Anda di halaman 1dari 13

PEMBERDAYAAN KARYAWAN, KEPEMIMPINAN, DAN KERJASAMA TIM

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Total Quality Manajemen
Dosen Pengampu : Iqbal Ramadhani Fuadiputra, S.E, M.M.

Disusun Oleh :
1. Aldo Septa Nugraha (201710160311273)
2. Malikul Quddus (201710160311001)
3. Astri Andika (201710160311234)
4. Efan tri budianto (201710160311239)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Total Quality Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pak Iqbal Ramadhani Fuadiputra, S.E, M.M. ,  yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 Pengertian pelibatan dan pemberdayaan karyawan...............................................................2
2.2 Faktor yang menghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan.....................................2
2.3 Pengertian Kepemimpinan.............................................................................................................2
2.4 Gaya Kepemimpinan.......................................................................................................................4
2.5 Definisi kerjasama tim....................................................................................................................5
2.6 Faktor – faktor Penghambat Kesuksesan Kerja Sama Tim.........................................................6
2.6 Kunci keberhasilan kerjasama tim..............................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
Kesimpulan............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, persaingan
dalam dunia bisnis semakin ketat. Sebuah lembaga perlu melaksanakan TQM supaya
kualitas yangdimiliki lembaga tetap terjaga dan semakin meningkat.
Pelibatan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi sangat penting. Dengan
melibatkan karyawan seluruh komponen dalam lembaga atau organisasi akan menghasilkan
rencana dan hasil yang lebih baik. Selain itu, pelibatan semua orang akan mempercepat
mencapai tujuan organisasi. Namun kenyataannya banyak lembaga atau organisasi dalam
mencapai suatu tujuan tidak melibatkan semua orang sehingga tujuan organisasi tidak
tercapai. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dalam lembaga atau organisasi harus ada
keberanian untuk melibatkan setiap orang dengan cara membentuk team kerja dalam
mencapai tujuan organisasi.
Kepeminpinan merupakan suatu konsep abstrak, tetapi hasil nyata. Kadangkala
kepeminpinan mengarah pada seni, tetapi seringakali pula berkaitan dengan ilmu. Pada
kenyataanya, kepeminpinan merupakan seni sekaligus ilmu.
Kerja sama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam TQM, Tim merupakan
sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pelibatan dan pemberdayaan karyawan?
2. Apa faktor yang menghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan?
3. Apa pengertian kepemimpinan?
4. Bagaimana gaya kepemimpinan?
5. Bagaimana definisi kerjasama tim?
6. Faktor – faktor Penghambat Kesuksesan Kerja Sama Tim?
7. Apa kunci keberhasilan kerjasama tim?

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pelibatan dan pemberdayaan karyawan
TQM adalah konsep pelibatan pemberdayaan karyawan. Karyawan disini dalam arti
sebagai SDM. Pelibatan karyawan / SDM adalah suatu proses untuk mengikut sertakan para
karyawan pada semua level organisasi dalam pembuatan keputusan/ pemecahan masalah.
Pemberdayaan karyawan atau SDM dapat di artikan sebagai pelibatan karyawan yang benar-
benar berarti (signifikan). Dengan demikian pemberdayaan tidak hanya sekedar memiliki
masukan tetapi juga memperhatikan, menindaklanjuti masukan tersebut akan diterima atau
tidak.
2.2 Faktor yang menghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan
1. Faktor pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Ada beberapa factor yang menghambat keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
dalam suatu organisasi. Diantaranya adalah suatu penolakan terhadap perubahan.
2. Cara mengatasi factor yang menghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Pada awaktu tim dibentuk, akan berhasil bila sasaran atau tujuan kerja kelompok jelas
dan disetujui oleh anggota kelompok. Hal ini didukung dengan adanya keterbukaan
antar anggota kelompok dan antara anggota kelompok selalu ada pertemuan untuk
membahas berbagai masalah kelompok atau masalah-masalah perusahaan.
2.3 Pengertian Kepemimpinan
Kepeminpinan merupakan suatu konsep abstrak, tetapi hasil nyata. Kadangkala
kepeminpinan mengarah pada seni, tetapi seringakali pula berkaitan dengan ilmu. Pada
kenyataanya, kepeminpinan merupakan seni sekaligus ilmu.
Ada banyak definisi mengenai kepeminpinan, tergantung pada perspektif yang
digunakan. Kepeminpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerapanya pada bidang militer,
olahraga, bisnis, pendidikan, industri, dan bidang-bidang lainnya. Robbins (1991)
mendefinisikan kepeminpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota
agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang diterapkan. Schriesheim, et al. (dalam kreitner
dan kinicki, 1992, p. 516) menyatakan bahwa kepeminpinan adalah proses pengaruh sosial
dimana peminpin mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam usaha mencapai
tujuan organisasi. Gibson et al. (1991, p. 364) memberikan definisi kepeminpinan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kompetensi individu-individu lainnya dalam
suatu kelompok. Ketiga definisi tersebut hanyalah sebagian dari definisi-definisi yang ada.
Sedangkan dalam kaitannya dengan TQM, definisi yang diberikan oleh Goetsch dan Davis
(1994, p. 192) adalah bahwa kepeminpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan
semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai
aatau melampaui tujuan organisasi.

