Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

KEPEMIMPINAN

Disusun Oleh :

1. Silvia Fitri Amalia 1812119006p


2. Ressy Nia Novita S 1712110032
3. M. Risman Maki 1712110224
4. Ivan Kristian 1612110008
5. Desti Anggi Putri 1712110347
6. Aldi Supriyanto 1712110092
7. Aditya Mandala P 1712110224

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
2019

i
Daftar Isi
Daftar Isi.............................................................................................................................i
BAB 1KEPEMIMPINAN................................................................................................1
1.1 Kepemimpinan.................................................................................................1
1.1.1 Kepemimpinan menurut para ahli..........................................................1
1.2 Teori-teori Kepemimpinan (Leadership Theory)..........................................1
1.3 Gaya Pokok Perilaku Pemimpin.....................................................................5
BAB IICONTOH KASUS...............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8

i
BAB 1

KEPEMIMPINAN

1.1 Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah salah fungsi Manajemen untuk mempengaruhi,
mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-
tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai sasaran dan tujuan
organisasinya. Kemampuan kepemimpinan atau Leadership seorang Manajer akan
sangat mempengaruhi kinerja organisasi terutama dalam hal pencapaian tujuan
organisasinya

1.1.1 Kepemimpinan menurut para ahli


a. Kepemimpinan menurut Gareth Jones and Jennifer George (2003:440).
Menurutnya, Kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu mempunyai
pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapai tujuan kelompok
atau organisasi.  
b. Menurut Stephen P. Robbins (2003:40), Kepemimpinan adalah Kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan
c. Kepemimpinan menurut Richard L. Daft (2003:50) adalah Kemampuan
mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
d. Ricky W. Griffin (2003:68), Pemimpin adalah individu yang mampun
mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan;
pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang laim sebagai pemimpin.

1.2 Teori-teori Kepemimpinan (Leadership Theory)


Selain definisi-definisi mengenai Kepemimpinan yang dikemukakan oleh para
ahli, terdapat juga beberapa teori kepemimpinan (leadership) yang menjadi dasar
dari kepemimpinan itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa teori kepemimpinan
yang dimaksud.

1
a. Teori Orang Hebat (Great Man Theory)
Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa sifat
kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang
tersebut dilahirkan. Great Man Theory ini berkembang sejak abad ke-19.
Meskipun tidak dapat diidentifikasikan dengan kepastian ilmiah tentang
karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai
pemimpin hebat, namun semua orang  mengakui bahwa hanya satu orang diantara
mereka yang memiliki ciri khas sebagai pemimpin hebat.
Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan
lahir untuk menjadi pemimpin. Teori tersebut juga menganggap seorang
pemimpin hebat akan muncul saat dalam menghadapi situasi tertentu. Teori
tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam bukunya yang berjudul “On
Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History”.

b. Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory)


Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang
dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan mereka
unggul dalam peran kepemimpinan. Artinya, kualitas kepribadian tertentu seperti
keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik,
kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat
seseorang menjadi pemimpin yang baik.

Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental, fisik dan
sosial untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang karakteristik dan
kombinasi karakteristik yang umum diantara para pemimpin. Keberhasilan
seseorang dalam kepemimpinan sangat tergantung pada sifat kepribadiannya dan
bukan saja bersumber dari bakat namun juga berasal dari pengalaman dan hasil

Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983), terdapat empat sifat
kepribadian utama yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan seorang
pemimpin.

2
1. Stabilitas dan ketenangan emosional : Tenang, percaya diri dan dapat
diprediksi terutama pada saat mengalami tekanan.
2. Mengakui Kesalahan : Tidak menutupi kesalahan yang telah dibuat tetapi
mengakui kesalahan tersebut.
3. Keterampilan Interpersonal yang baik : mampu berkomunikasi dan
menyakinkan orang lain tanpa menggunakan taktik yang negatif dan
paksaan.
4. Pengetahuan yang luas (Intelektual) : Mampu memahami berbagai
bidang daripada hanya memahami bidang-bidang tertentu ataupun
pengetahuan tertentu saja.

c. Teori Perilaku (Behavioural Theory)


Teori Perilaku atau Behavioural Theories ini memberikan perspektif baru
tentang kepemimpinan. Teori ini berfokus pada perilaku para pemimpin
daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka. Keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Teori Perilaku
ini bertolak belakang dengan Teori Great Man (Teori Orang Hebat) yang
mengatakan seorang pemimpin adalah dibawa dari lahir dan tidak dapat
dipelajari. Teori Perilaku ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses
adalah didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari dan bukan hanya dari
bawaan sejak lahir.

d. Teori Kontingensi (Contingency Theory)


Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak ada
cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya
kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan
Teori Kontingensi ini, seseorang mungkin berhasil tampil dan memimpin sangat
efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya
akan menurun apabila dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di

3
sekitarnya telah berubah. Teori Kontingensi atau Contingency Theory ini juga
sering disebut dengan Teori Situasional.

e. TeoriKelompok
Teorikelompokdalamkepemimpinan (group theory of leadership)
dikembangkanatasdasarilmupsikologisosial.
Teoriinimenyatakanbahwauntukpencapaiantujuan-
tujuankelompokharusadapertukaran yang
positifantarabawahandanpemimpinannya.
 Kepemimpinanmerupakansuatu proses pertukaran (exchange process)
antarapemimpindanpengikutnya, yang
jugamelibatkankonsepsosiologistentangperanan yang diharapkankeduabelahpihak.
Penelitianpsikologissosialdapatdigunakanuntukmembantupenerapankonseppertuk
arandanperanantersebutpada proses kepemimpinan

f. Teori Neo-Karismatik (Neocharismatic Theories)


