Anda di halaman 1dari 4

RESENSI BUKU

Judul : Lembaga Keuangan Syariah

Penulis : Yadi Janwari, Dr.

Tahun : 2015

Penerbit : PT. REMAJA ROSDAKARYA, BANDUNG

Tebal buku : 16×24 cm, 168 halaman

ISBN : 978-979-692-611-4
Oleh : Siti Alawiyaturra’i

Jurusan Syariah Fakultas Muamalah

Institut Agama Islam Hamzanwadi Nw Lombok Timur

Email : alawiyamdqh@gmail.com

Buku ini membahas mengenai lembaga keuangan syariah yang disampaikan dalam 14
bab dengan fokus tema tiap bab yang merentang dari pengertian karakteristik, struktur,
hukum, implikasi, dan aspek-aspek teknis serta praktis dari setiap lembaga keuangan.
Adapun lembaga keuangan syariah yang tercakup dalam bahasan buku rini meliputi:
wadi’ah, murobahah, salam, istisna, sharf, mudharabah, musyarakah, ijarah, rahn, wakalah,
kafalah, hiwalah, qardh, ji’alah.

Saat ini lembaga keuangan berupa bank atau yang sejenisnya, dapat dikatakan sudah
tidak asing lagi bagi kita. Masyarakat sebagai nasabah telah banyak yang menginvestasikan
dananya di berbagai lembaga keuangan. Lalu bagaimana dengan umat islam yang ingin
menyimpan hartanya secara syar’i dan tidak menyimpang dari hukum Allah, dikarenakan
saat ini masyarakat banyak yang masih mempersoalkan prinsip bunga sebagai motifator
bagi nasabah sehingga muncul persoalan hukum di sana, terutama dalam perspektif hukum
islam.Hal itu disebabkan bunga dalam wacana hukum islam masih diidentikkan dengan
riba.

Dalam lembaga keuangan konvensional sendiri terutama bank, tabungan merupakan


salah satu instrumen yang sangat penting. Instrumen tabungan ini dijadikan sebagai salah
satu produk lembaga keuangan dalam upayanya menjaring dana dari masyarakat.
Penjaringan dana dari masyarakat merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh
lembaga keuangan dalam upaya memperbanyak modal yang kemudian akan diinvestasikan
lebih lanjut kepada nasabah berikutnya. Pada dasarnya tabungan tidaklah menjadi soal
yang dibicarakan secara signifikan, namun ketika pada instrumen tabungan ini
diikutsertakan prinsip bunga sebagai motivator terhadap nasabah, maka akan muncul
persoalan hukum, terutama dalam prinsip hukum islam.
Penulis memaparkan, dalam wacana fiqh dan ekonomi islam, sesungguhnya ada
sebuah akad mu’amalah yang memiliki kemiripan dengan tabungan, yaitu akad wadi’ah. Di
beberapa lembaga keuangan syariah, instrument wadi’ah ini dijadikan sebagai sesuatu yang
pada gilirannya, sebagai instrumen alternatif untuk menggantikan tabungan yang
dilengkapi dengan instrumen bunga di lembaga keuangan konvensional. Dalam lembaga
keuangan syariah telah diperkenalkan beberapa instrumen keuangan sebagai pengganti
bunga. Instrumen tersebut lebih mengedepankan pada prinsip bagi hasil (profit and loss
sharing) yaitu keuntungan yang diperoleh dan kerugian yang diderita ditanggung bersama-
sama oleh pihak yang melakukan transaksi. Maka kedua belah pihak yang melakukan
transaksi akan saling memperhatikan kemajuan dan kemunduran usaha yang dijalankan.

Keunggulan buku ini terdapat di bagian awal buku dimana penulis memaparkan
referensi dominan yang bersumber dari Al-quran dan Hadits yang menjelaskan tentang
keuangan syariah. Sebagai seorang muslim buku ini cukup compatible sebab di dalamnya
menjelaskan macam-macam lembaga keuangan syariah yang dapat menjadi pedoman untuk
berinvestasi secara syariah atau sesuai dengan Al-quran dan Hadits. Dengan membaca
buku ini juga pembaca akan dapat belajar memahami tentang keuangan syariah dan
perkembangannya di Indonesia serta menjadi alternatif dalam pecarian solusi dan inovasi
bagi pihak-pihak pemangku kepentingan.

Sayangnya penulis terlalu sering menggunakan kosa kata ilmiah yang sukar untuk
dimengerti dan dipahami oleh para pembaca yang awam. Dan mungkin juga yang akan
mempersulit dalam memahami buku ini adalah beberapa contoh studi kasus yang
disampaikan menggunakan perhitungan yang sedikit rumit, metode tersebut akan
menyebabkan pembaca kesulitan dalam mengerti apalagi bagi pembaca yang tidak
mempunyai latar belakang pendidikan di bidang akuntansi. Namun demikian, penulis
cukup cermat dalam mengarahkan pembaca untuk mengetahui insfrasruktur,
perkembangan, dan akselerasi keuangan syariah di Indonesia.

Secara umum hal yang dapat disimpulakan dari buku ini, bahwa jika bank syariah
ingin menduduki posisi yang sebanding dengan mekanisme bank konvensional, maka
masih banyak aspek yang perlu ditata dan dibenahi. Diantaranya kuantitas dan kualitas
keberadaan bank syariah, manajemen portopolio bank syariah. Portofolio pembiayaan bank
syariah sudah saatnya tidak lagi mengedepankan produk “jual-beli”, namun harus mulai
bergeser kepada produk syariah dan juga berkenaan dengan kesiapan tata kelola dan
manajemen kelembagaan, utamanya yang berkaitan dengan masalah fasilitas operasional
bank syariah.

Anda mungkin juga menyukai