Anda di halaman 1dari 9

Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

BAB I
ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien:
• Nama : Ibu A

• Usia : 29 tahun

• Jenis Kelamin : Wanita

• Alamat : Pasirampo

• Pekerjaan : Ibu rumah tangga

• Status : Menikah

• Agama : Islam

Anamnesis:

Jenis anamnesis : Autoanamnesis pada 22 Agustus 2017 di Puskesmas Kresek.

Keluhan utama : Diare sejak satu hari yang lalu

Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan diare sejak satu hari yag lalu,
frekuensinya lebih dari 10 kali sehari selain itu pasien juga mengeluhkan adanya muntah-
muntah sebanyak 5 kali sehari. Sebelum datang ke puskesmas (pukul 10.00 WIB), pasien
mengaku sudah 5 kali buang air besar. Mencret dan muntah-muntah telah dialami pasien
sejak 1 hari yang lalu. Konsistensi kotoran cenderung encer berair dengan ampas berwarna
kekuningan, tanpa darah maupun lendir. Cairan yang keluar saat buang air besar sekitar 1 ½
gelas aqua. Pasien muntah setelah makan dan minum, sehingga muntahan yang dikeluarkan
pasien berisikan makanan dan cairan. Muntahan yang dikeluarkan pasien tidak menentu
banyaknya, bergantung pada sudah atau belum makan atau minumnya pasien. Pasien tidak
mengeluh adanya kesusahan makan maupun minum. Karena seringnya pasien membuang air
besar dan mengalami muntah-muntah, pasien merasa sakit kepala dan lemas. Sakit kepala
Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

yang dirasakan adalah nyut-nyutan. Keluhan yang dirasakan pasien ini berlangsung
sepanjang hari. Pasien menyangkal mengalami demam ataupun keluhan lainnya. Pasien
tampak sehat, kulit tidak terlihat pucat, mata tidak cekung. Pasien mulai mengalami mencret
dan muntah setelah meminum es buah dan gorengan. Pasien belum pernah minum obat untuk
mengatasi ini semua. Pasien tidak ada keluhan mengenai buang air kecil.

Riwayat penyakit dahulu:

Ibu A pernah mengalami diare sebelumnya, tetapi belum pernah dengan keluhan
seperti yang dialaminya saat ini. Pasien mengaku tidak pernah dirawat dirumah sakit karena
penyakit tertentu dan menyangkal memiliki riwayat infeksi berat ataupun suatu penyakit
berat tertentu seperti apendisitis. Tindakan invasif seperti operasi pun belum pernah
dijalankan oleh pasien. Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap makanan, zat, ataupun
benda tertentu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, darah tinggi, asam urat,
kencing manis, maupun kolesterol.

Riwayat penyakit keluarga:

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa seperti yang dialami
pasien. Pasien menyangkal riwayat penyakit jantung termasuk darah tinggi, asam urat,
kencing manis, maupun kolesterol pada anggota keluarganya.

Riwayat sosial, ekonomi, dan lingkungan:

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya membersihkan


rumah dan mengantarkan serta menjemput anaknya ke sekolah. Pasien menyangkal sering
memakan makanan yang tidak higenis seperti jajanan pinggir jalan dan mengatakan bahwa ia
lebih sering memasak untuk keluarganya. Tidak ada orang-orang di sekitar lingkungan
rumahnya yang memiliki keluhan yang sama dengannya. Hal ini dikarena hanya pasien yang
mengkonsumsi es buah dan gorengan yang dijual di pinggiran jalan dan diduga oleh pasien
bahwa es yang digunakan berasal dari air yang tidak higenis dan minyak yang digunakan
untuk menggoreng tidak higenis. Pasien tidak merokok ataupun meminum alkohol. Di
keluarga pun tidak ada anggota yang merokok atau meminum minuman beralkohol.
Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

Ringkasan:

Ibu A, 29 tahun datang dengan keluhan buang air besar lebih dari 10 kali sehari serta
muntah-muntah sebanyak 5 kali sehari dialami pasien. Buang air besar dan muntah-muntah
telah dialami pasien sejak 1 hari. Pada saat buang air besar, diamati bahwa kotoran encer,
berair, dengan ampas berwarna kekuningan tanpa darah. Pasien muntah setelah makan dan
minum, sehingga muntahan yang dikeluarkan pasien berisikan makanan dan cairan. Pasien
mulai mengalami mencret dan muntah setelah meminum es buah dan memakan gorengan,
sehingga diduga penyebab dari buang air besar dan muntah-muntah yang dialami pasien
disebabkan oleh karena pasien mengkonsumsi es buah dan gorengan yang dijual di pinggiran
jalan, sehingga keadaan es tidak higenis. Hanya pasien yang mengkonsumsi es buah tersebut
dan gorengan. Pasien juga belum mengkonsumsi obat sama sekali.

Analisis dan pengkajian

Diagnosis : Gastroentitis et causa suspek infeksi bakteri

Diagnosis banding : GEA et causa virus


Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan
dengan frekuensi buang air besar yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada
umumnya, hal ini dapat terjadi karena konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
bakteri, virus, atau parasite. Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada
sebagian kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu. Tergantung dengan seberapa
parah penyakit yang di derita oleh orang tersebut dan kekuatan tubuh imunnya juga. Kalau
keadaan tubuh sedang tidak stabil, bisa saja dilanda diare 2.

Di Indonesia, diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalam


masyarakat. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2007, diare menduduki peringkat ke-13 sebagai penyebab kematian
semua umur dengan proporsi sebesar 3,5%. Sejak tahun 2000 sampai 2017 insidens diare
memang naik sangat pesat sampai sekarang ini 2. Berdasarkan kategori penyakit menular,
diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah Pneumonia dan TBC. Dari data
tersebut, golongan usia yang paling banyak mengalami diare adalah balita dengan prevalensi
sebesar 16,7%. Diare dapat berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat
kehilangan banyak cairan dari tubuh. Oleh sebab itu, diare tidak boleh dianggap enteng
walaupun kondisi ini umum terjadi. Khususnya untuk balita karena jumlah air di dalam tubuh
balita jauh lebih banyak dibangkan dengan dewasa 1.

Diare dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan rentang waktu berlangsungnya, yaitu diare
akut, persisten, dan kronik. Diare akut merupakan diare yang berlangsung kurang dari 14
hari, diare persisten dengan durasi 2-4 minggu dan diare kronik dengan durasi lebih dari 4
minggu 2.
Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya adalah infeksi usus.
Infeksi usus dapat terjadi ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor dan
terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebakan infeksi usus adalah bakteri, parasit,
dan virus seperti norovirus dan rotavirus 2. Selain itu, diare juga dapat timbul sebagai akibat
dari efek samping obat-obatan tertentu, faktor psikologi seperti gelisah, konsumsi minuman
beralkohol dan kopi yang berlebihan. Diare juga dapat timbul di karenakan masalah
kebersihan dalam masyarakat 1,2.
Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

Gejala diare pun bermacam-macam, mulai dari yang hanya merasakan sakit perut singkat
dengan tinja yang tidak terlalu encer hingga ada yang mengalami keram perut dengan tinja
yang sangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami
demam dan keram perut hebat. Beberapa gejala diare lainnya adalah hilang nafsu makan,
sakit kepala, mual, dan muntah. Diare biasanya pulih dalam waktu 2-4 hari. Diare yang parah
atau yang berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi tidak dapat dianggap ringan
karena dapat berakibat kepada kematian. Pada orang dewasa, gejala dehidrasi meliputi
hilangnya nafsu makan, mual, pusing, kelelahan atau kurang tenaga, serta pening ketika
berdiri. Selain itu jantung berdebar, keram otot, mata cekung, serta lidah kering dapat
mengindikasikan terjadinya dehidrasi 2,3.

Apabila diare yang dialami parah, maka diare dapat berujung kepada dehidrasi.
Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawa penderita,
terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap
dehidrasi jauh lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Maka dari itu, orang tua disarankan
untuk mewaspadai tanda-tanda dehidrasi pada anak. Penderita juga disarankan untuk
meminum banyak cairan selama diare masih berlangsung. Oralit dapat diminum untuk
menghindari dehidrasi, tetapi pemakaian perlu untuk dikonsultasikan terlebih dahulu kepada
dokter atau apoteker, terutama apabila pasien menderita penyakit tertentu seperti penyakit
jantung. Obat anti diare biasanya tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi mereka yang memiliki
aktivitas padat atau yang ingin berpergian jarak jauh. Salah satu obat antidiare yang efektif
dan cepat dalam menghentikan diare adalah loperamide. Meski demikian, loperamide tidak
boleh diberikan kepada anak-anak 1,2.
Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

