Tumor Kulit Ganas (63-69) PDF
Tumor Kulit Ganas (63-69) PDF
ABSTRAK
Di Indonesia, keganasan kulit menempati urutan ketiga setelah kanker leher rahim dan kanker
payudara. Pada umumnya tumor kulit ganas dapat dideteksi pada stadium awal sehingga pengawasan dan
penatalaksanaan dapat dilakukan lebih tepat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola tumor kulit ganas di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
Prof. dr. R. D. Kandou Manado selama 3 tahun.
Penelitian ini adalah penelitian retrospektif tumor kulit ganas dari data rekam medis pasien baru, dan
digolongkan berdasarkan jenis tumor kulit ganas, sebaran usia, jenis kelamin, pekerjaan, suku, pemeriksaan
histopatologis, dan tindakan.
Terdapat 50 pasien tumor kulit ganas di antara 2.945 pasien baru (1,70%). Jumlah pasien laki – laki
adalah 22 orang, sedangkan perempuan sebanyak 28 orang. Pekerjaan terbanyak adalah pensiunan (36%).
Minahasa merupakan suku terbanyak (86%). Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit ganas yang paling
sering dijumpai (76%). Kelompok usia terbanyak adalah ≥ 65 tahun (52%). Pemeriksaan histopatologis
dilakukan pada 26 pasien dengan 17 hasil di antaranya sesuai dengan diagnosis klinis. Deep and wide
excision merupakan satu-satunya tindakan yang dilakukan. (MDVI 2011; 38/2:63-69)
ABSTRACT
Skin malignancy places on number three after cervical and breast cancer in Indonesia. Malignant skin
tumor can be detected from early stages, so the observation and the treatment of the tumor can be done more
precisely.
Aim of this study is to reveal the malignant skin tumor pattern at Dermatovenereology Clinic of Prof.
dr. R. D. Kandou General Hospital within 3 years.
Retrospective malignant skin tumor research on the new patient medical records based on the type of
malinancy, age, gender, occupation, race, histopathologic examination, and therapy.
Fifty malignant skin tumor patient found in 2945 new patients. Patients were 22 males and 28 females.
The most common malignant skin tumors was basal cell carcinoma. It occurred more frequently in age group
of ≥ 65 years. Histopathologic examination was done on 26 patients.
Retired held the first position and Minahasa was the most prominent tribe. Histopathologic
examination was done on 26 patients with 17 patients confirm to clinical/working diagnosis. Deep and wide
excision were the only surgical procedure. (MDVI 2011; 38/2:63-69)
Alamat penulis:
Jl. Raya Tanah Wangko – Manado
Telp: 0431-834164
Email: dannygunawan95@yahoo.com
63
MDVI Vol. 38.No.2 Tahun 2011: 63-69
64
D Gunawan dkk. Tumor kulit ganas di Manado
Tabel 3. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan jenis kelamin' Tabel 5. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan jenis
pekerjaan
Diagnosis Jenis kelamin Jumlah (%)
Laki – laki Perempuan Diagnosis
Nonmelanoma: Jenis Jumlah
KSB 15 23 38 (76) pekerjaan Nonmelanoma Melanoma Lain-lain (%)
KSS 4 4 8 (16) Penyakit
Melanoma: MM 0 0 0 KSB KSS MM CTCL
Paget
Lain-lain: Pensiunan 17 1 0 0 0 18 (36)
CTCL 2 1 3 (6) IRT 8 4 0 1 0 13 (26)
Penyakit Paget 1 0 1 (2) Petani 3 0 0 1 0 4 (8)
Jumlah (%) 22 (44) 28 (56) 50 (100) PS 3 0 0 1 1 5 (10)
Veteran 2 0 0 0 0 2 (4)
Secara keseluruhan tumor kulit ganas paling banyak Pelajar 1 0 0 0 0 1 (2)
PNS 1 2 0 0 0 3 (6)
ditemukan pada kelompok usia ≥ 65 tahun, yaitu 26
Tukang 1 1 0 0 0 2 (4)
(52%) pasien. Tumor kulit nonmelanoma terbanyak pada Guru 1 0 0 0 0 1 (2)
kelompok usia ≥ 65 tahun, yaitu 24 (52,17%) pasien, Pendeta 1 0 0 0 0 1 (2)
diikuti kelompok usia 45-64 tahun sebanyak 12 (26,09%) Jumlah 38 8 0 3 1 50
pasien. Pada KSB, kelompok usia ≥ 65 tahun menempati (100)
urutan pertama, yaitu 23 (60,53%) pasien; sedangkan pada Keterangan: IRT = Ibu rumah tangga, PS = Pegawai swasta,
PNS = Pegawai negeri sipil
KSS, yang menempati urutan pertama adalah kelompok usia
45-64 tahun sebanyak 4 (50%) pasien (Tabel 4).
