Anda di halaman 1dari 8

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No.

2
Desember 2018
https://doi.org/10.30644/rik.v7i2.168

Perbandingan validitas skala ukur nyeri VAS dan NRS terhadap penilaian
nyeri di IGD RSUD Raden Mattaher Jambi

Diah Merdekawati1, Dasuki2, Heny Melany3


1.2.3
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Harapan Ibu, Jambi, Indonesia
Email Korespondensi: zelvyeliva@gmail.com

Abstrak
Latar belakang : Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri
merupakan salah satu sebab utama mengapa seseorang mengunjungi IGD. Pelayanan
gawat darurat dikatakan terlambat apabila pelayanan terhadap pasien gawat dan atau
darurat dilayani oleh petugas IGD rumah sakit > 15 menit, maka diperlukan kecepatan dan
ketepatan dalam melakukan pengkajian nyeri di IGD. Terdapat berbagai jenis alat untuk
mengukur intensitas nyeri di IGD Rumah Sakit diantaranya yang paling sering digunakan
yaitu VAS (Visual Analog Scale) dan NRS (Numeric Ratng Scale). Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui validitas skala ukur nyeri yang digunakan di IGD RSUD Raden Mattaer
Jambi.
Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantittif dengan desain penelitian studi perbandingan.
Pengambilan samel dengan accidental sampling. Pengumpulan data dilaksanakan di IGD
tanggal 03 Juni sampai 16 Juni 2017 kemudian didapat sebanyak 76 responden dengan
keluhan nyeri, uji yang digunakan yaitu uji kappa untuk melihat perbedaan skala ukur nyeri
VAS dan NRS, kemudian uji sensitivitas, spesifitas dan akurasi untuk melihat skala ukur
nyeri yang lebih baik digunakan .
Hasil : Analisis univariat nyeri responden dengan menggunakan skala VAS banyak yang
nyeri sedang 41 orang, NRS lebih banyak yang nyeri berat yaitu 37 orang. Analisis bivariat
menggunakan uji kappa dengan p-value (0,00) < α (0,05), sensitivitas VAS (85,4%), NRS
(93%), spesifitas VAS (45,9%), NRS (31,7%), akurasi VAS (50%), NRS (50%)
Kesimpulan : NRS lebih baik digunakan sebagai alat ukur untuk menilai nyeri dikarenakan
nilai sensitivnya lebih besar dari skala ukur nyeri VAS. Perawat sebaiknya menggunakan
skala ukur NRS.
Kata kunci : NRS, VAS, Nyeri
Abstract

Background : A Pain is unpleseant of sensory experience and emotional as aresult from


the tissues damage who actuall and potencial. The pain of the main cause why peoples
visited the emergency room. The service from emergency room is said to be late when that
service againt the patients or emergency served by the emergency nurse of the hospital
less than 15 minutes. There are various types of tools used for measure the intensity of
pain emergency room at hospital among the most frequently used is VAS and NRS. The
aim of this study to identify validity of pain scale that used in Emergency Room.
Method : The kinds of the research is quantitative with the researching design of
comporative study the interprestation of sample with accidental sampling. The collecting of
data is implemented in emergency room from 06 of june 2017 then obtained as much as
76 respondents with a complaint pain, the test used is with kappa test for seeing the
different of the pain scale who better for using that
Results: Analysis univariant of pain respondent used with VAS scale and the number of
people with medium pain is 41 peoples. NRS with the number of peoples with serious pain
is 37 peoples, analysis bivariat with kappa test pervalue (0,000) < α (0,05), VAS sensitivity
(85,4%), NRS (93%), VAS spesifity (45,9%), NRS (31,7%), VAS accuracy (50%), NRS
(50%)
Conclusion : NRS is better used for a measure to assess the pain because that sensitive
value is bigger than the pain scale progression with VAS.
Keywords : NRS, VAS, Pain

