Anda di halaman 1dari 21

adalah peruasahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang terletak di Balikpapan, Kalimantan

timur, Indonesia. PT. Intercoal Persada mempunyai visi dan misi serta nilai-nilai sebagai Berikut :

 Visi

Menjadi perusahaan sumber daya alam nomor satu di Indonesia yang menggunakan standar global
dalam menciptakan nilai jangka panjang, melalui keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap manusia
dan alam.

 Misi

Mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan pembangunan yang berkelanjutan.

 Nilai-nilai
1. Kehidupan adalah yang terpenting
2. Menghargai karyawan
3. Menjaga kelestarian bumi
4. Melakukan hal yang benar
5. Bersama-sama menjadi lebih baik
6. Mewujudkan tujuan

2. KEBIJAKAN DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN


Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di
tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14
yang mana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain :

 Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat
kerja yang dipimpinnya.
Daftar Isi
1) Profil perusahaan

2) Kebijakan dan kewajiban perusahaan

3) Tujuan K3

4) Prinsip K3

5) Manfaat K3

6) Dasar-dasar K3

7) Faktor0faktor yang mempengaruhi bekerja di pertambangan

8) APD

9) Inspeksi K3

10) Prosedur pengoperasian kendaraan ringan di daerah pertambangan

11) Evakuasi Penyelamatan

12) Fasilitas Umum

13) Jenis work permit

14) Kebersihan dan kerepihan

15) Confined space

16) Material berbahaya

17) Pengangkatan beban secara manual

18) Resiko dan tanggun jawab

19) Pengoperasian alat angkat angkut

20) Pengoperasian alat berat mekanis

21) Prosedur jam kerja dan jam lembur


1. PROFIL PERUSAHAAN
PT. Intercoal Persada adalah peruasahaan yang bergerak di bidang
pertambangan yang terletak di Balikpapan, Kalimantan timur, Indonesia. PT.
Intercoal Persada mempunyai visi dan misi serta nilai-nilai sebagai Berikut :

 Visi

Menjadi perusahaan sumber daya alam nomor satu di Indonesia yang


menggunakan standar global dalam menciptakan nilai jangka panjang, melalui
keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap manusia dan alam.

 Misi

Mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan pembangunan yang


berkelanjutan.

 Nilai-nilai
1. Kehidupan adalah yang terpenting
2. Menghargai karyawan
3. Menjaga kelestarian bumi
4. Melakukan hal yang benar
5. Bersama-sama menjadi lebih baik
6. Mewujudkan tujuan

2. KEBIJAKAN DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN


Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 yang mana terdapat 3 (tiga)
kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain :

 Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang


diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.

 Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan


semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3
di tempat kerja yang dipimpinnya.
 Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas
atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya

a. Dasar Hukum
 PP No. 32 TAHUN 1969
 PP No. 19 TAHUN 1973
 UU No. 11 TAHUN 1967 – Ketentuan Pokok Pertambangan
 UU No. 1 TAHUN 1970 – Keselamatan Kerja
 UU No. 13 TAHUN 2003 - Ketenagakerjaan
 KEPMEN No. 555K/201/M.PE/1993
 KEPMEN No. 555K/26/M.PE/1995

3. TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

4. PRINSIP KESELAMATAN KERJA

Prinsip keselamatan kerja yaitu:


 Kecelakaan dapat terjadi karena ada penyebabnya
 Penyebab kecelakaan ialah (unsafe action) dan (unsafe condition).
5. MANFAAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
a. Menyelamatkan karyawan dari :
- Penderitaan sakit atau cacat
- Kehilangan waktu yang berharga
- Kehilangan nafkah
b. Menyelamatkan keluarga dari:
 Kesedihan/kesusahan
 Kehilangan nafkah/pemasukan uang
 Masa depan yang tidak menentu
c. Menyelamatkan perusahan dari:
 Kehilangan tenaga kerja
 Pengeluaran biaya akibat kecelakaan
 Melatih
 Menurunnya produksi
 Rusaknya citra perusahaan

6. DASAR-DASAR K3

A. Pengertian Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

 Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain di tempat
kerja.