2
Kepeminpinan merupakan suatu konsep abstrak, tetapi hasil nyata. Kadangkala
kepeminpinan mengarah pada seni, tetapi seringakali pula berkaitan dengan ilmu. Pada
kenyataanya, kepeminpinan merupakan seni sekaligus ilmu.
Ada banyak definisi mengenai kepeminpinan, tergantung pada perspektif yang
digunakan. Kepeminpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerapanya pada bidang militer,
olahraga, bisnis, pendidikan, industri, dan bidang-bidang lainnya. Robbins (1991)
mendefinisikan kepeminpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota
agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang diterapkan. Schriesheim, et al. (dalam kreitner
dan kinicki, 1992, p. 516) menyatakan bahwa kepeminpinan adalah proses pengaruh sosial
dimana peminpin mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam usaha mencapai
tujuan organisasi. Gibson et al. (1991, p. 364) memberikan definisi kepeminpinan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kompetensi individu-individu lainnya dalam
suatu kelompok. Ketiga definisi tersebut hanyalah sebagian dari definisi-definisi yang ada.
Sedangkan dalam kaitannya dengan TQM, definisi yang diberikan oleh Goetsch dan Davis
(1994, p. 192) adalah bahwa kepeminpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan
semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai
aatau melampaui tujuan organisasi.

Istilah manajer dan kepeminpinan tidaklah perlu di campuradukan, karena kepeminpinan


merupakan salah satu bagian dari manajemen. Menejer melaksanakan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, komunikasi, dan pengawasan.
Termasuk di dalam fungsi-fungsi itu adalah perlunya peminpin dan mengarahkan. Zaleznik
dalam Robbins (1991) menyatakan bahwa tiak semua peminpin adalah manajer. Seorang
manajer diberikan hak-hak tertentu (formal) dalam suatu organisasi belum tentu dapat menjadi
seorang peminpin yang efektif. Akan tetapi kemampuan untuk mempengaruhi orang lain yang
didapatkan dari luar struktur formal adalah sama atau bahkan lebih penting daripada pengaruh
formal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahw seorang peminpi dapat muncul secara
informal dari suatu kelompok dan dapat pula di tunjuk secara formal. Secara umum seorang
peminpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik berikut :

1. Tanggung jawab yang seimbang


Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan
dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut.
2. Model pernan yang positif
Peranan adalah tanggung jawab, perilaku, atau prestasi yang diharapkan dari seseorang
yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu seorang peminpin yang baik harus
mampu menjadi panutan dan contoh bawahannya.
3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik
Peminpin yang baikharus bisa menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta
dengan cara yang tepat.
4. Memiliki pengaruh positif
Peminpin yang baik memiliki pengaruh terhadap karyawannya dan menggunakan
pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif

3
5. Mempunyai kemempuan untuk menyakinkan orang lain.
Peminpin yang sukses adalah peminpin yang dapat menggunakan keterampilan
komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta
mengarahkan mereka pada tanggung jawab total terhadap sudut pandang tersebut.
2.4 Gaya Kepemimpinan
Umumnya dikenali 5 macam gaya kepemimpinan yaitu :

1. Kepemimpinan otokratis yaitu mereka menentukan apa yang harus dilakukan orang lain
dan mengharapkan mereka mematuhinya
2. Kepemimpinan demokratis yaitu orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para
karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya
3. Kepemimpinan Partisipatif yaitu orang yang menganut pedekatan ini hanya sedikit
memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan
4. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan yaitu orang yang menganut pendekatan ini
meminta untuk anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada tujuan yang ada.
5. Kepemimpinan situasional yaitu asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa
tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer dalam segala
kondisi

Gaya kepemiminan dalam kontek TQM


Adalah kepemimpinan yang partisipatif yang lebih tinggi level atau tingkatannya. Agar gaya
kepemimpinan partisipatif model TQM dapat diterapkan dengan baik manajer harus didukung
oleh para bawahannya, dimana mereka respect terhadapnya dan bersedia dan mengikutinya.
Karakteristik yang harus dimiliki seorang manajer diantaranya :

 Rasa tanggung jawab yang besar


 Disiplin pribadi
 Bersifat jujur
 Memiliki kredibilitas yang tinggi
 Memiliki stamina yang tinggi
 Memegang teguh komitmen terhadap tujuan organisasi

Suatu pendekatan yang paling tepat dalam menjalin hubungan antar individu dalam suatu
perusahaan menurut (Covey, 1994) meliputi :

1. Menang/menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus-menerus mencari


keuntungan bersama didalam setiap interaksi manusia.
2. Menang/kalah adalah pendekatan otoriter yang berpendapat bahwa “saya mendapatkan
apa yang saya inginkan; anda tidak mendapatkan apa yang anda inginkan.
3. Kalah/menang adalah kerangka pikiran dan hati yang selalu menjadi pecundang, biasanya
cepat menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain.

4
4. Kalah/kalah adalah pendekatan yang terjadi bila kedua pihak keras kepala, egois, dan
ingin membalas dendam, hasilnya adalah keduanya rugi.
5. Menang adalah suatu pendekatan yang menyatakan bahwa “saya tidak menginginkan
orang lain kalah, tetapi yang pasti saya ingin menang; sikap yang dipegang adalah saya
mengurus diri saya sendiri dan kamu urus dirimu sendiri”.
6. Menang/menang atau tidak ada transaksi adalah pendekatan yang tidak menghasilkan
solusi sinergistik.

2.5 Definisi kerjasama tim


Kerja sama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam TQM, Tim merupakan
sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Faktor – faktor yang mendasari perlunya
dibentuk tim – tim tertentu dalam suatu perusahaan adalah :

 Pemikiran dari 2 orang atau lebih cenderung lebih baik daripada pemikiran satu orang
saja
 Konsep sinergi ( 1+1 > 2 ), yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim) jauh lebih baik daripada
jumlah bagiannya (anggota individual)
 Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling
membantu.
 Kerja sama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik
Tidak semua kumpulan orang dapat dikatakan tim. Untuk dapat dianggap sebagai tim
maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Ada kesepakatan terhadap misi tim


Agar suatu kelompok dapat menjadi tim dan supaya tim tersebut dapat bekerja dengan
efektif, semua anggotanya harus memahami dan menyepakati misinya.

2. Semua anggota mentaati peraturan tim yang berlaku


Suatu tim harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat membentuk
kerangka usaha pencapaian misi. Suatu kelompok atau grup dapat menjadi tim manakala
ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.

3. Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil.


Keberadaan tim tidak meniadakan struktur dan wewenang. Tim dapat berjalan dengan
baik apabila tanggung jawab dan wewenang dibagi dan setiap anggota diperlakukan
secara adil.