Gejala diare pun bermacam-macam; merasakan sakit perut singkat dengan tinja yang
tidak terlalu encer hingga dan mengalami keram perut dengan tinja yang sangat encer. Pada
kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami demam dan keram perut
hebat. Beberapa gejala diare lainnya adalah hilang nafsu makan, sakit kepala, mual, dan
muntah. Diare biasanya pulih dalam waktu 2-4 hari. Diare yang parah atau yang
berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi tidak dapat dianggap ringan karena
dapat berakibat kepada kematian. Pada orang dewasa, gejala dehidrasi meliputi hilangnya
nafsu makan, mual, pusing, kelelahan atau kurang tenaga, serta pening ketika berdiri. Selain
itu jantung berdebar, keram otot, mata cekung, serta lidah kering dapat mengindikasikan
terjadinya dehidrasi 2.
Apabila diare yang dialami parah, maka diare dapat berujung kepada dehidrasi.
Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawa penderita,
terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap
dehidrasi jauh lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Maka dari itu, orang tua disarankan
untuk mewaspadai tanda-tanda dehidrasi pada anak. Penderita juga disarankan untuk minum
banyak cairan selama diare masih berlangsung. Oralit dapat diminum untuk menghindari
dehidrasi, tetapi pemakaian perlu untuk dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau
apoteker, terutama apabila pasien menderita penyakit tertentu seperti penyakit jantung. Obat
anti diare biasanya tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi mereka yang memiliki aktivitas
padat atau yang ingin berpergian jarak jauh. Salah satu obat antidiare yang efektif dan cepat
Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

dalam menghentikan diare adalah loperamide. Meski demikian, loperamide tidak boleh
diberikan kepada anak-anak. Hal yang paling penting adalah, minumlah air dengan takaran
yang tepat untuk sehari-harinya saat menjalankan aktifitas 1,2,3.
Dehidrasi yang sering terjadi pada pasien dengan diare dapat ditentukan derajatnya
sebagai berikut 2,3:
Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Pasien Ibu A mengeluhkan bahwa ia mengalami buang air besar berlebihan sebanyak
10 kali dalam sehari. Hal ini telah dialami ibu A sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan
bahwa konsistensi kotorannya encer, berair, berwarna kekuningan, tidak terdapat darah
ataupun lendir. Kotoran berwarna kekuningan merupakan ciri khas pada diare yang
disebabkan virus, bakteri, atau berhubungan dengan makanan, tetapi berdasarkan ciri tersebut
saja tidak cukup untuk mengetahui penyebab diare secara terperinci.

Selain buang air besar, pasien juga mengalami muntah-muntah sebanyak 5 kali sehari.
Banyaknya muntahan yang dikeluarkan bergantung pada adanya asupan makanan atau
minuman pada pasien. Muntah yang dikeluarkan biasanya dalam bentuk cairan yang masih
ada serpihan makanan. Muntah dapat disebabkan oleh lambung yang ikut meradang atau
karena gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau
200 mL/hari, terjadi lebih dari 3 kali dalam 1 hari. Berdasarkan durasi, diare dapat
dikelompokkan menjadi:

Diare Akut Diare Persisten Diare Kronik


< 2 minggu 2 – 4 minggu > 4 minggu

Sehingga untuk pasien Ibu A, dapat dikatakan bahwa diare yang dideritanya
merupakan diare akut dengan sebab yang diduga sebagai bakteri dikarenakan kotoran pada
penderita diare yang disebabkan oleh bakteri cenderung berwarna kekuningan. Serta
penyebab bahwa diare disebabkan oleh virus lebih besar dibandingkan dengan kejadian diare
dikarenakan bakteri ataupun parasit. Selain itu, pasien juga tidak mengalami dehidrasi. Hal
ini dapat dijelaskan berdasarkan tabel penggolongan derajat dehidrasi, bahwa pada pasien
tidak memiliki mata yang cekung, mulut yang kering, serta pasien juga tidak mengeluhkan
penurunan berat badan yang disebabkan oleh dehidrasi. Untuk diagnosis pasti, diperlukan
pemeriksaan kultur tinja. Berdasarkan hasil anamnesis, pada pasien ini dapat di diagnosis
GEA et causa virus.
Fransisca Soefanto Kasus 1 00000022514

Daftar pustaka:

1. Stefano Guandalini, MD. Diarrhea. http://emedicine.medscape.com/article/928598-


overview (accessed 22 August 2017).
2. Dennis L. Kasper, Stephen L. Hauser, J. Larry Jameson, Anthony S. Fauci, Dan L. Longo,
Joseph Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 19th Edition ed. New York: Mc
Graw Hill Education; 2015.
3. Eri Leksana. Strategi Terapi Cairan Pada Dehidrasi. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro; 2015. http://www.kalbemed.com/Portals/6/23_224Praktis-
Strategi%20Terapi%20Cairan%20pada%20Dehidrasi.pdf (accessed 22 August 2017).

Anda mungkin juga menyukai