Anda di halaman 1dari 8

http://eprints.undip.ac.id/50470/3/Citra_Hutami_Saraswati_22010112130183_Lap.KTI_Bab2.

pdf

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/284a0e69155751dc6c459b07f14bc03c.pdf

https://www.scribd.com/doc/133543361/Sistem-Imunitas-Rongga-Mulut-docx

https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf

vaksinasi. 
SISTEM PERTAHANAN RONGGA MULUT

DEFINISI

 Imunitas
Sistem kekebalan tubuh (imunitas ) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap
pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi
berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus
sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme
yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa
 Respon Imun
Bila sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka akan terjadi suatu respon yang disebut dengan
respon imun. Respon imun timbul karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap
mikroba dan bahan lainnya. Respons imun yang terjadi sebenarnya merupakan interaksiantara satu komponen
dengan komponen lain yang terdapat didalam systemimun. Interaksi tersebut berlangsung bersama-sama
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu aktivitas biologic yang seirama dan serasi
Respon imun terbagi menjadi:
1) Respon imun non-spesifik, tidak membeda-bedakan antigen yang diserang.
2) Respon imun spesifik, menyerang antigen tertentu dan dapat mengenali kembali jika sewaktu-sewaktu
antigen yang sama menyerang kembali.
 Sistem Imun
Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup
Sistem imun adalah suatu sistem pertahanan tubuh yang kompleks yang memberikan perlindungan terhadap
adanya invasi zat-zat asing ke dalam tubuh. Berbagai senyawa organik dan anorganik, baik yang hidup maupun
mati yang berasal dari hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit, debu, polusi, asap, dan bahan iritan
lainnya yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan penyakit dan kerusakan jaringan. Bagian-bagian yang
dianggap bukan bagian tubuh (non-self) akan dimusnahkan oleh sistem imun tubuh
 Imunologi
Imunologi adalah cabang biologi dari ilmu biomedis yang mencakup studi tentang sistem kekebalan tubuh pada
semua organisme.
FUNGSI SITEM IMUN (SECARA UMUM)

Fungsi sistem imun:

1) Pembentuk kekebalan tubuh.


2) Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3) Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4) Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh

Dalam pandangan modern, system imun mempunyai tiga fungsi utama yaitu: pertahanan, homeostasis dan perondaan.

1. Pertahanan
Fungsi pertahanan menyangkut pertahanan terhadap antigen dari luar tubuh seperti invasi mikroorganisme dan
parasit kedalam tubuh. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari hasil perlawanan antara dua fihak yang
berhadapan tersebut, yaitu tubuh dapat bebas dari akibat yang merugikan atau sebaliknya, apabila fihak
penyerang yang lebih kuat (mendapat kemenangan), maka tubuh akan menderita sakit.
2. Homeostasis
Fungsi homeostasis, memenuhi persyaratan umum dari semua organisma multiseluler yang menghendaki selalu
terjadinya bentuk uniform dari 12 setiap jenis sel tubuh. Dalam usaha memperoleh keseimbangan tersebut,
terjadilah proses degradasi dan katabolisme yang bersifat normal agar unsure seluler yang telah rusak dapat
dibersihkan dari tubuh. Sebagai contoh misalnya dalam proses pembersihan eritrosit dan leukosit yang telah
habis masa hidupnya.
3. Perondaan
Fungsi perondaan menyangkut perondaan diseluruh bagian tubuh terutama ditujukan untuk memantau
pengenalan terhadap sel-sel yang berubah menjadi abnormal melalui proses mutasi. Perubahan sel tersebut
dapat terjadi spontan atau dapat diinduksi oleh zat-zat kimia tertentu, radiasi atau infeksi virus. Fungsi
perondaan (surveillance) dari sistem imun bertugas untuk selalu waspada dan mengenal adanya
perubahabperubahan dan selanjutnya secara cepat membuang konfigurasi yang baru timbul pada permukaan
sel yang abnormal.

