Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Dalam pendahuluan ini akan dibahas mengenai acuan yang digunakan dalam

perencanaan beserta dengan perangkat yang digunakan bangunan tahan gempa tersebut.

Dalam ini diharapkan pembaca dapat mengerti acuan yang digunakan dalam

perencanaan ini, sebelum berlanjut pada analisis perhitungan dan pembahasan.

4.2 Studi Literatur dan Pengumpulan Data

Untuk mempermudah perhitungan dalam perencanaan diperlukan peraturan

yang dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan. Berikut merupakan beberapa

acuan yang digunakan dalam perencanaan ini :

4.2.1 Acuan Bangunan Tahan gempa

 SNI 1726-2019 sebagai acuan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa.

 Buku Pintar Gempa karya Evi Rine Hartuti

 Seismologi Teknik dan Rekayasa Kegampaan karya Widodo

Pawirodikromo

 Rekayasa Gempa karya Suharjanto

4.2.2 Acuan Struktural

 SNI 03-1729-2015 sebagai acuan Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja


 SNI 03-2847-2013 sebagai acuan Persyaratan Beton Struktural untuk

Bangunan Gedung

 Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Apartemen One-East Residence

Surabaya Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton Dengan Sistem

Rangka Bresing Konsentris Khusus karya Ahmad Lathief

 Analisa Letak Dinding Geser (Shear Wall) Terhadap Perilaku Struktur

Gedung Akibat Beban Gempa karya Usmat, Nurul Anggraini I. Imran

Imran.dan Mufti A.Sultan

 Modifikasi Perencanaan Apartemen Grand Kamala Lagoon Menggunakan

Struktur Komposit Baja Dengan Sistem Rangka Bresing Berpengaku

Eksentris karya Zaky, Ahmad. Endah Wahyuni. dan Isdarmanu.

4.2.3 Acuan Perencanaan Pembebanan

 SNI 03-1727-2013 sebagai acuan Beban Minimum Untuk Perancangan

Bangunan Gedung.

 Minimum design Loads for Buildings and Other Structures (ASCE) 7-10

sebagai acuan beban minimum untuk perancangan bangunan gedung

4.2.4 Program yang Digunakan Dalam Perencanaan

 Extended Three-Dimensional Analysis of Building System (ETABS)

Etabs dalam perencanaan ini digunakan sebagai program pemodelan

struktur, analisis respon spectrum, pengecekan penggunaan sistem penahan

gempa yang digunakan dalam bangunan tersebut , selain itu juga melihat

bagaimana respon perilaku struktur.


 Microsoft Excel

Program excel digunakan sebagai pengelola hasil output, dan untuk

memudahkan dalam menganalisa hasil masing masing respon yang didapat

pada program etabs.

4.2.5 Pengumpulan Data

Berikut merupakan data bangunan dan data bangunan gedung Royal 55

Office Tower Royal Residence Surabaya :

1. Nama Gedung : Royal 55 Office Tower Royal 55 Residence

Surabaya

2. Lokasi Gedung : Jl. Raya I Wiyung, Kecamatan Wiyung, Kota

Surabaya

3. Fungsi Gedung : Perkantoran

4. Jumlah Lantai : 15 lantai

5. Tinggi Gedung : 40 m

6. Material Struktur : Beton bertulang

4.3 Preliminary Desain

Berikut merupakan perencanaan modifikasi menggunakan material baja :

1. Nama Gedung : Royal 55 Office Tower Royal 55 Residence

Surabaya
2. Lokasi Gedung : Jl. Raya I Wiyung, Kecamatan Wiyung, Kota

Surabaya

3. Fungsi Gedung : Perkantoran

4. Jumlah Lantai : 15 lantai

5. Tinggi Gedung : 40 m

6. Material Struktur : Baja-beton komposit

7. Sistem Struktur : Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE)

4.4 Pembebanan

Perencanaan pembebanan pada perencanaan struktur dihitung sesuai dengan SNI

1727-2013, dan SNI 1726-2019, serta ASCE 07-10. Pembebanan tersebut adalah :

4.4.1 Beban Hidup

Beban hidup yang digunakan dalam perencanaan tugas akhir ini mengacu

pada SNI 1727-2013 yang merupakan beban minimal dari beban hidup yang

digunakan. Beban hidup yang digunakan adalah sebesar 11,02 Kn/m2.

4.4.2 Beban Mati

Beban mati yang digunakan mencakup berat seluruh material yang digunakan

dalam pembangunan dan beban yang diakibatkan karena adanya berat benda tetap

yang ada dalam gedung atau bangunan. Beban mati yang digunakan mengacu pada

tabel ASCE 07-10. Berat jenis material baja adalah 78,50 Kn/m 3, dengan beban

mati tambahan sebesar 1,44 kN/m3.


4.4.3 Beban Angin

Perencanaan beban angin yang digunakan pada gedung ini berdasarkan pasal

26 sampai pasal 31 dalam SNI 1727-2013.

Langkah-langkah menentukan beban angina :

 Kategori resiko bangunan adalah kategori resiko II

 Kecepatan angina dasar (V) adalah 9,722m/s

 Parameter Beban Angin :

a) Faktor arah angin (Kd) : 0,85

b) Kategori eksposur : B

c) Faktor topografi (Kzt) : 1,0

d) Faktor tiupan angina (G) : 0,85

e) Klasifikasi ketertutupan : + 0,18 , - 0,18

 koefisien eksposur tekanan velositas, Kz atau Kh : 1,09

 Tekanan velositas (qz) : 55,22 N/m2

 koefisien tekanan eksternal, Cp atau CN : 0,8

 tekanan angin, (p) : qz x G x Cp

= 55,22 x 0,85 x 0,8

= 37,55 N/m2

= 3,755 kg/m2

- Dengan jarak antar portal sebesar 6m

- Jarak antar gording sebesar 2m

Maka , :
W1 = P x jarak antar portal x jarak antar gording

= 3,755 x 6 x 2

= 45,06 kg

= 450,6 N

W2 = P x jarak antar portal x 1/2 jarak antar gording

= 3,755 x 6 x 1

= 22,53 kg

= 225,3 N

4.4.4 Beban Gempa

Beban gempa merupakan beban yang diterima oleh bangunan saat

berlangsungnya gempa bumi. Dalam menganalisa beban gempa akan dilakukan

analisa respon spektrum. Yang menjadi faktor adanya beban gempa adalah letak

dimana bangunan tersebut dibangun dan kelas situs tanah. Beban gempa ini diatur

dalam SNI 1726-2019.

 Kategori resiko bangunan adalah kategori resiko II

 Faktor Keutamaan gempa (Ie) : 1,0

 Klasifikasi Situs :

