktivitas guru pada siklus 1 dan siklus 2. 4) lembar analisis hasil aktivitas siswa
dan guru. 5) Lembar siklus 1, dan siklus 2. 6) Lembar analisis hasil tes siklus 1 dan siklus 2
Kriteria keaktifan dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas VI SD Negeri 3 Pongo
adalah sebagai berikut : 1) Keaktifan perorangan, siswa dikatakan aktif belajar jika mencapai
skor ≥ 70 dari skor maksimal 100. 2) Keaktifan klasikal, suatu kelas dikatakan aktif dalam
pembelajaran apabila di kelas tersebut terdapat minimal 70% siswa yang telah mencapai
ketuntasan individual ≥ 70 dari skor maksimal 100%. 3) Keaktifan perindikator secara
klasikal, suatu kelas dikatakan aktif belajar jika telah memenuhi persentase 70% dari skor
maksimal 100%.
Kriteria ketuntasan belajar SD Negeri 3 Pongo adalah sebagai berikut. 1) daya serap
perorangan, siswa dikatakan tuntas belajar jika mencapai skor ≥ 70 dari skor maksimal 100.
2) daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas dalam pembelajaran apabila di kelas
tersebut terdapat minimal 70% siswa yang telah mencapai ketuntasan individual ≥ 70 dari
skor maksimal 100%. 3) persentase aktivitas siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut :
A
Pa= x 100 %
N
Keterangan ;
Pa = Persentase aktivitas siswa
A = Jumlah siswa yang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan
Ketuntasan belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung dicari dengan rumus:
n
P= x 100 %
N
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar siswa
n = Jumlah siswa yang tuntas (mencapai nilai ≥ 70)
N = Jumlah seluruh siswa
Penelitian ini dilakukan dalam model siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus
terdiri dari empat langkah yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4)
refleksi. Siklus II tetap dilaksanakan walaupun aktivitas maupun skor perolehan siswa sudah
mencapai standar ketuntasan. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari tanggal 3
September s.d. 17 Oktober 2018.

4. Hasil dan Pembahasan


4.1.Siklus 1
Tabel 4.1 Jadwal penelitian mata pelajaran matematika siklus 1
Pertemuan Hari/Tanggal Jam Kegiatan
(1) (2) (3) (4)
1 Senin 07.00 – 09.00 Pelaksanaan pembelajaran 1
10 September yaitu mengumpulkan dan
2018 menyajikan data dalam bentuk
tabel, diagram garis, dan diagram
lingkaran dengan menggunakan
media banner berkarakter
2 Rabu 07.00 – 09.00 Pelaksanaan pembelajaran 2,
12 September yaitu membaca data yang tertera
2018 dalam tabel, diagram garis,
diagram batang, dan diagram
lingkaran
3 Kamis 07.00 – 09.00 Pelaksanaan tes akhir
13 September pembelajaran siklus 1
2018
a) Observasi terhadap pelaksanaan tes
Tes yang diberikan pada siswa adalah tes akhir pembelajaran siklus 1. Hasil belajar
siswa disajikan pada Gambar 4.1.

80 60
45 55 40
40
0 Tuntas
Pra Siklus Tes Akhir
Tidak Tuntas
Siklus 1

Gambar 4.1 Ketuntasan belajar pada ulangan harian dan tes akhir siklus 1

Dari gambar diagram batang di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar secara
klasikal pada saat tes akhir pembelajaran siklus 1 yaitu 60% atau sebanyak 12 orang siswa
yang mencapai ketuntasan individual, jadi masih terdapat 40% atau 8 orang siswa yang
belum mencapai ketuntasan individual (lihat Lampiran). Hal ini berarti ketuntasan belajar
secara klasikal belum tercapai, karena belum mencapai 70% dari nilai minimal 70. Jadi,
perlu diadakan suatu pembelajaran lagi yaitu pembelajaran pada tahap siklus 2
b) Analisis data hasil observasi terhadap aktivitas siswa
Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa pada siklus 1 diperoleh hasil yang
disajikan pada diagram berikut.
120
100 100
100
80
Hasil Analisis (dalam %)