Berdasarkan suku, Minahasa menempati urutan
pertama dari 6 kelompok suku, yaitu 43 (86%) dan di urutan
kedua adalah suku Gorontalo sejumlah 3 (6%) pasien. Pada
Tabel 4. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan kelompok usia
kelompok KSB, suku Minahasa menempati urutan pertama
Kelompok usia (tahun) Jumlah
yaitu 35 (92,11%) pasien. Pada kelompok KSS, suku
Diagnosis
<1 1-14 15-24 25-44 45-64 ≥ 65 Minahasa menempati urutan pertama yaitu 6 (75%) pasien
Nonmelanoma: (Tabel 6).
KSB 0 1 0 6 8 23 38 (76)
KSS 0 0 0 3 4 1 8 (16) Tabel 6. Sebaran tumor kulit ganas berdasarkan suku
Melanoma:
MM 0 0 0 0 0 0 0 (0) Diagnosis
Lain-lain:
CTCL 0 0 0 1 1 1 3 (6) Nonmelanoma Melanoma Lain-lain Jumlah
Suku
Penyakit Paget 0 0 0 0 0 1 1 (2) Penyakit (%)
KSB KSS MM CTCL
Jumlah 0 1 0 10 13 26 50 Paget
(%) (0) (2) (0) (20) (26) (52) (100) Minahasa 35 6 0 2 0 43 (86)
Gorontalo 1 1 0 1 0 3 (6)
Batak 0 1 0 0 0 1 (2)
Berdasarkan pekerjaan, pensiunan menempati urutan Sangir 1 0 0 0 0 1 (2)
pertama dari 10 jenis pekerjaan, yaitu 18 (36%) pasien, Papua 1 0 0 0 0 1 (2)
Cina 0 0 0 0 1 1 (2)
dan di urutan kedua adalah ibu rumah tangga (IRT) Jumlah 38 8 0 3 1 50 (100)
sebanyak 13 (26%) pasien. Pada kelompok tumor kulit
nonmelanoma, pensiunan menempati urutan pertama yaitu Pada penelitian ini pemeriksaan histopatologis
sejumlah 18 (39,13%) dari 46 pasien. Pekerjaan terbanyak kulit hanya dilakukan pada 26 (52%) pasien, yaitu pada
pada KSB adalah pensiunan sejumlah 17 (44.74%) pasien, 21 (55,26%) pasien KSB, 4 (50%) pasien KSS dan 1
dan IRT di urutan kedua yaitu 8 (21.05%) pasien. Berbeda (100%) pasien penyakit Paget (Tabel 7).
halnya dengan KSS, IRT menduduki urutan pertama yaitu 4
pasien (50%) dan PNS di urutan kedua yaitu 2 (25%) pasien
(Tabel 5).
65
MDVI Vol. 38.No.2 Tahun 2011: 63-69
66
D Gunawan dkk. Tumor kulit ganas di Manado
Semua jenis tumor kulit ganas lebih sering terjadi pada tumor ganas kulit terbanyak.8 Jumlah pasien KSB di RS
orang berkulit putih.10 Klasifikasi tipe kulit Fitzpatrick terdiri Hasan Sadikin Bandung pada periode 2005-2007
atas 6 tipe kulit yang digunakan untuk mengukur sensitivitas sebanyak 69 (9,8%) orang dari seluruh pasien baru;
kulit terhadap sinar ultraviolet dan juga membantu perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1,9:1
menentukan tipe kulit dari masing-masing etnis.13 Tiga suku dengan rentang usia terbanyak pada kelompok usia 55-64
terbanyak yang menjadi penduduk di Sulawesi Utara tahun (39,13%).18 Studi retrospektif pasien tumor geriatri
adalah: Minahasa (33%) diikuti Sangir (19%) dan Bolaang di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. dr. R. D.