TAHAPAN RESPON IMUN

Benda asing tersebut bisa berupa bakteri, virus, organ transplantasi dll. Apabila suatu sel atau jaringan seperti bakteri
atau organ tubuh ditransplantasikan ke dalam tubuh seseorang maka tubuh orang tersebut akan menolaknya karena
benda asing tersebut dianggap bukan sebagai bagian dari jaringan tubuh mereka. Benda asing tersebut dianggap sebagai
pendatang (invader) yang harus diusir.

Tahapan :

• Deteksi & mengenali benda asing


Sel-sel darah putih akan mengenali antigen / zat asing kemudian menandai bentuk molekul protein dan molekul
lain pada permukaan sel, dibedakan antara sel diri sendiri dan bukan diri sendiri (sel asing)
• Komunikasi antar sel untuk berespons
Leukosit yang sudah mengenali molekul asing (misalnya berupa bakteri maupun mikroorganisme lain) selanjutnya
menginformasikan kepada sel-sel pertahanan tubuh lain bahwa antigen telah datang Komunikasi antar sel
tersebut diperantarai oleh sitokin (suatu protein yang disekresi oleh sel bernukleus)
• Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
• Destruksi atau supresi penginvasi Hal tersebut semuanya akan membentuk antibodi dan sitokin
Sel penyerang / antigen akan dilemahkan dengan protein spesifik yang diproduksi oleh sel pertahanan tubuh yang
disebut antibodi Antibodi akan mengikat antigen sehingga mudah dihancurkan oleh leukosit
KLASIFIKASI IMUNITAS

Innate Immunity : Sistem kekebalan nonspesifik (didapat)(alami), Respon imun nonspesifik umumnya merupakan
imunitas bawaan (innate immunity) dalam arti bahwa respon zat asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak
pernah terpapar pada zat tersebut,

 Jenis innate immunity (ga ngerti jenisnya ni gimana maksudnya, komponennya?)

Respon imun non spesifik terdiri dari:

1) Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir, silia saluran pernafasan, batuk, bersin akan mencegah masuknya berbagai kuman
patogen kedalam tubuh.
2) Pertahanan biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, spermin dalam semen,
mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi. asam HCL dalam cairan
lambung, lisozim dalam keringat, ludah , air mata dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai
kuman gram positif dengan menghancurkan dinding selnya. Beberapa contoh yang ada di RM yaitu:
a. Enzim lisozomal : merupakan enzim mukolitik yang mampu memecahkan ikatan glikopeptide dinding
bakteri gram positif, sehingga lisis. Termasuk kolagenase, elastase, hyaluronidase. Mesikupun enzim-
enzim ini diproduksi oleh sel-sel neutrofil, sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar ludah. Perlu
ditekankan bahwa enzim penghancur juga di produksi oleh bakteri sehingga hadirnya enzim ini juga
dapat merusak jaringan gingivanya sendiri. bahkan disebut suatu protase yang dapat mengaktifkan IgA.
b. Laktoferin dan laktoperoksidase: yang mempunyai aktifitas antibakteri dan antivirus.
c. Musin: yang menghambat perlekatan virus pada sel epitel.
d. Interferon: diproduksi oleh sel hospes, sebagai reaksi terhadap invasi virus. Dibedakan tiga tipe
interferon manusia, yaitu: α(alfa), dihasilkan oleh sel-ael darah putih,β(beta) oleh fibroblas dan
γ(gamma) oleh limfosit yang teraktivasi. Zat ini mempunyai spectrum luas dari aktivitas biologiknya
termasuk melindungi sel dari infeksi virus, menekan replikasi virus, meningkatkan aktivitas sel NK
(Natural Killer) dan menghadirkan HLA pada permukaan sel makrofag dan sel limfosit B.
e. Sitokin: merupakan zat biologik aktif yang diproduksi berbagai tipe sel dari kelompok non-limfoid,
sebagai reaksi terhadap suatu radang. Misalnya: histamin yang dikenal sebagai vasodilator;
prostaglandin, sebagai mediator rasa sakit yang potean bersama dengan leukotrin, SRA-A (Slow
Reacting Substance of Anaphylaxis) yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah
dan kontraksi otot polos. IL1 (Interleukin-1 diproduksi oleh sel monosit yang paling banyak dibicarakan,
memobilisasi sel yang terlibat dalam proses radang.
3) Pertahanan humoral Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan pada pertahanan tubuh secara humoral.
Bahan-bahan tersebut adalah:
a. Komplemen: Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit karena:
 Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri
 Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri
 Komponen komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan makrofag untuk
mengenal dan memfagositosis (opsonisasi).