70 70
60 60
60 50 50 Observasi Awal
40 40
40 Siklus 1
20
0
1 2 3 4 5

Keterangan : 1. Memperhatikan penjelasan guru


2. Bermain sesuai gilirannya
3. Menunjukkan kegembiraan dan antusiasme dalam bermain
4. Melakukan kerjasama dengan kelompoknya
5. Melakukan diskusi dengan kelompoknya pada saat mengerjakan LKS
Gambar 4.2 Analisis Aktivitas Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan gambar 4.2 diketahui bahwa pada aktivitas memperhatikan penjelasan


guru, bermain sesuai gilannya, dan menunjukkan kegembiraan dan antusiasme dalam
bermain, melakukan diskusi/kerjasama dengan kelompoknya, dan memberikan pendapat
pada kelompoknya pada saat menegrjakan LKS mengalami peningkatan dari observasi dan
siklus.
4.2.Siklus 2
Tabel 4.2 Jadwal penelitian mata pelajaran matematika siklus II
Pertemuan Hari/Tanggal Jam Kegiatan
(1) (2) (3) (4)
4 Selasa 07.00 – 09.00  Pelaksanaan pembelajaran 1
18 September yaitu mengumpulkan dan
2018 menyajikan data dalam
bentuk tabel, diagram garis,
dan diagram lingkaran dengan
menggunakan media banner
berkarakter yang telah
dimodifikasi
5 Rabu 07.00 – 09.00  Pelaksanaan pembelajaran 2,
19 September yaitu membaca data yang
2018 tertera dalam tabel, diagram
garis, diagram batang, dan
diagram lingkaran
6 Kamis 07.00 – 09.00 Pelaksanaan tes akhir siklus II.
20 September
a) Observasi terhadap pelaksanaan tes
Tes yang diberikan pada siswa adalah tes akhir pembelajaran siklus 2. Hasil belajar
siswa disajikan pada Gambar 4.2.
75
80 60
40
Ketuntasan (dalam %)

40 25
0
Tuntas
Tidak Tuntas

Gambar 4.3 Ketuntasan Belajar Pada Tes Akhir Siklus 1 dan Tes Akhir Siklus 2

Dari gambar diagram batang (Gambar 4.4) dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar
secara klasikal pada tes akhir siklus I adalah 60% atau 12 orang siswa yang tuntas belajarnya
dan 40% atau 8 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan individual dalam
pembelajaran (lihat lampiran). Ketuntasan belajar ini meningkat pada saat tes akhir
pembelajaran siklus 2 (lihat lampiran) yaitu 75% atau sebanyak 15 orang siswa yang
mencapai ketuntasan individual, jadi masih terdapat 25% atau 5 orang siswa yang belum
mencapai ketuntasan individual. Hal ini berarti ketuntasan belajar secara klasikal telah
tercapai yaitu 70% dari nilai minimal 70. Jadi, tidak perlu diadakan suatu perbaikan
pembelajaran lagi.

b) Analisis data hasil observasi terhadap aktivitas siswa


Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa pada siklus II diperoleh hasil yang
disajikan pada diagram berikut.

Hasil Analisis (dalam %)


Siklus 2
102 100 100 100
100
98
96 95 95
94
92
1 2 3 4 5

Keterangan : 1. Memperhatikan penjelasan guru


2. Bermain sesuai gilirannya
3. Menunjukkan kegembiraan dan antusiasme dalam bermain
4. Melakukan kerjasama dengan kelompoknya
5. Melakukan diskusi dengan kelompoknya pada saat mengerjakan LKS

Gambar 4.4 Aktivitas Siswa Pada Siklus II

Berdasarkan gambar 4.4 diketahui bahwa pada aktivitas memperhatikan


penjelasan guru mencapai persentase 100%. Hal ini disebabkan penjelasan guru yang
terkesan baru dan menarik untuk siswa. Pada aktivitas yang kedua yaitu melakukan
kerjasama dengan teman kelompoknya juga mencapai persentase 100% karena
semua siswa mendapat tanggungjawab untuk menyelesaikan 1 nomor soal dalam
LKS secara pribadi sehingga menuntut siswa untuk selalu berkoordinasi/bekerjasama
dengan teman kelompoknya. Aktivitas ketiga yaitu melakukan tanya jawab dengan
teman kelompoknya hanya memiliki persentase 95% karena masih terdapat siswa
yang cenderung malu untuk mengajukan pertanyaan maupun memberikan pendapat
pada teman kelompoknya pada saat mengerjakan LKS.