114
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018

PENDAHULUAN yang terlibat akan memahami


Nyeri sangat tidak keluhan nyeri pasien5.
menyenangkan dan merupakan Pengkajian nyeri pada pasien
sensasi yang sangat personal yang yang sadar dan terorientasi akan
tidak dapat dibagi dengan orang lain. diminta untuk menilai nyeri yang
Nyeri dapat memenuhi pikiran mereka alami dengan menggunakan
seseorang, mengarahkan semua instrumen pengkajian nyeri yang
aktivitas, dan mengubah kehidupan efektif4.
seseorang. Namun nyeri adalah Definisi yang lebih global
konsep yang sulit untuk dikemukakan oleh McCaffery,
dikomunikasikan oleh seorang klien. mengartikan nyeri sebagai “apa saja
Seorang perawat tidak dapat merasa yang dikatakan oleh orang yang
ataupun melihat nyeri yang dialami mengalaminya, dan terjadi kapan
klien1. saja ketika orang tersebut
Rasa nyeri merupakan suatu mengatakan bahwa perasaan itu
hal yang bersifat kompleks, benar-benar dirasakannya. Nyeri
mencakup pengaruh fisiologis, merupakan salah satu sebab utama
sosial, spiritual, psikologis dan mengapa seseorang mengunjungi
budaya. Oleh karna itu, pengalaman IGD. Nyeri yang tidak mereda akan
nyeri masing-masing individu adalah mempengaruhi kualitas kehidupan
berbeda. Mengingat semua faktor dan segala dimensinya5.
mempengaruhi klien yang mengalami IGD yang merupakan gerbang
nyeri2. utama jalan masuknya penderita
Diperkirakan terdapat 50 juta gawat darurat. Pelayanan gawat
penduduk Amerika yang hidup darurat dikatakan terlambat apabila
dengan nyeri kronis, low back pain, pelayanan terhadap pasien gawat
dan sebanyak 25 juta penduduk dan atau darurat dilayani oleh
lainnya yang mengalami nyeri akut petugas IGD rumah sakit > 15 menit.
yang berhubungan dengan Maka dibutuhkan ketepatan dan
pembedahan atau trauma (American kecepatan perawat dalam melakukan
Academy of Pain Managemen, penilaian pengkajian pada pasien6.
2009). Meskipun nyeri terjadi akibat Pengkajian nyeri meliputi
penurunan kondisi kesehatan dalam berbagai aspek salah satu nya yaitu
pola kesehatan perseptual kognitif intensitas nyeri, yang merupakan
efeknya kemungkinan menyebabkan gambaran tentang seberapa parah
disfungsi pada seluruh pola nyeri yang dirasakan oleh individu.
kesehatan fungsional, baik nyeri Pengukuran intensitas nyeri sangat
akut, kronis, berat, maupun ringan subjektif dan individual, dan
hingga sedang3. kemungkinan nyeri dalam intensitas
Menurut standar pelaksanaan yang sama dirasakan sangat
nyeri Joint Commission on berbeda oleh dua orang yang
Accreditation of Health Organization berbeda. Pengukuran subjektif nyeri
(JCAHO) nyeri memerlukan dapat dilkukan dengan
pengkajian awal yang sistematis dan menggunakan berbagai alat
pengkajian kembali yang pengukur nyeri seperti Skala Visual
berkelanjutan untuk semua pasien4. Analog (VAS), Skala Nyeri Numerik
Kualitas dan kegunaan setiap alat (NRS), Skala Nyeri Deskriptif dan
pengkajian akan bergantung pada Skala Nyeri Wong Bakers7.
kemampuan orang yang menkaji dan Berdasarkan survei awal yang
pengkajian nyeri harus berkelanjutan peneliti lakukan pada tanggal 30
dilakukan secara individu dan dicatat Desember 2016, diketahui hasil
sehingga semuan petugas kesehatan wawancara dan observasi peneliti
dengan 5 orang perawat pelaksana

