Anda di halaman 1dari 2

Pentingkah Profesi Guru untuk Dilindungi?

Pentingkah profesi guru untuk dilindungi?. Pertanyaan ini kerap menghiasi


perbincangan kami sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, MGMP, maupun di
masyarakat. Hal yang mendasari pertanyaan ini selalu timbul, disebabkan maraknya
kasus hukum yang menimpa guru di sekitar kami maupun di seluruh Indonesia.
Masih segar dalam ingatan kami, tepatnya bulan Oktober 2017, ketika harus
berbondong-bondong menyampaikan aspirasi tuntutan hukum terhadap
penganiayaan yang dialami rekan sejawat. Beliau (korban) yang merupakan guru di
salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang terkemuka di Kota Kendari harus
babak belur dihajar orang tua siswa dan anaknya di lingkungan sekolah pada jam
pelajaran. Orang tua siswa yang gelap mata dan hanya mendengarkan secara
sepihak keterangan anaknya memilih jalur kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Anaknya yang telah dididik oleh guru di SMAN itu juga turun tangan memukuli
gurunya. Mengenaskan bukan?
Untung saja pihak kepolisian segera tanggap dan memenjarakan pelaku
kekerasan setelah seluruh elemen guru maupun masyarakat luas mendesak
penyelesaian melalui jalur hukum. Bukan hanya guru SMAN di Kota Kendari yang
merasakan, nun jauh di sana, di pulau Madura juga terjadi kasus kekerasan
terhadap seorang guru honorer SMAN pada awal tahun 2018. Nyawa beliau tidak
dapat diselamatkan dan akhirnya meninggalkan seorang istri yang tengah
mengandung. Mirisnya, kekerasan dilakukan oleh peserta didiknya sendiri yang tidak
menerima dengan baik teguran gurunya. Apakah sudah sedemikian rendahnya
penghargaan pada profesi guru ataukah moral peserta didik yang semakin
tergerus?. Ini merupakan tugas kita bersama untuk mengembalikan harkat dan
martabat guru maupun memperbaiki moral peserta didik.
Bukan hanya sebagai korban, ada beberapa guru juga yang menjadi
tersangka dan mendekam di balik jeruji besi akibat melakukan kekerasan pada
siswanya. Namun, setelah diusut oleh penegak hukum, akhirnya guru-guru tersebut
dibebaskan karena kekerasan yang dilakukan dianggap wajar maupun melalui
mediasi dengan orang tua korban. Sebenarnya, guru pun harus memahami
peraturan lain selain yang menyangkut profesinya. Jangan pernah melupakan
bahwa peserta didik kita merupakan seorang anak yang juga memiliki perlindungan
Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 yang telah
disempurnakan menjadi Undang-undang nomor 35 tahun 2014. Selain itu, dalam
memberikan sanksi kita juga harus menaati tata tertib yang berlaku di sekolah.
Karena, sebagai manusia biasa kita juga tidak lepas dari cobaan, baik itu kesabaran
maupun peserta didik yang membutuhkan perhatian yang lebih melalui cara
membuat kesalahan.
Profesi guru merupakan suatu profesi yang rentan terlibat dalam kasus
hukum baik sebagai pelaku maupun korban. Oleh karena itu, guru harus diberi
perlindungan selama melaksanakan tugasnya mencerdaskan anak bangsa.
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, penegak hukum, maupun elemen
masyarakat diharapkan turut langsung memberikan perlindungan kepada profesi
guru sesuai kewenangannya masing-masing. Perlindungan tersebut diharapkan
dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan jaminan kesejahteraan bagi guru.
Negara ini telah menyadari pentingnya profesi guru untuk dilindungi, hal ini
dinyatakan melalui berbagai undang-undang maupun peraturan pemerintah,
diantaranya;
1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 40 ayat 1
2) Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 39 ayat 1
3) Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, Pasal 42, dan
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Perlindungan Bagi Pendidik dan Tenaga Pendidikan.
Berdasarkan payung hukum di atas, sangatlah jelas bahwa profesi guru
menjadi primadona yang selalu menemui banyak tantangan. Hingga saat ini,
permasalahan yang dialami guru bukan hanya permasalahan tentang hukum,
namun juga meliputi perlindungan profesi, perlindungan hak dan kekayaan
intelektual (HKI), dan perlindungan dalam kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk
menuntaskan kasus kekerasan yang bagai lingkaran, tanpa putus selalu terjadi di
lingkungan sekolah. Semua pihak diharapkan mampu memahami berbagai aturan
hukum yang meliputi profesi guru dan peserta didiknya agar permasalahan guru
yang dialami dalam melaksanakan tugasnya dapat diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai