Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S KEHAMILAN 36-37 MINGGU G5 P2 A2


DENGAN PREEKLAMSIA BERAT DI RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Dosen Pembimbing:
Ns. Ariani Fatmawati, S.Kep., Ners., Sp. Kep.Mat

Oleh
Dhea Nur Utami
102017010

Untuk memenuhi tugas Praktik Belajar Klinik II Keperawatan Maternitas


Program Studi Vokasi Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
BANDUNG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
1. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Nama : Ny. S
No medrec : Tidak terkaji
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kota Bandung
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Status perkawinan : Menikah
Golongan darah :O
Tanggal masuk RS : 30 Maret 2020
Tanggal pengkajian : 30 Maret 2020
Diagnose medis : Pre Eklamsi Berat
2) Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. J
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kota Bandung
Agama : Tidak terkaji
Suku bangsa : Tidak terkaji
Status perkawinan : Menikah
Golongan darah : Tidak terkaji
Hubungan dengan klien: Suami pasien
3) Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri kepala
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien masuk ke IGD RSHS pada tanggal 30 Maret 2020 pukul 02.00 WIB dengan
keluhan pandangan kabur dan tekanan darah tinggi. Di IGD tekanan darah pasien
180/110 mmHg, N 88x/menit, R 21 x/menit, S 36,5˚C. Pasien dipasang infus RL 500
cc. Pasien juga mendapatkan terapi nifedipine 3x1 tablet oral dan terapi MgSo4 40%,
4 gr dalam NaCl 0,9% 100 cc habis 30 menit dilanjutkan dengan 6 gram dlm RL 500
cc habis 6 jam. Dexamethashone 4x6 mg IV. Dipasang DC (urin keluar 200 cc).
Pasien juga dilakukan pengambilan darah dengan hasil (Hb 11,4 g/dl, Ht 34,1%,
leukosit 18.340 sel/UL, trombosit 289.000 sel/UL). Selama ini pasien menggunakan
KB suntuk 3 bulan setelah kelahiran anak ketiga. Hasil USG bayi kembar, BJJ Bayi I
146x/menit, bayi ke II 143x/menit, presentasi kepala bokong, usia kehamilan 30-31
minggu, plasenta bagus, cairan amnion cukup. Hasil pemeriksaan dalam belum ada
pembukaan. TFU 32 cm, PUKA, PUKI, belum masuk PAP, TBJ I 1870 gram, TBJ II
1900 gram. Pasien di bawa ke ruang nifas pada pukul 07.00 WIB.
Pada saat pengkajian tanggal 30 Maret 2020 pukul 10.00 WIB pasien mengatakan
nyeri kepala, pandangan kabur sudah tidak ada, saat mata di buka nyeri kepala
semakin dirasakan dan jika mata tertutup nyeri kepala berkurang, nyeri dirasakan
seperti ditimpa benda tumpul yang berat, skala nyeri 6 (1-10).
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan jika setiap hamil selalu mengalami tekanan darah tinggi dan turun
lagi setelah melahirkan bayi
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Di keluarga ibu dan adik pasien menderita hipertensi.
6. Riwayat gyneklogi dan obstetric
a. Riwayat gynekologi
 Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menstruasi terakhir 29 juni 2019. Menarche usia 13 tahun.
Tidak ada keluhan selama menstruasi. Siklus menstruasi 28 hari lama
menstruasi 5-6 hari.
Taksiran partus:
29 06 2019
+7−3+1
36 03 2020
36  1 bulan 6 hari = 6 April 2020
 Riwayat perkawinan
Tidak terkaji
 Riwayat keluarga berencana (KB)
Selama ini pasien menggunakan KB suntik 3 bulan.
b. Riwayat obstetric
 Riwayat kehamilan
No Tahun Umur Jenis Tempat/ Masalah Keadaan
J B
Partus Hamil Partus penolong anak
K B
Hamil Lahir Nifas Bayi
1. 2001 37 spontan Bidan L 3, - - - - Hidup
3
2. 2006 8 kegugu - - - - - - - Mati
ran
3. 2007 12 kegugu - - - - - - - Mati
ran
4. 2009 37 spontan Klinik P 3, - - - - Hidup
1
5. 2019 36

