Anda di halaman 1dari 17

Tugas kelompok

FISIKA STATISTIK

“FUNGSI DISTRIBUSI LAJU MENURUT MAXWELL BOLTZMAN DAN


APLIKASINYA”

OLEH:

KELOMPOK 17

NURUL RESKI ALQURANI A1K1 17 092


INDAH LESTARI YASTUTI A1K1 17 071
INGKAN SARI MALAIJI A1K1 17 072
MUHAMAD ISLAMUDDIN A1K1 17 084

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan pertolongan-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Fisika Statistik dengan
membahas materi tentang “Fungsi distribusi laju menurut Maxwell Boltzman dan
aplikasinya” guna memenuhi tugas kelompok. Dan tidak lupa kita kirimkan shalawat kepada
sang revolusioner sejati, Muhammad SAW, atas berkat kegigihan perjuangan beliau,
sehingga kita bisa menikmati nikmat Allah dengan sebaik-baiknya.
Dalam makalah ini, penyusun menyajikan materi tentang Fungsi distribusi laju
menurut Maxwell Boltzman dan aplikasinya. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun mengharapkan
makalah ini dapat dijadikan literature dan bacaan, hingga menambah wawasan pengetahuan
kita khususnya pada materi Fungsi distribusi laju menurut Maxwell Boltzman dan
aplikasinya.
Sebagai hamba yang tidak luput dari kesalahan, penyusun mengharapkan saran dan
kritikan yang sifatnya membangun agar pembuatan makalah kedepannya lebih baik lagi.

Kendari, April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan................................................................................................
D. Manfaat………………...……………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN
A. Peluang Temodinamika ……………………………………………
B. Teori Statistik Maxell-Boltzmann………………………………….
C. Distribusi Maxwel-Boltzmann……………………………………...
D. Fungsi Partisi Kanonik……………………………………………..
E. Aplikasi Distribusi Laju Menurut Maxwell Botzman…………….
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
A. Kesimpulan……………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam fisika, khususnya mekanika statistik, distribusi Maxwell-Boltzmann yang
menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, di mana partikel bergerak bebas antara
tumbukan kecil , tetapi tidak berinteraksi satu sama lain, sebagai fungsi suhu dari sistem,
massa partikel, dan kecepatan partikel. Partikel dalam konteks ini mengacu pada atom
atau molekul dari gas. Tidak ada perbedaan antara keduanya dalam perkembangan dan
hasilnya.
Ini merupakandistribusi probabilitas untuk kecepatan sebuah partikel yang
berwujud gas - Besaran dari vektor kecepatan, yang berarti pada suhu tertentu, partikel
akan memiliki kecepatan yang dipilih secara acak dari distribusi, tapi lebih cenderung
berada dalam satu rentang dari beberapa kecepatan yang lain
Distribusi Maxwell-Boltzmann berlaku untuk gas ideal di dalam kesetimbangan
termodinamika dengan efek kuantum yang dapat diabaikan dan di kecepatan non-
relativistik. Ini membentuk dasar dari teori kinetik gas, yang memberikan penjelasan
sederhana dari banyak sifat gas fundamental, termasuk tekanan dan difusi,namun ada
perluasan untuk kecepatan relativistik
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan distribusi laju menurut Maxwell Botzman ?
2. Bagaimana menentukan fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann?
3. Bagaimana bentuk dari fungsi partisi kanonik ?
4. Bagaimana aplikasi dari distribusi Maxwell Botzman ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui distribusi laju menurut Maxwell Botzman.
2. Untuk mengetahui cara menentukan fungsi distribusi Maxwell-Boltzman.
3. Untuk mengetahui bentuk dari fungsi partisi kanonik.
4. Untuk mengetahui aplikasi dari distribusi Maxwell Botzman.
D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa memahami
pemahaman tentang rumusan masalah. dan sebagai bacaan bagi mahasiswa jurusan fisika
guna menambah wawasan pengetahuan, pada materi “Fungsi Distribusi Laju Menurut
Maxwell Boltzman Dan Aplikasinya”.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peluang Temodinamika
Dalam suatu sistem yang terisolasi dan tertutup jumlah energi sistem E tetap dan
jumlah partikel dalam sistem N tetap. Dengan berevolusinya waktu, interaksi antar
partikel dalam suatu sistem yang terisolasi dan tertutup mengakibatkan perubahan
jumlah partikel yang menempati suatu tingkat energy dan dapat juga terjadi perubahan
keadaan energi dari setiap partikel. Untuk sistem berupa gas interaksi yang dimaksud
dapat berupa tumbukan antar partikel gas atau dengan wadahnya sedangkan untuk
molekul-molekul kristas dapat berupa pertukaran energi. Berbagai bentuk interaksi ini
menghasilkan perubahan keadaan mikro dari sistem yang tetap harus memenuhi syarat
tetapnya E dan N.
1. Posulat Termodinamika Statistik
Postulat fundamental dair termodinamika statistik menyatakan bahwa semua
keadaan mikro yang mungkin muncul dari suatu sistem terisolai adalah sama
peluangnya. Terdapat dua cara untuk melakukan intepretasi dari postulat ini. Cara
pertama adalah dengan membayangkan sistem telah diamati dalam suatu rentang
waktu t yang cukup lama sehingga setiap keadan mikro dari suatu sistem yang
terisolasi telah muncul amat sering. Bila _t adalah total waktu sistem berada pada
suatu keadaan mikro yang mungkin, maka postulat ini menyatakan bahwa rentang
waktu _t adalah sama untuk semua keadaan mikro.
Sebagai alternatif, cara kedua dapat dipergunakan di mana dibayangkan
terdapat sejumlah salinan atau replika dari sistem (sebuah ensemble) yang jumlahnya
adalah N. Pada suatu saat pengamatan, terdapat sejumlah _N replika yang berada
dalam keadaan mikro yang sama. Postulat termodinamika statistik menyatakan
bahwa jumlah _N adalah sama untuk semua keadaan mikro. Postulat ini terlihat tidak
diturunkan suatu prinsip fundamental apapun sehingga tidak dapat diverifikasi
menggunakan eksperimen. Justifikasi kebenaranpostulat ini terletak pada ketepatan
kesimpulan yang dapat ditarik.

