BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tidak larut menjadi lebih larut sehingga dapat keluarkan dalam tubuh
tubuh yaitu daerah dibawah kurva (Area Under Curva) , volume distribusi,
konsentrasi tinggi puncak (Cpmax), waktu puncak (tmax), waktu paruh obat
hewan coba yaitu tikus (Rattus norvegicus) yang didapat dari pengambilan
darah dari ekor hewan coba, kemudian dihitung nilai yang diperoleh dari
yang diberikan secara oral pada hewan coba tikus (Rattus norvegicus).
B. Maksud Percobaan
C. Tujuan Perobaan
D. Prinsip Percobaan
1
(k), waktu paruh (t ), tetapan laju absorbsi (ka), Tmaks, volume distribusi
2
(Vd), CPmaks, dan area di bawah kurva (AUC) dengan menggunakan obat
yang sesuai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
metabolitnya didalam darah dan jaringan sebagai funngsi dari waktu (Tjay
2007)
tempat yang tepat dalam tubuh. Molekul zat kimia dapat melintasi
pemberian obat cara pemberiannya dan sifat fisika kimianya. Resopsi dari
bentuk terlarut, sedangkan untuk obat padat lebih lambat karena harus
dipecah terlebih dahulu dan zat aktifnya perlu di pecah dahulu dalam
lambat, sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih kuat dari
besar AUC berbanding lurus dengan jumlah total obat yang diabsorbsi.
metode trapezoid.
konsentrasi dari obat maksimum yang diamati dalam plasma darah dan
unsure untuk mencapai level obat maksimum dalam darah (t max). serta
dibutuhkan untuk suatu level aktivitas obat dan emnjadi separuh dari
dan metabolit obat, aktivitas dan keberadaan obat dalam tubuh dapat
dikatakan berakhir.
pasien, obat oral mudah diberikan dan dapat membatasi jumlah infeksi
sistemis yang dapat mempersulit tata laksana. Selain itu, toksisitas atau
seperti arang aktif. Dipihak lain, jaras yang terlibat dalam absorpsi obat
B. Uraian Bahan
RM / BM : H2O / 18,02
mempunyai rasa.
berasap.
C. Uraian Obat
ankilosing spondilitis.
hati berat.
beberapa NSAID.
sehari.
Kingdom : Animalia
Divisio : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Orytolagus
yangh berasal dari asia tengah dan tidak ada hubungannya dengan
jantan dan betina dan berbagai tingkat tanpa terjadinya kelahiran yang
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Alat
2. Bahan
B. Prosedur Kerja
1. Penyiapan Bahan
b. Ditimbang Na-CMC 1%
kemudian dihomogenkan.
4..Perlakuan Percobaan
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan hewan coba
BAB IV
A. Hasil
C (ppm) Absorban
4 0,219
6 0,342
8 0,425
10 0,524
12 0,635
2. Data Sampel
T (jam) Absorban
1 0,250
2 0,325
3 0,571
4 0,660
5 0,456
6 0,260
7 0,150
8 0,121
B. Pembahasan
yang tidak larut menjadi lebih larut sehingga dapat keluarkan dalam tubuh
tubuh yaitu daerah dibawah kurva (Area Under Curva) , volume distribusi,
konsentrasi tinggi puncak (Cpmax), waktu puncak (tmax), waktu paruh obat
tikus ditimbang bobot badannya bobot yang didapatkan yaitu 255 g. Darah
obat
parameter yang diberikan secara oral diperoleh hasil untuk nilai K sebesar
0,439 jam-1 , untuk nilai t1/2 sebesar 1,578 jam, untuk nilai Ka sebesar
0,910 jam-1, untuk nilai tmax sebesar 1,545 jam, nilai Vd sebesar 152,097
mL, Cpmax sebesar 7,438 µg/ml, dan untuk nilai AUC ekstrapolasi yang
diperoleh valid, karena nilai AUC ekstrapolasi < 20 % yang berarti obat
jumlah ini sedikit menandakan obat bebas atau obat yang berikatan
dalam tubuh.
BAB V
A.Kesimpulan
adalah 0,439 jam-1, waktu paruh (t1/2) 1,578 jam, ka (konstanta laju
absorbsi) 0,910 jam-1, waktu maximum (tmax) 1,545 jam, volume distribusi
B.Saran
saat praktikum agar praktikum berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM 1979, “Farmakope Indonesia Edisi II”I, Depkes RI, Jakarta
.
Ganiswana SG 2005, “Farmakologi dan Terapi, Edisi V”, Bagian
Farmakologi Fakulta s Kedfokteran UI, Jakarta.
Pio Depkes.co.id