4.3.Temuan Penelitian
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 ada beberapa temuan
penelitian yang diperoleh. Secara umum temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut. 1) Selama pembelajaran matematika materi pengumpulan dan pengolahan
data melalui penerapan media banner berkarakter, siswa terlihat sangat antusias dan aktif
karena siswa diberi kesempatan untuk belajar sambil bermain; 2) Siswa menemukan
kesulitan dalam berinteraksi dalam anggota kelompoknya dikarenakan belum terbiasanya
mereka duduk dan bekerja bersama secara berkelompok. Kesulitan yang ditemui berupa
kecenderungan untuk malu menyampaikan pendapat dan keegoisan dari siswa yang pintar
untuk menerima pendapat dari siswa yang kurang pintar; 3) Pelaksanaan pembelajaran
matematika materi pengumpulan dan pengolahan data melalui penerapan media banner
berkarakter membutuhkan waktu yang lama dibandingkan pembelajaran konvensional; 4)
Hasil tes akhir menunjukkan kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal yang
diberikan terletak pada kekurangpahaman siswa terhadap permintaan soal. 5) Hasil analisis
tes yang diberikan membuktikan bahwa siswa telah memahami materi pengumpulan dan
pengolahan yang diberikan baik dalam bentuk tabel, diagram garis, diagram batang, maupun
diagram lingkaran.

4.4.Pembahasan
Dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan media banner berkarakter siswa
diorganisasikan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa untuk tiap-tiap
kelompok. Suasana gaduh timbul saat guru mengumumkan pembagian kelompok. Ada
beberapa siswa yang menolak pengelompokan ini, namun setelah diberi penjelasan tentang
manfaat jika bekerja secara berkelompok, merekapun mau bergabung ke dalam
kelompoknya masing-masing. Dalam kelompok kecil inilah siswa diharapkan aktif
mengikuti pembelajaran, berdiskusi tentang materi yang diberikan dengan bantuan LKS,
bekerjasama menyelesaikan LKS dan saling membantu mendapatkan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang ada. Dengan bantuan LKS siswa diarahkan untuk memahami
secara lanjut materi yang telah diajarkan dan tentunya untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan mengikuti semua tahapan pembelajaran yang diberikan guru. Kegiatan diskusi dalam
kelompok ini dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapatnya
dan meningkatkan kreativitas melalui saling bekerjasama antar anggota kelompok. Namun
dalam pembelajaran ini tetap saja ada beberapa siswa yang terlihat kurang mampu
bekerjasama atau bahkan sekedar untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya karena
malu. Untuk mengatasi hal ini, guru melakukan pendekatan dan mengarahkan siswa serta
memberikan motivasi agar mereka dapat bekerjasama dengan baik.
Melalui penerapan media banner berkarakter siswa terlihat antusias mengikuti proses
pembelajaran apalagi ketika siswa diarahkan untuk menemukan sendiri konsep pengolahan
dan pengumpulan data. Ketika siswa diminta untuk mengerjakan LKS secara berkelompok,
ada sebagian siswa yang masih kurang dapat bekerjasama dengan teman kelompoknya. Hal
ini terjadi karena mereka belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh
guru.
Pada saat pertemuan kedua masalah ketidakkompakan mulai dapat teratasi karena
siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan pengelompokkan. Hal ini
dapat dilihat dari pada kekompakan mereka dalam menjawab semua permasalahan yang
diberikan guru di dalam soal latihan. Pada saat pertemuan keempat, siswa sangat antusias
karena materi yang akan diajarkan oleh guru adalah materi yang sulit bagi mereka juga
media pembelajaran yang diberikan sudah dimodifikasi menggunakan foto mereka. Siswa
banyak mengajukan pertanyaan jika materi yang diajarkan oleh guru sulit mereka mengerti.
Dari hasil kegiatan berkelompok tersebut menunjukkan bahwa siswa sangat merespon
pembelajaran yang diberikan guru.
Aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran matematika dengan penerapan
media banner berdata berlangsung diamati oleh guru yang dibantu oleh 1 orang observer.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer, siswa cenderung lebih aktif dan
antusias dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa
persentase keaktifan siswa mengalami peningkatan pada pertemuan pertama, kedua, dan
keempat. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan bimbingan terhadap siswa
sehingga siswa dapat mengemukakan pertanyaan untuk materi yang dianggap sulit, sehingga
dengan demikian siswa akan terdorong untuk semakin aktif bertanya. Melalui kegiatan
bimbingan inilah guru dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang
diberikan. Semakin aktif siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dilakukan menyenangkan bagi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan media
banner berdata pada materi pengumpulan dan pengolahan data dapat diterapkan sesuai
rencana, meskipun pada pertemuan pertama siswa masih canggung dengan model yang
diterapkan sehingga mengalami kesulitan beradaptasi. Tetapi pada pertemuan berikutnya
siswa sudah dapat menyesuaikan pembelajaran dengan baik, hal ini dapat terlihat dari
antusiasme siswa dalam pembelajaran yang dilakukan. Siswa juga merasa senang ketika
bekerja dalam kelompok mereka apalagi pada saat guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang meraih nilai tertinggi.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1.Kesimpulan
Aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan diamati oleh observer untuk
membantu guru yang mengajar dalam melakukan penilaian terhadap aktivitas yang
dilakukan siswa dalam pembelajaran. Pada observasi awal yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan lembar observasi yang sama dengan lembar observasi pada siklus 1. Dari hasil
analisis observasi awal tersebut, setiap indikator yang diamati rata-rata mencapai persentase
keaktifan yaitu 50%, sedangkan untuk keaktifan siswa secara klasikal, keseluruhan siswa
dinyatakan tidak aktif dalam pembelajaran. Komponen aktivitas belajar siswa yang diamati
pada pelaksanaan siklus 1 sama halnya dengan indikator yang diamati pada observasi awal.
Keaktifan siswa yang dirata-ratakan dari setiap komponen memperoleh persentase 80%. Dari
hasil observasi yang dilakukan observer pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2, ditemukan
bahwa rata-rata persentase dari setiap indikator menunjukkan persentase 98% atau
keseluruhan siswa telah aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum melaksanakan
pembelajaran dengan penerapan media banner berdata, terlebih dahulu dikumpulkan data
pendukung seperti nilai ulangan harian materi sebelumnya untuk menentukan
pengelompokkan siswa yang menunjukkah hanya 45% siswa yang tuntas.
Ketuntasan hasil belajar secara klasikal yang diperoleh setelah pelaksanaan siklus 1
sebesar 60% siswa sudah dinyatakan tuntas belajar. Namun hasil belajar yang diperoleh
setelah pelaksanaan siklus 1 belum mencapai KKM klasikal yaitu sebesar 70%. Setelah
menganalisis pelaksanaan dan hasil pembelajaran pada siklus 1, maka diadakanlah perbaikan
pembelajaran pada siklus 2. Persentase ketuntasan secara klasikal yang diperoleh setelah
pelaksanaan siklus 2 akhirnya memenuhi kriteria yang ditetapkan sekolah dengan mengalami
peningkatan sampai 75%. Jadi hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pelaksanaan siklus
2 berada 5% di atas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75%. Dengan demikian penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan media banner berkarakter dinyatakan berhasil pada siklus
2 dan tidak perlu diadakan penelitian lanjutan lagi.

