Anda di halaman 1dari 8

TABEL 3.

1 KOMPOSISI CAMPURAN

PRESENTASI LOLOS ATAS BERAT


FRAKSI RENCANA CAMPURAN
TOTAL CAMPURAN ASPAL
Fraksi Agregat kasar (>2.36 mm) 40 – 60
Fraksi Agrerat Halus (2.36 mm – 0.075
26 – 49.5
mm)
Fraksi filter 4,5 – 7,5
KANDUNGAN ASPAL (% total atau volume)
Kandungan aspal efektif - Minimum 5,5
Kandungan Aspal yang diserap - Maximum 1,7
Kandungan Aspal Total sebenarnya - Minimum 6,0

b. Perbandingan rencana akhir dan formula campuran pelaksanaan harus


ditentukan oleh pengujian, laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium
CMP dan campuran rencana yang sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan
Proyek yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi pada bab ini pada sub
Bab 2.1.1 (3).

(2) Sifat-Sifat Campuran


Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh Instalasi Campuran Pusat
(CMP) Diberikan pada Tabel 3.2.

TABEL 3.2 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN


SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS
 Kandungan rongga udara campuran padat % atas volume total 4%-8%
 Kuotion Marshall campuran
 Stabilitas Marshal KN / mm 1,8 – 5,0
 Stabilitas Marshall direndam 24 jam Kg 450
% stabilitas asli Minimum 75 %

3.1.4 Pelaksanaan Pekerjaan


(1) Alat Pelaksanaan
a. Jenis alat dan methoda operasi harus sesuai dengan daftar Alat dan Unit
Produksi yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya dari Direksi
Tekhnik.
b. Pada umumnya alat yang harus dipilih untuk penghamparan dan
penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui,
mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan
persediaan pemanasan, screeding dan perataan sambung campuran aspal.
Akan tetapi dimana alat paver (parata) tidak dapat diperoleh dan tergantung
kepada perintah direksi Tekhnik, meletakkan dan menghampar campuran
harus dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop, dan
kereta dorong.
c. Jenis peralatan berikut, akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan
penyelesaian.
i. Alat pengangkut
Sejumlah truk angkut yang cukup harus disediakan untuk
mengangkut campuran aspal yang sesuai dengan program kerja yang
disetujui. Truk-truk tersebut harus dilengkapi dengan alas logam rata
rapat bersih dan yang sebelumnya dilapisi dengan minyak pelumas.
ii. Peralatan untuk Penghamparan dan penyelesaian
Bilamana diminta demikian dibawah daftar penawaran dan daftar
peralatan kontrak, dan peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian
harus sebuah paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui
mampu bekerja sampai kegaris, tingkat kemiringan Dario penampang
melintang yang diminta dan mampu memenuhi persyaratan mengenai
volume dan kualitas penanganan.
iii. Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan.
 Dua buah mesin roda baja (mesin gilas tiga roda atau mesin gilas roda
tendem dengan total berat 6 ton-10 ton).
 Sebuah mesin gilas ban Pneumatik dengan tekanan angi dalam ban
8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballas dari
1500 kg – 2500 kg beban per roda.
iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapi Resap Pengikat atau Lapis Aspal
Pengikat.
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan
dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan


a. Perkerasan lama harus dibersihkan dari bahan–bahan lepas dan lunak, serta
setiap kerusakan pada perkerasan karena lubang–lubang, bagian ambles,
pinggiran runtuh dan cacat – cacat permukan harus dibetulkan dan diperbaiki
sehingga mendapat persetujuan Direksi Teknik.
b. Sebelum memasang lapis aspal beton pondasi atas perata, permukaan lama
harus kering dan dibersihkan dari semua batu lepas serta bahan–bahan lain
yang harus dibuang, dan harus disemprot dengan lapis aspal pengikat pada
satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 1/m 2, kecuali diperintahkan lain
oleh Direksi Teknik.