115
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018

yang melakukan pengkajian nyeri Mattaher Jambi pada tanggal 03 Juni


terhadap pasien dengan keluhan s/d 16 Juni 2017. Populasi adalah
nyeri yang baru masuk ke IGD keseluruhan objek penelitian atau
diperoleh data bahwa perawat objek yang diteliti8. Sampel dalam
pelaksana tampak melakukan penelitian ini sebanyak 76
pengkajian nyeri dengan responden. Sampel diambil dengan
menggunakan alat ukur nyeri yang cara Accidental Sampling. Teknik
berbeda-beda, diantaranya 2 Pengumpulan Dataterbagi menjadi
perawat pelaksana menggunakan data primer dan data sekunder. Data
skala ukur nyeri NRS (Numeric Pain primer yaitu data yang berasal dari
Rating Scale), 2 perawat pelaksana pengamatan langsung di tempat
menggunakana skala ukur VAS penelitian. Data primer adalah data
(Visual Analog Scale), dan 1 orang yang diperoleh saat penelitian, yaitu
perawat pelaksana menggunakan hasil penilaian skala nyeri pasien
skala ukur FPRS (Wong Baker Pain pada pasien dengan keluhan nyeri.
Rating Scale). Data sekunder yaitu data yang
Saat dilakukan wawancara dikumpulkan melalui laporan dan
perawat-perawat pelaksana tersebut, register di RSUD Raden Mattaher
menjelaskan bahwa lebih sering Jambi, yakni mengenai data pasien
menggunakan alat ukur VAS dan yang datang tanpa rujukan di Ruang
NRS kepada responden dengan rekamedik IGD RSUD Raden
keadaan sadar, namun belum dapat Mattaher Jambi Tahun 2015-2016.
menjelaskan apakah ada perbedaan Analisis ini bertujuan untuk
antara kedua instrumen nyeri melihat gambaran distribusi frekuensi
tersebut. Maka dari itu peneliti tertarik dari masing-masing variabel yang
untuk melakukan penelitian dengan diteliti meliputi skala ukur nyeri VAS
cara melihat skala ukur nyeri mana dan NRS. Analisa bivariat digunakan
yang lebih baik antara VAS dan NRS untuk mengetahui perbandingan
terhadap penilaian nyeri di IGD antar variabel penelitian, uji hipotesis
RSUD Raden Mattaher Jambi. dengan uji statistik yang digunakan
yaitu uji kappa dengan tingkat
METODE kepercayaan 95% atau alpha 5%.
Penelitian ini merupakan Hasil penelitian menunjukkan p-
penelitian kuantitatif dengan value< 0,05 berarti secara statistik
menggunakan desain Studi terdapat perbedaan yang bermakna
Perbandingan.Penelitian ini antara skala ukur VAS dan
dimaksudkan untuk melihat ada NRS.Kemudian untuk melihat skala
tidaknya perbedaan skala ukur nyeri ukur nyeri mana yang lebih baik maka
VAS dan NRS dan melihat alat ukur digunakan uji sensitivitas, spesifitas,
nyeri mana yang lebih baik dan akurasi dengan persentase,
digunakan di IGD. semakin tinggi nilai persentase maka
Penelitian ini telah dilakukan di semakin baik skala ukur tersebut.
Rumah Sakit Umum Daerah Raden

HASIL
a. Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden (n=76)

No JenisKelamin Jumlah (org) Persentase (%)


1 Laki-laki 40 52,6
2 Perempuan 36 47,4
Jumlah 76 100

116
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden (n=76)


No Umur Jumlah (org) Persentase (%)
1 Masa remaja Akhir 17 22,4
2 Masa dewasa Awal 13 17,1
3 Masa dewasa Akhir 15 19,7
4 Masa Lansia Awal 9 11,8
5 Masa Lansia Akhir 22 28,9
Jumlah 76 100
b. Gambaran Skala Ukur VAS dan NRS
Tabel 3. Skala Ukur Nyeri VAS dan NRSdi IGD RSUD Raden Mattaher Jambi (n=76)

No Tingkat Nyeri VAS NRS


1 Ringan 29 3
2 Sedang 41 31
3 Berat 6 37
4 Tak Tertahankan 0 5
Jumlah 76 76

c. Perbedaan Skala VAS dan NRS

Tabel 4. Perbedaan Skala Ukur Nyeri VAS dan NRS Terhadap penilaian Nyeri di IGD
RSUD Raden Mattaher Jambi (n=76)