 Riwayat kehamilan sekarang


Pasien melakukan ANC rutin ke bidan dekat rumah, tidak mendapatkan
imunisasi TT, Kenaikan BB 12 kg, dan rutin mengkonsumsi tablet Fe.
Dilakukan USG pertama kali pada usia kehamilan 6 bulan dan dinyatakan
bayi kembar. Gerakan janin dirasakan pada usia kehamilan 19 minggu.
Pada usia kehamilan 8 bulan pasien mengalami tekanan darah tinggi
dengan protein urin +2. Sehingga pasien mengkonsumsi metildopa 2x200
mg oral.
30 032020
29 06 2019
109 0
1 hari 09 bulan
Hasil bulan di kali 4 1/3 = (9x4) (9x1/3)
= 36 minggu 3 hari
= 36 minggu + 3 hari + 1 hari
= 36 minggu 4 hari
= 36 minggu 4 hari atau 36-37 minggu
4) Pemeriksaan fisik
A. Pemeriksaan fisik ibu
1. Keadaan umum : Compos Mentis (CM)
Berat badan : Tidak terkaji
Tinggi badan : Tidak terkaji
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,3 ºC.
Respirasi rate : 21x/menit
2. System pernapasan
Pengembangan paru simetris, suara nafas vesikuler
3. System kardiovaskuler
Tidak terdapat peningkatan JPV, konjungtiva ananemis
4. System pencernaan
Bising usus 8x/menit,
5. System persyarafan
Kesadaran compos mentis GCS 15, Reflek patella positif
6. System endokrin
Tidak ada pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
7. System perkemihan
Kandung kemih kosong, pasien terpasang DC, urin 200 cc/4 jam.
8. System reproduksi
A) Mamae
Payudara simentris, tidak ada pembengkakan, payudara teraba hangat, tidak
ada nyeri tekan, putting menonjol dan kotor, areola tampak hitam
B) Fundus uteri
Tidak terkaji
C) Vulva/vagina
Vulva terlihat kotor, terdapat pengeluaran keputihan.
9. System musculoskeletal
Kekuatan otot 5 untuk ektremitas atas dan bawah,
10. System integument
A) Rambut
Rambut lengket dan lepek
B) Mulut
Bibir kering, terdapat bau mulut, gigi tampak kotor
C) Terdapat cloasma gravidarum. Tidak terdapat hiperpigmentasi pada daerah
leher, Tidak terdapat hiperpigmentasi di dada, dibagian perut terdapat linea
nigra, striae gravidarum, tidak terdapat luka, Kulit pasien lengket, berkeringat,
pasien mengatakan belum mandi. area penusukan infus tidak terdapat tanda-
tand flebitis.
Terdapat edema pada ektremitas bawah, pitting edema +2.
5) Pola aktivtas sehari-hari
No Aktivitas Sebelum hamil Saat hamil
.
1. Nutrisi Tidak terkaji -Pasien sudah
a. Makan makan nasi + lauk
 Frekuensi pauk dari RS 3 kali
 Jenis sehari dengan dua
 Makanan yang disukai kali snack.
 Makanan yang tidak
disukai -Terpasang infus
 Makanan pantangan/ RL drip MgSo4
alergi 40% 6 gr
 Nafsu makan 30gtt/menit tetesan
 Porsi makan lancar
b. Minum
 Jumlah
 Jenis
2. Eliminasi Tidak terkaji -Pasien terpasang
a. BAB DC, urin 200 cc/4
 Frekuensi jam.
 Warna
 Bau
 Konsistensi
 Keluhan
b. BAK
 Frekuensi
 Warna
 Bau
 Konsistensi
 Keluhan
3. Personal hygine Tidak terkaji -Kulit pasien
a. mandi lengket,
b. gosok gigi berkeringat, pasien
c. keramas mengatakan belum
d. pakaian mandi
e. kuku -Rambut lengket
f. vulva hygine dan lepek
-Bibir kering,
terdapat bau mulut,
gigi tampak kotor
-Vulva terlihat
kotor, terdapat
pengeluaran
keputihan.
-Putting menonjol
dan kotor, areola
tampak hitam

