Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga setelah
kanker paru-paru dan prostat pada pria, dan kedua setelah kanker payudara
pada wanita.Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-
kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun
sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini
dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah lima tahun
adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan
adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu
lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan
perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system)
dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah
ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk
suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor
usus besar dan rektum adalah pertumbuhan - pertumbuhan yang
datangnya dari dinding dalam dari ususbesar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps).
Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip
ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau
menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat
dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa.
Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat
menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-
kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker
usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal
cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ
yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar
pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-
tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang
terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali
metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu
penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi
faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker
kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis
dan diet tinggi lemak, rotein dan daging sertarendah serat.

B. Rumusan Masalah
Apa dan bagaimana pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,
pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan
asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Kolon. ?

C. Tujuan
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi,
klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Kolon.
BAB II
KONSEP DASAR

A. Definisi
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area
tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak
atau ganas (FKUI, 2008 : 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian
sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang
jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan
yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel,
dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa
abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon
(Brooker, 2001 : 72).
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker
Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon,
rektum, dan appendix (usus buntu).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas
di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 :
805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000
: 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan
merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
B. Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan
pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang
meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh
Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi
kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon
 Usia lebih dari 40 tahun
 Darah dalam feses
 Riwayat polip rektal atau polip kolon
 Adanya polip adematosa atau adenoma villus
 Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
 Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
 Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia
yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan
tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat
usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak
terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam
dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar.
Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia
yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang
mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu
peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang
mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g
Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
 Daging merah
 Lemak hewan
 Makanan berlemak   
 Daging dan ikan goreng atau panggang
 Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
 Makanan yang harus dikonsumsi:
 Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables
dari golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )
 Butir padi yang utuh
 Cairan yang cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor
utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan
adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo
villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon
berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi
manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi
manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna
tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang
tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada
permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari kanker
pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia
20 – 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit
Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan
resiko pada permulaan usia muda dan  tingkat yang lebih tinggi terhadap
keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih
besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.

C. Manifestasi Klinis
1.      Kanker kolon kanan
 Isi kolon berupa cairan
 Obstruksi
 Melena
 Nyeri dangkal abdomen
 Anemia
   Mucus jarang terlihat
   Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba,
tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami
perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada
epigastrium.
2.      Kanker kolon kiri dan rectum
 Cenderung menyebabkan perubahan defekasi
 Diare
 Nyeri kejang
 Kembung
 Sering timbul gangguan obstruksi
 Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita
 Mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses.
 Anemia
 Keinginan defekasi atau sering berkemih
 Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi
feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare
bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).

Tabel Perbedaan manifestasi klinis dari kolon kanan dan kolon kiri
                 Kolon kanan Kolon kiri
Pasokan darah: a. mesenterika superior, v. Pasokan darah: a. mesenterika inferior, v.
mesenterika superior. mesenterika inferior
Balikan vena: vena porta hati kanan Balikan vena: v. lienalisàvena porta hati kiri
Besar Kecil
Cair seperti bubur Berbentuk kering, padat
Terutama absorbsi air, elektrolit Storasi feses, defekasi
Umumnya berbentuk benjolan, sering Umumnya tipe infiltrative, mudah ileus
ulserasi luas, berdarah, infeksi
Massa abdominal, sistemik, perut Ileus (obstruksi pada usus), hematokezia
kembung, nyeri samar dan gejala tak khas (perdarahan yang keluar dari anus dengan
warna merah segar), iritasi usus

D. Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T
= tumor, N = kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).
T          Tumor primer
TO       Tidak ada tumor
TI        Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2        Invasi ke dinding otot
T3        Tumor menembus dinding otot
N         Kelenjar limfa
N0       tidak ada metastase
N1       Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2       Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3       Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M         Metastasis jauh
MO      Tidak ada metastasis jauh
MI       Ada metastasis jauh
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah  sebagai
berikut :
A kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah  bening
sebanyak satusampai empat buah.
C2 kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah  bening lebih
dari 5 buah.
D kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.


Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul
secara berlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam
beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada
lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian
tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas
kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati
pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk
pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang
kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.
Tempat metastase yang lain termasuk:
 Kelenjar Adrenalin
 Ginjal 
 Kulit 
 Tulang 
 Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui
limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian
peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran
terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari
tumor pecah menuju kerongga peritonial.

E. Komplikasi
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap.
2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung.
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi.
4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan abses
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya
tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-
angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali.
Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang
berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab
gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

F. Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti,
namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker
tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung
kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya
interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang
beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%)
adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel).
Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian
dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan
meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid,
besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus
sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi
pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering
terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam
kandung kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe
perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon
mengalirkan darah balik ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197)
diantaranya:
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan
dinding usus besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di
bawah lapisan mukosa.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar
limfe yang banyak terdapat di sekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh
kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.

G. Pencegahan
a. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar
dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam
empedu, dan besi dalam usus besar.
b. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
c. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
d. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
e. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan
teratur untuk buang air besar.
f. Hidup rileks dan kurangi stress.
H. Pemeriksaan Penunjang
1.      Endoskopi:
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat
dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu
dilakukan biopsi.
2.      Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada
dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah
ada metastasis kanker ke paru. Pemeriksaan dengan enema barium
mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan
letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi
perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang
kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium
secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dancolonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas
dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan
tempat yang jauh yang sudah metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya
metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan
pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada
suatu tempat atau suatu striktura.
3.      Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan
untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di
abdomen dan hati.
4.      Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan
diferensiansi sel.
5.      Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210).Tumor marker (petanda tumor)
yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya
ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan
penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini
karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada
sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah,
perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga
amoeba.
6.      Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound
Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi
respons pada pengobatan.
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum)
Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan
dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.

I. Penatalaksanaan Medis
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan
adalah sebagai berikut :
1.      Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan
rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang
terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengankolonoskop. Kolostomi
laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan
dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan
untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C.
Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas

D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila


tumor sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak
dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran
tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
 Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan
porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
 Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen
(pengangkatan tumor dan
porsisigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
 Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan
anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi
 Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi
obstruksi yang tidak dapat direseksi)
2.      Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah
yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker.
Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin
sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel
tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar.
Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau
dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan
akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211)
4. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi
dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi
adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini
dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini
memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi
drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh
lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
5. Penatalaksanaan Keperawatan
 Dukungan adaptasi dan kemandirian.
 Meningkatkan kenyamanan.
 Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
 Mencegah komplikasi.
 Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan.
6. Penatalaksanaan Diet
 Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga
berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,
karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi
racun yang memicu sel kanker.
 Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
 Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
 Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena
hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
 Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
 Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian   adalah  langkah   awal  dan   dasar   dalam   proses
keperawatan      secara    menyeluruh      (Boedihartono,        1994     : 10).
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang
perlu dikaji adalah:
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
 Kelemahan, kelelahan/keletihan
 Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam
hari.
 Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan,
tingkat stres tinggi.
2. Sirkulasi:
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda: Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
3. Integritas ego:
Gejala:
 Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan,
keyakinan religius/spiritual)
 Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat,
pembedahan)
 Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda:  Menyangkal, menarik diri, marah.
4. Eliminasi:
Gejala:                 
 Perubahan pola defekasi,
 Darah pada feses,
 Nyeri pada defekasi
Tanda:
 Perubahan bising usus, distensi abdomen
 Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
5. Makanan/cairan:
Gejala:
 Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian
zat aditif dan bahan pengawet)
 Anoreksia, mual, muntah
 Intoleransi makanan
Tanda: Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
6. Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala: Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat
tergantung proses penyakit

7. Keamanan:
Gejala:   Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda:   Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
8. Interaksi sosial
Gejala:
 Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
 Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan
status kesehatan.
9. Penyuluhan/pembelajaran:
 Riwayat kanker dalam keluarga
 Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
 Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
 Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari
B. Diagnosa Keperawatan
1. Distress Spiritual b/d penyakit terminal
2. Berduka b/d kematian anggota keluarga atau orang terdekat.

