FISIKA STATISTIK
OLEH:
KELOMPOK 17
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan................................................................................................
D. Manfaat………………...……………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Peluang Temodinamika ……………………………………………
B. Teori Statistik Maxell-Boltzmann………………………………….
C. Distribusi Maxwel-Boltzmann……………………………………...
D. Fungsi Partisi Kanonik……………………………………………..
E. Aplikasi Distribusi Laju Menurut Maxwell Botzman…………….
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
A. Kesimpulan……………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam fisika, khususnya mekanika statistik, distribusi Maxwell-Boltzmann yang
menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, di mana partikel bergerak bebas antara
tumbukan kecil , tetapi tidak berinteraksi satu sama lain, sebagai fungsi suhu dari sistem,
massa partikel, dan kecepatan partikel. Partikel dalam konteks ini mengacu pada atom
atau molekul dari gas. Tidak ada perbedaan antara keduanya dalam perkembangan dan
hasilnya.
Ini merupakandistribusi probabilitas untuk kecepatan sebuah partikel yang
berwujud gas - Besaran dari vektor kecepatan, yang berarti pada suhu tertentu, partikel
akan memiliki kecepatan yang dipilih secara acak dari distribusi, tapi lebih cenderung
berada dalam satu rentang dari beberapa kecepatan yang lain
Distribusi Maxwell-Boltzmann berlaku untuk gas ideal di dalam kesetimbangan
termodinamika dengan efek kuantum yang dapat diabaikan dan di kecepatan non-
relativistik. Ini membentuk dasar dari teori kinetik gas, yang memberikan penjelasan
sederhana dari banyak sifat gas fundamental, termasuk tekanan dan difusi,namun ada
perluasan untuk kecepatan relativistik
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan distribusi laju menurut Maxwell Botzman ?
2. Bagaimana menentukan fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann?
3. Bagaimana bentuk dari fungsi partisi kanonik ?
4. Bagaimana aplikasi dari distribusi Maxwell Botzman ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui distribusi laju menurut Maxwell Botzman.
2. Untuk mengetahui cara menentukan fungsi distribusi Maxwell-Boltzman.
3. Untuk mengetahui bentuk dari fungsi partisi kanonik.
4. Untuk mengetahui aplikasi dari distribusi Maxwell Botzman.
D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa memahami
pemahaman tentang rumusan masalah. dan sebagai bacaan bagi mahasiswa jurusan fisika
guna menambah wawasan pengetahuan, pada materi “Fungsi Distribusi Laju Menurut
Maxwell Boltzman Dan Aplikasinya”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peluang Temodinamika
Dalam suatu sistem yang terisolasi dan tertutup jumlah energi sistem E tetap dan
jumlah partikel dalam sistem N tetap. Dengan berevolusinya waktu, interaksi antar
partikel dalam suatu sistem yang terisolasi dan tertutup mengakibatkan perubahan
jumlah partikel yang menempati suatu tingkat energy dan dapat juga terjadi perubahan
keadaan energi dari setiap partikel. Untuk sistem berupa gas interaksi yang dimaksud
dapat berupa tumbukan antar partikel gas atau dengan wadahnya sedangkan untuk
molekul-molekul kristas dapat berupa pertukaran energi. Berbagai bentuk interaksi ini
menghasilkan perubahan keadaan mikro dari sistem yang tetap harus memenuhi syarat
tetapnya E dan N.
1. Posulat Termodinamika Statistik
Postulat fundamental dair termodinamika statistik menyatakan bahwa semua
keadaan mikro yang mungkin muncul dari suatu sistem terisolai adalah sama
peluangnya. Terdapat dua cara untuk melakukan intepretasi dari postulat ini. Cara
pertama adalah dengan membayangkan sistem telah diamati dalam suatu rentang
waktu t yang cukup lama sehingga setiap keadan mikro dari suatu sistem yang
terisolasi telah muncul amat sering. Bila _t adalah total waktu sistem berada pada
suatu keadaan mikro yang mungkin, maka postulat ini menyatakan bahwa rentang
waktu _t adalah sama untuk semua keadaan mikro.