4. Istirahat tidur Tidak terkaji Tidak terkaji


a. waktu tidur
b. lama tidur/hari
c. kebiasaan pengantar tidur
d. kebiasaan tidur
e. kesulitan dalam hal tidur
5. Gaya hidup Tidak terkaji Tidak terkaji
a. kegiatan dalam pekerjaan
b. olahraga
c. kegiatan waktu luang
6. Ketergantungan fisik Tidak terkaji Tidak terkaji
a. merokok
b. minuman keras
c. obat-obatan
d. lain-lain

6) Aspek psikososial
a. Pola piker
Tidak terkaji
b. Persepsi diri
Tidak terkaji
c. Gaya komunikasi
Tidak terkaji
d. Konsep diri
Tidak terkaji
e. Pengetahuan
Tidak terkaji
f. Kebiasaan seksual
Tidak terkaji
7) Data spiritual
Tidak Terkaji
8) Data penunjang
a. Pemeriksaan LAB
Di IGD pada tanggal 30 Maret 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 11,4 13,5 ~ 17,5 g/dL
Hematokrit 34,1 40 ~ 52 %
Leukosit 18.340 4400 ~ 11300 /mm3
Trombosit 289.000 150.000-450.000 /mm3

b. Pemeriksaan USG
USG bayi kembar
c. Pemeriksaan Leopold
No Pemeriksaan Hasil pemeriksaan
.
1. Leopold I Presentasi kepala bokong
2. Leopold II Puka, Puki
3. Leopold III Belum masuk PAP, BJJ bayi I 145
x/menit, Bayi II 149 x/menit,
4. Leopold IV
9) Terapi
No Nama Obat Dosis Intake Waktu
Di IGD
1. nifedipine 3x1 tablet oral
2. MgSo4 40%, 4 gr dalam IV habis 30 menit
NaCl 0,9% 100
3. MgSo4 40%, 6 gram dlm IV habis 6 jam
RL 500 cc
4. Dexamethashone 4x6 mg IV
Di ruangan
1. Infus RL drip MgSo4 40% 6 gr IV 30 gtt/mnt
2. Analisa data
Data Etiologic Masalah
DS: Faktor resiko yang belum Perfusi Jaringan Tidak
Pasien mengatakan jika jelas (Primigravida, Gemeli, Efektif
setiap hamil selalu kehamilan usia <17,>35)
mengalami tekanan darah ↓
tinggi dan turun lagi setelah (SDKI, 2017)
Respon angiotensin II
melahirkan bayi

DO: Tekanan darah
Tekanan Darah 160/100 ↓
mmHg
Vasospame
Hb 11,4 g/dl
Ht 34,1% ↓
leukosit 18.340 sel/UL
Merangsang medulla
kehamilan usia >35 tahun
oblongata

Kerusakan Vaskular

Sistem saraf simpatis
meningkat

Vasokontriksi pembuluh
darah

Metabolisme turun

Perubahan hasil lab
(Hb,Ht,leukosit)

Perfusi Jaringan Tidak
Efektif
DS: Faktor resiko yang belum Resiko Cidera Pada Ibu
Data Etiologic Masalah
jelas (Primigravida, Gemeli,
DO: kehamilan usia <17,>35)
-Tekanan Darah 160/100 ↓
mmHg (SDKI, 2017)
Respon angiotensin II
-USG bayi kembar

-Hb 11,4 g/dl
-Ht 34,1% Tekanan darah
-leukosit 18.340 sel/UL ↓
-Usia ibu (>35 tahun)
Sistem neurologi

Vasokontriksi dan
vasopasme ateri

Perpindahan cairan dari
intra sel ke esktra sel

Edema serebral kepekaan
sistem saraf pusat

Perubahan hasil lab
(Hb,Ht,Leukosit)

Sakit kepala, Hiper refleksi,
kejang, mual, muntah

Resiko Cidera Pada Ibu
DO: Faktor resiko yang belum Resiko Cidera Pada Janin
- Tekanan Darah 160/100 jelas (Primigravida, Gemeli,
mmHg kehamilan usia <17,>35)
Hb 11,4 g/dl ↓
Ht 34,1%
Respon angiotensin II
leukosit 18.340 sel/UL

Usia ibu (>35 tahun) (SDKI, 2017)
Tekanan darah

Plasenta

perfusi plasenta

Data Etiologic Masalah
gg.fungsi plasenta

Perubahan hasil lab
(Hb,Ht,Leukosit)

Hipoksia, penurunan nutrisi

Kematian perinatal

Resiko Cidera Pada Janin
DS: Faktor resiko yang belum Nyeri Akut
-Pasien mengatakan nyeri jelas (Primigravida, Gemeli,
kepala, pandangan kabur kehamilan usia <17,>35)
sudah tidak ada, saat mata ↓
di buka nyeri kepala
Respon angiotensin II
semakin dirasakan dan jika (SDKI, 2017)

mata tertutup nyeri kepala
berkurang, nyeri dirasakan Tekanan darah
seperti ditimpa benda ↓
tumpul yang berat
Sistem neurologi
-Pada usia kehamilan 8

bulan pasien mengalami
tekanan darah tinggi Vasokontriksi dan
DO: vasopasme ateri
-Skala nyeri 6 (1-10). ↓
-TD 160/100 mmHg
Perpindahan cairan dari
intra sel ke esktra sel

Edema serebral kepekaan
sistem saraf pusat

Pelepasan mediator kimia
(bradikinin, histamin)

Merangsang reseptor nyeri

Dihantar kehipotalamus

Data Etiologic Masalah
Korteks serebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri Akut
DO: Faktor resiko yang belum Hipervolemia
-Terdapat edema pada jelas (Primigravida, Gemeli,
ektremitas bawah, pitting kehamilan usia <17,>35)
edema +2. ↓

-Proteinuria +2 Respon angiotensin II


(SDKI, 2017)

-Hb 11,4 g/dl
Tekanan darah
-Ht 34,1%

Spasme arteriolus ginjal

Aliran darah ke ginjal

GFR

Kerusakan glomelurus

Proteinuria

Koloid osmotik

Edema +2

Hipervolemia
DS: Perawatan dirumah sakit Defisit perawatan diri
Pasien mengatakan belum ↓
mandi
Tirah baring, Terpasang
DO:
-Kulit pasien lengket, infus, kateter
berkeringat, Rambut

lengket dan lepek (SDKI, 2017)
-Bibir kering, terdapat bau Aktifitas fisik terbatas
mulut, gigi tampak kotor

-Vulva terlihat kotor,
Data Etiologic Masalah
terdapat pengeluaran Defisit perawatan diri
keputihan.
-Putting menonjol dan
kotor, areola tampak hitam

Diagnosa Prioritas keperawatan


Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas (keluhan utama yang muncul pada saat
pengkajian):
1. Nyeri Akut b.d Preeklamsia berat
2. Perfusi jaringan tidak efektif b.d Preeklamsia berat
3. Resiko cidera pada ibu b.d Penurunan kadar hemoglobin
4. Resiko cidera pada janin b.d Preeklamsia berat
5. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
6. Defisit perawatan diri b.d aktifitas fisik terbatas
3. Perencanaan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Nyeri Akut b.d Setelah melakukan Manajemen Nyeri 1. Untuk mengetahui daerah
Preeklamsia berat tindakan keperawatan
Observasi nyeri serta bagaimana nyeri
selama 3x24 jam.
Diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, dirasakan, apakah hilang timbul/
menurun.
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas tidak.
Dengan kriteria hasil:
-keluhan nyeri berkurang nyeri tiap 8 jam sekali 2. Untuk mengetahui perubahan
-skala nyeri 1-2 (0-10)
2. Monitor TTV tiap 8 jam tanda-tanda vital pasien.
3. Monitor keberhasilan terapi 3. Untuk mengevaluasi hasil
komplementer yang sudah diberikan terapi komplementer yang
tiap pagi diberikan.
Terapeutik 4. Untuk mengurangi rasa nyeri
4. Berikan teknik nonfarmakologis tanpa obat
untuk mengurangi rasa nyeri seperti 5. Agar pasien mengetahui
tarik napas dalam 2x pertemuan penyebab serta pemicu rasa
Edukasi nyeri yang muncul pada pasien.
5. Jelaskan penyebab, periode dan 6. Untuk mnegurangi rasa nyeri
pemicu nyeri 1x pertemuan tanpa obat dengan menggunakan
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis teknik tarik napas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri tiap 8 jam 7. Untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan dokter pemberian
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
.
analgetik betahistine 3x6 mg per oral
dalam 24 jam
2. Perfusi jaringan tidak Setelah melakukan Perawatan sirkulasi 1. Untuk mengetahui faktor
efektif b.d Preeklamsia tindakan keperawatan
Observasi: pencetus/ risiko dari
berat selama 3x24 jam.
Diharapkan perfusi 1. Identifikasi faktor risiko gangguan gangguan sirkulasi
perifer meningkat.
sirkulasi (mis.hipertensi) 2. Untuk mengetahui perubahan
Dengan kriteria hasil:
-tekanan darah sistolik 2. Observasi TTV tiap 8 jam tanda-tanda vital pasien
100-120
Terapeutik: 3. Untuk mencegah terjadinya
-Tekanan darah diastolik
60-80 3. Lakukan pencegahan infeksi seperti infeksi karena tubuh pasien
cuci tangan 6 langkah rentan mengalami infeksi
Edukasi: 4. Untuk memantau tekanan
4. Anjurkan minum obat pengontrol darah pasien dengan tepat
tekanan darah secara teratur pemakaian obat secara teratur
5. Informasikan tanda dan gejala 5. Agar pasien mengetahui
darurat yang harus dilaporkan (mis. tanda dan gejala darurat
Rasa sakit yang tidak hilang saat apabila terjadi pada dirinya
istirahat,hilangnya rasa) 6. Untuk mneurunkan tekanan
Kolaborasi: darah tinggi pasien
6. Kolaborasikan dengan dokter
pemberian obat nipedifin 3x1 mg/PO
3. Resiko cidera pada ibu Setelah melakukan Perawatan kehamilan resiko tinggi 1. Untuk mengetahui faktor
b.d Penurunan kadar tindakan keperawatan
Observasi: pencetus resiko cidera pada
hemoglobin selama 3x24 jam.
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
.
Diharapkan tingkat 1. Identifikasi faktor resiko kehamilan pasien
cidera menurun.
(mis, hipertensi) 2. Untuk mengetahui riwayat
Dengan kriteria hasil:
-Hb dalam rentang 2. Identifikasi riwayat obstetris (mis, kehamilan yang berhubungan
normal preeklamsia) dengan kehamilan pasien saat
-Ht dalam rentang 3. Monitor status fisik dan psikososial ini
normal selama kehamilan 3. Untuk mengetahui perubahan
-Leukosit dalam rentang Terapeutik: fisik dan psikologis pasien
normal
4. Diskusikan ketidaknyamanan selama agar tidak terjadi cidera
-Tidak terjadi kejang