4. Orang beradaptasi terhadap perubahan


Dalam TQM, perbuhan bukan saja tak terelakkan tetapi juga diperlukan sekali.
Sayangnya, orang umumnya menolak perubahan. Oleh karena itu setiap anggota tim
harus dapat saling membantu dalam beradaptasi terhadap perubahan secara positif.

5
Menurut Johnson, Kantner, dan Kikora (dalam Goetsch dan Davis, 1994, pp. 214-215),
umumnya tim dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu :
1. Tim penyempurnaan departemen
Jenis ini paling banyak dijumpai. Tim terdiri dari personil yang menyusun unit,
departemen, atau fungsi tertentu dalam organisasi dan seringkali disebut juga gugus
kualitas (quality circle)

2. Tim perbaikan proses


Tim ini memiliki misi untuk melakukan perbaikan terhadap keseluruhan proses. Oleh
karena itu tim ini terdiri dari personil dari setiap fase proses.

3. Gugus tugas (task force)


Gugus tugas seringkali disebut pula tim proyek, yaitu tim sementara yang dibentuk untuk
suatu misi tertentu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tim proyek khusus dan tim
pemecahan masalah. Gugus tugas terdiri dari orang-orang yang sanggup memenuhi misi
khususnya. Gugus tugas tersebut akan dibubarkan bila misinya telah tercapai.

2.6 Faktor – faktor Penghambat Kesuksesan Kerja Sama Tim


Seperti telah dijelaskan, sekumpulan orang belum tentu merupakan suatu tim. Orang –
orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat bekerja sama. Seringkali tim tidak
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Penyebab utamanya adalah fakto manusia.
Beberapa aspek di antaranya adalah :

1. Identitas pribadi anggota tim


sudah merupakan hal yang alamiah bila seseorang ingin tahu apakah mereka
cocok di suatu organisasi, termasuk di dalam suatu tim. Orang mengkhawatirkan hal-hal
seperti kemungkinan menjadi outsider, pergaulan dengan anggota tim. Suatu tim tidak
dapat berjalan efektif bila anggotanya belum merasa cocok dengan tim tersebut.

2. Hubungan antar anggota tim


Agar setiap anggota dapat bekerja sama, mereka harus saling mengenal dan
berhubungan. Untuk itu dibutuhkan waktu bagi anggota yang berasal dari berbagai latar
belakang tersebut agar dapat saling membantu dan bekerja sama.

3. Identitas tim didal organisasi


Faktor ini terdiri dari dua aspek. Pertama, kesesuaian atau kecocokan tim di
dalam organisasi. Aspek ini menyangkut apakah misi tersebut merupakan prioritas dalam
perusahaan ? apakah tim memperoleh dukungan dari manajemen puncak ? Aspek Kedua,
adalah pengaruh keanggotaan dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota di
luar tim. Aspek ini terutama sangat penting dalam gugus tugas dan tim proyek dimana
anggota tim itu berusaha mempertahankan hubungan yang telah terbina dengan rekan
kerja yang bukan anggota tim. Bisa saja mereka merasa bahwa keanggotaannya dalam
tim berdampak negatif terhadap hubungannya dengan rekan kerja yang tidak termasuk
dalam tim.

6
2.6 Kunci keberhasilan kerjasama tim

1. Saling ketergantungan

2. Perluasan Tugas

3. Penjajaran

4. Bahasa yang umum

5. Kepercayaan

6. Kepemimpinan

7. Keterampilan Pemecahan masalah

8. Keterampilan menanganni konflik

9. Penilaian/tindakan

10. Perayaan

7
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan kepemimpinan, dan kerjasama tim merupakan
unsur TQM. jika karyawan dilibatan dalam berbagai kegiatan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan maka mutu atau kualitas Lembaga dapat terjamin karna karyawan
merupakan orang yang melaksanakan tugas operasional yang lebih mengenal keadaan
sebenarnya dilapangan.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=makalah+pemberdayaan+karyawan

https://www.scribd.com/doc/279924142/MAKALAH-Pelibatan-Pemberdayaan-Karyawan

Anda mungkin juga menyukai