(3) Penghamparan
a. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, screed samping atau cetakan lain
yang disetujui harus dipasang di pinggir bahu jalan / perkerasan sampai garis
dan ketinggian yang diperlukan.
b. Penghamparan dengan mesin
i. Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan
campuran aspal harus dimasukkan / dituangkan ke dalam paver pada satu
temperature di dalam batas berikut :
Grade AC-10 batas suhu : 140o C – 110o C
Grade AC-10 batas suhu : 150o C – 120o C
ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar
dan diratakan sampai, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
ditentukan di atas seluruh lebar perkerasan atau selebar yang praktis.
iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak–retak pada permukaan, cabik–cabik atau sesuatu
ketidak teraturan lainnya dalam permukaan.
iv. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan telah
terjadi, paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali
sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki.
v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada
hopper atau dimana saja pada paver.
vi. Bila jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu,
pengerasa separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di
depan pengerasan separuh lebar jalan yang kedua.
c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia
i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk
pengangkut dibongkar muatannya dan campuran aspal panas tersebut
harus dihampar dengan minimum penundaan.
ii. Campuran aspal harus diratakan dengan sekop dan garuk. Papan
punggung jalan atau batang lurus akan digunakan untuk mengukur
permukaan diantara papan screed.
iii. Penghamparan harus dilakukan untuk menghasilkan satu permukaan
yang seragam tanpa segregasi.

(4) Pemadatan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata


a. Pengendalian Suhu
i. Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan
harus diperiksa dan ketidakrataan dibetulkan.
ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan
dimulai bilamana suhu campuran turun di bawah batas–batas berikut ini :
Grade AC – 10 Mulai 110 oC dan selesai 65 oC
Grade AC – 20 Mulai 125 oC dan selesai 80 oC
iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara
berturut – turut dengan urutan sebagai berikut :

Waktu sesudah Suhu Penggilasan


penggilasan AC – 10 AC – 20
1. Tahap awal penggilasan 0 – 10 menit 110 oC – 125 oC –
o
2. Penggilasan antara atau kedua 10 – 20 menit 100 C 110 oC
3. Penggilasan akhir 20 – 45 menit 100 oC – 80 oC 110 oC – 95 oC
80 oC – 65 oC 95 oC – 80 oC

b. Prosedur Pemadatan
i. tahap awal penggilasan akhir akan dilaksanakan dengan mesin gilas roda
baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan
dengan mesin gilas ban. Mesin gilas awal beroperasi dengan roda kemudi
dekat paver.
ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas
roda baha dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban penuniatic dan akan
berjalan selambat mungkin untuk menghindari pergeseran campuran
panas.
iii. Penggilasan kedua harus mengikuti sedekat mungkin di belakang
penggilasan awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut
masih dalam temperature yang akan menghasilkan pemadatan
maksimum. Penggilasan akhir akan dimulai ketika bahan tersebut masih
dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan untuk menghapus/membuang
tanda–tanda bekas injakan mesin gilas.
iv. Penggilasan akan diulai secara memanjang pada sambungan dan dari
pinggir luar dan berjalan sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian
tengah, kecuali pada penggilasan lengkungan superevelasi akan dimulai
pada sisi bawah dan bergerak, menuju ke sisi yang tinggi. Lintasan
berikutnya dari mesin gilas harus berlapis tindih pada paling sedikit
setengah lebar mesin gilas serta lintasan berikutnya.
v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama–
tama harus bergerak di atas jalan yang sudah dilewati sebelumnya.
vi. Penggilasan akan bergerak maju terus menerus sebagaimana diperlukan
untuk mendapatkan pemadatan yang seragam.

(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin gilas tidak diijinkan berdiri di atas permukaan yang
baru selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan
memadat.
b. Permukaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas sesudah pemadatan harus halus
dan rata sampai punggung jalan dan kemiringan yang ditetapkan di dalam
toleransi yang ditentukan.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan,
kontraktor harus memperbaiki pinggiran–pinggiran menjadi garis secara rapi.

