Anda di halaman 1dari 11

ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016]

DAMPAK PENERAPAN CLINICAL PATHWAY TERHADAP BIAYA


PERAWATAN PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT DI RS BETHESDA
YOGYAKARTA

Jemsner Stenly Iroth1, Riris Andono Ahmad2, Rizaldy Pinzon3


1,2Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada
3Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana

Korespondensi: jemsner@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang dan Tujuan: Stroke bukan hanya menyebabkan beban


dalam dunia kesehatan akan tetapi juga membebani baik dari segi ekonomi suatu
negara, dan juga secara psikologis, terutama pada keluarga dengan pasien yang
mengalami kecacatan total. Biaya langsung maupun tidak langsung dari
perawatan stroke diperkirakan mencapai lebih dari 65 miliar US dollar, sehingga
stroke dapat digolongkan sebagai penyakit termahal setara dengan penyakit
kronis diabetes dan gangguan depresi. Adanya variasi dalam pelayanan kesehatan
diperkirakan membawa dampak terhadap biaya yang tidak tetap dan bahkan
berlebihan. Panduan tertulis berupa Clinical Pathway (CP) diharapkan mampu
mengurangi variasi biaya ini, dengan tetap mempertahankan kualitas yang baik.
Metoda Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional inferensial,
dengan metoda Retrospektif Kohort. Data yang diambil adalah data sekunder di
RS Bethesda Yogyakarta, berupa database komputer. Sampel yang diambil
berjumlah 130 orang, baik pada kelompok kontrol (Perawatan tanpa CP), maupun
pada kelompok observasi (Perawatan dengan CP).
Hasil: Terdapat perbedaan signifikan terhadap biaya perawatan stroke
iskemik akut setelah penerapan CP (p=0,004), dimana rerata biaya perawatan
pada kelompok dengan CP sebesar Rp 8.212.656,02 dan pada kelompok tanpa CP
sebesar Rp 10.659.617,72 (setelah penyesuaian dengan tingkat inflasi dari BPSI
sebesar 19,08%) dengan beda rerata sebesar Rp 2.446.961,70.
Kesimpulan: Clinical Pathway mampu memberikan penurunan biaya
perawatan terhadap perawatan stroke iskemik akut di RS. Bethesda Yogyakarta.

Kata Kunci: clinical pathway, stroke iskemik akut, biaya perawatan,


rumah sakit

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 267


[VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016] ISSN : 2460-9684

THE INFLUENCE OF CLINICAL PATHWAY IMPLEMENTATION AND


COST OF CARE IN STROKE PATIENTS IN BETHESDA HOSPITAL
YOGYAKARTA

Jemsner Stenly Iroth1, Riris Andono Ahmad2, Rizaldy Pinzon3


1,2PublicHealth Department Faculty of Medicine Gadjah Mada University
3Medical Faculty of Duta Wacana Christian University

Correspondence: jemsner@gmail.com

ABSTRACT

Background and Objectives: Stroke is not only causing health burden in


the world but also a burden in terms of both the economy of a country, and also
psychologically, especially in families with patients undergoing total disability.
Direct and indirect costs of stroke care is estimated to reach more than 65 billion US
dollars, so that stroke can be classified as the most expensive disease similar to
chronic diseases diabetes and depressive disorders. The variation in health care is
estimated to have an impact on the cost of which is not fixed and even excessive.
Clinical Pathway written guidelines can be expected to reduce the variation of these
costs, while maintaining good quality.
Method: The study is an observational study inferential, with retrospective
cohort method and historical control. Data is taken from medical record at Bethesda
Hospital in Yogyakarta, in the form of a computer database. Samples taken
amounted to 130 people, both in the control group (treatment without CP), as well as
in the observation group (treatment with CP).
Results: There were significant differences in the cost of treatment of acute
ischemic stroke after the application of CP (p = 0.004), where the average cost of care
in those with CP are Rp 8,212,656.02 and the group without CP are Rp
10,659,617.72 (after adjustment with an inflation rate of BPSI calculated to 19.08%)
with a mean difference of Rp 2,446,961.70.
Conclusion: Clinical Pathway is able to provide cost reduction for acute
ischemic stroke treatment in Bethesda Hospital Yogyakarta, Indonesia.

Keywords: clinical pathways, acute ischemic stroke, treatment cost, hospital.