Skala NRS Sig.n K


Tingkat Tak
0,21
Ringan Sedang Berat Tertahan 0,000
Nyeri 4
kan
VAS
Ringan 3 26 0 0
Sedang 0 5 36 0
Berat 0 0 1 5
Jumlah 3 31 37 5

d. Sensitivitas, Spesifitas dan Akurasi Skala VAS dan NRS

Tabel 5. Sensitivitas, Spesifitas dan Akurasi Skala Ukur Nyeri VAS dan NRS Terhadap
Penilaian Nyeri di IGD RSUD Raden Mattaher Jambi (n=76)

Instrumen Sensitifitas Spesifitas Akurasi

VAS 85,4% 45,9% 50%


NRS 93,3% 31,7% 50%

Pembahasan
a. Analisis Univariat responden dengan menggunakan
Pada tabel 3 dapat dilihat distribusi skala ukur nyeri NRS lebih banyak
frekuensi nyeri pasien menggunakan yang nyeri berat yaitu 37 responden,
skala ukur nyeri VAS dan skala ukur terdapat perbedaan hasil pengukuran
nyeri NRS, gambaran distribusi dengan responden yang sama.
frekuensi skala ukur nyeri VAS dan Hal tersebut dikarenakan interpretasi
skala ukur nyeri NRS menunjukkan hasil pengukuran VAS yang berbeda
bahwa penilaian nyeri responden dengan NRS. VAS (Visual Analog
dengan menggunakan skala ukur nyeri Scale) adalah suatu garis lurus atau
VAS lebih banyak yang nyeri sedang horizontal sepanjang 10 cm, yang
yaitu 41 responden dan penilaian nyeri mewakili intensitas nyeri yang terus

117
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018

menerus dan pendeskripsi verbal pada NRS. Dari 6 responden yang berada di
setiap ujungnya. Pasien diminta untuk tingkat nyeri berat diukur dengan skala
menunjukkan titik pada garis yang VAS sebanyak 1 responden berada
menunjukkan letak nyeri terjadi di ditingkat nyeri berat dan 5 responden
sepanjang rentang tersebut. Ujung kiri lainnya berada ditingkat nyeri tak
biasanya menandakan “berat” atau tertahankan yang diukur dengan skala
“nyeri paling buruk”10. NRS.
Sedangkan skala pengukuran numerik Untuk mengetahui perbedaan skala
(NRS),lebih digunakan sebagai ukur nyeri VAS dan NRS terhadap
pengganti alat pendeskripsi kata. penilaian nyeri di IGD RSUD Raden
Dalam hal ini, klien menilai nyeri Mattaher Jambi digunakan uji Kappa
dengan menggunakan skala 0-10. maka diperoleh p-value (0,00) < α
Skala paling efektif digunakan saat (0,05) maka terdapat perbedaan
mengkaji intensitas nyeri sebelum dan antara skala ukur nyeri VAS dan NRS.
setelah intervensi teraupetik11. Ada perbedaan dikarenakan cara
Penelitian yang dilakukan Hawker, et interpretasi hasil ukur VAS dan NRS
al (2011) tentang “Measures of Adult berbeda, masing-masing skala VAS
Pain”. Skala VAS merupakan metode dan NRS pun memiliki kelebihan dan
pengukuran skala linier yang kekurangan. Skala VAS terdapat
menggambarkan secara visual gradasi kelebihan diantaranya penggunaan
tingkat nyeri yang mungkin dialami skala VAS sangat mudah dan
seseorang pasien, menilai nyeri sederhana, dapat digunakan pada
dengan skala kontinu terdiri dari garis pasien anak-anak diatas 8 tahun.
horizontal, pengukuran dilakukan Kekurangannya yaitu untuk periode
dengan menganjurkan pasien untuk pasca bedah VAS tidak banyak
memberikan tanda pada garis lurus bermanfaat digunakan karena VAS
yang telah disediakan dan memerlukan koordinasi visual dan
memberikan tanda titik dimana skala motorik serta kemampuan
nyeri pasien dirasakan. Kemudian konsentrasi14.
diinterpretasikan dengan penggaris. Menurut AMA (American Medical
NRS merupakan alat ukur nyeri yang Association) 2010, NRS biasanya
unidimensional yang berbentuk dijelaskan kepada pasien secara
horizontal dari 1 – 10 menunjukkan verbal, namun dapat disajikan secara
nyeri berat. Pengukuran nyeri visual, namun dapat disajikan secara
dilanjutkan dengan menganjurkan visual. NRS dapat di sajikan dalam
pasien menyebutkan angka dimana horizontal maupun vertikal. Alat ini
skala nyeri dirasakan, selanjutnya di telah menunjukan sensitifitas terhadap
interpretasikan langsung. pengobatan dalam intentitas nyeri dan
b. Analisa Bivariat berguna untuk membedakan intensitas
1) Perbedaan VAS dan NRS nyeri. Penilaian nyeri terhadap pasien
Pada tabel 4 diperoleh gambaran dari dengan gangguan kognitif ringan dan
29 responden yang berada di tingkat pada lansia mungkin lebih baik
nyeri ringan diukur dengan skala VAS menggunakan NRS yang mencakup
sebanyak 3 responden berada angka lebih besar dan kata isyarat.
ditingkat ringan dan 26 responden
lainnya berada ditingkat nyeri sedang 2) Sensitivitas, Spesifitas dan
yang diukur dengan skala NRS. Dari Akurasi Skala VAS dan NRS
41 responden yang berada di tingkat Pada tabel 5 dapat dilihat Distribusi
nyeri sedang diukur dengan skala VAS frekuensi sensitivitas, spesifitas, dan
sebanyak 5 responden berada akurasi skala ukur nyeri VAS dan skala
ditingkat nyeri sedang dan 36 ukur nyeri NRS, Berdasarkan hasil uji
responden lainnya berada ditingkat sensitifitas menunjukan bahwa nilai
nyeri berat yang diukur dengan skala sensitivitas skala ukur nyeri NRS 93%