hamil 4. Untuk mengetahui hal apa
Edukasi: saja yang pasien alami
5. Ajarkan mengenali tanda bahaya selama kehamilan
(mis, pendarahan vagina merah 5. Agar pasien mengetahui
terang, perubahan cairan ketuban, tanda dan gejala bahaya
penurunan gerakan janin, kontraksi kehamilan apabila terjadi
sebelum 37 minggu, sakit kepala, pada dirinya
gangguan penglihatan, nyeri 6. Untuk mencegah terjadinya
epigastrik, dan penambahan berat kejang pada pasien karena
badan yang cepat dengan edema peningkatan tekanan darah
wajah) 7. Agar selalu sigap dalam
Kolaborasi: menangani masalah pasien
6. Kolaborasi pemberian obat Infus RL jika terjadi kegawatdaruratan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
.
drip MgSo4 40% 6 gr, 30 gtt/mnt
7. Kolaborasi dengan spesialis jika
ditemukan tanda dan bahaya
kehamilan
4. Resiko cidera pada janin Setelah melakukan Pemantauan denyut jantung janin 1. Untuk mengetahui riwayat
b.d Preeklamsia berat tindakan keperawatan
Observasi: kehamilan yang berhubungan
selama 3x24 jam.
Diharapkan tingkat 1. Identifikasi riwayat obstetrik dengan kehamilan pasien saat
cidera menurun.
2. periksa denyut jantung janin selama ini
Dengan kriteria hasil:
-Tidak terjadi kematian 1 menit 2. Agar mengetahui normal
janin
3. monitor denyut jantung janin tiap 4 tidaknya DJJ janin
-kontraksi janin teratur
jam 3. Agar mengetahui jika ada
Terapeutik: perubahan pada DJJ janin
4. lakukan manuver leopold untuk 4. Untuk mengetahui posisi
menentukan posisi janin janin
Edukasi: 5. Agar pasien tidak
5. jelaskan tujuan dan prosedur kebingungan dengan
pemantauan prosedur dan tindakan yang
Kolaborasi: akan dilakukan
6. Kolaborasi dengan tim medis jika 6. Agar dapat ditangani secara
ditemukan gawat janin tepat dan tepat
5. Hipervolemia b.d Setelah melakukan Manajemen Hipervolemia 1. Agar mengetahui faktor dari
gangguan mekanisme tindakan keperawatan
Observasi: hipervolemia
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
.
regulasi selama 3x24 jam. 1. Identifikasi penyebab hipervolemia 2. Untuk mengetahui
Diharapkan
2. Monitor status hemodinamik (mis, perubahan-perubahan status
keseimbangan cairan
meningkat. frekuensi jantung, tekanan darah) hemodinamik pasien
Dengan kriteria hasil:
3. Monitor intake dan output 3. Untuk mengetahui
-asupan cairan seimbang
-output urin seimbang 4. Monitor efek samping diuretik (mis, keseimbangan cairan pasien
-membran mukosa
hipotensi ortostatik, hipovolemia, 4. Untuk mengetahui jika
lembab
-edema berkurang hipokalemia,hiponatremia) terjadinya efek samping
Terapeutik: pemberian obat
5. Timbang berat badan setiap hari 5. Untuk mengukur apakah ada
pada waktu yang sama (jika penurunan ataupun
memungkinkan) penambahan berat badan
6. Batasi asupan cairan dan garam yang signifikan
Edukasi: 6. Agar edema berkurang
7. Ajarkan cara mengukur dan 7. Agar pasien juga mengetahui
mencatat asupan dan haluaran cairan intake dan output normal
Kolaborasi: 8. Untuk menurunkan/
8. Kolaborasi pemberian diuretik mengurangi edema
6. Defisit perawatan diri b.d Setelah melakukan Dukungan perawatan diri 1. Untuk mengetahui kebutuhan
aktifitas fisik terbatas tindakan keperawatan
Observasi: yang diperlukan pasien
selama 3x24 jam.
Diharapkan perawatan 1. Identifikasi kebutuhan alat bantu 2. Membina hubungan saling
diri meningkat.
kebersihan diri, berpakaian, berhias, percaya dengan pasien
Dengan kriteria hasil:
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
.
-melakukan personal dan makan 3. Agar mempermudah pasien
hygine secara mandiri
Terapeutik: dalam melakukan perawatan
2. Sediakan lingkungan terapeutik diri
(mis, privasi pasien) 4. Agar pasien mengetahui
3. Fasilitasi kemandrian, bantu jika pentingnya perawatan diri
tidak mampu melakukan perawatan
diri
Edukasi:
4. Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan

Anda mungkin juga menyukai