268 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016]

diketahui menjadi perancu terhadap


PENDAHULUAN
biaya perawatan.
Stroke menduduki peringkat
ketiga didunia sebagai penyebab METODE PENELITIAN
kematian terbesar, dan American
Penelitian ini merupakan
Heart Association (AHA) menyatakan
penelitian observasional inferensial.
pada tahun 2012, bahwa 1 diantara 6
Metode pengambilan data yang
orang meninggal akibat stroke.1 Di
digunakan dalam penelitian ini adalah
negara sedang berkembang di benua
dengan metoda retrospektif kohort,
Asia seperti Cina dan Indonesia,
dengan CP sebagai faktor penyebab
insidensi stroke mengalami kenaikan
(variabel bebas) yang telah diketahui,
sebesar hampir 100% dalam 4 dekade,
dan biaya perawatan (variabel terikat)
mulai dari 52 kasus untuk setiap
sebagai efek dari CP. Data yang
100.000 orang (1970-1979) hingga
diambil merupakan data sekunder di
117 untuk setiap 100.000 orang.2
RS Bethesda Yogyakarta, berupa basis
Salah satu teknologi kesehatan saat
data rekam medis komputer.
ini telah diciptakan yaitu suatu alat
Populasi dalam penelitian ini
sederhana, tertulis, dan dibuat
adalah seluruh pasien Stroke Iskemik
berdasarkan panduan-panduan ber-
Akut yang terdiagnosis pertama kali di
basis “Bukti Klinis Medis” atau
RS Bethesda Yogyakarta. Peneliti
Evidence Based Medicine (EBM), para
menetapkan kriteria inklusi yaitu
praktisi manajemen kesehatan
pasien dengan diagnosis stroke
menamainya dengan Clinical Pathway
iskemik akut, dengan usia diantara
(CP). CP dibuat sebagai sistem yang
18-80 tahun. Sedangkan kriteria
mampu mengatasi variasi-variasi di
eksklusi adalah pasien yang
Rumah Sakit dalam hal ini variasi
meninggal, pasien yang mendapatkan
tersebut berupa penundaan dan
komplikasi, dan pasien dengan data
waktu pelayanan yang lebih efektif
rekam medis yang tidak ditemukan
dan efisien.3
atau tidak lengkap. Peneliti
Beberapa penelitian sebelum-
mengambil sampel sebanyak 293
nya telah meneliti mengenai CP yang
subjek dengan diagnosis stroke
berhubungan dengan penurunan
iskemik akut, dan melakukan
biaya. Akan tetapi penelitian-
eksklusi terhadap 33 subjek pasien
penelitian ini tidak berhubungan
yang mempunyai komplikasi dan telah
dengan stroke secara umum, yaitu di
meninggal, sehingga mendapatkan
bidang pembedahan jantung, dan
130 subjek untuk kelompok kontrol
kanker saluran cerna.4,5 Terdapat juga
sebelum penerapan CP, dan 130
penelitian yang memiliki hasil dan
subjek untuk kelompok pembanding
kesimpulan yang berkebalikan
yaitu setelah penerapan CP. Analisis
dengan penelitian ini, yaitu dalam hal
yang dilakukan menggunakan
terapi oksigen di negara Kanada
Independent t-test untuk menghitung
dimana penerapan CP justru
beda rerata biaya perawatan sebelum
meningkatkan biaya perawatan
dan sesudah penerapan CP, dan
pasien.6 Peneliti melakukan penelitian
melakukan analisis regresi berganda
ini dengna jumlah sampel yang lebih
untuk melihat faktor-faktor resiko
banyak dari penelitian terdahulu
biaya perawatan beserta dengan
dengan melakukan beberapa eksklusi
faktor perancu dari biaya perawatan
terhadap faktor-faktor yang telah
dan CP.

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 269


[VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016] ISSN : 2460-9684

Populasi
Stroke Iskemik
Akut

Dengan Dengan
Clinical Pathway Clinical Pathway
N=143 N=150

Eksklusi subjek dengan


komplikasi dan meninggal

Dengan Dengan
Clinical Pathway Clinical Pathway
N=130 N=130

Total Biaya Total Biaya


Perawatan Perawatan
Dengan CP Tanpa CP
Gambar 1. Skema Penelitian

HASIL PENELITIAN
Karakteristik Data Dasar
Tabel 1. Data Dasar Subjek Penelitian
Karakteristik Pathway Non Pathway Total p Value
Jenis Kelamin
Laki – laki 70 (53,8%) 78 (60,0%) 148 (56,9%)
0,316
Perempuan 60 (46,2%) 52 (40,0%) 112 (43,1%)
Usia
41 – 50 28 (21,5%) 21 (16,2%) 49 (18,9%)
51 – 60 33 (25,4%) 41 (31,5%) 74 (28,5%)
0,483
61 -70 30 (23,1%) 34 (26,2%) 64(24,6%)
>70 39 (30,0%) 34 (26,2%) 73(28,1%)
Serangan
Pertama 106 (81,5%) 96(73,8%) 202(77,7%)
0,136
Ulangan 24 (18,5%) 34(26,2%) 52(22,3%)
Onset
<3 jam 25 (19,2%) 20(15,4%) 45(17,3%)
3 – 6 jam 18 (13,8%) 28(21,5%) 46(17,7%)
6 – 12 jam 15 (11,5%) 16(12,3%) 31(11,9%) 0,545
12 – 24 jam 12 (9,2%) 12(9,2%) 24(9,2%)
>24 jam 60 (46,2%) 54(41,5%) 114(43,8%)

270 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016]

Unit Stroke
Ya 62(47,7%) 67(51,5%) 129(%)
0,535
Tidak 68(52,3%) 63(48,5%) 131(%)
GCS Inisial
13 – 15 100(76,9%) 104(80,0%) 204(78,5%)
8 – 12 28(21,5%) 25(19,2%) 53(20,4%) 0,748
<8 2(1,5%) 1(0,8%) 3(1,2%)
Hemiparese
Ya 75(57,7%) 71(54,6%) 146(56,2%)
0,617
Tidak 55(42,3%) 59(45,4%) 114(43,8%)
Wajah Perot
Ya 12(9,2%) 3(2,3%) 15(5,8%)
0,017*
Tidak 118(90,8%) 127(97,7%) 245(94,2%)

Berdasarkan dari karakteristik dan length of stay (LOS) subjek


yang dipaparkan pada tabel 1. Jenis penelitian, walaupun pada penelitian
kelamin laki-laki adalah yang tersebut menggunakan sampel yang
terbanyak (56,9%). Datang dengan menggabungkan pasien stroke
serangan pertama stroke iskemik iskemik disertai dengan stroke tanpa
(77,7%), GCS awal lebih banyak pada perdarahan.7 Sedangkan pada
GCS 13-15 (78,5%). Gejala terbanyak penelitian ini, populasi sampel hanya
adalah pasien dengan hemiparesis menyertakan pasien dengan diagnosis
(56,2%). Dari data ini dapat stroke iskemik akut saja.
disimpulkan bahwa pada penelitian Beberapa karakteristik lain juga ikut
ini hanya terdapat perbedaan secara diperhitungkan seperti komorbiditas
signifikan pada gejala wajah perot subjek, baik tunggal maupun
(p=0,017), sedangkan karakteristik berganda, termasuk didalamnya
lainnya tidak ada perbedaan Hipertensi, Diabetes Melitus,
signifikan sehingga dapat dikatakan Dislipidemia, Atrial fibrilasi, dan
data pada kedua kelompok bersifat Ischaemic Heart Diseases (IHD). Akan
homogen. tetapi diantara kedua kelompok
Penelitian terdahulu yang penelitian tidak ditemukan perbedaan
mengambil populasi sampel yang bermakna, populasi pasien yang
serupa dengan penelitian ini diambil bisa dikatakan homogen
mendapati bahwa diantara subjek berdasarkan komorbiditas yang ada,
dengan kedua kelompok CP dan non sehingga dalam analisis dapat
CP terdapat perbedaan signifikan didapatkan hasil yang sesuai.
pada jenis kelamin, gejala wajah perot,

Tabel 2. Perbandingan Proses Perawatan


Variabel Pathway Non Pathway Total P Value
Trombolitik
Ya 34 27 61
0,306
Tidak 96 103 199
Anti Hipertensi
Ya 79 82 161
0,702
Tidak 51 48 99
Anti DM
Ya 26 32 58
0,371
Tidak 104 98 202
Statin

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 271


[VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016] ISSN : 2460-9684

Ya 63 51 114
0,134
Tidak 67 79 146
Anti Platelet
Ya 130 124 254
0,013*
Tidak 0 6 6
Anti Koagulan
Ya 30 22 52
0,215
Tidak 100 108 208
Multivitamin
Ya 46 61 107
0,059
Tidak 84 69 153
Neuroprotektor
Ya 123 120 243
0,452
Tidak 7 10 17
Obat lainnya
Ya 54 69 123
0,062
Tidak 76 61 137
Fisioterapi
Ya 115 117 232
0,689
Tidak 15 13 28
MRS
Tanpa Gejala 21 32 53
Sedikit Bantuan 57 55 112
Banyak Bantuan 42 25 67 0,040*
Tergantung Penuh 10 16 26
Tirah Baring 0 2 2

