Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kedua tipe perkembangan bahasa tersebut tidak bisa dipisahkan, dua- duanya
bisa dimiliki oleh anak. Anak akan memiliki perkembangan bahasa secara
egosentrik dan juga sosial. Peran orang tua yaitu memfasilitasi perkembangan
bahasa anak dengan berbagai tipe tersebut dengan baik dan tidak
menganggapnya sebagai suatu hal yang mengganggu.
(Royatulkhalilah14.blogspot.com/2014/04/tpe-dan-tugas-tugas-perkem-
bangan-bahasa.html?m=1)
1. Teori Behaviorisme
Teori ini terkait dengan pemahaman tentang stimulus yang juga
menyebabkan adanya respon yang dapat dilihat. Teori behaviorisme ini
dikembangkan oleh Ivan Pavlov. Teori behaviorisme dimaksudkan dengan
pemberian suatu stimulus atau kondisi tertentu secara terus menerus akan
menghasilkan respon dan pembiasaan yang sesuai. Teori ini merupakan
pembentukan kebiasaan pada diri anak yang diajarkan secara rutin.
2. Teori Mentalisme
Teori behaviorisme lebih menekankan pada sifat lahiriah yang dimiliki
individu sedangkan mentalisme lebih berfokus pada pembahasan batiniah.
Mentalisme diawali oleh NoamChomsky yang menjelaskan bahwa bahasa
diperoleh tidak dari pembentukan kebiasaan karena bahasa dinilai terlalu sulit.
Menurut Chomsky, bahasa dibentuk berdasarkan sistem atau aturan. Teori
mentalisme sering bertentangan dengan teori behaviorisme.
Perkembangan bahasa pada anak tidak hanya dipengaruhi oleh
perkembangan neurologis saja melainkan juga perkembangan biologisnya.
Perkembangan bahasa pada anak sejak usia dini juga berkembang sesuai
dengan perkembangan biologisnya. Anak tidak bisa dipaksa untuk menguasai
suatu bahasa jika tidak didukung dengan perkembangan biologis yang matang.
Perkembangan bahasa juga diperoleh dengan cara interaksi dengan
lingkungan sekitar anak dan melalui stimulus stimulus yang diberikan oleh
orang sekitar dengan berbagai metode pembelajaran bahasa yang secara
alamiah dilakukan dalam sautu keluarga atau masyarakat. Salah satunya adalah
mengajak anak untuk berinteraksi sejak dini, adalah metode pembelajaran
bahasa yang dilakukan oleh semua orang tua. Penggunaan bahasa yang tepat
juga melalui beberapa tahapan perkembangan dengan respon bervariasi. Cepat
lambatnnya perkembangan bahasa ditentukan oleh banyak faktor.
Pada pendidikan lebih lanjut pada anak, kesiapan belajar ditentukan
dengan kemampuan afektif dan kognitif anak sehingga mampu menyesuaikan
diri dengan metode pembelajaran dan isi pembelajaran dengan cepat. Kesiapan
afeksi bisa dikembangkan dengan model pengembangan motivasi sedangkan
kesiapan kognisi dikembangkan dari perkembangan kognisi masing- masing
anak. Adanya kemampuan bawaan atau yang bersifat genetik dan diturunkan
dari orang tua misalnya kecerdasan bawaan, juga menjadi faktor yang sangat
mempengaruhi perkembangan bahasa anak sejak usia dini.
(http://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/perkembangan-bahasa-
anak-usia-dini/amp)
http://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/perkembangan-bahasa-anak-
usia-dini/amp.
Faturrahman, Fikri. 2015. Perkembangan Bahasa Anak. http://www.academia.edu.
Diakses Tanggal 10 April 2019.
Khotijah. 2017. “Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini”. Jurnal.
Lampung: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jurai Siwo metro.
Lestariningrum, Anik. 2014. “Meningkatkan Kemampuan Berbahas Anak Usia
Dini Melalui Media Panggu Boneka Tangan”. Makalah Penelitian. Kediri:
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Palupi, Yulia. 2016. “Perkembangan Bahasa Pada Anak”. Makalah Seminar
Nasional. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.
Rahman, Ulfiani. 2009. “Karakteristik perkembangan Anak usia Dini”.
Jurnal.Makasar: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin makasar.
Rosmiyanti. 2017. ”Upaya Mengembangkan Kemampuan bahasa Pada Anak usia
Dini (3-4 Tahun) Melalui Metode Bercerita Di Paud Khadijah Sukarame
Bandar lampung”. Skripsi. Bandar Lampung: Institut Agama Islam Negeri
IAIN Raden Intan Lampung.
Khalilah,Royatul. 2014. Tipe dan Tugas-Tugas Perkembangan bahasa.
Royatulkhalilah14.blogspot.com. Diakses Tanggal 10 April 2019.