Nama : Sisca
NIM : 20174520005
1. Sejarah X-Ray
Pada tahun 1895, Wilhelm Conrad Röntgen (27 Maret 1845 – 10 Februari 1923)
mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dan tabung gelas yang dikosongkan
sebagian (tabung sinar katode). Ia mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya
menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan
kertas hitam tetapi masih ada berkas cahaya yang tembus. Ia menyimpulkan bahwa ada
sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut. Tetapi ada
cahaya yang berpendar pada layar yang terbuat dari barium platino cyanida yang
kebetulan berada di dekatnya.
Saat sumber listrik dipadamkan, maka cahaya yang berpendar pun hilang.
Roentgen menyadari adanya sejenis sinar yang tidak terlihat, muncul dari dalam tabung
sinar katoda dan merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus dinding
gelas tabung, beberapa radiasi yang tak diketahui terbentuk yang melintasi ruangan,
menembus bahan kimia, dan menyebabkan fluoresensi.
Nyala hijau yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen diketahui bahwa sinar
tersebut adalah gelombang cahaya yang dipancarkan oleh dinding kaca pada tabung
ketika elektron menabrak dinding kaca tersebut, akibat terjadinya pelucutan listrik
melalui gas yang tersisa di dalam tabung. Pada saat yang bersamaan, elektron itu
membuat atom pada kaca mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang panjang
gelombangnya sangat pendek dalam bentuk sinar-X.
(https://graphermuda.blogspot.com/2016/03/sejarah-sinar-x-history-of-x-ray.html)
2. Sumber radiasi peralatan medis
X-Ray
X-Ray atau yang biasa disebut Roentgen menggunakan sinar-X sebagai sumber
radiasinya. Sinar-X yang dihasilkan oleh tabung akan menembus tubuh manusia,
dan sinar-X tersebut akan direkam pada plat film dan akan menghasilkan sebuah
kontras yang digunakan untuk melakukan diagnosa.
Ultrasound
Ultrasound memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk
mendiagnosa. Gelombang suara yang diarahkan ke dalam tubuh pasien akan
menimbulkan gema dan gelombang itu akan menciptakan sebuah image.
Positron Emission Tomography (PET)
Positron Emission Tomography adalah teknik yang digunakan untuk mengamati
proses metabolisme dalam tubuh. PET akan mendeteksi radiasi yang dikeluarkan
oleh zat radiotracer. Zat yang biasa digunakan adalah fluorodeoxyglucose (FDG).
Zat radiotracer ini akan disuntikkan ke dalam tubuh melalui pemburuh darah
vena yang kemudian akan dideteksi oleh detektor mesin PET dan menghasilkan
suatu image penyebaran FDG tersebut.
Digital Subtraction Angiography (DSA)
Digital Subtraction Angiography (DSA) menggunakan Sainar-X sebagai sumber
radiasinya. Teknik dilakukan dengan menyemprotkan zat kontras (iodine) agar
dapat dideteksi oleh alat Sinar-X melalui film. Penggunaan iodine dikarenakan
cairan tersebut dapat terlihat jelas dengan sinar-X, mudah diserap dan
dikeluarkan oleh tubuh. Angiography bisa diaplikasikan pada pembuluh jantung,
kepala, kaki, perut, hati, dan lainnya. (https://www.ekahospital.com/id/media-
detail/health-info/digital-subtraction-angiography--dsa---maximum-results-with-
minimum-invasion)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaran
penampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen.
Magnet yang ada pada tabung akan menciptakan medan magnet yang kuat karena
adanya penggabungan proton atom hydrogen dan akan menggerakan proton
dalam tubuh pasien dan menghasilkan sinyal yang digunakan untuk melakukan
diagnose.
CT-Scan
Computed Tomography adalah proses radiologi untuk menghasilkan gambaran
dari potongan melintang (trans-axial) tubuh pasien. CT-Scan menggunakan Sinar-
X sebagai sumber radiasinya. Tabung sinar-X memutari dan menyinari obyek dan
detektor yang berhadapan dengan tabung sinar-X menangkap sinar-X yang telah
menembus obyek tersebut.