C. Intervensi
No DX TUJUAN/KH INTERVENSI RASIONAL
1 Distress Setelah di lakukan Dukungan Spiritual (I. Observasi:
Spiritual tindakan Asuhan 09276) 1. Untuk mengetahui apa
Keperawatan selama Observasi: harapan yang
..x24 jam di harapkan 1. Identifikasi harapan diinginkan pasien
pasien mampu dan kekuatan pasien. 2. Untuk mengetahui
mengendalikan Status 2. Identifikasi perasaan kekhawatiran pasien
Spiritualnya L. 09091 khawatir, kesiapan dan terhadap penyakit
dengan ketidak berdayaan yang di derita.
Kriteria Hasil :
1. Verbalisasi makna
dan tujuan hidup Teraupetik: Teraupetik:
2. Verbalisasi kepuasan 1. Berikan kesempatan 1. Agar pasien mampu
terhadap makna hidup mengekspresikan mengungkapkan
3. Verbalisasi perasaan tentang perasaan yang dia
penerimaan penyakit dan kematian. rasakan terhadap
penyakit yang di
derita.
Edukasi: Edukasi:
1. Ajarkan metode 1. Untuk mengurangi
relaksasi, meditasi, dan nyeri yang dirasakan
imajinasi terbimbing. pasien serta perasaan
khawatir yang di
ungkapkan pasien.
Kolaborasi: Kolaborasi:
1. Atur kunjungan dan 1. Agar pasien tidak
rohaniawan (mis, berputus asa oleh
ustadz, pendeta, biksu). penyakit yang
dideritanya dan pasrah
kepada Tuhan dalam
membantu proses
penyembuhan
2 Berduka Setelah dilakukan Dukungan proses Observasi:
tindakan Asuhan berduka (I. 02028) 1. Agar keluarga mampu
Keperawatan selama Observasi: menerima proses
1x24 jam di harapkan 1. Identifikasi proses berduka
keluarga mampu berduka yang di alami.
mengendalikan tingkat Teraupetik: Teraupetik:
berduka L. 09094 1. Motivasi pemberian 1.Agar keluarga mampu
Dengan Kriteria Hasil : dukungan menerima aspek positif
1. Verbalisasi menerima keluarga/orang dari konsep kehilangan
kehilangan terdekat.
Edukasi: Edukasi:
2. Mengeksperesikan 1.Jelaskan ke keluarga 1.Agar keluarga bisa
perasaannya akan bahwa sikap mengerti dan ikhlas atas
proses kehilangan mengingkari, tawar kehilangan sehingga tidak
dengan aman menawar, depresi dan berlarut larut dalam
menerima adalah hal kesedihan.
yang wajar dalam 2.agar keluarga mampu
menghadapi mengikuti proses berduka.
kehilangan.
2. Ajarkan melewati
proses berduka secara
bertahap.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Ca kolorektal adalah penyakit yang menyerang bagian kolon
dan rectum .Resiko terkena penyakit tersebut dapat diturunkan dengan menjaga
gaya hidup individu tersebut.

B. Saran
Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang bayak
mengandung serat, kecukupan nutrisi tubuh sebaiknya dipenuhi secara seimbang.
C.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah,Edisi 8,Vol.2.  Jakarta:


EGC
Doenges dkk. 2000.  Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC
Price & Wilson. 2006. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.6.
Jakarta: EGC
Prayuda hendi, Muhammad. Asuhan Keperawatan Pasien dengan  Ca
Colon. Inhttp://www.scribd.com. (di akses pada minggu,19 januari 2020 jam 10.00)
Malini, eva. 2009. Askep Hemeroid Pasien Hemeroid dan Ca
Colorectal. Inhttp://www.scribd.com. (di akses pada senin,20 januari 2020 jam
12.00)
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 2019
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2019
Standar Luaran Keperawatan Indonesia, 2019

Anda mungkin juga menyukai