Mongondow (11%); sejumlah kecil suku Gorontalo, Kandou Manado tahun 2005-2007 oleh Warouw dkk.,
Tontebuan, dan suku lainnya.14 Suku Minahasa menempati KSB menempati urutan terbanyak dengan 15 (78,95%)
urutan pertama pada pasien dengan tumor kulit ganas, yaitu pasien dari 19 pasien tumor kulit ganas geriatri, dengan
sebanyak 44 (86%) pasien; suku Gorontalo sebanyak 3 (6%) rasio laki-laki dan perempuan 1:1,14.19 Jenis tumor kulit
pasien di urutan kedua (Tabel 6). Suku Minahasa dapat nonmelanoma yang paling sering ditemukan dalam
dimasukkan dalam tipe kulit II atau III dari klasifikasi tipe penelitian ini adalah KSB, yaitu sebanyak 38 (76%)
kulit Fitzpatrick. Hubungan antara suku dan tipe kulit kasus; kelompok laki-laki sebanyak 15 (39,47%) pasien
sebagai faktor risiko terjadinya tumor kulit ganas pada dan 23 (60,53%) pasien perempuan, dengan rasio 1:1,53
penelitian ini kurang relevan, karena suku Minahasa juga (Tabel 2 dan 3). Kemungkinan hal tersebut disebabkan
merupakan suku terbanyak di Sulawesi Utara. oleh karena pasien laki-laki lebih jarang datang berobat
Tumor kulit ganas diklasifikasikan menjadi 3 kelom- (terutama dalam hal kosmetik) dibandingkan dengan
pok besar, yaitu tumor kulit ganas melanoma, nonmela- perempuan.
noma, dan jenis lainnya.3 Penyakit MM tergolong dalam Penyakit KSB dapat mengenai usia di atas 45 tahun
tumor kulit ganas melanoma, KSS dan KSB tergolong dan paling banyak ditemukan pada geriatri.1,6,17 Faktor
dalam tumor kulit ganas nonmelanoma, sedangkan CTCL predisposisinya adalah faktor lingkungan (pajanan sinar
dan penyakit Paget dapat digolongkan dalam tumor kulit matahari kronis, bahan kimia, trauma, dsb) dan genetik.2
ganas jenis lainnya yang jarang ditemukan.3,10 Pada Karsinoma sel basal (KSB) mengenai kulit tubuh yang
penelitian ini ditemukan 4 macam tumor kulit ganas yaitu sering terpajan sinar matahari dan sering dijumpai pada
KSB, KSS, CTCL, dan penyakit Paget. laki-laki serta individu dengan tipe kulit I dan II.1,10,17
Penelitian Karmila dkk. di RSUP Sanglah Denpasar Pada periode 1997 – 1999, penelitian serupa dilakukan
(2003-2007) menunjukkan rasio pasien laki-laki dan oleh Suhariyanto di RSUP Manado dan diperoleh 7
perempuan tumor kulit ganas nonmelanoma 1:1, dan (63,64%) pasien KSB dalam kelompok usia 45-64 tahun dan
88,88% berusia di atas 40 tahun.15 Penelitian Yahya dkk. 3 (27,27%) pasien KSB dalam kelompok usia >64 tahun.9
di Palembang menunjukkan bahwa kelompok perempuan Dalam penelitian ini, KSB paling banyak ditemukan pada
lebih sering terserang tumor kulit ganas nonmelanoma.11 kelompok usia ≥ 65 tahun, yaitu sebanyak 23 (60,53%)
Tumor kulit ganas nonmelanoma pada penelitian ini pasien, di urutan kedua usia 45-64 tahun sebanyak 8
menduduki urutan pertama dari tiga golongan tumor kulit (21,05%) pasien (Tabel 4). Pada kelompok KSB,
ganas yaitu sebanyak 46 (92%), terdiri atas kelompok pensiunan menempati urutan pertama yaitu 17 (44.74%);
laki-laki sebanyak 19 (41,30%) pasien dan perempuan IRT di urutan kedua yaitu 8 (21.05%) pasien (Tabel 5).