2. Peluang Termodinamika
Semua keadaanmikro yang mungkin bagi suatu keadaanmakro k disebut
sebagai peluang termodinamikaWk dari keadaan makro tersebut. Suatu asembli
dengan banyak partikel, peluang termodinamika akan bernilai besar. Jumlah total
keadaan mikro yang mungkin untuk suatu asembli, atau dapat dikatakan sebagai
peluang termodinamika asembli tersebut, adalah jumlah peluang termodinammika
keadaan makro dari semua keadaan makro dalam asembli tersebut
Ω=∑ W k
k …………………………………(2.1)
Pada persamaan (2.1) dapat dijelaskan Ilustrasi sebagai berikut. Saja dalam
suatu sistem terdapat keadaan mikro. Jumlah keadaan mikro yang dapat membentuk
keadaan makro pertama adalah W1 (peluang termodinamika keadaan makro pertama),
jumlah keadaan mikro yang dapat membentuk keadaan makro kedua adalah W2
(peluang termodinamika keadaan makro kedua), dan seterusnya. Dengan demikian
jumlah seluruh keadaan mikro dalam sistem tersebut tak lain adalah jumlah peluang
termodinammika keadaan makro dari semua keadaan makro dalam asembli tersebut.
Untuk sistem dengan aturan yang berbeda, peluang termodinamika suatu
keadaan makro Wk, akan berbeda pula cara perhitungannya. Pada bagian statistik
Fermi-Dirac, Bose-Einstein, dan Maxwell-Boltzmann, akan diperlihatkan bagaimana
menghitung Wk untuk ketiga kasus tersebut.
B. Teori Statistik Maxell-Boltzmann
Statistika Maxwell-Boltzmann sering digambarkan sebagai statistika bagi
partikel klasik yang “terbedakan”. Sistem partikel klasik terbedakan merupakan sistem
partikel yang konfigurasinya berbeda ketika dua atau lebih partikel dipertukarkan.
Dengan kata lain, konfigurasi partikel A di dalam keadaan 1 dan partikel B di dalam
keadaan 2 berbeda derr`ngan konfigurasi ketika partikel B berada dalam keadaan 1
sedangkan partikel A dalam keadaan 2. Ketika gagasan di atas diimplementasikan akan
dihasilkan distribusi (Boltzmann) biasa bagi partikel dalam berbagai tingkat energi.
Fungsi distribusi ini menghasilkan hasil yang kurang fisis untuk entropi, sebagaimana
ditunjukkan dalam “paradoks Gibbs”. Namun, masalah itu tidak muncul pada
peninjauan statistik ketika semua partikel dianggap tak terbedakan.
Pada statistik Maxwell-Boltzmann dipandang enam dimensi dari pergerakan
molekul, yakni tiga dimensi kedudukan dan tiga dimensi kecepatan. Ruang enam
dimensi seperti yang dimaksudkan ini disebut ruang fasa. Selanjutnya ruang fasa ini
masih dibagi lagi ke dalam volume kecil enam dimensi yang disebut sel. Molekul
terbagi ke dalam sel ini dan terjadilah secara individu disebut status makro dari sistem
sedangkan penentuan molekul tertentu (secara individu) dalam tiap status makro disebut
status mikro dari sistem.
C. Distribusi Maxwel-Boltzmann
Distribusi Maxwell-Boltzmann menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, di
mana partikel tidak terus-menerus berinteraksi satu sama lain, tetapi bergerak bebas
antara tabrakan pendek. Ini menggambarkan kemungkinan kecepatan partikel (besarnya
vektor kecepatannya) yang dekat dengan nilai yang diberikan sebagai fungsi dari suhu
dari sistem, massa partikel, dan bahwa nilai kecepatan. Distribusi probabilitas ini
dikemukakan pertama kali oleh James Clerk Maxwell dan Ludwig Boltzmann.
Distribusi Maxwell-Boltzmann biasanya dianggap sebagai distribusi kecepatan
molekul, tetapi juga dapat merujuk kepada distribusi untuk kecepatan, momentum, dan
besarnya momentum molekul, yang masing-masing akan memiliki fungsi probabilitas
distribusi yang berbeda, semua dari yang terkait. Kecuali dinyatakan lain, artikel ini
akan menggunakan "distribusi Maxwell-Boltzmann" untuk merujuk pada distribusi
kecepatan. Distribusi ini dapat dianggap sebagai besaran vektor 3-dimensi yang
komponennya adalah independen dan terdistribusi normal dengan mean 0 dan standar
deviasi a. Jika Xi didistribusikan sebagai , maka didistribusikan sebagai distribusi
Maxwell-Boltzmann dengan parameter a. Selain parameter skala, distribusi identik
dengan distribusi chi dengan 3 derajat kebebasan.
Turunan asli oleh Maxwell diasumsikan bahwa ketiga arah akan memikiki
perilaku yang sama, tetapi turunan selanjutnya yang dikembangkan oleh Boltzmann
mematahkan asumsi ini dengan teori kinetik. Distribusi Maxwell-Boltzmann (untuk
energi) sebagian besar dapat langsung diturunkan dari distribusi Boltzmann untuk
energy.