(6) Penyelesaian Sambungan


a. Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel pada lapisan yang sudah
digilas sebelumya, kecuali pinggirannya telah dipotong sampai satu
permukaan tegak. Satu penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk lapis
aspal pengikat harus dipakai sebelum tambahan campuran dipasang
menempel pada bahan yang digilas sebelumya.
3.1.5. Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
a. Test campuran akan dilaksanakan oleh Ahli Teknik yang bertugas pada CMP
yang sesuai dengan persyaratan–persyaratan spesifikasi umum dan
memenuhi persyaratan spesifikasi yang diberikan pada Tabel 3.2.
i. Data pengujian akan diberikan kepada kontraktor dan pemimpin proyek,
jika perlu pengujian selanjutnya akan dilaksanakan bila diperlukan
demikian oleh Direksi Teknik.
b. Untuk pengendalian mutu campuran, kontraktor harus memperoleh dan
menyediakan catatan-catatan ujian untuk produksi setiap hari, meliputi
analisa saringan, pengendalian suhu, kepadatan/stabilisasi / aliran marshall,
dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat di bawah Tabel 5.1.1.

TABEL 5.1.1 UJIAN LABORATORIUM UNTUK LATASTON (HRS)


REFERENSI TEST
TEST BINA TIPE
AASHTO
MARGA
Ketahanan terhadap Abrasi T 96 PB 0206 – 76 Test Abrasi untuk Agregat
agregat kasar ukuran kecil < 19 mm
menggunakan mesin Los
Angeles
Pelapisan dan T 182 PB 0205 – 76 Penahanan aspal sesudah
pengelupasan campuran pelapisan dan pengelupasan
agregat aspal
Ketahanan terhadap T 245 PC 0201 – 76 Test Marshall untuk
kelelahan plastis campuran pemilihan gradasi optimum
aspal menggunakan dan kandungan bahan
instrument Marshall pengikat, termasuk:
- Stabilitas Marshall
- Nilai aliran Marshall
- Kuosien Marshal
- Kepadatan Marshal
Berat jenis maksimum T 209 Untuk menentukan rongga
campuran perkerasan aspal udara dalam campuran dan
penyerapan aspal oleh
agregat
Berat jenis menyeluruh T 166 Menentukan berat padat
campuran aspal dipadatkan lapis Aspal Beton Pondasi
Atas dengan presentasi
berat Marshall.
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama
pelaksanaan pekerjaan kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik,
Pemotongan lubang-lubang uji dan mengembalikan ke keadaaan semula dengan
bahan ATB dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN


TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
i. Test permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari dengan
kesesuaian dengan punggung jalan, mal dan batang lurus panjang 3 m sesudah
kemiringan melintang dan ketinggian pemadatan awal dan pemadatan akhir
yang ditetapkan

ii. Pengujian kepadatan inti Lapis Beton Contoh bahan inti harus diambil setiap 200
Pondasi Atas perat yang terpasang m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
dan dipadatkan (ASSTHO T 166) Teknik. Kepadatan campuran yang sudah
disatukan yang diuji, tidak boleh kurang dari
95 % bahan (specimen) padat laboratorium.

iii. Ketebalan lapis permukaan Tebal lapis ATB terpasang yang harus
dipantau dengan inti perkerasan atau dengan
cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik.
Inti tersebut harus diambil oleh kontraktor
dibawah pengawasan Direksi Teknik pada
suatu titik yang diperintahkan demikian.

iv. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan


terselesaikan, untuk pengendalian mutu,
keseragaman dan pemadatan.

3.1.6 Cara Pengukuran Pekerjaan


(1) Produksi Lapis ATB diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur
dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh
Direksi Teknik. Pengukuran berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang
diterima dan dihitung, disertai data uji mengenai campuran pelaksanaan. Berat
pada ATB akan diambil 2,25 ton/m3, kecuali dinyatakan lain.
(2) ATB Lapisan Perata yang diukur pembayaran dalam meter persegi dihitung
sebagai panjang bagian perkerasan diukur pada garis sumbu dikalikan dengan
lebar rata-rata yang diukur dan disetuji oleh kontraktor dan Direksi Teknik.

3.1.7 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per
satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Pembayaran bagi item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang
diperlukan dalam penyelesaian Lapis Aspal Beton Pondasi Atas perata
(LATASTON) sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Anda mungkin juga menyukai