AKUNTANSI SYARIAH
“EKONOMI ISLAM DAN PEMIKIRAN MENUJU AKUNTANSI SYARIAH”
KELOMPOK III :
1. Siti alawiyaturra’i
2. Risma wati
3. Nur hidayatussyifa
4. Sultan wahidy
5. Ramli
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN MUAMALAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NAHDLATUL WATHAN
LOMBOK TIMUR 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ EKONOMI ISLAM DAN
PEMIKIRAN MENUJU AKUNTANSI SYARIAH“. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah”AKUNTANSI SYARIAH”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini
khususnya kepada dosen kami dalam hal ini yang telah memberikan tugas petunjuk kepada
kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan…………………………………………………. …
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi sebagai salah satu ilmu yang pada zaman sekarang sering
diterapkan dalam mengelola aset keuangan,telah dikenal sejak zaman
dahulu,salah satu tokoh yang dianggap berperan penting dalam mengembangkan
ilmu ini adalah Luca Paciolli yang berkebangsaan Italia.
B. Rumusan Masalah
1. Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Akuntansi Syariah
2. Perkembangan Akuntansi Syariah di Dunia
3. Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia
4. Faktor Perkembangan Akuntansi Syariah di Negara Islam
C. Tujuan dan Manfaat
1. Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Akuntansi Syariah
2. Perkembangan Akuntansi Syariah di Dunia
3. Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia
4. Faktor Perkembangan Akuntansi Syariah di Negara Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Bila kita lihat lebih jauh, regulasi mengenai bentuk laporan keuangan
yang dikeluarkan AAOIFI misalnya, disamping mengeluarkan bentuk laporan
keuangan yang tidak berbeda dengan akuntansi konvensional (neraca, laporan
laba rugi dan laporan aliran kas) juga menetapkan beberapa laporan lain seperti
analisis laporan keuangan mengenai sumber dana untuk zakat dan
penggunaannya; analisis laporan keuangan mengenai earnings atau expenditures
yang dilarang berdasarkan syari’ah; laporan responsibilitas sosial bank syari’ah;
serta laporan pengembangan sumber daya manusia untuk bank syari’ah.
Ketentuan AAOIFI lebih diutamakan untuk kepentingan ekonomi, sedangkan
ketentuan syari’ah, sosial dan lingkungan merupakan ketentuan tambahan.
Dampak dari ketentuan AAOIFI yang longgar tersebut, membuka peluang
perbankan syari’ah mementingkan aspek ekonomi daripada aspek syari’ah, sosial
maupun lingkungan. Sinyal ini terbukti dari beberapa penelitian empiris seperti
dilakukan Sulaiman dan Latiff (2003), Hameed dan Yaya (2003b), Syafei, et al.
(2004).
Penelitian lain dilakukan Hameed dan Yaya (2003b) yang menguji secara
empiris praktik pelaporan keuangan perbankan syari’ah di Malaysia dan
Indonesia. Berdasarkan standar AAOIFI, perusahaan di samping membuat
laporan keuangan, juga diminta melakukan disclose analisis laporan keuangan
berkaitan sumber dana zakat dan penggunaannya, laporan responsibilitas sosial
dan lingkungan, serta laporan pengembangan sumber daya manusia. Tetapi hasil
temuan Hameed dan Yaya (2003b) menunjukkan bank-bank syari’ah di kedua
negara belum melaksanakan praktik akuntansi serta pelaporan yang sesuai
standar AAOIFI.
Aliran Akuntansi Syari’ah Idealis di sisi lain melihat akomodasi yang terlalu
“terbuka dan longgar” jelas-jelas tidak dapat diterima. Beberapa alasan yang
diajukan misalnya, landasan filosofis akuntansi konvensional merupakan
representasi pandangan dunia Barat yang kapitalistik, sekuler dan liberal serta
didominasi kepentingan laba (lihat misalnya Gambling dan Karim 1997;
Baydoun dan Willett 1994 dan 2000; Triyuwono 2000a dan 2006; Sulaiman
2001; Mulawarman 2006a). Landasan filosofis seperti itu jelas berpengaruh
terhadap konsep dasar teoritis sampai bentuk teknologinya, yaitu laporan
keuangan.
Konsep dasar teoritis akuntansi yang dekat dengan nilai dan tujuan syari’ah
menurut aliran idealis adalah Enterprise Theory (Harahap 1997; Triyuwono
2002b), karena menekankan akuntabilitas yang lebih luas. Meskipun, dari sudut
pandang syari’ah, seperti dijelaskan Triyuwono (2002b) konsep ini belum
mengakui adanya partisipasi lain yang secara tidak langsung memberikan
kontribusi ekonomi. Artinya, lanjut Triyuwono (2002b) konsep ini belum bisa
dijadikan justifikasi bahwa enterprise theory menjadi konsep dasar teoritis,
sebelum teori tersebut mengakui eksistensi dari indirect participants.