Sebagai alternatif, cara kedua dapat dipergunakan di mana dibayangkan
terdapat sejumlah salinan atau replika dari sistem (sebuah ensemble) yang jumlahnya
adalah N. Pada suatu saat pengamatan, terdapat sejumlah _N replika yang berada
dalam keadaan mikro yang sama. Postulat termodinamika statistik menyatakan
bahwa jumlah _N adalah sama untuk semua keadaan mikro. Postulat ini terlihat tidak
diturunkan suatu prinsip fundamental apapun sehingga tidak dapat diverifikasi
menggunakan eksperimen. Justifikasi kebenaranpostulat ini terletak pada ketepatan
kesimpulan yang dapat ditarik.
2. Peluang Termodinamika
Semua keadaanmikro yang mungkin bagi suatu keadaanmakro k disebut
sebagai peluang termodinamikaWk dari keadaan makro tersebut. Suatu asembli
dengan banyak partikel, peluang termodinamika akan bernilai besar. Jumlah total
keadaan mikro yang mungkin untuk suatu asembli, atau dapat dikatakan sebagai
peluang termodinamika asembli tersebut, adalah jumlah peluang termodinammika
keadaan makro dari semua keadaan makro dalam asembli tersebut
Ω=∑ W k
k …………………………………(2.1)
Pada persamaan (2.1) dapat dijelaskan Ilustrasi sebagai berikut. Saja dalam
suatu sistem terdapat keadaan mikro. Jumlah keadaan mikro yang dapat membentuk
keadaan makro pertama adalah W1 (peluang termodinamika keadaan makro pertama),
jumlah keadaan mikro yang dapat membentuk keadaan makro kedua adalah W2
(peluang termodinamika keadaan makro kedua), dan seterusnya. Dengan demikian
jumlah seluruh keadaan mikro dalam sistem tersebut tak lain adalah jumlah peluang
termodinammika keadaan makro dari semua keadaan makro dalam asembli tersebut.
Untuk sistem dengan aturan yang berbeda, peluang termodinamika suatu
keadaan makro Wk, akan berbeda pula cara perhitungannya. Pada bagian statistik
Fermi-Dirac, Bose-Einstein, dan Maxwell-Boltzmann, akan diperlihatkan bagaimana
menghitung Wk untuk ketiga kasus tersebut.
B. Teori Statistik Maxell-Boltzmann
Statistika Maxwell-Boltzmann sering digambarkan sebagai statistika bagi
partikel klasik yang “terbedakan”. Sistem partikel klasik terbedakan merupakan sistem
partikel yang konfigurasinya berbeda ketika dua atau lebih partikel dipertukarkan.
Dengan kata lain, konfigurasi partikel A di dalam keadaan 1 dan partikel B di dalam
keadaan 2 berbeda derr`ngan konfigurasi ketika partikel B berada dalam keadaan 1
sedangkan partikel A dalam keadaan 2. Ketika gagasan di atas diimplementasikan akan
dihasilkan distribusi (Boltzmann) biasa bagi partikel dalam berbagai tingkat energi.
Fungsi distribusi ini menghasilkan hasil yang kurang fisis untuk entropi, sebagaimana
ditunjukkan dalam “paradoks Gibbs”. Namun, masalah itu tidak muncul pada
peninjauan statistik ketika semua partikel dianggap tak terbedakan.
Pada statistik Maxwell-Boltzmann dipandang enam dimensi dari pergerakan
molekul, yakni tiga dimensi kedudukan dan tiga dimensi kecepatan. Ruang enam
dimensi seperti yang dimaksudkan ini disebut ruang fasa. Selanjutnya ruang fasa ini
masih dibagi lagi ke dalam volume kecil enam dimensi yang disebut sel. Molekul
terbagi ke dalam sel ini dan terjadilah secara individu disebut status makro dari sistem
sedangkan penentuan molekul tertentu (secara individu) dalam tiap status makro disebut
status mikro dari sistem.