 Menurut Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua


Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya Kecelakaan kerja
penyakit akibat kerja (PAK), Kebakaran peledakan dan pencemaran
lingkungan.

B. Hazard/Bahaya
Situasi, bahan, aktifitas, kejadian, atau lingkungan yang berpotensi
menyebabkan terjadinya cidera atau ganguan kesehatan (OHSAS 18001-
2007. Segala sesuatu yg berpotensi menyebakan terjadinya cidera/sakit pada
manusia, kerusakan pada aset/property maupun pencemaran terhadap
lingkungan
C. Risk/Resiko
Kombinasi antara “kecendrungan” terjadinya keadaan atau paparan yg
membahayakan dan “keparahan” dari cidera atau sakit yg disebabkan oleh
kejadian atau paparan tersebut. (OHSAS 18001 – 2007)

D. Incident
Kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang menimbulkan atau
hampir menimbulkan cidera , sakit atau kematian.(OHSAS 18001 – 2007)

Kecelakaan..??
adalah sesuatu kejadian, antara lain:
 Tidak direncanakan
 Tidak diinginkan
 Tidak diduga
 Dimana saja
 Menimpa siapa saja

E. Jenis-Jenis Bahaya dan contohnya

 Bahaya FISIKA
Bahaya yang bersumber dari hukum-hukum/gejala-gejala Fisika.
Contohnya:gravitasi,radiasi, gelombang suara,suhu,dll.

 Bahaya KIMIA
Bahaya yang bersumber dari sifat-sifat bahan kimia dan interaksinya.
Contohnya:Bensin,solar,Pestisida,feum,dll

 Bahaya BIOLOGI
Bahaya yang bersumber dari makhluk hidup. Contohnya:
Hewan,tumbuhan.

 Bahaya MEKANIKA
Bahaya yang bersumber dari pergerakan mekanis di suatu peralatan.
Contohnya: Roda gigi yang berputar.

 Bahaya PSIKOSOSIAL
Bahaya yang bersumber dari Psychologi seseorang.
 Bahaya LINGKUNGAN
Bahaya yang bersumber dari kondisi llingkungan atau alam. Contohnya:
kemiringan tanah, Gelap, Basah,kering.

F. Hierarchy of Control
 Eliminasi(100%)
Menghilangkan sumber bahaya
 Subtitusi/Engineering Design (75%)
Mengganti (proses, bahan, aktifitas, dll) dengan yang lebih rendah
resikonya
 Rekasa Teknik / Engineering(75%)
Memberikan unsur teknologi / teknical untuk mengendalikan bahaya
 Isolasi (50%)
Menjauhkan / mengisolir sumber bahayanya
 Administrasi (30%)
Melakukan pengaturan administrasi (pola shift kerja, SOP, JSA,
Aturan)untuk menurunkan resiko dari suatu bahaya
 Training (20%)
Memberikan pelatihan, sosialisaisi
 PPE ( 10%)
Penggunaan Alat Pelindung Diri

G. Langkah dalam Melakukan Manajemen Resiko

 Identifikasi Bahaya
Temukan potensi bahaya yang berada disekitar tempat kerja .

 Hitung Resiko Dari Bahaya Teridentifikasi


Nilai “kecendrungan” dan “konsekuensi” dari bahaya yang teridentifikasi
dan berikan risk ratingnya.

 Tentukan Tindakan Pengendaliannya


Gunakan “Hierarchy of Control” dalam memilih tindakan perbaikan.

 Awasi Implementasi Tindakan Pengedaliannya


Pantau keefektifan tindakan pengendalian, revisi dan evaluasi jika tindakan
pengendalian yidak cukup efektif mengendalikan / menurunkan resiko.
7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LINGKUNGAN KERJA PERTAMBANGAN
 Penerangan
 Ventilasi
 Kebisingan
 Getaran
 Debu
 Sialau/glare
 Gas
 Obstacle/hambatan
 Suhu

8. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Alat pelindung diri harus sesuai dengan potensi bahaya yang dapat terjadi
dan kualitas standar yang ditetapkan. Terdiri dari:

A. Helmet
Melindungi dari kejatuhan benda, benturan benda keras, diterpa panas
dan hujan.

B. Safety Glasses/ Kaca mata/Kedok Las


Melindungi dari sinar las, silau, partikel beterbangan, serbuk terpental,
radiasi, cipratan cairan berbahaya

C. Earplug/Pelindung telinga/Earmuff
Melindungi dari suara yang menyakitkan terlalu lama, dengan batas
kebisingan diatas 85 db.

D. Masker Mulut / hidung /oksigen Melindungi dari pekerjaan yang


menggunakan bahan/serbuk kimia, udara terkontaminasi, debu, asap,
kadar oksigen kurang.

E. Cover all
Pakaian yang melindungi tubuh pekerja.
F. Sarung Tangan / karet / kulit / kain / plastic Melindungi tangan dari bahan
kimia yang korosif, benda tajam/kasar, menjaga kebersihan bahan,
tersengat listrik.

G. Safety Shoes/Pelindung kaki Melindungi kaki dari benda tajam,


tersandung benda keras, tekanan dan pukulan, lantai yang basah, lincir
dan berlumpur, disesuaikan dengan jenis bahayanya

9.INSPEKSI K3
 Inspeksi dilaksanakan setiap tiga bulan pada semua Bidang dengan
melakukan observasi terhadap kondisi lingkungan kerja, peralatan dan
aktivitas pekerja sekaligus memeriksa adanya ketidaksesuaian dengan
standar yang berlaku pada checklist inspeksi.

 Inspeksi juga dilaksanakan berdasarkan saran dari pekerja yang bertugas


di lokasi inspeksi.

 Jika ditemukan ketidaksesuaian di area kerja maka harus dicatat temuan


tersebut di Formulir Laporan Inspeksi dan dokumentasikan gambar/ photo.

 Tim Inspeksi selanjutnya melaporkan hasil kegiatan pada rapat P2K3.


 Sekretariat Perusahaan mencatat temuan di Formulir Permintaan
Tindakan Koreksi dan Pencegahan dan bertanggung jawab untuk
memantau kegiatan perbaikan yang telah disarankan oleh rapat P2K3.

 Hasil inspeksi diarsipkan oleh sekteretaris K3

10. PROSEDUR PENGOPERASIAN KENDARAAN


RINGAN DI DAERAH PERTAMBANGAN

Berdasarkan SNI 13-6673-2002 tentang persyaratan pengoperasian


kendaraan ringan di Daerah Tambang,.
persyaratannya antara lain:
 Tiang bendera
Semua kendaraan ringan (LV) yang memasuki area tambang harus
dilengkapi dengan tiang bendera berbahan lentur dengan ketinggian
3,5 meter dari Tanah atau disesuaikan dengan kapasitas alat angkut
terbesar yang dioperasikan pada ujungnya dipasang bendera
berwarna orange dengan ukuran 25cm x 30cm dengan dilengkapi
bahan berpendar (reflective).

 Ketentuan lampu
Lampu rotary ( flash atau strobe) berwarna kuning dipasang pada
bagian atas kabin, dan harus selalu dihidupkan pada saat berada di
area tambang. Lampu depan harus selalu dinyalakan pada saat
berada di area tambang. Lampu rem dan lampu lainnya harus
terpasang pada bagian belakang atas kabin.
 Penggerak roda
Sarana yang memasuki area tambang harus dilengkapi dengan
sistempenggerak 4 roda (4 x 4 / four wheel drive).

 Kaca Kabin
Kendaraan yang beroperasi di tambang harus memiliki kaca yang tidak
berwarna.

 Tanda bunyi
Setiap akan menggerakkan kendaraan harus memberikan isyarat
bunyi dengan membunyikan klakson untuk maju dan mundur.
 Jumlah Penumpang
Jumlah penumpang yang diijinkan adalah sesuai dengan jumlah
tempat duduk dan dilengkapi dengan sabuk pengaman. kendaraan
ringan yang dilengkapi dengan bak terbuka atau dengan tenda kanvas
tidak diperbolehkan membawa penumpang di belakang.

 Alat pemadam Api 


Setiap kendaraan yang beroperasi di area tambang harus
dilengkapi dengan alat pemadam api ringan (APAR) dan kotak P3K

11. EVAKUASI / PENYELAMATAN

Berdasarkan SNI 03-7166-2006 tentang manajemen tanggap siaga untuk


keadaan darurat di kegiatan usaha pertambangan.

A. Sarana dan Prosedur


sarana dan prosedur untuk penyelamatan di lokasi tambang yang harus
dipenuhi dan dimasukan dalam manual rencana penanggulangan tanggap
darurat, antara lain:
 Rescue and medical duties
 Prosedur penggunan buku kegiatan (Look book)
 Adanya Struktur organisasi tim tanggap darurat
 Prosedur penyelamatan diri dalam keadaan darurat
 Penentuan tempat berkumpul
 Perhitungan seluruh karyawan pasca keadaan darurat

B. Pelatihan
Pelatihan keadaan darurat harus diberikan kepada:
1. Regu penyelamat (min. 2 kali setahun)
Materi pelatihan(teori dan praktik) mencakup:
 Penggunaan alat-alat penyelamatan
 Pertolongan pertama gawat darurat
 Simulasi keadaan darurat
 Teknik-teknik evakuasi

2. Karyawan (min. 1 tahun sekali)


 Pertolongan pertama gawat darurat
 Simulasi keadaan darurat
3. Pihak yang terkait dengan operasi perusahaan (min. 1 tahun sekali)
 Simulasi keadaan darurat
 Pertolongan pertama gawat darurat

C. Persyaratan
1. Regu Penyelamat
 Usia dari 21 sampai 45 tahun
 Tidak berjenggot
 Tidak berkacamat
 Sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
 Tidak buta warna

2. Anggota regu penyelamat minimal memiliki kompetensi dibidang:


 Pemadaman kebakaran
 Pertolongan pertama gawat darurat
 Penyelamatan

D. Peralatan penyelamatan dan komunikasi


 Perusahaan hams menyediakan peralatan penyelamatan yang
dibutuhkan sesuai dengan kemungkinan keadaan darurat yang
dapat terjadi.
 Perusahaan harus menyediakan sistem komunikasi yang dapat
menjangkau seluruh area kegiatan.
 Minimal setiap pengawas operasional pratama harus dilengkapi alat
komunikasi yang mudah dipindahkan (mobile).
 Setiap tempat kerja yang tersedia pesawat telepon hams dilengkapi
daftar nomor telepon darurat dan prosedur pelaporan keadaan
darurat yang mudah terlihat.
 Ruang unit telepon darurat harus ada dan selalu dijaga seorang
operator.

E. Penyediaan bantuan medis dan obat-obatan


 Di area pertambangan haws disediakan ruang pertolongan
pertama pada kecelakaan.
 Setiap giliran kerja kelompok kerja, harus ada sekurang-
kurangnya tersedia 2 orang pekerja tambang yang terlatih dan
rnampu melakukan P3K.
 Ruang pertolongan pertama pada kecelakaan minimal dipimpin
oleh seorang juru rawat.
F. Tugas Dan tanggung jawab
Peran, tugas, dan tanggung jawab personil di bawah ini harus
diuraikan dalam manual
rencana penanggulangan tim tanggap darurat.
 Kepala Teknik Tambang
 Pimpinan Departemen
 Departemen K3
 Departemen Humas
 Keamanan
 Rumah Sakit
 Petugas Komunikasi
 Karyawan

12. FASILITAS UMUM


 Denah lokasi tempat fasilitas umum tersedia dan dipasang agar mudah
dilihat dan dibaca oleh semua pekerja dan yang berkepentingan
 Ada tempat istirahat dan tempat makan serta jumlah toilet yang memadai
bagi pekerja
 Ada tersedia bak air bersih dengan ukuran cukup untuk cuci tangan demi
menjaga kebersihan.
 Tersedia air minum untuk pekerja, tempat ganti pakaian dan penyimpanan
pakaian yang aman
 Tersedia tempat untuk beribadah dan dilengkapi sarana yang dibutuhkan.
 Tempat kerja memiliki ventilasi/lubang angina sirkulasi udara untuk
menekan bahaya debu, uap, asap, bau dan lainnya yang sejenis.
 Tersedia dan terpasang rambu peringatan seperti “JAGALAH
KEBERSIHAN”
 Ada tempat tersendiri untuk pekerja yang merokok, terpisah dengan tempat
umum lainnya.

13. JENIS PEKERJAAN YANG PERLU IJIN KERJA (WORK PERMIT)


 Bekerja di ruang terbatas
 Bekerja yang berhubungan dengan listrik
 Penggalian yang lebih dari 2 meter
 Menggunakan bahan yang mudah meledak
 Bekerja di luar jam kerja normal
 Dll
14. KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN

 Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik sebelum, selama


kerja dan setelah jam kerja

 Alat kerja, yang digunakan tidak boleh merintangi dan membahayakan


akses kerja dan disimpan setelah selesai jam kerja

 Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume yang terjadi, selalu
dibersihkan dan dikumpulkan serta siap diangkut keluar proyek

 Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada jadual dan


pembersihan yang rutin

 Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk digunakan hari ini


tidak berlebihan, agar tidak mengganggu dan membahayakan akses kerja
(selebihnya dikembalikan ke gudang umum).

15. CONFINED SPACE

a. Pengertian ruang terbatas (confined space) adalah :


 Ruang kerja yang tidak direncanakan atau tidak diperkirakan atau
tidak diharapkan sebelumnya
 Terbatas area saat masuk ataupun saat keluar bagi pekerja.
 Dipengaruhi oleh suhu udara, kurang ventilasi dan oksigen
 Ada kemungkinan terkontaminasi zat/gas bebahaya
Contohnya : lubang/sumur/terowongan,
pipa, silo, tangga putar, saluran pembuangan, tangki, ruang pendingin, dll.

b. Memasang blower/fan untuk udara segar masuk dan adanya ventilasi atau
aliran udara keluar
c. Tidak boleh bekerja sendirian, dalam arti harus ada pekerja lain yang
mengawasi, menjaga, mendapatkan kode, tanda tertentu bahwa pekerja
tetap sadar dalam bekerja
d. Penerangan yang cukup, alat komunikasi, tali, tangga, alat pelindung diri
sesuai dengan potensi bahaya yang diperkirakan
e. Diadakan pelatihan terlebih dulu sebelum dinyatakan mampu dan diijinkan
bekerja pada area terbatas tersebut.
16. Material berbahaya
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, bahan kimia, sesuatu yang
dengan sendiri atau bercampur, akibatnya berbahaya terhadap manusia,
instalasi, lingkungan kerja.

Golongan : beracun, sangat reaktif


dan mudah meledak. Penangananya sebagai berikut :

 Pelajari prosedur pengiriman, penerimaan,penyimpanan, penggunaan dan


pemusnahan (jika ada) untuk bahan/material berbahaya
 Pelihara tempat Penyimpanan yang aman serta suhu yang sesuai
 Tanda peringatan bagi pekerja dan terhadap bahan berbahaya dan
beracun, terpasang dan mudah dibaca
 Pelatihan penanganan keadaan darurat jika terjadi kecelakaan atau
kejadian penting yang menyangkut bahan berbahaya beracun
 Alat pelindung diri yang sesuai dengan potensi bahaya dan racun.
17.PENGANGKATAN BEBAN
SECARA MANUAL
a. Kemampuan maksimum pekerja
dalam mengangkat beban
dipundak secara manual seberat
50kg, sedangkan ditangan
hanya 15kg

b. Berat beban lebih dan bentuknya berbahaya,


ukurannya,stabilitasnya,sifatnya dalam mengangkat dan
memindahkannya harus menggunakan alat angkut yang sesuai

c. Jalur atau lintasan yang dilalui pekerja dipastikan bebas dari rintangan
dan hal lain yangmembahayakan, serta pekerja menggunakan sepatu
dan sarung tangan yang sesuai

d. Menjaga dan memelihara posisi tubuh dalam memindahkan barang


seperti langkah berikut :

 Kaki pada posisi kuda-kuda (jarak 30-40cm) dengan satu kaki


didepan kaki lainnya
 Tekuk lutut separuh, seolah-olah duduk dan siap mengangkat
 Jaga punggung tetap lurus, tetapi miring kedepan secukupnya
untuk lengan dapat mengangkat beban kearah vertical
 Pegang barang kuat-kuat, periksa dan goyangkan sedikit
 Tarik nafas dalam-dalam, angkat dan luruskan kaki dan tubuh
serta gerakan lengan yang nyaman
 Jangan melakukan gerak melintir pada waktu mengangkat
beban
 Pertahankan barang dekat dengan tubuh pada saat membawa
dan memindahkan
 Menurunkan/meletakan barang sesuai dengan gerakan semula
(pembalikan gerak)

18. RESIKO DAN TANGGUNG JAWAB


Tanggung jawab pengawas operasional dititik beratkan terhadap
orang/pekerja (bawahan atau orang yang ditugaskan kepadanya) sedang
pengawas teknis bertanggungjawab terhadap alat, listrik dan permesinan.
Sesuai dengan Pasal 12 dan 13 Kep. MPE No. 555k tahun 1995:

a. Pengawas Operasional wajib:

 Bertanggungjawab kepada KTT untuk keselamatan semua pekerja


tambang yang menjadi bawahannya

 Melaksanakan inspeksi
 

 Bertanggungjawabatas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari


semua orang yang ditugaskan kepadanya

 Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan, inspeksi


dan pengujian.

b. Pengawas teknik wajib

 Bertanggung jawab kepada KTT untuk keselamatan dan


pekerjaanserta pemeliharaan yang benar dan semua peralatan yang
menjadi tugasnya

 Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan dalam


ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya

 Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan dan


pengujiam dan perkejaan permesinan.

 Membuat dan menandatangani laporan dan penyelidikan,


pemeriksaan, dan pengujian

 Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan


dan peralatan sebelum digunakan setelah dipasang, dipasang kembali
atau diperbaiki.

19. PENGOPERASIAN ALAT ANGKAT ANGKUT


 Kelaikan pakai telah dinyatakan oleh mekanik serta dicoba dan dijalankan
hanya oleh operator mempunyai kompetensi (SIM-P) yang masih berlaku

 Setiap persiapan pengoperasian Crane harus dilakukan uji coba seluruh


gerakan, indicator pada panel, jika baik maka boleh beroperasi

 Saat pengoperasian, kondisi tanah cukup kuat dan rata menanggung beban
crane, melepas kait dengan sling harus dipastikan

 Jika menggunakan mobil-crane : pastikan kaki penahan (outrigger) digunakan


saat mengangkat beban Tersedia pagar pembatas/area aman untuk radius
swing bagi siapapun yang berada disekitar crane

 Ada petugas pemandu operasi crane yang kompeten menggunakan isyarat


tangan (kebisingan sangat mengganggu)
 Saat selesai operasi, tidak boleh menggantung beban, memasang tanda
peringatan untuk tidak beristirahat di dalam dan disekitar crane.