dimana:

 i adalah microstate (menunjukkan satu konfigurasi partikel dalam keadaan kuantum


- lihat fungsi partisi).
 Ei adalah tingkat energi dari microstate i.
 T adalah temperatur kesetimbangan sistem.
 gi adalah faktor degenerasi, atau jumlah dari microstates yang mengalami degenerasi
yang memiliki tingkat energi yang sama
 k adalah konstanta Boltzmann.
 Ni adalah jumlah molekul pada suhu kesetimbangan T, dalam keadaan i yang
memiliki energi E i dan degenerasi gi.
 N adalah jumlah total molekul dalam sistem.
Ingat bahwa kadang-kadang persamaan di atas ditulis tanpa faktor degenerasi gi. Dalam
hal ini i akan menentukan keadaan masing-masing, bukan satu set keadaan gi yang
memiliki energi Ei yang sama. Karena vektor kecepatan dan kecepatan berkaitan dengan
energi, maka persamaan 1 dapat digunakan untuk menurunkan hubungan antara suhu
dan kecepatan molekul dalam gas. Penyebut dalam persamaan ini dikenal sebagai fungsi
partisi kanonik.
Contoh Soal
Satu meter kubik atom hidrogen pada tekanan 1 atm berisi sekitar 2,7x10 25 atom. Hitung
banyaknya atom yang berada pada tingkat energi eksitasi pertama pada temperatur 0 oC
dan 10000 oC.