Perbandingan Proses Perawatan penelitian yang telah berkembang ini


Stroke Iskemik Akut membuat terapi pemberian anti-
patelet menjadi pengobatan utama
Berdasarkan proses pe-
yang selalu diberikan kepada pasien
rawatannya, terdapat perbedaan
stroke iskemik akut, yang kemudian
namun tidak signifikan diantara
menjadi standard yang diterapkan
kedua kelompok, kecuali dalam hal
dalam RS begitu juga pada CP,
pemberian anti-platelet, dan tingkat
terutama pada kelompok studi
keparahan secara klinis dengan
penelitian ini, sehingga angka
indikator Modified Rankin Scale (MRS).
pemberian anti-platelet menjadi lebih
Hal ini memberi arti bahwa pada
meningkat dibandingkan pada
kelompok studi dengan CP, pemberian
kelompok tanpa CP.
anti-patelet lebih banyak diberikan
Perbedaan tingkat keparahan
dibandingkan tanpa CP, dan tingkat
dengan MRS memberi arti bahwa
keparahan berdasarkan MRS lebih
penerapan CP mampu memperbaiki
tinggi didapatkan pada kelompok
kondisi klinis paska perawatan stroke
tanpa CP (Tabel 2).
iskemik akut di RS Bethesda. MRS
Dari manfaat nya Pemberian
dipakai secara umum untuk menilai
anti-platelet telah diketahui sebagai
outcome paska terapi stroke iskemik
obat yang mampu mengurangi
akut, dan pengukuran ini telah
kematian dini, yang telah diteliti oleh
diketahui sensitif dalam menentukan
The Chinese Acute Stroke Trial, serta
derajat keparahan stroke.10
mampu mengurangi resiko terjadinya
Dalam penelitian ini juga
serangan ulangan stroke. 8,9 Beberapa
dilakukan perbandingan terhadap

272 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016]

pemilihan kelas dari pasien yang (p=0,004). Biaya perawatan dalam


terdiri dari kelas VIP, kelas I, kelas II penelitian ini mempunyai perbedaan
dan kelas III, walaupun tidak ada masa teliti, yaitu pada kelompok CP di
perbedaan bermakna antara kedua tahun 2012 (setelah penerapan CP),
kelompok. Lama perawatan atau LOS dan kelompok tanpa CP di tahun 2008
juga didapati tidak ada perbedaan (sebelum penerapan CP). Sehingga
bermakna sebelum dan setelah dalam penelitian ini dilakukan
penerapan CP, walaupun beberapa perhitungan tingkat inflasi
penelitian terdahulu menyimpulkan berdasarkan data Badan Pusat
bahwa CP mampu menurunkan biaya Statistik Indonesia (BPSI) untuk masa
perawatan melalui pengurangan tahun 2008-2012, yaitu sebesar
waktu perawatan atau LOS.5 19,08%, dengan menilai Indeks Harga
Konsumen pada tahun-tahun
Dampak Penerapan Clinical
tersebut (Tabel 3). Dengan hasil ini
Pathway terhadap Biaya Perawatan
dapat ditarik kesimpulan bahwa
Dengan menggunakan analisis penerapan CP mampu mengurangi
independent t-test peneliti biaya perawatan stroke iskemik akut.
mendapatkan perbedaan bermakna Ada beberapa faktor resiko yang ikut
terhadap biaya perawatan antar dua mempengaruhi biaya perawatan
kelompok, dengan beda rerata sebesar sehingga menjadi faktor perancu
Rp 2.446.961,70 secara signifikan dalam penelitian ini.