Sudah ada dalam darah, sebelum dibentuknya IgM dalam mobilitas elektroforosis termasuk kelompok
alfa dan beta globulin. Terutama dihasilkan oleh hari beredar dalam darah sebagai bentuk yang tidak
aktif, dan bersifat termolabil. Dalam cairan saku gusi ditemukan bentuk C2, C4, dan C5. Mengenai C3
disamping dalam bentuk yang tidak aktif, juga dalam bentuk yang berubah, artinya aktivasi komplemen
sudah terjadi secara in vivo. Kehadiran ikatan kompleks Ag-Ab, akan mengaktifkan komplemen melalui
jalur klasik seperti model kaskade pembekuan darah (self amplifying). Dimulai dengan pengaktifan
C142, berlanjut ke C3 dan berakhir dengan lisisnya membran sel target oelh C5-9. Pengaktifan C3 juga
dapat brlangsung dengan jalan pintas tanpa adanya antibody yang disebut jalur alternatif. Plak gigi
ternyata berpotensi membuka jalur ini, akan mengaktifkan C3 yang berakhir juga dengan
membranolisis/antigenolisis. Konsentrasi C2 dan C4 dalam cairan gingival yang meradang, meningkat
dibandingkan dengan normal. Sel-sel ini baru aktif bekerja kalau tubuh dimasuki zat-zat bersifat
allergen yang biasanya terdapat dalam makanan.
b. Interferon: Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang
mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus. Interveron mempunyai
sifat anti virus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus sehingga menjadi
resisten terhadap virus. Disamping itu, interveron juga dapat mengaktifkan Natural Killer cell (sel NK).
Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya.
Perubahan tersebut akan dikenal oleh sel NK yang kemudian membunuhnya. Dengan demikian
penyebaran virus dapat dicegah.
c. C-Reactive Protein (CRP): Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.
CRP dibentuk oleh badan pada saat infeksi. CRP merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat
(100 x atau lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut. CRP berperanan pada imunitas non spesifik,
karena dengan bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan
jamur.
4) Pertahanan seluler Fagosit/makrofag dan sel NK berperanan dalam sistem imun non spesifik seluller.
a. Fagosit Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel utama yang
berperaan dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) serta sel
polimorfonuklear seperti neutrofil. Dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan
sistem imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingakt sebagai berikut: Kemotaksis,
menangkap, memakan (fagosistosis), membunuh dan mencerna. Kemotaksis adalah gerakan fagosit
ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai factor sperti produk bakteri dan factor biokimiawi
yang dilepas pada aktivasi komplemen. Antibody seperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat
meningkatkan fagosistosis (opsonisasi). Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh
fagosit untuk kemudian dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc
dari immunoglobulin pada permukaan fagosit.
b. Natural Killer Cell (sel NK) Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi dan tidak
mempunyai cirri sel limfoid dari siitem imun spesifik, maka karenan itu disebut sel non B non T (sel
NBNT) atau sel poplasi ketiga. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel
neoplasma dan interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik
sel NK