C. Distribusi Maxwel-Boltzmann
Distribusi Maxwell-Boltzmann menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, di
mana partikel tidak terus-menerus berinteraksi satu sama lain, tetapi bergerak bebas
antara tabrakan pendek. Ini menggambarkan kemungkinan kecepatan partikel (besarnya
vektor kecepatannya) yang dekat dengan nilai yang diberikan sebagai fungsi dari suhu
dari sistem, massa partikel, dan bahwa nilai kecepatan. Distribusi probabilitas ini
dikemukakan pertama kali oleh James Clerk Maxwell dan Ludwig Boltzmann.
Distribusi Maxwell-Boltzmann biasanya dianggap sebagai distribusi kecepatan
molekul, tetapi juga dapat merujuk kepada distribusi untuk kecepatan, momentum, dan
besarnya momentum molekul, yang masing-masing akan memiliki fungsi probabilitas
distribusi yang berbeda, semua dari yang terkait. Kecuali dinyatakan lain, artikel ini
akan menggunakan "distribusi Maxwell-Boltzmann" untuk merujuk pada distribusi
kecepatan. Distribusi ini dapat dianggap sebagai besaran vektor 3-dimensi yang
komponennya adalah independen dan terdistribusi normal dengan mean 0 dan standar
deviasi a. Jika Xi didistribusikan sebagai , maka didistribusikan sebagai distribusi
Maxwell-Boltzmann dengan parameter a. Selain parameter skala, distribusi identik
dengan distribusi chi dengan 3 derajat kebebasan.
Turunan asli oleh Maxwell diasumsikan bahwa ketiga arah akan memikiki
perilaku yang sama, tetapi turunan selanjutnya yang dikembangkan oleh Boltzmann
mematahkan asumsi ini dengan teori kinetik. Distribusi Maxwell-Boltzmann (untuk
energi) sebagian besar dapat langsung diturunkan dari distribusi Boltzmann untuk
energy.
dimana:
Jawab:
Banyaknya elektron menempati tingkat energi atom 2n 2. Jadi g1=2, g2=8. Tingkat energi
atom hidrogen E1=-13,6 eV, sedang energi tingkat eksitasi E2=E1/n2 =-3,4 eV.
• Untuk T= 0 oC
(E2-E1)/kT=10,2 eV/{(8,617x10-5 eV/K) x273K}
=434
N2/N1=(8/2)exp-(434)=4x10-188
Semua molekul pada keadaan ground state
• Untuk 10000 oC
(E2-E1)/kT=10,2 eV/{(8,617x10-5 eV/K) x10273K}
=11,5
N2/N1=(8/2)exp-(11.5)=4x10-5
Banyaknya molekul pada tingkat eksitasi:10.8x1020
,……………………………………………….....(2)
i mana "suhu inversi", β, secara konvensional didefinisikan sebagai
…………………………………………………...........(3)
Dengan kB sebagai tetapan Boltzmann. exp(–β·Es) diketahui sebagai faktor
Boltzmann. Pada sistem dengan berbagai keadaan kuantum s namun memiliki nilai
Es yang sama, dapat dikatakan bahwa tingkat energi sistem terdegenerasi. Pada kasus di
mana tingkat-tingkat energi terdegenerasi, kita dapat menuliskan fungsi partisi dalam
bentuk kontribusi dari tingkat-tingkat enrgi (ditandai dengan j) sebagai berikut:
,………………………………………...…..(4)
Di mana gj merupakan faktor degenerasi, atau jumlah keadaan kuantum s yang
memiliki tingkat energi sama, Ej = Es .
Perlakuan di atas dapat diaplikasikan pada mekanika statistika kuantum, di
mana sistem fisis dalam sebuah kotak dengan ukuran terbatas akan memiliki
himpunan keadaan eigen energi yang khas, yang mana dapat kita gunakan seperti
keadaan s di atas. Dalam mekanika statistika klasik, belum tentu tepat jika kita
mengekspresikan fungsi partisi sebagai jumlah dari keadaan-keadaan diskrit, seperti
yang telah kita lakukan sebelumnya pada mekanika statistika kuantum.