Tabel 3. Dampak Clinical Pathway terhadap Biaya


Rerata Biaya
Clincial Beda Rerata 95% Interval
Perawatan P Value
Pathway (Rp) Kepercayaan
(Rp)
Ya 8.212.6556,02
0,0004 2.446.961,70 (-4.121.533 – (-772.390))
Tidak 10.659.617,72*
*Disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 19,08% berdasarkan Badan Pusat Statisik
Indonesia tahun 2008 – 2012

Faktor Resiko Biaya Perawatan merupakan variabel yang signifikan


mempengaruhi biaya perawatan.
Peneliti melakukan analisis
Setelah mendapati faktor-faktor yang
terhadap 24 variabel yang berpotensi
potensial tersebut, peneliti melakukan
untuk mempengaruhi biaya
analisis regresi linear berganda, agar
perawatan, dan mendapati bahwa
dapat melihat seberapa besar
nilai GCS awal saat masuk RS, tipe
pengaruh faktor perancu tersebut
serangan stroke, gejala penurunan
terhadap biaya perawatan, dan
kesadaran dan afasia, hipertensi
perbandingannya terhadap kelompok
grade 2, pemberian multivitamin, dan
penerapan CP.
tingkat keparahan dengan skala MRS

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 273


[VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016] ISSN : 2460-9684

Tabel 4. Faktor Resiko Biaya Perawatan


Faktor Perancu B Beta t Sig.
GCS initial 1,189,405.59 .076 369 .713
Serangan 1,541,693.75 .093 1.604 .110
Penurunan 512,933.86 .030 146 .884
Kesadaran
Afasia -2,438,197.95 -.132 -2.259 .025*
Hipertensi -6,045.67 -.001 -.012 .991
Multivitamin -3,096,813.18 -.220 -3.828 .000*
MRS 2,037,193.48 .273 4.611 .000*
Clinical Pathway 2,108,154.55 .152 2.696 .008*

Terdapat 8 variabel yang RS. Hal ini menjadikan GCS pada saat
menjadi faktor resiko potensial biaya awal datang mempunyai pengaruh
perawatan yaitu GCS awal saat kuat terhadap perubahan biaya
datang, tipe serangan stroke, gejala perawatan.
penurunan kesadaran dan afasia, Tipe serangan stroke terdiri
komorbiditas hipertensi, pemberian dari dua, yaitu serangan pertama dan
multivitamin, tingkat keparahan serangan ulangan. Serangan stroke
dengan skala MRS, serta penerapan ulangan merupakan serangan yang
CP. Kelompok pasien dengan terjadi setelah serangan pertama
komplikasi di eksklusi dari penelitian stroke, dan merupakan akibat dari
dikarenakan memiliki nilai ekstrim kurangnya kesadaran akan penyakit
yang mempengaruhi distribusi data stroke, ketidaktahuan gejala dari
penelitian, dan telah diketahui pada stroke, kurang optimalnya pelayanan
penelitian sebelumnya yang stroke, dan ketaatan program terapi.13
menggunakan populasi sampel serupa Serangan ulangan yang terjadi dapat
dengan penelitian ini, mempengaruhi dikategorikan sebagai serangan yang
secara signifikan terhadap biaya lebih parah dari serangan pertama
perawatan.11 bahkan tingkat kematiannya lebih
Diantara 8 variabel potensial tinggi 47% dari serangan pertama.14
tersebut hanya 4 variabel yang Hal ini menjadi penyebab
mempengaruhi biaya perawatan meningkatnya biaya perawatan yang
secara signifikan yaitu kelompok diberikan kepada pasien stroke
subjek dengan gejala afasia, serangan ulangan.
pemberian multivitamin, tingkat Afasia berhubungan erat
keparahan dengan MRS, dan dengan depresi yang terjadi pada
penerapan CP. pasien stroke, dan beberapa peneliti
GCS awal saat datang membuktikan bahwa lesi pada otak
menunjukkan tingkat kesadaran hemisfer bagian kiri erat
pasien yang juga mampu melihat hubungannya dengan angka kejadian
tingkat keparahan pasien saat datang depresi.15,16 Depresi akan
pertama kali ke RS. Di Indonesia saat mempengaruhi proses perawatan baik
ini masih banyak menggunakan GCS dari lama perawatan maupun dari
dikarenakan kemudahan dan kualitas perawatan yang diberikan,
penggunannya yang praktis terutama yang kemungkinan akan
pada saat awal datang ke RS. Telah mempengaruhi biaya perawatan.
diketahui juga bahwa GCS mampu Hipertensi merupakan faktor
memprediksi outcome12, walaupun resiko stroke yang paling sering
tetap bergantung terhadap populasi dijumpai dan terdapat pada hampir
pasien, dan tatalaksana perawatan di 80% pasien dengan diagnosis stroke