Sel ini baru jelas peranannya dalam system pertahanan, terutama menghadapi perubahan komponen
tubuh sendiri, sebagai akibat dari perlakuan virus ataupun zat-zat kimia tertentu. Sel ini tidak memiliki
permukaan sel T ataupun sel B. dapat mengenal benda asing tanpa memerlukan pengenalan spesifik
terlebih dahulu (tidak mempunyai memori). Tidak memiliki sifat fagosit tetapi mempunyai reseptor IgG
sehingga membunuh sel targetnya dengan mekanisme intim kontak ekstraseluler. Sel ini menempati
garis pertahanan yang terdapat dalam system pertahanan seperti halnya natural antibody dari system
kekebalan humoral. Terutama dalam upayanya mengendalikan kecenderungan sel menjadi ganas. Sel
NK tidak membunuh bakteri maupun benda asing lainnya dengan fagositosis. Sel NK memiliki vesikel
yang berisi perforin, dimana zat ini akan menempel pada dinding sel bakteri dan membuat lubang pada
sel bakteri yang menyebabkan air, garam maupun zat lain yang berada di luar tubuh bakteri masuk ke
dalam tubuh bakteri sehingga bakteri akan lisis.
 Faktor yang mempengauhi innate immunity
- Faktor Metabolik Beberapa hormon dapat mempengaruhi respons imun tubuh, misalnya pada keadaan
hipoadrenal dan hipotiroidisme akan mengakibatkan menurunnya daya tahan terhadap infeksi. Demikian
juga pada orang-orang yang mendapat pengobatan dengan sediaan steroid sangat mudah mendapat infeksi
bakteri maupun virus. Steroid akan menghambat fagositosis, produksi antibodi dan menghambat proses
radang. Hormon kelamin yang termasuk kedalam golongan hormone steroid, seperti androgen, estrogen
dan progesterone diduga sebagai faktor pengubah terhadap respons imun. Hal ini tercermin dari adanya
perbedaan jumlah penderita antara laki-laki dan perempuan yang mengidap penyakit imun tertentu.
- Faktor lingkungan Kenaikan angka kesakitan penyakit infeksi, sering terjadi pada masyarakat yang taraf
hidupnya kurang mampu. Kenaikan angka infeksi tersebut, mungkin disebabkan oleh karena lebih banyak
menghadapi bibit penyakit atau hilangnya daya tahan tubuh yang disebabkan oleh jeleknya keadaan gizi.
- Faktor Gizi Keadaan gizi seseorang sangat berpengaruh terhadap status imun seseorang. Tubuh
membutuhkan enam komponen dasar bahan makanan yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan kesehatan tubuh. Keenam komponen tersebut yaitu : protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral dan air. Gizi yang cukup dan sesuai sangat penting untuk berfungsinya system imun secara normal.
Kekurangan gizi merupakan penyebab utama timbulnya imunodefisiensi.
- Faktor Anatomi Garis pertahanan pertama dalam menghadapi invasi mikroba biasanya terdapat pada kulit
dan selaput lender yang melapisi bagian permukaan dalam tubuh. Struktur jaringan tersebut, bertindak
sebagai imunitas alamiah dengan menyediakan suatu rintangan fisik yang efektif. Dalam hal ini kulit lebih
efektif dari pada selaput lender. Adanya kerusakan pada permukaan kulit, atau pada selaput lender, akan
lebih memudahkan timbulnya suatu penyakit.
- Faktor Fisiologis Getah lambung pada umumnya menyebabkan suatu lingkungan yang kurang
menguntungkan untuk sebagian besar bakteri pathogen. Demikian pula dengan air kemih yang normal akan
membilas saluran kemih sehingga menurunkan kemungkinan infeksi oleh bakteri. Pada kulit juga dihasilkan
zatzat yang bersifat bakterisida. Didalam darah terdapat sejumlah zat protektif yang bereaksi secara non
spesifik. Faktor humoral lainnya adalah properdin dan interferon yang selalu siap untuk menanggulangi
masuknya zat-zat asing.
- Faktor Umur Berhubung dengan perkembangan sistem imun sudah dimulai semasa dalam kandungan,
maka efektifitasnya juga diawali dari keadaan yang lemah dan meningkat sesuai dengan bertambahnya
umur. Walaupun demikian tidak berarti bahwa pada umur lanjut, sistem imun akan bekerja secara
maksimal. Malah sebaliknya fungsi sistem imun pada usia lanjut akan mulai menurun 16 dibandingkan
dengan orang yang lebih muda, walaupun tidak mengalami gangguan pada sistem imunnya. Hal tersebut,
selain disebabkan karena pengaruh kemunduran biologik, secara umum juga jelas berkaitan dengan
menyusutnya kelenjar timus. Keadaan tersebut akan mengakibatkan perubahan-perubahan respons imun
seluler dan humoral. Pada usia lanjut resiko akan timbulnya berbagai kelainan yang melibatkan sistem imun
akan bertambah, misalnya resiko menderita penyakit autoimun, penyakit keganasan, sehinggaakan
mempermudah terinfeksi oleh suatu penyakit.
- Faktor Mikroba Berkembangnya koloni mikroba yang tidak pathogen pada permukaan tubuh,baik diluar
maupun didalam tubuh, akan mempengaruhi sistem imun. Misalnya dibutuhkan untuk membantu produksi
natural antibody. Flora normal yang tumbuh pada tubuh dapat pula membantu menghambat pertumbuhan
kuman pathogen. Pengobatan dengan antibiotika tanpa prosedur yang benar, dapat mematikan
pertumbuhan flora normal, dan sebaliknya dapat menyuburkan pertumbuhan bakteri pathogen.