a) Parameter respon percepatan periode pendek SMS

SMS = Fa x Ss

= 1,2 x 0,75

= 0,9

b) Parameter respon percepatan periode 1 detik SM1

SM1 = FV x S1
= 2 x 0,3

= 0,60

c) Parameter percepatan desain periode pendek SDS

2
SDS = SMS
3

2
= 0,9
3

= 0,6 Kategori resiko desain seismik D

d) Parameter percepatan desain periode 1 detik SD1

2
SD1 = 0,60
3

= 0,4 Kategori resiko desain seismik D

e) Faktor koefisien modifikasi respon

(R) =8

(Ω0) =2

(Cd') =4

f) Analisa statik ekivalen

 Periode fundamental perkiraan Ta

Ct = 0,0731

X = 0,75

hn = 40 m

Sehingga, Ta = Ct x hnx

= 0,0731 x 400,75

= 1,16 m.detik

 Batas periode struktur


T ≤ Cu x Ta

≤ 1,4 x 1,16

≤ 1,624

 Gaya dasar seismik

SDS
Cs = R
Ie

0,6
= 8
1,0

= 0,075

Sehingga, V = C SW

= 0,075 x 90,96

= 6,822

g) Periode getar fundamental struktur

SD 1
TS =
S DS

0,4
=
0,6

= 0,667 detik

SD 1
T0 = 0,2
S DS

0,4
= 0,2
0,6

= 0,133 detik
Tabel 4.1 Tabel Parameter Respon Spektrum

Parameter Respon Spektrum

Kategori risiko   II
Faktor keutamaan (Ie) 1,0
Klasifikasi situs    SD
Percepatan gempa MCER
Ss  0,75
terpetakan untuk periode pendek
Percepatan gempa MCER
S1  0,3
terpetakan untuk periode 1 detik
Faktor amplifikasi periode pendek FA  1,2
Faktor implifikasi periode 1 detik FV  2
Percepatan pada periode pendek SMS  0,9
Percepatan pada periode 1 detik SM1  0,6
Percepatan desain pada periode
SDS  0,6
pendek
Percepatan desain pada periode 1
SD1  0,4
detik
Parameter Periode TS  0,667
  T0  0,133

Parameter Sistem Rangka Bresing Eksentris

Faktor koefisien modifikasi (R) 8


Faktor kuat lebih system (Ω0) 2
Faktor pembesaran defleksi (Cd') 4
Sumber : Penulis, 2020

h) Perhitungan Spektrum Percepatan

T
Untuk T≤T0, Sa = SDS (0,4 + 0,6 T 0 )

Untuk T0 ≤ T ≤ TS Sa = SDS

SD 1
Untuk T ≥ TS Sa =
T
Tabel 4.2 Respon Percepatan Desain

T (dt) SA (g) Keterangan T (dt) SA (g) Keterangan


0 0.240 T ≤ T0 2.1 0.190 T ≥ TS
0.1 0.511 T ≤ T0 2.2 0.182 T ≥ TS
0.2 0.600 T0 ≤ T ≤ TS 2.3 0.174 T ≥ TS
0.3 0.600 T0 ≤ T ≤ TS 2.4 0.167 T ≥ TS
0.4 0.600 T0 ≤ T ≤ TS 2.5 0.160 T ≥ TS
0.5 0.600 T0 ≤ T ≤ TS 2.6 0.154 T ≥ TS
0.6 0.600 T0 ≤ T ≤ TS 2.7 0.148 T ≥ TS
0.7 0.571 T ≥ TS 2.8 0.143 T ≥ TS
0.8 0.500 T ≥ TS 2.9 0.138 T ≥ TS
1 0.400 T ≥ TS 3 0.133 T ≥ TS
1.1 0.364 T ≥ TS 3.1 0.129 T ≥ TS
1.2 0.333 T ≥ TS 3.2 0.125 T ≥ TS
1.3 0.308 T ≥ TS 3.3 0.121 T ≥ TS
1.4 0.286 T ≥ TS 3.4 0.118 T ≥ TS
1.5 0.267 T ≥ TS 3.5 0.114 T ≥ TS
1.6 0.250 T ≥ TS 3.6 0.111 T ≥ TS
1.7 0.235 T ≥ TS 3.7 0.108 T ≥ TS
1.8 0.222 T ≥ TS 3.8 0.105 T ≥ TS
1.9 0.211 T ≥ TS 3.9 0.103 T ≥ TS
2 0.200 T ≥ TS 4 0.100 T ≥ TS
Sumber : Penulis, 2020

Tabel diatas merupakan hasil dari perhitungan periode (T) dan

perhitungan Spectral Acceleration (SA). Setelah proses perhitungan tersebut

diatas, maka hasil tersebut dapat diplotkan pada grafik respon spektrum wilayah

Surabaya.
Respon Percepatan Desain
0.7
0.6
Respon Spektrum, Sa (g)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 1 3 5 7 9 1 3 5 7 9 1 3 5 7 9
0 . 0. 0 . 0. 1. 1. 1. 1 . 1. 2 . 2. 2 . 2. 2 . 3. 3 . 3. 3 . 3.
Periode, T (detik)