5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan
beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut. 1) Bagi peneliti, sebelum
melaksanakan penelitian, terlebih dahulu harus mengenali karakteristik dan masalah belajar
yang dialami siswa yang berada di dalam kelas yang akan diteliti sehingga tidak menemui
kesulitan yang dapat menghambat penelitian seperti yang terjadi pada pertemuan awal yaitu
ketika siswa menolak pengelompokkan yang ditentukan oleh guru. 2) Bagi siswa agar lebih
memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang diberikan oleh guru, mau bekerjasama
dengan teman kelompokknya, aktif dalam pembelajaran yang dibimbing oleh guru, berani
mengajukan pertanyaan kepada guru atau teman jika ada materi yang belum dimengerti, dan
memahami permintaan soal sebelum mengerjakannya. 3) Bagi peneliti lain sebaiknya
mempelajari langkah-langkah atau tahapan penelitian yang terdapat dalam hasil penelitian
ini, kemudian melengkapi dan memperbaikinya dalam pelaksanaan penelitian berikutnya
yang, sehingga dapat menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik.
Daftar pustaka
Arsyad, Ashar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Onci, L. 2005. Meningkatkan Ketuntasan Belajar Matematika Melalui Pengajaran Remedial
dengan Pendekatan Kooperatif Pada Siswa Kelas X2 SMAN 4 Kendari. Tidak
Diterbitkan. Skripsi. Kendari: Lembaga Penelitian Universitas Haluoleo.
Panen, P. dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Sanjaya, W . 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana, N. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algosindo.
Tabrani, dkk. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Tim Pustaka Yustisia. 2008. Panduan Lengkap KTSP. Jakarta: Pustaka Yustisia

Anda mungkin juga menyukai