 Mekanisme innate immunity

Terdiri dari 3 mekanisme lini


Acquired Immunity respon imun spesifik merupakan respon didapat (acquired) yang timbul terhadap antigen tertentu,
terhadap bagian tubuh mana yang terpapar sebelumnya.

 Active immunity
Seperti namanya, kekebalan aktif membutuhkan, sistem kekebalan tubuh yang relatif sehat untuk bertindak sebagai
antagonis terhadap patogen. Di sini, begitu orang tersebut terpapar organisme, orang itu akan mengembangkan
kekebalan karena antibodi terhadap jenis organisme itu. Ada jeda waktu antara inokulasi patogen dengan pelepasan
antibodi. Akhirnya, pada akhir pertempuran, beberapa sel yang terbentuk dalam paparan awal menjadi sel-sel
memori, yang akan diaktifkan dalam skala besar jika orang itu harus terkena organisme itu lagi. Imunitas aktif dibagi
lagi menjadi dua sub divisi. Ini akan menjadi kekebalan aktif alami dan kekebalan aktif buatan. Dinamakan sebagai
alami karena, orang tersebut mengembangkan infeksi lengkap pada organisme dan kemudian menemukan dirinya
resisten terhadap organisme itu. Dalam kekebalan buatan, pasien diperkenalkan dengan suatu organisme (biasanya
dilemahkan) bersama dengan zat-zat untuk mengaktifkan respon imun.

 Passive immunity
- Imunitas pasif terjadi jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya. Sama seperti imunitas
aktif, imunitas pasif juga terbagi menjadi imunitas pasif alami dan imunitas pasif buatan. 
- Kekebalan pasif di sisi lain, tidak memerlukan sistem kekebalan yang sehat karena antibodi yang sudah
terbentuk dilepaskan langsung ke sirkulasi atau ke daerah yang terkait erat dengan situs yang terkena. Di sini,
itu adalah fasilitatif untuk bayi dengan sistem kekebalan yang masih berkembang, atau seseorang dengan
sistem kekebalan yang terganggu, atau seseorang yang membutuhkan cadangan sampai kekebalan aktif masuk.
Tetapi, tidak ada aktivitas oleh sistem kekebalan orang itu. , dengan demikian, ini hanya membantu untuk
durasi yang lebih pendek. Ini lagi dibagi menjadi dua lengan, alami dan buatan. Kekebalan pasif alami terjadi,
ketika antibodi tipe Ig G ibu dilewatkan ke janin melalui plasenta. Ini sangat membantu dalam 6 bulan pertama
kehidupan bayi ketika sistem kekebalan tubuh masih berkembang. Dalam kekebalan pasif buatan, kami
memperkenalkan imunoglobulin atau antibodi berbasis hewan yang dibentuk sebelumnya (antiserum) kepada
orang yang tidak kebal. Ini dapat digunakan, setelah paparan, ke patogen.
Local Immunity
Imunitas pasif alami terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat antibodi IgG (inunoglobulin G) milik ibu
masuk ke plasenta. Antibodi IgG tersebut dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa minggu
atau beberapa bulan setelah kelahiran.
Herd Immunity
Imunitas pasif buatan adalah imunitas pasif yang terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum. Imunitas pasif
dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Herd immunity atau
kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki
kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit,
semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai