Anda di halaman 1dari 8

Kasus komunitas agregat wanita dewasa

1. Definisi kasus
Kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan payudara. Kanker
bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus), atau di saluran (duktus) yang
membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan
lemak atau jaringan ikat di dalam payudara.
Kanker payudara terbentuk saat sel-sel di dalam payudara tumbuh tidak normal dan
tidak terkendali. Sel tersebut umumnya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan.
Meski biasanya terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa menyerang pria.

2. Kanker payudara yang paling umum terjadi, terbagi dalam beberapa jenis:

 Ductal carcinoma in situ. Kanker ini tumbuh di duktus, dan tidak menyebar ke jaringan
sekitarnya. Jenis kanker ini termasuk kanker stadium awal dan mudah diobati. Namun
demikian, kanker ini bisa menyebar ke jaringan sekitarnya jika tidak segera ditangani.
 Lobular carcinoma in situ. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus. Sama seperti ductal
carcinoma in situ, kanker ini tidak menyebar ke jaringan sekitarnya.
 Invasive ductal carcinoma. Kanker ini tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan
sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. Jenis kanker ini terjadi pada
70-80% kasus kanker payudara.
 Invasive lobular carcinoma. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus dan bisa menyebar ke
jaringan sekitarnya. Kanker ini terjadi pada 10% kasus kanker payudara.
 Triple negative breast cancer. Adalah jenis kanker yang menunjukkan hasil negatif pada
pemeriksaan keberadaan reseptor hormon estrogen (ER), reseptor hormon progesterone
(PR), dan reseptor protein HER-2 pada jaringan kanker, yang biasanya positif pada
kanker payudara.

3. Etiologi
Kanker payudara terjadi karena sel-sel di payudara tumbuh tidak normal dan tidak
terkendali. Sel-sel ini membelah dengan cepat dan berkumpul membentuk benjolan, lalu
bisa menyebar ke kelenjar getah bening atau ke organ lain.
Belum diketahui apa penyebab sel-sel tersebut berubah menjadi sel kanker, namun
para ahli menduga adanya interaksi antara faktor genetik dengan gaya hidup, lingkungan,
dan hormon, sehingga sel menjadi abnormal dan tumbuh tidak terkendali.

4. Faktor Risiko Kanker Payudara


Beberapa faktor diketahui bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Namun
demikian, seseorang dengan sejumlah faktor risiko belum tentu terserang kanker
payudara, sebaliknya seseorang tanpa faktor risiko dapat terkena kanker. Seseorang yang
pernah terserang kanker di satu payudara memiliki risiko tinggi terkena kanker pada
payudara yang lain.
Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara antara lain:

 Usia,Risiko kanker payudara akan meningkat seiring usia bertambah.


 Jenis kelamin,Wanita lebih rentan terserang kanker payudara dibanding pria.
 Paparan radiasi,Seseorang yang pernah menjalani radioterapi, rentan mengalami kanker
payudara.
 Obesitas,Berat badan yang berlebih meningkatkan risiko terserang kanker payudara.
 Belum pernah hamil,Wanita yang pernah hamil dan menyusui memiliki risiko kanker
payudara lebih kecil dibanding wanita yang belum pernah hamil dan menyusui.
 Melahirkan pada usia tua,Wanita yang baru memiliki anak di atas usia 30 tahun lebih
berisiko mengalami kanker payudara.
 Konsumsi alcohol,Studi terbaru menunjukkan, konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit
tetap meningkatkan risiko kanker payudara.
 Terapi pengganti hormone,Setelah menopause, wanita yang mendapat terapi pengganti
hormon dengan estrogen dan progesterone lebih berisiko terkena kanker payudara.
 Mulai menstruasi terlalu muda,Wanita yang mengalami menstruasi di bawah usia 12
tahun diketahui lebih berisiko mengalami kanker payudara.
 Telat menopause,Wanita yang belum mengalami menopause hingga usia 55 tahun juga
berisiko mengalami kanker payudara.
 Riwayat kanker payudara pada keluarga,Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 juga bisa
membuat kanker payudara diturunkan dari orang tua ke anaknya. Selain itu, seseorang
yang memiliki anggota keluarga dekat yang menderita kanker payudara, juga lebih
berisiko mengalaminya.

5. Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
- Fase inisiasi Sunting
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki
kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap
suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi
lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada
kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara,
diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis pada sel payudara
yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi transkripsi regulator
siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan
sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen,oleh karena
estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron
pada sel epitelial. Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel
luminal dan morfogenesis kelenjar.

- Fase promosi Sunting


Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

- Fase metastasis Sunting


Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker
payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma
hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression.[6] Metastasis
demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker
merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas
osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang
mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang
biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular
dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab
itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi
antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresi
VEGF.[6] VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi dengan sel
endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang
berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2,
akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.

6. Data lainnya, Globocan tahun 2018 menunjukkan kejadian penyakit kanker di


Indonesia sebanyak 136.2 per 100.000 penduduk. Angka ini menempatkan Indonesia
di urutan kedelapan dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara, dan peringkat ke-23 se-
Asia. Angka kejadian tertinggi pada laki-laki adalah kanker paru sebesar 19,4 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk. Disusul
kanker hati dengan kejadian sebesar 12,4 per 100.000 penduduk, dan rata-rata
kematian 7,6 per 100.000 penduduk.Sedangkan pada perempuan, kasus tertinggi
adalah kanker payudara sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata
kematian 17 per 100.000. Setelah itu kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000
penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
7. kasus

Seabrek Bantuan dari Pemkot Surabaya untuk Anik dan Keluarga


Deny Prastyo Utomo - detikNews
Rabu, 29 Jan 2020 19:26 WIB

Saat pihak Pemkot Surabaya menemui penderita kanker payudara (Deny Prastyo Utomo/detikcom)

Surabaya - 
Pemkot Surabaya telah memberikan bantuan intervensi (upaya untuk meningkatkan
kesehatan) kepada Anik Ismawati (37). Anik merupakan penderita kanker payudara stadiumIV.
Anik tinggal bersama empat anaknya di Jalan Sidotopo Wetan, Kelurahan Sidotopo, Kecamatan
Kenjeran. Bantuan itu diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk,
Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya Chandra Oratmangon.
Chandra mengatakan saat ini Pemkot sudah memberikan bantuan intervensi kepada Anik.
Bahkan, menurutnya, bantuan yang diberikan bukan hanya untuk Anik, tapi juga untuk
keempatanaknya.
"Intervensi yang diberikan adalah BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran), pendampingan dan
pengobatan (berobat jalan) dari Puskesmas Sidotopo Wetan, kursi roda, dan tempat tidur," kata
Chandra,Rabu(29/1/2020).
Ia menjelaskan Pemkot juga memberikan rumah susun (rusun) agar ibu dengan empat anak ini
mendapat tempat tinggal yang lebih layak. "Kami beri dua pilihan rusun. Di Siwalankerto, Jalan
Siwalankerto, dan Rusun Penjaringan, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Rungkut," ujar
Chandra.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan bantuan lain, seperti makanan, uang tunai, dan
pengurusan akta kelahiran untuk anak bungsu. Kemudian beasiswa pendidikan untuk anak kedua
yang tengah duduk dibangku SMP hingga Kejar Paket B untuk anak sulung Anik.
"Jadi nanti kami bantu urus semuanya koordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan,"
jelas Chandra.Chandra juga memastikan, setiap bulan Anik sekeluarga akan menerima tali asih
dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Tali asih tersebut dapat digunakan untuk keperluan
sehari-hari.
"Nanti setiap bulan akan ada tali asih khusus dari Ibu Risma," tegasnya.
Anak sulung Anik, Aji Galuh Ramadhan, tidak menyangka akan mendapat bantuan sebanyak ini
dari Pemkot Surabaya. Ia mengaku senang dan bersyukur sembari mengucapkan terima kasih
kepadaWaliKotaRismayangsudahmemberikanintervensi.
"Jujur, saya tidak menyangka. Tiba-tiba beberapa hari lalu banyak petugas Linmas datang ke
rumah.Sayabenar-benartidakmenyangka,"kataGaluh.
Sebenarnya Galuh ingin sekali bertemu dengan Wali Kota Risma untuk mengucapkan terima
kasih secara langsung. Terutama atas bantuan pengobatan untuk sang ibu dan sekolahadiknya.
"Saya berterima kasih kepada Ibu Risma yang sudah memberikan banyak sekali bantuan untuk
kami. Mulai kasur, kursi roda untuk ibu. Jujur, saya ingin sekali ketemu dengan Bu Risma.
Semoga terkabul," pungkas Galuh.

8. Program

1) Program Promotif dan Pencegahan

Penyebab utama kanker adalah penerapan gaya hidup yang tak sehat. Maka,
promotif dan pencegahan merupakan salah satu program penting sebagai upaya
pengendalian kanker."Kementerian Kesehatan telah memperkuat sosialisasi
pengendalian kanker di berbagai daerah. Pedoman pengendalian faktor risiko kanker
telah disusun untuk petugas kesehatan, kader, anak usia sekolah, dan masyarakat yang
berisiko tinggi," jelas Tjandra.Program promotif dan pencegahan dilaksanakan
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan lintas program, lintas sektor, organisasi
pemerintah, swasta, dan masyarakat.Konten program promotif dan pencegahan yang
telah dilaksanakan meliputi Kampanye Nasional Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), dan advokasi kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)."Upaya
pengendalian merokok, peningkatan aktivitas fisik, dan peningkatan konsumsi sayur
buah telah terintegrasi dalam program PHBS," jelas Tjandra.Selain kampanye PHBS,
program lainnya adalah advokasi kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). KTR
telah dilakukan Kementerian Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Setiap daerah
diharapkan mempunyai kebijakan KTR pada fasilitas pelayanan kesehatan, sekolah,
tempat bermain anak, dan tempat ibadah."Pada saat ini, sebanyak 43 Kabupaten/Kota
di 21 provinsi telah mempunyai peraturan penerapan KTR di daerah masing-masing,"
katanya.

2) Program Deteksi dan Tindak Lanjut Dini


Program deteksi dini dilaksanakan untuk beberapa kanker yang dapat dideteksi
secara dini, seperti kanker leher rahim, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker
orofaring, dan retinoblastoma.Beberapa jenis kanker yang telah diadakan program
deteksi dini oleh pemerintah adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Deteksi
dini dan skrining kanker leher rahim dilakukan dengan metode Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) dan jika ditemukan IVA positif, maka dilakukan krioterapi dengan
metode kunjungan tunggal.Pertimbangan menggunakan metode IVA didasarkan pada
efisiensi, efektivitas, dan fisibilitas dalam pelaksanaan skrining kanker leher rahim di
seluruh pelosok Tanah Air, yang umumnya belum terjangkau fasilitas pemeriksaan
patologi anatomi. Pada daerah perkotaan yang mempunyai atau dekat dengan fasilitas
pemeriksaan patologi anatomi, sebagian masyarakat melakukan deteksi dini kanker
leher rahim dengan pemeriksaan pap smear.Deteksi dini kanker payudara
menggunakan metode pemeriksaan klinis payudara oleh petugas terlatih/Clinical
Breast Examination (CBE) dan SADARI. Kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas,
praktik dokter, bidan swasta, dan rumah sakit. Provider kegiatan ini adalah dokter
umum dan bidan. Mammografi digunakan untuk pemeriksaan lanjutan kanker
payudara pada fasilaitas kesehatan lebih tinggi (rumah sakit)."Program deteksi dan
tindak lanjut dini kanker payudara dan kanker leher rahim telah dikembangkan oleh
Kementerian Kesehatan melalui kerja sama dengan berbagai profesi dan pihak
lainnya. Program deteksi dini kanker dapat dikembangkan berdasarkan prevalensi
kanker di masing-masing daerah dan ketersediaan sumber daya," lanjut
Tjandra.Program deteksi dini kanker telah dicanangkan oleh Ibu Negara Indonesia
sebagai program nasional pada 21 April 2008. Sampai 2011, program telah
dikembangkan di 310 Puskesmas pada 84 kabupaten/kota di 17 provinsi, yaitu
provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali, Kaimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimanatan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Lampung, dan Banten."Program deteksi dini kanker dapat dikembangkan berdasarkan
prevalensi kanker di masing-masing daerah dan ketersediaan sumber daya. Selain
deteksi dini, buku saku untuk masyarakat untuk dapat melakukan deteksi dini sendiri
pun dibagikan,” tutupnya.
Dapus

https://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara
https://www.alodokter.com/kanker-payudara/penyebab
https://lifestyle.okezone.com/read/2012/05/04/482/623937/inilah-program-pengendalian-
kanker-di-indonesia-i
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4878377/seabrek-bantuan-dari-pemkot-surabaya-
untuk-anik-dan-keluarga

Anda mungkin juga menyukai