sebanyak 27 (58,70%) pasien, dengan rasio 1:1,42. Mayoritas pasien KSB adalah suku Minahasa yaitu
Kelompok usia terbanyak adalah ≥ 65 tahun yaitu sebanyak 35 (92,11%) pasien (Tabel 6).
sebanyak 24 (52,17%) pasien, diikuti kelompok usia 45- Karsinoma sel skuamosa (KSS) mencakup 20% dari
64 tahun sebanyak 12 (26,09%) pasien (Tabel 2, 3 dan 4). seluruh keganasan kulit di seluruh dunia dan merupakan
Rasio angka kejadian KSB dibanding KSS adalah tumor ganas kulit kedua terbanyak setelah KSB di
4:1.16 Data tumor kulit ganas pada SMF Kulit dan Kelamin AS.12,16,20 Di AS, setiap tahun ditemukan kurang lebih
RSUD Dr. Abdul Moeloek Lampung periode 2006-2007 200.000 kasus baru KSS. Laki-laki dua kali lebih umum
menunjukkan jumlah KSB sebanyak 3,1% pasien dan KSS terserang KSS dibandingkan dengan perempuan.20
sebanyak 0,3% pasien.8 Hasil penelitian ini, dari kedua jenis Penyebab KSS bersifat multifaktorial, terdiri atas faktor
tumor kulit nonmelanoma mendapatkan KSB sebanyak 38 intrinsik (usia, pigmentasi, dan status imun) dan faktor
(76%) kasus dan KSS sebanyak 8 (16%) kasus dengan ekstrinsik (peningkatan pajanan sinar ultraviolet yang
rasio 4,75:1 (Tabel 2). lama).12,19 Penyakit tersebut dianggap berhubungan erat
Di Indonesia dan seluruh dunia, KSB merupakan dengan usia tua, dan peningkatan insidens tampak pada
tumor ganas kulit yang terbanyak, diikuti oleh KSS, MM, usia di atas 40 tahun.10,20 Usia yang paling sering adalah
dan tumor ganas kulit lainnya.2,3 Pasien KSB di Amerika 40-60 tahun.3 Penyakit ini biasanya mempengaruhi daerah
Serikat (AS) sebanyak 75% dari seluruh tumor kulit kulit yang mendapat pajanan sinar matahari kumulatif
ganas.17 Laki-laki lebih sering terkena KSB.1 Penelitian oleh sepanjang hidup.16 Individu berkulit putih dengan tipe
Hamzah dkk. di RSUD Dr. Abdoel Moeloek Lampung kulit I dan II lebih rentan terserang KSS dibandingkan
selama 2 tahun (2006-2007) menunjukkan KSB sebagai dengan individu berkulit hitam.10,16 Tumor kulit ganas
67
MDVI Vol. 38.No.2 Tahun 2011: 63-69
berikutnya, atau dapat juga disebut sebagai tumor kulit dapat diikuti tindakan yang dilakukan, selain itu
nonmelanoma urutan kedua terbanyak yang ditemukan kemungkinan strategi KIE yang belum maksimal.
pada penelitian ini adalah KSS, dengan jumlah 8 Tumor kulit ganas di Indonesia kurang mendapatkan
(15,69%) pasien (Tabel 2). Dalam penelitian ini, sebaran perhatian karena jarang menyebabkan kematian dan
KSS menurut jenis kelamin menunjukkan rasio laki-laki gangguan yang berarti, sehingga cenderung diabaikan.5
dan perempuan 1:1 (Tabel 3). Pada penelitian ini tampak Dengan peningkatan pajanan radiasi sinar ultraviolet,
bahwa jumlah pasien KSS terbanyak pada kelompok usia insidens kanker kulit nonmelanoma tampaknya akan
45-64 tahun sebanyak 4 (50%) pasien (Tabel 4). Ibu semakin meningkat. Risiko ini dapat dikurangi dengan
rumah tangga menduduki urutan pertama, yaitu 4 (50%) penggunaan pelindung sinar matahari misalnya tabir surya
pasien, dan PNS di urutan kedua, yaitu 2 (25%) pasien dan pakaian yang tepat.16
(Tabel 5). Suku Minahasa 6 (75%) menduduki peringkat Penelitian multisenter tentang tumor kulit ganas
pertama yaitu 6 (75%) pasien, diikuti Gorontalo dan dengan data yang lebih lengkap masih diperlukan untuk
Batak masing-masing 1 (12,50%) pasien (Tabel 6). menentukan pola tumor kulit ganas di Indonesia. Pembuatan
Tumor kulit ganas umumnya dapat dikenali dengan catatan medis pasien yang lengkap, terutama berbagai data
inspeksi dan palpasi, sehingga dapat dideteksi dini, namun kebiasaan atau aktivitas sehari-hari pasien sangat penting dan
terkadang diperlukan pemeriksaan histopatologis untuk bermanfaat dalam penelitian retrospektif.