118
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018

yang berarti kemampuan penilaian Alat uji diagnostik dengan tingkat


nyeri memberikan hasil positif bagi sensitivitas yang tinggi dibutuhkan
mereka yang menderita nyeri sebesar untuk mendeteksi suatu penyakit.
93%. Nilai spesifitas skala ukur nyeri Spesifitas yang tinggi lebih dibutuhkan
NRS 31,7% yang berarti kemampuan untuk memperkuat dugaan adanya
penilaian skala ukur nyeri NRS pada suatu penyakit, bukan untuk
klien dengan keluhan nyeri mendeteksi adanya suatu penyakit,
memberikan hasil negatif pada mereka hasil penelitian menunjukkan nilai
yang menderita yang tidak menderita sensitivitas yang tinggi meskipun
nyeri sebesar 31,7%. spesifitasnya lebih rendah, hal ini
Nilai akurasi skala ukur nyeri NRS berarti skala ukur nyeri NRS dapat
sebesar 50%, yang berarti digunakan untuk menilai nyeri.
kemampuan skala ukur nyeri NRS Hasil penelitian ini sejalan dengan
untuk menilai secara benar seluruh Tatkare (2016), melakukan penelitian
objek yang dinilai sebesar 50%. Pada tentang “Studi perbandingan antara
hasil uji sensitifitas menunjukan bahwa berbagai penilaian tingkat rasa sakit
nilai sensitivitas skala ukur nyeri VAS sebagai pilihan respons pada pasien
85,4% yang berarti kemampuan dengan neuropati diabetik” dengan
penilaian nyeri memberikan hasil hasil analisa statistik menunjukkan
positif bagi mereka yang menderita bahwa skala NRS, VAS, LS memiliki
nyeri sebesar 85,4%. perbedaan yang sama namun dan
Nilai spesifitas skala ukur nyeri VAS NRS lebih sensitif.
45,9% yang berarti kemampuan Hasil penelitian sejalan dengan
penilaian skala ukur nyeri VAS pada Brunelli, (2010) yang melakukan
klien dengan keluhan nyeri penelitian antara skala NRS dan VRS
memberikan hasil negatif pada mereka dengan judul “Perbandingan antara
yang menderita yang tidak menderita skala NRS dan VRS untuk mengukur
nyeri sebesar 45,9%, nilai akurasi kekambuhan rasa nyeri pada pasien
skala ukur nyeri VAS sebesar 50%, dengan kanker kronis” berdasarkan
yang berarti kemampuan skala ukur penelitian menunjukkan bahwa
nyeri VAS untuk menilai secara benar refroduktifitas dari 2 skala dalam
seluruh objek yang dinilai sebesar mengevaluasi latarbelakang adalah
50%. Akurasi yang dihasilkan antara sama, namun NRS memiliki
skala ukur VAS dan NRS sebesar 50% kemampuan lebih tinggi dibandingkan
berarti hal ini berarti bahwa VRS dalam membedakan antara latar
pengukuran skala ukur nyeri VAS dan belakang dan puncak intensitas rasa
NRS bisa dikatakan cukup akurat nyeri dengan proporsi lebih rendah
dalam melakukan penilaian nyeri. pada pasien yang diberikan evaluasi
Berdasarkan penjelasan diatas dapat tidak konsisten (14% VS 25%).
disimpulkan bahwa skala NRS lebih Reich, A., et al (2016) juga melakukan
baik digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian berjudul “Pengkajian rasa
menilai nyeri dikarenakan nilai gatal dengan menggunakan VAS dan
sensitivnya lebih besar dari skala VAS. NRS determinasi dari perbedaan klinis
Untuk menguji sensitifitas, spesifitas, yang penting dari rasa gatal yang
dan akuransi harus menggunakan kronik”. Berdasarkan penilitian, data
tabel 2x2 sedingga responden menunjukkan MCID untuk peningkatan
dikategorikan sebagai nyeri dan tidak klinispada rasa gatal, sebagaimana
nyeri, dinilai dengan menggunakan cut yang dijelaskan pada VAS dan NRS,
of poin dimana jika hasil ukur VAS ≥ 63 berada antara penurunan 2-3 poin.
mm dikategorikan nyeri dan < 63 mm MCID untukpeningkatan pada kondisi
dikategorikan tidak nyeri, hasil ukur klinis dengan intervensi medis harus
NRS ≥7 dikategorikan nyeri dan <7 lebih tinggi dari efek plasebo.
dikategorikan tidak nyeri. Perbedaan yang sedikit antara VAS