Dalam mekanika klasik, variabel-variabel posisi dan momentum suatu partikel
dapat bervariasi secara kontinyu, jadi himpunan keadaan mikronya tak berhingga. Pada
kasus ini kita harus menjelaskan fungsi partisi menggunakan
suatu integral dibandingkan dengan cara penjumlahan. Sebagai contoh, fungsi partisi
suatu gas dengan jumlah N partikel adalah
Di mana
: momentum partikel
: posisi partikel
: notasi singkat yang berfungsi sebagai pengingat bahwa dan merupakan vektor
dalam ruang tiga dimensi, dan
H : Hamiltonian klasik.
Alasan untuk faktor N! didiskusikan pada bagian di bawah ini. Untuk
penyederhanaan, kita akan menggunakan bentuk diskrit fungsi partisi dari artikel ini.
Tujuan kita adalah untuk menerapkan fungsi diskrit ke dalam bentuk kontinu secara
seimbang. Faktor tetapan ekstra ditambahkan pada bagian penyebut. Hal ini disebabkan
karena, tidak seperti bentuk diskrit, bentuk kontinu yang ditampilkan di atas tidak tanpa
dimensi. Untuk membuatnya menjadi kuantitas tanpa dimensi, kita harus membaginya
dengan di mana h adalah tetapan Planck.
Dari penjelasan di atas, mungkin belum terlihat jelas mengapa fungsi partisi
merupakan suatu kuantitas yang begitu penting. Pertama, mari kita lihat apa yang
terdapat didalamnya. Fungsi partisi adalah sebuah fungsi dari suhu T dan energi keadaan
mikro E1, E2, E3, dst. Energi keadaan mikro ditetapkan dengan variabel termodinamika
lainnya, seperti jumlah partikel dan volum, serta kuantitas mikroskopik (seperti massa
konstituen partikel). Kebergantungan terhadap variabel mikroskopik ini merupakan titik
tengah dari mekanika statistik. Dengan menggunakan model konstituen mikroskopik
suatu sistem, seseorang dapat menghitung energi keadaan mikro, kemudian fungsi partisi
dan selanjutnya dan selanjutnya dapat menghitung semua sifat termodinamika pada suatu
sistem.
Fungsi partisi dapat berhubungan dengan sifat-sifat termodinamika karena
merupakan makna statistik yang sangat penting. Kebolehjadian Ps suatu sistem untuk
memenuhi keadaan mikro s adalah
Pernyataan energi εj :
Fungsi Partisi Z:
Aproksimasi
Nyatakan indeks n pada persamaan-persamaan sebelumnya menjadi indeks v
(kecepatan)
Pernyataan energi :
Jumlah rata-rata molekul yang lajunya antara v dan v + ∆v. Jadi Fungsi Distribusi
laju Maxwell-Boltzmann dapat dituliskan :
Dibawah ini terdapat grafik fungsi distribusi Maxwell-Botzmann pada suhu berbeda :
Ketika v = 0, fungsi distribusi bernilai nol. Artinya tidak ada molekul yang diam.
Laju dengan peluang terbesar vm(untuk gas ideal)
Fungsi distribusi Maxwell Boltzmann dinyatakan dalam vm:
Diaproksimasi
sehingga
Tinjau salah satu komponen saja, misalkan komponen x
Jumlah molekul yang kecepatannya antara vx dan vx + ∆vx = ∆NVx
Dari gambar diatas dapat dilihat jika kompor gas sedang dihidupkan maka
partikel di dalam tabung gas bergerak lebih cepat dari pada saat kompor gas
dimatikan. Hal ini dapat diketahui bahwa kuadrat kecepatan partikel didalam tabung
gas berbanding dengan suhu partikel gas.