Jawab:
Banyaknya elektron menempati tingkat energi atom 2n 2. Jadi g1=2, g2=8. Tingkat energi
atom hidrogen E1=-13,6 eV, sedang energi tingkat eksitasi E2=E1/n2 =-3,4 eV.
• Untuk T= 0 oC
(E2-E1)/kT=10,2 eV/{(8,617x10-5 eV/K) x273K}
=434
N2/N1=(8/2)exp-(434)=4x10-188
Semua molekul pada keadaan ground state

• Untuk 10000 oC
(E2-E1)/kT=10,2 eV/{(8,617x10-5 eV/K) x10273K}
=11,5
N2/N1=(8/2)exp-(11.5)=4x10-5
Banyaknya molekul pada tingkat eksitasi:10.8x1020

D. Fungsi Partisi Kanonik


Terdapat beberapa jenis fungsi partisi, masing-masing berhubungan dengan
jenis ensembel statistika atau energi bebas yang berbeda. Fungsi partisi
kanonik diaplikasikan pada ensembel kanonik, di mana sistem dapat
mempertukarkan panas dengan lingkungan pada suhu, volume dan jumlah partikel
tetap. Fungsi partisi kanonik agung diaplikasikan pada ensembel kanonik agung, di mana
sistem dapat mempertukarkan panas maupun partikel dengan lingkungan pada suhu,
volume dan potensial kimia tetap. Jenis lain dari fungsi partisi dapat didefinisikan untuk
masing-masing keadaan yang berbeda.
Sebagai asumsi awal, dibuat sebuah sistem yang besar secara termodinamika
yang memiliki kontak yang konstan secara termal dengan lingkungan, dengan suhu T,
serta dengan volume dan jumlah partikel tetap. Jenis sistem tersebut disebut ensembel
kanonik. Mari kita tandai dengan  s  ( s = 1, 2, 3, ...) sebagai keadaan eksak (keadaan
mikro) yang dapat terpenuhi oleh sistem. Energi total sistem ketika keadaan
mikro s terpenuhi kita sebut sebagai Es. Secara umum, keadaan mikro dapat dikatakan
analog dengan keadaan diskrit (kuantum) suatu sistem.
Fungsi partisi kanonik adalah

,……………………………………………….....(2)
i mana "suhu inversi", β, secara konvensional didefinisikan sebagai

…………………………………………………...........(3)
Dengan  kB  sebagai tetapan Boltzmann.  exp(–β·Es)  diketahui sebagai faktor
Boltzmann. Pada sistem dengan berbagai keadaan kuantum  s  namun memiliki nilai
Es yang sama, dapat dikatakan bahwa tingkat energi sistem terdegenerasi. Pada kasus di
mana tingkat-tingkat energi terdegenerasi, kita dapat menuliskan fungsi partisi dalam
bentuk kontribusi dari tingkat-tingkat enrgi (ditandai dengan j) sebagai berikut:
,………………………………………...…..(4)
Di mana  gj  merupakan faktor degenerasi, atau jumlah keadaan kuantum s yang
memiliki tingkat energi sama,  Ej = Es .
Perlakuan di atas dapat diaplikasikan pada mekanika statistika kuantum, di
mana sistem fisis dalam sebuah kotak dengan ukuran terbatas akan memiliki
himpunan keadaan eigen energi yang khas, yang mana dapat kita gunakan seperti
keadaan s di atas. Dalam mekanika statistika klasik, belum tentu tepat jika kita
mengekspresikan fungsi partisi sebagai jumlah dari keadaan-keadaan diskrit, seperti
yang telah kita lakukan sebelumnya pada mekanika statistika kuantum.
Dalam mekanika klasik, variabel-variabel posisi dan momentum suatu partikel
dapat bervariasi secara kontinyu, jadi himpunan keadaan mikronya tak berhingga. Pada
kasus ini kita harus menjelaskan fungsi partisi menggunakan
suatu integral dibandingkan dengan cara penjumlahan. Sebagai contoh, fungsi partisi
suatu gas dengan jumlah N partikel adalah