119
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018

dan NRS adalah 0,1-0,6 poin (pada pelayanan kesehatan lainnya untuk
mean dan median) dengan angka mengakui hak pasien terhadap
MCID lebih tinggi pada VAS tapi tidak pengkajian serta penanganan nyeri
terlalu signifikan. dengan baik dan benar5. Dengan
Iqbal, et al. (2005), melakukan demikian diharapkan agar perawat di
penelitian tentang perbandingan nilai IGD dapat menggunakan skala ukur
visual analog scale (VAS) dengan nyeri NRS dalam melakukan
skala verbal derajat (VDS) nyeri kepala pengkajian nyeri di IGD rumah sakit
pada penderita nyeri kepala primer di raden mattaher jambi.
RSUP H. Adam Malik Medan. Pada
penderita migren dengan rerata nilai KESIMPULAN
VAS 6,17, pada penderita tension type Dari hasil penelitian perbandingan
headache dengan rerata nilai VAS validitas alat ukur nyeri terhadap
5,14. Rerata nilai VAS untuk skala penilaian nyeri di IGD RSUD Raden
verbal mild headache sebesar 3,47, Mattaher Jambi 2017 dapat
moderate headache sebesar 5,42 dan disimpulkan: penilaian nyeri responden
severe headache sebesar 7,42. Hasil dengan menggunaka nskala ukur nyeri
uji statistic dijumpai perbandingan VAS lebih banyak yang nyeri sedang
yang setara antara nilai VAS dengan yaitu 41 responden, penilaian nyeri
skala verbal derajat nyeri kepala untuk responden denganmenggunakanskala
pengukuran intensitas nyeri kepala. (p ukur nyeriNRS lebih banyak yang nyeri
< 0,05). berat yaitu 37 responden. Hasil analisa
Nyeri diuraikan sebagai sensasi tidak statistik menunjukkan terdapat
menyenangkan yang terasa jika ujung perbedaan antara skala ukur nyeri
saraf tertentu (nosireseptor) VAS dan NRS terhadap penilaian nyeri
terstimulasi. Nyeri bersifat unik dan di IGD RSUD Raden Mattaher Jambi,
subjektif, terdiri dari sensasi fisiologis kemudian didapat hasil skala ukur
dan respons emosi. Intensitas nyeri nyeri NRS memiliki nilai sensitive yang
bervriasi dari ringan sampai berat, lebih tinggi dibandingkan dengan skala
tetapi respon individu dipengaruhi oleh ukur nyeri VAS.Skala Ukur NRS dapat
faktor-faktor seperti pengetahuan diaplikasikan oleh perawat.
tentang penyebab, lokasi, usia,
penyakit terkait baik akut maupun DAFTAR PUSTAKA
kronik, dan toleransi nyeri12. 1. Kozier, dkk. (2011). Buku Ajar
Pengukuran intensitas nyeri sangat Fundamental Keperawatan :
subjektif dan individual, dan nyeri Konsep, Proses Dan Praktik Edisi
dalam intensitas yang sama dirasakan 7 Volume 2. Jakarta: EGC
sangat berbeda oleh dua orang yang 2. Potter & Perry. (2010).
berbeda. Pengukuran subjektif nyeri Fundamental Keperawatan
dapat dilkukan dengan menggunakan (Fundamentals of Nursing). Buku
berbagai alat pengukur nyeri seperti 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba
Skala Visual Analog (VAS), Skala Medika.
Nyeri Numerik (NRS), Skala Nyeri 3. Lemone, dkk. (2016).
Deskriptif atau Skala Nyeri Wong Keperawatan Medikal Bedah
Bakers7. Volume I. Edisi 5.Jakarta: EGC.
Pengkajian nyeri harus berkelanjutan, 4. Stillwell. (2011). Pedoman
dilakukan secara individual dan dicatat Keperawatan Kritis. Edisi 3.
sehingga semua petugas kesehatan Jakarta : EGC
yang terlibat akan memahami keluhan 5. Oman, dkk. (2012). Panduan
nyeri pasien. Standar Joint Belajar Keperawatan Emergensi.
Commission on Accreditation of Jakarta : EGC
Healthcare Organization’s (JCAHO)
meminta rumah sakit dan lembaga