Gambar 4.1 Grafik Respon Spektrum Untuk Wilayah Surabaya


(Penulis, 2020)

4.4.5 Beban Hujan

Beban hujan di timbulkan akibat air hujan yang tergenang pada atap

bangunan, sehigga diperlukan perencanaan atap yang memperhatikan beban yang

terjadi akibat beban hujan tersebut. Beban hujan diperhitungkan sesuai dengan SNI

1727-2013 butir 8.1-8.5, dengan persamaan sebagai berikut :

R = 0,0098(ds + dh)

= 0,0098 (20 + 10)

= 0,30 kg/m2

4.5 Kombinasi Pembebanan

4.5.1 Kombinasi Pembebanan Dasar

1. 1,4D

2. 1,2D + 1,6L+0,5 (Lr atau R)


3. 1,2D + 1,6L(Lr atau R)+(L atau 0,5W)

4. 1,2D + 1,0W+L+0,5 (Lr atau R)

5. 0,9D + 1,0W

4.5.2 Kombinasi Pembebanan Pengaruh Beban Seismik

Jika struktur menerima pengaruh beban seismik, maka kombinasi beban

ikut diperhitungkan bersama dengan kombinasi dasar diatas :

6. 1,2 D + EV + Eh + L

7. 0,9 D – Ev + Eh

3.3 Pemodelan Struktur

Pemodelan struktur dilakukan setelah didapatkannya data struktur dalam

preliminary desain dan pembebanan yang digunakan pada perencanaan ini. Dalam

menganalisa respon struktur bangunan yang direncanakan diperlukan bantuan program


yaitu program ETABS, yang bertujuan untuk menganalisa respon bangunan atau respon

struktur jika terjadi gempa. Pemodelan dilakukan pada gedung dengan berlantai

sebanyak 15 lantai.

3.4 Kontrol Struktur

Setelah dilakukannya pemodelan struktur diperlakukan kontrol struktur yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon struktur bangunan ketika adanya beban

gempa. Yang mencakup kontrol struktur adalah simpangan antar tingkat yang bertujuan

untuk mengetahui perbedaan simpangan antara tingkat bawah dan tingkat diatasnya,

kemudian dilakukan kontrol partisipasi massa untuk mengetahui mode alami dari

getaran struktur yang dianalisis, serta dilakukannya kontrol nilai akhir spektrum,hal ini

didapatkan dari analisis respons spektrum. Pada saat dilakukannya kontrol struktur pada

pemodelan yang direncanakan, diharapkan bangunan tersebut mampu untuk menahan

gaya gaya yang ada,jika tidak maka diperlukan preliminary desain dengan data yang

dapat digunakan untuk perencanaan tersebut.

3.5 Perencanaan Rangka Bresing Eksentris

Rangka bresing yaitu rangka batang vertikal pada sistem rangka bangunan sebagai

penahan gaya lateral gempa. Dalam studi ini digunakan sistem rangka bresing eksentris.

Tabel 12 SNI 1726-2019 menjelaskan mengenai koefisien modifikasi respon, faktor

kuat lebih sistem, dan faktor pembesaran simpangan lateral dalam menentukan geser

dasar, gaya desain elemen, dan simpangan antar tingkat desain.

3.6 Perencanaan Sambungan


Perencanaan sambungan memiliki syarat yaitu gaya dalam yang disalurkan ada

dalam keseimbangan dengan gaya yang bekerja, deformasi sesuai dengan batas

kemampuan deformasi sambungan, diharuskan mampu menahan gaya yang bekerja

pada sambungan yang berdekatan

Anda mungkin juga menyukai