1. Pendirian kantor – kantor pemerintahan yang disebut dengan kata diwan sangat
berkaitan erat dengan perkembangan sistem administrasi dalam kantor tersebut.
Perkembangan sistem administrasi ini yang kemudian menjadi faktor
pendorong perkembangan akuntansi di negara Islam.
2. Spesialisasi kemampuan dan signifikansi karena adanya pembagian tugas dari
masing-masing tenaga kerja yang nantinya akan dapat melakukan tugas serta
fungsinya sesuai dengan kemampuan yang dia miliki. Begitu pula dengan
spesialisasi dalam bidang akuntansi, ketika seorang tenaga kerja telah
mendapatkan spesialisasi di bidang akuntansi sesuai dengan kemampuannya,
tentu itu akan menjadi faktor untuk perkembangan akuntansi semakin lebih
lagi.
3. Memilih dan memilah pegawai yang benar-benar memiliki kemampuan serta
kapasitas yang cocok dengan bidang kerja yang dia akan duduki. Seperti ketika
Muhammad SAW memilih pegawainya, beliau sangat memperhatikan dari
kemampuan pegawainya sehingga bidang pekerjaan yang ditekuni pun dapat
berjalan dengan maksimal. Begitu pula dalam bidang akuntansi, seorang yang
memiliki kemampuan dan kapasitas tinggi dalam bidang akuntansi tentu akan
sangat membantu perkembangan akuntansi semakin lebih lagi.
4. Rasa takut akan Allah, hal ini sangat mendasari dalam perkembangan
akuntansi, karena ketika kita takut akan Allah kita akan melakukan
pengawasan lebih terhadap sistem akuntansi yang berlangsung, hal ini untuk
menjaga validitas dan relibilitas dari informasi yang dihasilkan oleh proses
akuntansi dan tetap mengasilkan informasi yang benar untuk digunakan
berbagai pihak. Tentu saja pengawasan proses akuntansi yang baik akan sangat
mendorong perkembangan akuntansin untuk semakin lebih lagi.
C. Perkembangan Akuntansi Syariah di Dunia
Perkembangan bank Islam ini telah menarik minat bank – bank konvensional
untuk menawarkan produk syariah. Produk Islamic Windows yang ditawarkan dari
Malaysia, Islamic Transaction dari cabang bank Mesir dan Islamic services di cabang
bank perdagangan Arab Saudi.
Baru kemudian berdiri Islamic Development Bank pada tahun 1974 disponsori
oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, yang
menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara
anggotanya dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah Islam.
Pada tahun 2007, terdapat setidaknya 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara
bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya
merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat
Indonesia (Persero). Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan
Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah.
Sektor syariah yang sedang berkembang adalah transaksi investasi syariah dan
sektor keuangan non-bank Transaksi ini terus mengalami peningkatan, diantaranya :
Obligasi Syariah (Sukuk), Pasar Modal Syariah, Dana Pensiun Syariah, Pendanaan
Proyek Syariah, Real Estat Syariah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan atas apa yang telah dibahas pada bab sebelumnya,maka dapat kita
simpulkan bahwa ternyata selama ini,kebanyakan masyarakat tidak mengetahui
bahwa akuntansi itu telah terlebih dulu diterapkan oleh Bangsa
Arab.Perkembangan akuntansi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sumbangsih
dari Bangsa Arab itu sendiri.Seperti yang kita tahu bahwa tak sedikit,ilmuwan-
ilmuwan yang berasal dari Bangsa Arab,contohnya Ibnu Sina.Maka dari itu
muncullah sebuah konsep yang dinamakan konsep akuntansi syariah,yang pada
dasarnya didasarkan pada ketentuan dalam agama Islam.Seiring dengan
berjalannya waktu,akuntansi syariah ini tidak hanya diterapkan oleh Negara
dengan mayoritas Islam saja namun juga oleh Negara lain,karna akuntansi syariah
ini dinilai merupakan suatu konsep yang baik.
Akuntansi Syariah adalah menyangkut semua aspek kehidupan yang lebih luas
tidak hanya menyangkut praktek ekonomi dan bisnis sebagaimana dalam sistem
kapitalis. Akuntansi Syariah sebenarnya lebih luas dari hanya perhitungan angka,
informasi keuangan atau pertanggungjawaban. Dia menyangkut semua penegakan
hukum sehingga tidak ada pelanggaran hukum baik hukum sipil maupun hukum
yang berkaitan dengan ibadah.
http://nammattonuniversity.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-perkembangan-akuntansi-
syariah.html,diakses pada tanggal 19 Februari 2016.
http://putrimarchela.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-perkembangan-akuntansi-
syariah_28.html,diakses pada tanggal 19 Februari 2016
http://banksyariahcenter.blogspot.co.id/p/daftar-lengkap-bank-syariah-di-indonesia.html.
https://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/
http://nilampamularsih.blogspot.co.id/2011/09/akuntansi-syariah.html