120
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018

6. Musliha. (2010). Keperawatan Various Pain Rating Scales As


Gawat Darurat. Nuha Medika : Response Options In Patiens With
Yogyakarta Diabetic NeuropathyIndian
7. Tamsuri. (2007). Konsep dan Journal of Basic and Applied
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : Medical Research: Vol. 5, No. 2.
EGC 16. Brunelli, C., et al. (2010)
8. Notoadmojo. (2012). Metodologi Comparison Of Numerical And
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Verbal Rating Scales To Measure
Rineka Cipta Pain Exacerbations In Patiens
9. Hastono. (2006). Analisis Data. With Chornic Cancer Pain.Health
Jakarta: FKUI and Quality of Life Outcome: Vol.
10. Smeltzer & Bare. (2013). Buku 8: 42.
Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 17. Reich, A., et al. (2016). Itch
Edisi 8. volume 1. Jakarta: EGC. Assessement With Visual
11. Potter & Perry.(2006). Buku Ajar Analogue Scale And Numerical
Fundamental Keperawatan Rating Scale: Determination of
(Konsep, Proses, Dan Praktik, Minimal Clinically Important
Edisi 4). Jakarta:EGC. Difference in Cronich Itch.Acta
12. Brooker. (2009). Ensiklopedia Derm Venereol Journal: Vol. 96:
Keperawatan. Jakarta: EGC. 978-980.
13. Khoirunnisa, dkk. 18. Iqbal, K.H., dkk. (2005)
(2015)Assessment Nyeri.CDK-22 Perbandingan Nilai Visual Analog
, Vol. 42, No. 3. Scale dengan Skala Verbal
14. American Medical association Derajat Nyeri Kepala pada
(AMA). (2010). Pathophysiology Penderita Nyeri Kepala Primer di
of PainAssessment. RSUP H.Adam Malik
Http//www.thblack.com/links/RSD Medan.Majalah Kedokteran
/ama_painmgmt_m1.pdf&ved. Nusantara: Vol. 38, No.4
15. Tatkare, S., et al (2016). A
Comparative Study Between

121

Anda mungkin juga menyukai