Di mana
 : momentum partikel
 : posisi partikel
: notasi singkat yang berfungsi sebagai pengingat bahwa   dan   merupakan vektor
dalam ruang tiga dimensi, dan
 H : Hamiltonian klasik.
Alasan untuk faktor N! didiskusikan pada bagian di bawah ini. Untuk
penyederhanaan, kita akan menggunakan bentuk diskrit fungsi partisi dari artikel ini.
Tujuan kita adalah untuk menerapkan fungsi diskrit ke dalam bentuk kontinu secara
seimbang. Faktor tetapan ekstra ditambahkan pada bagian penyebut. Hal ini disebabkan
karena, tidak seperti bentuk diskrit, bentuk kontinu yang ditampilkan di atas tidak tanpa
dimensi. Untuk membuatnya menjadi kuantitas tanpa dimensi, kita harus membaginya
dengan   di mana h  adalah tetapan Planck.
Dari penjelasan di atas, mungkin belum terlihat jelas mengapa fungsi partisi
merupakan suatu kuantitas yang begitu penting. Pertama, mari kita lihat apa yang
terdapat didalamnya. Fungsi partisi adalah sebuah fungsi dari suhu T dan energi keadaan
mikro E1, E2, E3, dst. Energi keadaan mikro ditetapkan dengan variabel termodinamika
lainnya, seperti jumlah partikel dan volum, serta kuantitas mikroskopik (seperti massa
konstituen partikel). Kebergantungan terhadap variabel mikroskopik ini merupakan titik
tengah dari mekanika statistik. Dengan menggunakan model konstituen mikroskopik
suatu sistem, seseorang dapat menghitung energi keadaan mikro, kemudian fungsi partisi
dan selanjutnya dan selanjutnya dapat menghitung semua sifat termodinamika pada suatu
sistem.
Fungsi partisi dapat berhubungan dengan sifat-sifat termodinamika karena
merupakan makna statistik yang sangat penting. Kebolehjadian Ps suatu sistem untuk
memenuhi keadaan mikro s adalah

 adalah faktor Boltzmann. (Untuk penurunan lebih detil, lihat ensembel kanonik).


Fungsi partisi memegang peranan dalam tetapan normalisasi, untuk memastikan jumlah
nilai kebolehjadian adalah satu:

Inilah alasan mengapa menyebut Z "fungsi partisi": karena dapat menyatakan


bagaimana kebolehjadian terpartisi (terbagi-bagi) dalam keadaan mikro yang berbeda-
beda, berdasarkan nilai energi masing-masing. Huruf Z berasal dari kata dalam
bahasa Jerman Zustandssumme, "jumlah seluruh keadaan". Notasi ini juga menjelaskan
arti penting lainnya dari fungsi partisi sebuah sistem: ia dapat menghitung jumlah
keadaan suatu sistem dapat terpenuhi. Oleh karena itu, jika semua keadaan memiliki
kebolehjadian yang sama (serta energi sama), fungsi partisi merupakan jumlah total dari
keadaan-keadaan yang memungkinkan.
E. Aplikasi Distribusi Laju Menurut Maxwell Botzman
Di dalam mekanika statistik, fungsi distribusi f(E) bagi system partikel identik
merupakan peluang sebuah partikel berada pada tingkat energi E. Fungsi ini merupakan
perluasan gagasan peluang diskret untuk kasus yang energinya kontinu, Sampai sejauh
ini, di alam, paling tidak terdapat tiga fungsi distribusi yang berbeda, yaitu fungsi
distribusi Maxwell-Boltzmann, Bose-Einstein, dan Fermi Dirac. Fungsi distribusi
Maxwell-Boltzmann berlaku untuk partikel identik tetapi terbedakan. Contoh bagi
distribusi ini adalah distribusi Maxwell untuk kecepatan molekular. Distribusi Bose-
Einstein dan Fermi-Dirac berlaku apabila partikel itu tak terbedakan (akibat efek
kuantum) yang masing-masingnya berlaku untuk spin bulat dan tengahan (dalam satuan
~). Radiasi termal dan panas spesifik mematuhi distribusi Bose-Einstein, sedangkan
elektron di dalam logam dan semikonduktor serta lubang (hole) mematuhi fungsi
distribusi Fermi-Dirac.
1. Aplikasi Distribusi Maxwell-Boltzmann dalam Menentukan Kecepatan
Molekular
Distribusi statistic Maxwell-boltzmann menggunakan pandangan klasik,
dimana sesuai dengan asumsi :
1. Partikel penyusun dapat dibedakan
2. Dalam satu keadaan energy dapat diisi oleh lebih dari satu partikel
Salah satu system yang sesuai dengan statistic ini adalah gas ideal
dikarenakan sifat sifatnya, yaitu :
a. Jarak antar partikel penyusunnya sangat jauh hal ini menyebabkan setiap partikel
dapat di bedakan satu terhadap yang lainnya dikarenakan posisinya.
b. Karena tidak menutup kemungkinan setiap partikel penyusun gas ideal
bergerak dengan energy yang sama (dengan mengabaikan interaksi antara
partikel satu dengan yang lainnya serta terjadi umbukan lenting sempurna),
maka tidak menutup kemungkinan adanya keadaan energy yang sama
dimiliki oleh beberapa partikel.
Berikut adalah distribusi umum Maxwell bolzmann