20. PENGOPERASIAN ALAT BERAT MEKANIS

Peralatan berat mekanis umumnya seperti :excavator, motor grader,


bulldozer, wheel loader, vibro roller, pneumatic tire roller, dump truck dll. Hal
yang perlu dipahami dan disikapi adalah :

 Kelaikan Peralatan Berat Mekanis, ada inspeksi dan dinyatakan oleh


Mekanik/petugas yang kompeten serta alat dijalankan operator mempunyai
kompetensi (SIO) yang masih berlaku
 Setiap persiapan pengoperasian alat harus dilakukan uji coba tanpa beban
lebih dulu, yang menyangkut keselamatan: rem, gigi, kemudi, kaca spion,
gerakan lengan, alarm dan tanda mundur,lampu sein jika semuanya baik
maka boleh beroperasi
 Barikade/rambu/tanda pembatas antara area kerja dan area luar yang aman
bagi pekerja disekitarnya

 Tidak boleh mengisi bahan bakar saat mesin hidup dan tidak boleh ada
pekerja yang duduk/ berdiri diatas platform/kabin/disebelah operator
 Jika bekerja malam hari harus ada penerangan yang cukup, demikian pula
jika siang hari namun gelap

 Operator harus dapat melihat jelas area tempat kerja, jika tidak maka harus
ada pemandu operasi alat, termasuk jika bekerja diarea yang sempit dan
padat lalu-lintasnya

21. PROSEDUR JAM KERJA DAN JAM KERJA LEMBUR

1. Perusahaan wajib menetapkan hari dan waktu kerja berdasarkan


kebutuhan perusahaan, dengan tanpa mengindahkan peraturan
undang-undang No.13 tahun 2003 dan peraturan menteri tenaga kerja
no. KEP / 102 / MEN / 2004
2. Ketentuan waktu kerja di kantor pusat dan dicabang :
 Kantor berlaku ketentuan kerja dari jam :
 Senin s/d kamis : 07.00-18.00
Istirahat : 12.00-13.00
 jum’at : 07.00-18.00
istirahat : 11.30-13.30
 sabtu : 07.00-12.00

 Lapangan, berlaku ketentuan dari jam:


 Senin s/d kamis : 07.00-18.00(shift siang)
Istirahat : 12.00-13.00
 Juma’at : 07.00-11.30
Istirahat :11.30-13.30
 Sabtu : 07.00-12.00

 Senin s/d kamis: 19.00-06.00 (shift malam)

Istirahat 24.00-01.00
 Jum’at : 19.00-06.00
Istirahat : 24.00-01.00
 Sabtu : 19.00-06.00
Istirahat : 24.00-01.00

3. Bagi karyawan dengan kategori staff, ketentuan kerja diatas tetap berlaku
sepanjang tidak ditemukan lain di dalam kesepakatan kerja
4. Waktu istirahat tidak dihitung sebagai jam kerja
5. Kerja lembur adalah pekerjaan dilakukan oleh karyawan atas dasar
perintah atasan yang melebihi jam kerja biasa yang dilakukan pada hari
minggu atau hari libur nasional.
6. Kerja lembur bukan merupakan keharusan dan sepenuhnya merupakan
wewenang perusahaan untuk memerintahkan karyawan untuk kerja
lembur.
LEMBAR PEMAHAMAN DAN KESEDIAAN
Nama :
Pekerjaan :
Nomor ID :
Jika terjadi kecelakaan hubungi segera :
Nama :
Nomor Tel :
Setelah membaca dan merenungkan buku ini, saya dapat memahaminya dan berusaha untuk
mempelajarinya lebih dalam untuk meningkatkan kemampuan pribadi maupun kelompok
kerja saya.
Saya bersedia dengan senang hati untuk menjalan-kannya demi tanggungjawab dan
kepedulian terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja, demi keluarga.
Tandatangan,
------------------------------------------------------------------------
Saya Telah Menerima Buku Saku,
Pada Tanggal
Nama Tandatangan
……………….. ……………….

Anda mungkin juga menyukai