Teori Neo-Karismati adalah teori-teori kepemimpinan yang menekankan
simbolisme, daya tarik emosional, dan komitmen pengikut yang luar biasa. Teori-
teori yang termasuk ke dalam teori ini adalah Teori Kepemimpinan Karismatik
(Charismatic Leadership), Teori Kepemimpinan Transaksional (Transactional
Leadership), Teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational
Leadership), dan Teori Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership).
Uraian dari teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :

1. Teori Kepemimpinan Karismatik (Charismatic Leadership)


Teori yang menyatakan bahwa para pengikut membuat atribusi dari
kemampuan kepemimpinan yang heroik atau luar biasa bila mereka
mengamati perilaku-perilaku tertentu.

2. Teori Kepemimpinan Transaksional (Transactional Leadership)


Suatu teori yang menyatakan bahwa pemimpin memandu atau memotivasi

4
pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas
peran dan tuntutan tugas.
3. Teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership)
Suatu teori yang menyatakan bahwa pemimpin memberikan pertimbangan
dan rangsangan intelektual yang diindividualkan dan yang memiliki
kharisma.
4. Teori Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)
Suatu teori dimana pemimpin memiliki kemampuan untuk menciptakan dan
mengkomunikasikan visi yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik
mengenai masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasi, yang tumbuh
dan menjadi semakin baik di masa sekarang

1.3 Gaya Pokok Perilaku Pemimpin

a. KepemimpinanDirektif (Direktive Leadership).


Bawahan tahu secara jelas apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-
perintah khusus diberikan oleh pemimpin. Disini tidak ada partisipasi oleh
bawahan (pemimpin yang otokratis). Hasil penemuan menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan direktif mempunyai hubungan yang positif dengan kepuasan
danharapanbawahan yang melakukanpekerjaan yang mendua (ambiguous)
danmempunyaihubungan yang negatifdengankepuasandanharapanbawahan yang
melakukantugas-tugas yang jelas.
b. KepemimpinanSuportif (Supportive Leadership).
Pemimpin yang selalu yang bersedia menjalankan, sebagai teman, mudah
didekati dan menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi bawahan. Gaya
kepemimpinan ini mempunyai pengaruh yang sangat positif bagi kepuasan
bawahan yang bekerja dengan tugas-tugas yang penuh tekanan, frustasi dan tidak
memuaskan.
c. Kepemimpinan Partisipatif( Partisipatif Leadership).
Pemimpin meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahan, tetapi
masih membuat keputusan. Kebanyakan studi dalam organisasi industri

5
manufaktur, didapatkan dalam tugas-tugas yang tidak rutin, karyawan lebih puas
daripada pemimpin yang non partisipatif.

d. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement Oriented


Leadership)
Pemimpin mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan yang menarik bagi
bawahan, merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut dan melaksanakan
dengan baik. Diperoleh penemuan bahwa untuk bawahan yang melaksanakan
tugas-tugas mendua dan tidak rutin, makin tinggi orientasi pemimpin akan
prestasi, makin banyak bawahan yang percaya bahwa usaha mereka akan
menghasilkan pelaksanaan kerja yang efektif.

6
BAB II

CONTOH KASUS

Ahmad adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan jasa yang selalu
mengutamakan nilai-nilai keramahan, tanggap dan tepat waktu, maka Ahmad
dituntut untuk memiliki sifat-sifat tersebut. Untungnya Ahmad lahir dan tumbuh
dalam keluarga yang mengutamakan nilai-nilai tersebut, jadi tidak ada halangan
bagi Ahmad untuk menjalankan tugasnya, hanya saja karena ini kali pertama
Ahmad bekerja pada suatu perusahaan, ia masih tidak dapat menahan stabilitas
emosinya dengan baik, akibatnya ia tidak tahan terhadap tekanan atau stress dan
terus merasa gelisah. Karena emosi negatif yang dimiliki oleh Ahmad
menyebabkan pekerjaannya tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh
manajernya.
Sehingga faktor kepribadian seseorang sangat mempengaruhi sikap seseorang
di masa yang akan datang dengan kebiasaan-kebiasaan yang ia jalani sehari-hari.
Faktor lingkungan misalnya di dalam keluarga, keluarga tempat utama untuk
mengajarkan prilaku yang baik sesuai dengan adat istiadat serta Agama yang
dianut oleh setiap masyarakat yang memiliki aturan-aturan tertentu dan dijalani
dalam suatu keluarga tersebut. Sehingga sejak kecil harus sudah diajarkan nilai
dan norma serta kebiasaan baik yang akan menjadi bekal dimasa depan yang
nantinya akan berguna kelak ia sudah besar di lingkungan perusahaan. Dan
seseorang harus bisa mengkontrol emosi di dalam subuah pekerjaan, karena jika ia
bekerja dengan penuh emosi maka pekerjaan yang dijalankan tidak akan
menghasilkan pekerjaan yang baik dan akan merugikan perusahaan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge.
2015. PerilakuOrganisasi. (Terj.) RatnaSaraswatidanFebriellaSirait. Jaka
rta: SalembaEmpat

Website:
https://www.academia.edu/11346073/Perilaku_Organisasi_-KEPEMIMPINAN

https://skripsisipil.wordpress.com/2013/04/27/bab-ii-doc/

Anda mungkin juga menyukai