Dengan Nj Jumlah rata-rata molekul yang energinya antara εj dan εj + ∆ εj


dan gj Jumlah keadaan yang energinya antara εj dan εj + ∆ εj
Rumus akhirnya menjadi

Tinjau sistem partikel dalam kotak 3-D:


Φ(ε) = Jumlah keadaan yang energinya kurang dari dan sama dengan εj :

Pernyataan energi εj :

Fungsi Partisi Z:

Aproksimasi
Nyatakan indeks n pada persamaan-persamaan sebelumnya menjadi indeks v
(kecepatan)
Pernyataan energi :

Statistik Maxwell-Boltzmann menjadi:

Jumlah rata-rata molekul yang lajunya antara v dan v + ∆v. Jadi Fungsi Distribusi
laju Maxwell-Boltzmann dapat dituliskan :

Dibawah ini terdapat grafik fungsi distribusi Maxwell-Botzmann pada suhu berbeda :

Ketika v = 0, fungsi distribusi bernilai nol. Artinya tidak ada molekul yang diam.
Laju dengan peluang terbesar vm(untuk gas ideal)
Fungsi distribusi Maxwell Boltzmann dinyatakan dalam vm:

Laju rata-rata molekul :

Diaproksimasi

Kelajuan root-mean-square (vrms):

Perbandingan ketiga jenis kelajuan:

2. Visualisasi ruang kecepatan


∆Nv = Jumlah vektor kecepatan yang berujung pada kulit bola, yang kecepatannya
antara v dan v + ∆v
Volume kulit bola : 4πv2∆v
Jumlah titik representatif tiap satuan volume dalam kulit atau kerapatan ρv :

Tinjau elemen volum ∆vx∆vy∆vz dalam ruang kecepatan

sehingga
Tinjau salah satu komponen saja, misalkan komponen x
Jumlah molekul yang kecepatannya antara vx dan vx + ∆vx = ∆NVx

Hal di atas adalah fungsi distribusi kecepatan Maxwell-Boltzmann untuk satu


komponen kecepatan. Berlaku sama untuk komponen y dan z.
3. Kecepatan Gas dalamTabung Gas
The-Boltzmann Maxwell menggambarkan distribusi kecepatan partikel di
gas , di mana partikel tidak terus-menerus berinteraksi satu sama lain, Tetapi
bergerak bebas antara pendek tabrakan . Ini menggambarkan kemungkinan partikel
kecepatan (yang besar dari vector kecepatannya) yang dekatdengan nilai yang
diberikan sebagai fungsi dari suhu dari sistem, massa partikel, dan bahwa nilai
kecepatan.
Gambar 2.1 Kecepatan Gas dalam Tabung Gas

Dari gambar diatas dapat dilihat jika kompor gas sedang dihidupkan maka
partikel di dalam tabung gas bergerak lebih cepat dari pada saat kompor gas
dimatikan. Hal ini dapat diketahui bahwa kuadrat kecepatan partikel didalam tabung
gas berbanding dengan suhu partikel gas.
4. Fenomena Ledakan Tabung Gas
Beberapa waktu lalu banyak terjadi ledakan yang disebabkan kompor gas
baik karena bocor maupun sebab yang lainnya. Dalam sebuah berita di kompasiana
secara online di jelaskan beberapa penyebab terjadinya ledakan kompor gas. Ada 3
sebab mengapa kompor gas bisa meledak, yang pertama karena faktor alat yang
memang sudah tidak sesuai standar atau alatnya sudah Aus, untuk itu penting kiranya
memperhatikan umur alat, Meskipun alat tersebut standar tapi kalau sudah melewati
batas waktu pemakaiannya maka bisa berbahaya juga. Taruhlah selang, meskipun
SNI tapi kalau tidak pernah diganti dan dirawat maka bisa bahaya juga. Sebagai
gambaran, untuk pemakaian selang hasil pembagian dari konversi, itu jangka waktu
penggunaannya paling lama 2 tahun, atau bisa juga 1 tahun tergantung intensitas
pemakaiannya.
Faktor yang ke-dua karena adanya unsur kesalahan dalam penggunaannya,
Ini bisa diatasi dengan melakukan sosialisasi bagaimana menggunakan kompor
dengan benar. Untuk kompor hasil konversi waktu itu kita sudah sertakan manual
Book penggunaan, serta ada kelompok-kelompok masyarakat yang turun kelapangan
untuk mensosialisasikan pemakaian kompor yang benar. Faktor yang ketiga adalah
masalah criminal dan justru inilah yang Memakan korban paling banyak. Modusnya
itu isi tabung 3 kg disuntik ketabung 12 kg, dan itu dilakukan di gudang di manater
dapat banyak tumpukan Elpiji.
Dalam banyak kasus ledakan terjadi pada saat menghidupkan kompor gas,
Artinya pada kompor gas tersebut terjadi perubahan suhu pada tabung gas, Sehingga
kecepatannya pun berubah. Jika terjadi kesalahan pada selang Atau kebocoran tabung
maka kecepatan partikel gas Menumbukdindingtabungdalam tabung gas akan
semakin cepat sehingga atom-atom gas dalam tabung akan mendorong tutup tabung
agar terbuka atau memecahkan dinding tabung yang akhirnya menimbulkan suara
ledakan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang telah diajukan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Distribusi Maxwell-Boltzmann menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, di
mana partikel tidak terus-menerus berinteraksi satu sama lain, tetapi bergerak bebas
antara tabrakan pendek.
2. Fungsi distribusi  adalah suatu fungsi yang menjelaskan sifat-sifat statistika suatu
sistem dalam kesetimbangan termodinamika. Fungsi ini bergantung pada suhu dan
parameter-parameter lainnya, seperti volume dan tekanan gas. Z disebut "fungsi
partisi atau distribusi", karena dapat menyatakan bagaimana kebolehjadian terpartisi
(terbagi-bagi) dalam keadaan mikro yang berbeda-beda, berdasarkan nilai energi
masing-masing.
3. Jika fungsi distribusi Z ditentukan dalam cara yang sama dengan statistik M-B,
diperoleh:
−∈ j N
exp =
kB T Z

4. Aplikasi Distribusi Maxwell-Boltzman dapat diterapkan pada tabung gas untuk


keperluan sehari-hari. Pada saat menyalakan kompor gas, yang berarti menaikkan
suhu pada tabung gas, sehingga molekul gas di dalam tabung gas bergerak lebih
cepat dari pada pada saat kompor gas dimatikan. Untuk itulah pengguna kompor gas
disarankan untuk berhati-hati menyalakan kompor gas dan selalu memeriksa jika
terdapat kebocoran pada tabung gas.

B. Saran
Setelah membahas materi tentang fungsi distribusi laju menurut maxwell
boltzman dan aplikasinya, kita dapat mengetahui bahwa makalah ini tidak terbatas pada
fisika zat padat saja, namun dapat digunakan unutk materi kuliah termodinamika karena
kedua bidang tersebut mempunyi keterkaitan dalam makalah ini. Agar tidak terjadi
kekeliruan dalam pembahasan materi tersebut nantinya diharapkan mencari referensi
yang lain sebagai sumber bacaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Statistik Maxwell-Boltzman

Nugrah, A. A. G. 2005. Fisika Statistik II. Bahan Perkuliahan. IKIP N Singaraja.

Sears and Salinger, 1986, Thermodynamic, Kinetic Teori and Statistical Termodynamic,
Addison Wesley, London.

Situmorang, Rapell. 2015. Fisika Statistik. Medan : FMIPA UNIMED

Wati, Widya. 2010. Aplikasi distribusi Maxwell Botzmann dalam Menentukan Kecepatan
Molekular.

http://mayasimatupang.blogspot.com/2015/03/bahan-kuliah-fisika-statistik-statistik.html

Anda mungkin juga menyukai