menegakkan diagnosis dengan tepat. Pada penelitian ini
pemeriksaan histopatologis kulit hanya dilakukan pada 26 DAFTAR PUSTAKA
(50,98%) pasien, yaitu pada 21 (55,26%) pasien KSB, 4
(50%) pasien KSS dan 1 (100%) pasien dengan penyakit 1. Sibarani MNO, Dalimunthe DA, Putra IB. Tumor kulit di Poliklinik
Paget. Hasil pemeriksaan histopatologis kulit yang sesuai Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan. Disampaikan
pada Kongres Nasional PERDOSKI XII. Palembang 2-5 Juli 2011.
dengan diagnosis klinis didapatkan pada 17 (65,39%) 2. Rata IGAK. Tumor kulit. Dalam: Djuanda A, penyunting. Ilmu
pasien, yaitu 14 (66,67%) pasien KSB yang dilakukan penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. h.
pemeriksaan histopatologis dan 3 (75%) pasien KSS 229-41.
(Tabel 7 dan 8). Banyaknya pasien yang tidak dilakukan 3. Hamzah M. Deteksi dini tumor ganas kulit. Dalam: Cipto H,
Pratomo US, Handayani I, Sukarata K, penyunting. Deteksi dan
pemeriksaan histopatologis disebabkan antara lain karena penatalaksanaan tumor ganas kulit dini. Jakarta: Balai Penerbit
pencatatan rekam medis yang kurang lengkap atau hilang FKUI; 2001. h. 14-21.
sehingga tidak dapat diikuti perkembangannya, atau pasien 4. Kolegium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Indonesia. Jakarta:
menolak dan tidak kontrol kembali. Tiga kasus CTCL pada Standar Kompetensi Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin 2007.
penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan histopatologis 5. Suhariyanto B, Prasetyo R. Melanoma maligna dan permasa-
oleh karena pasien menolak, dirawat jalan dan tidak lahannya. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 2004; 16:
kontrol kembali. 172-7.
Tindakan eksisi pada KSB dan KSS memberikan 6. Nouri K, Patel SS, Singh A. Etiology of skin cancer. Dalam: Nouri
K, penyunting. Skin cancer. China: McGraw-Hill Companies;
tingkat kesembuhan yang tinggi atau sempurna. Eksisi 2008. h. 39-45.
dengan kedalaman dan luas yang cukup akan memberikan 7. Annonymous. Konsep/definisi. Badan Pusat Statistik Indonesia.
hasil yang memuaskan. Batas sayatan 6-9 mm di luar [Cited 2009 June. 26]. Tersedia di: http://www.datastatistik-
tumor pada eksisi KSB dengan pertumbuhan agresif atau indonesia.com/. Diunduh tanggal 10 Maret 2011.
8. Hamzah MS, Effendi A. Tumor kulit di RSUD Dr. Abdoel Moeloek
KSS yang invasif dapat memperoleh tingkat kesembuhan Lampung. Disampaikan pada Kongres Nasional PERDOSKI XII.
yang baik.21 Menurut protokol KSB dari Kelompok Kerja Palembang 2-5 Juli 2011.
Kanker FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 9. Suhariyanto B. Tumor kulit di RSUP Manado. Dalam: Perkem-
1995, tindakan pembedahan merupakan cara pengobatan bangan onkologi dan bedah kulit di Indonesia. Disampaikan pada
Kumpulan Makalah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan
utama. Terdapat beberapa jenis eksisi, yaitu shave PERDOSKI V. Semarang, November 2000.
excision, simple scalpel excision, serta eksisi luas dan 10. Gonzales M, Erdei E, Berwick M. Epidemiology of skin cancer.
dalam.22 Penyakit Paget dapat ditangani dengan beberapa Dalam: Nouri K, penyunting. Skin cancer. China: McGraw-Hill
macam metode, misalnya pembedahan, kemoterapi, Companies; 2008. h. 32-8.
11. Yahya YF, Toruan TL. Insidens kanker kulit non-melanotik selama
imunomodulator, dan fotodinamik. Penanganan secara lima tahun di Palembang. Disampaikan pada Kongres Nasional
pembedahan merupakan metode yang paling sering PERDOSKI XII. Palembang 2-5 Juli 2011.
digunakan, salah satunya adalah wide local excision.23 12. Manuaba IBTW, penyunting. Panduan penatalaksanaan tumor ganas
Pada penelitian ini terapi oleh Bagian Ilmu Bedah kulit. Dalam: Panduan penatalaksanaan tumor ganas solid
PERABOI 2010. Jakarta: Sagung Seto; 2010. h. 133-61.
dilakukan pada 13 (25,49%) pasien berupa tindakan “deep 13. Tardan MP, Baumann L. Scales used to classify skin. Dalam:
and wide excision”, yaitu pada 9 (23,68%) pasien KSB, 3 Baumann L, Saghari S, Weisberg E, penyunting. Cosmetic
(37,50%) pasien KSS dan 1 (100%) pasien penyakit Paget dermatology principles and practice. Edisi ke-2. New York: The
(Tabel 9). Sejumlah pasien tidak dilakukan tindakan, hal McGraw-Hill Companies; 2009. h.342-6.
14. Annonymous. Pilkada Sulut bangkitnya politik. Media Indonesia.
tersebut kemungkinan disebabkan oleh pencatatan rekam Diakses dari: www.prakarsa-rakyat.org. Diunduh tanggal 15 Januari
medis yang kurang lengkap atau hilang sehingga tidak 2011.
68
D Gunawan dkk. Tumor kulit ganas di Manado
15. Karmila D, Wardhana M, Adiguna S. Studi retrospektif kanker kulit 20. Grossman D, Leffell DJ. Squamous cell carcinoma. Dalam: Wolff
nonmelanoma di RSUP Sanglah Denpasar. Disampaikan pada K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ,
Kongres Nasional PERDOSKI XII. Palembang 2-5 Juli 2011. penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi
16. Bines SD. Nonmelanotic skin cancer. Dalam: Saclarides TJ, ke-7. New York: McGraw-Hill Companies; 2008. h.1028-36.
Millikan KW, Godellas CV, penyunting. Surgical oncology: an 21. Pratomo US. Gambaran histopatologis dan imunohistokimia kanker
algorithmic approach. New York: Springer-Verlag; 2003. h.228-33. kulit. Dalam: Cipto H, Pratomo US, Handayani I, Sukarata K,
17. Nouri K, Ballard CJ, Patel AR. Basal cell carcinoma. Dalam: Nouri penyunting. Deteksi dan penatalaksanaan tumor ganas kulit dini.
K, penyunting. Skin cancer. China: McGraw-Hill Companies; 2008. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001. h. 22-34.
h.61-85. 22. Handayani I, Kuswadji. Penatalaksanaan karsinoma sel basal.
18. Melisa J, Anggraeni M, Agusni YH. Karakteristik pasien karsinoma MDVI. 1999; 26: 28-34.
sel basal di Poli Subbagian Tumor Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan 23. Neuhaus IM, grekin RC. Mammary and extramammary paget
Kelamin RS Dr. Hasan Sadikin Bandung dari tahun 2005-2007. disease. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Disampaikan pada Kongres Nasional PERDOSKI XII. Palembang Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in
2-5 Juli 2011. general medicine. Edisi ke-7. New York: McGraw-Hill Companies;
19. Sularsito SA. Etiologi dan patogenesis tumor ganas kulit. Dalam: 2008. h.1094-8.
Cipto H, Pratomo US, Handayani I, Sukarata K, penyunting.
Deteksi dan penatalaksanaan tumor ganas kulit dini. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2001. h. 1-13.
69