4. Fenomena Ledakan Tabung Gas
Beberapa waktu lalu banyak terjadi ledakan yang disebabkan kompor gas
baik karena bocor maupun sebab yang lainnya. Dalam sebuah berita di kompasiana
secara online di jelaskan beberapa penyebab terjadinya ledakan kompor gas. Ada 3
sebab mengapa kompor gas bisa meledak, yang pertama karena faktor alat yang
memang sudah tidak sesuai standar atau alatnya sudah Aus, untuk itu penting kiranya
memperhatikan umur alat, Meskipun alat tersebut standar tapi kalau sudah melewati
batas waktu pemakaiannya maka bisa berbahaya juga. Taruhlah selang, meskipun
SNI tapi kalau tidak pernah diganti dan dirawat maka bisa bahaya juga. Sebagai
gambaran, untuk pemakaian selang hasil pembagian dari konversi, itu jangka waktu
penggunaannya paling lama 2 tahun, atau bisa juga 1 tahun tergantung intensitas
pemakaiannya.
Faktor yang ke-dua karena adanya unsur kesalahan dalam penggunaannya,
Ini bisa diatasi dengan melakukan sosialisasi bagaimana menggunakan kompor
dengan benar. Untuk kompor hasil konversi waktu itu kita sudah sertakan manual
Book penggunaan, serta ada kelompok-kelompok masyarakat yang turun kelapangan
untuk mensosialisasikan pemakaian kompor yang benar. Faktor yang ketiga adalah
masalah criminal dan justru inilah yang Memakan korban paling banyak. Modusnya
itu isi tabung 3 kg disuntik ketabung 12 kg, dan itu dilakukan di gudang di manater
dapat banyak tumpukan Elpiji.
Dalam banyak kasus ledakan terjadi pada saat menghidupkan kompor gas,
Artinya pada kompor gas tersebut terjadi perubahan suhu pada tabung gas, Sehingga
kecepatannya pun berubah. Jika terjadi kesalahan pada selang Atau kebocoran tabung
maka kecepatan partikel gas Menumbukdindingtabungdalam tabung gas akan
semakin cepat sehingga atom-atom gas dalam tabung akan mendorong tutup tabung
agar terbuka atau memecahkan dinding tabung yang akhirnya menimbulkan suara
ledakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang telah diajukan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Distribusi Maxwell-Boltzmann menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, di
mana partikel tidak terus-menerus berinteraksi satu sama lain, tetapi bergerak bebas
antara tabrakan pendek.
2. Fungsi distribusi adalah suatu fungsi yang menjelaskan sifat-sifat statistika suatu
sistem dalam kesetimbangan termodinamika. Fungsi ini bergantung pada suhu dan
parameter-parameter lainnya, seperti volume dan tekanan gas. Z disebut "fungsi
partisi atau distribusi", karena dapat menyatakan bagaimana kebolehjadian terpartisi
(terbagi-bagi) dalam keadaan mikro yang berbeda-beda, berdasarkan nilai energi
masing-masing.
3. Jika fungsi distribusi Z ditentukan dalam cara yang sama dengan statistik M-B,
diperoleh:
−∈ j N
exp =
kB T Z
B. Saran
Setelah membahas materi tentang fungsi distribusi laju menurut maxwell
boltzman dan aplikasinya, kita dapat mengetahui bahwa makalah ini tidak terbatas pada
fisika zat padat saja, namun dapat digunakan unutk materi kuliah termodinamika karena
kedua bidang tersebut mempunyi keterkaitan dalam makalah ini. Agar tidak terjadi
kekeliruan dalam pembahasan materi tersebut nantinya diharapkan mencari referensi
yang lain sebagai sumber bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Sears and Salinger, 1986, Thermodynamic, Kinetic Teori and Statistical Termodynamic,
Addison Wesley, London.
Wati, Widya. 2010. Aplikasi distribusi Maxwell Botzmann dalam Menentukan Kecepatan
Molekular.
http://mayasimatupang.blogspot.com/2015/03/bahan-kuliah-fisika-statistik-statistik.html