274 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016]

iskemik akut.17 Dari berbagai yang efektif dan efisien akan


penelitian telah diketahui bahwa menguntungkan baik terhadap pasien
hipertensi memperburuk outcome maupun terhadap RS. Jika biaya
klinis pasien, yang kemudian mampu dapat ditekan tanpa mengurangi
meningkatkan biaya perawatan pada kualitas perawatan, hal ini
stroke iskemik akut.18 mengakibatkan pasien yaitu
Penggunaan vitamin dalam masyarakat tidak terbeban untuk
stroke ditujukan untuk mengurangi dapat berobat ke RS, yang kemudian
kadar homosistein dalam darah, akan mempengaruhi angka
sehingga pada akhirnya mampu kunjungan terhadap RS tersebut.
mengurangi resiko terjadinya kelainan Selain itu dengan berkurangnya
pada vaskular yang memicu terjadinya beban biaya, pasien lebih mudah
serangan stroke. Sebuah uji coba untuk merencanakan dan juga
terkontrol secara acak (Randomized bahkan memilih kelas perawatan yang
Controlled Trial) yang dilakukan dalam lebih baik, tanpa takut akan terjadi
17 percobaan meliputi sebanyak ledakan biaya yang tidak terduga. Hal
86.393 pasien, mendapati bahwa ini akan memperbaiki tingkat
kombinasi antara asam folat (vitamin informasi yang dapat diberikan RS
B9) dengan vitamin B6 (piridoksin) maupun klinisi kepada pasien pada
mengurangi resiko terjadinya stroke, saat mendiskusikan mengenai biaya.
diikuti dengan beberapa kombinasi Dalam beberapa penelitian terdahulu,
lainnya, seperti B12 (kobalamin), dan telah diketahui bahwa informasi yang
niasin (B3).19 Dapat dilihat bahwa diberikan kepada pasien
pemberian multivitamin pada berhubungan erat kepada tingkat
umumnya diberikan pada kelompok kepuasan pasien, dan CP mampu
pasien beresiko tinggi, yang memberikan gambaran umum
membutuhkan biaya perawatan lebih terhadap klinisi untuk dapat
mahal. memberikan informasi yang benar dan
Penggunaan MRS dalam jelas.22
menentukan outcome fungsional telah Dilihat dari faktor-faktor resiko
banyak dipakai dan diteliti validitas yang mempengaruhi biaya perawatan,
dan reliabilitasnya sejak tahun 1950, RS dapat mengambil hasil penelitian
baik dari segi kemudahan dan juga ini untuk memperbaiki sistem
manfaat evaluasi terapi.20,21 Dalam hal pelayanan di RS agar dapat menekan
ini MRS yang semakin tinggi akan biaya, sekaligus mengembangkan
menentukan tingkat keparahan kualitas perawatannya. Dilihat dari
pasien dengan stroke iskemik akut, beberapa penelitian terdahulu
dan akan mempengaruhi biaya mengenai kepuasan pasien terhadap
perawatannya, kecuali pada skor MRS biaya perawatan, didapati bahwa
6 atau kategori meninggal, terdapat hubungan yang signifikan
dikarenakan pasien keluar dari dari biaya terhadap kepuasan pasien,
perawatan sehingga tampak tidak akan tetapi pasien akan semakin puas
meningkatkan biaya perawatan. Hal jika biaya perawatan sesuai dengan
ini diantisipasi oleh peneliti sehingga kualitas pelayanan yang diberikan,
dalam penelitian untuk penerapan CP, jika biaya dari RS mahal, maka pasien
peneliti melakukan eksklusi pasien mengharapkan pelayanan yang lebih
yang meninggal. baik, dan jika biaya murah pasien
tidak akan berharap banyak terhadap
Dampak Penelitian Ini Bagi Rumah
kualitas pelayanan.23 Dalam
Sakit
penelitian ini ada beberapa faktor
Dalam aplikasinya terhadap resiko yang dapat dikendalikan oleh
sistem manajemen di RS, perawatan klinisi dan RS sehingga dapat

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 275


[VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016] ISSN : 2460-9684

membuat standard tarif yang diterima dapatkan pada tabel diatas, yaitu tipe
pasien, dengan kualitas perawatan serangan ulangan, GCS awal kurang
yang lebih baik. Rendahnya biaya dan dari 8, gejala afasia, komorbiditas
tingginya kualitas perawatan akan hipertensi, dan tingkat keparahan
memberikan keuntungan bagi RS, dan dengan skor MRS lebih dari 2, agar
meningkatkan angka kunjungan mendapat hasil yang lebih terfokus
terhadap RS. Hal ini sesuai dengan untuk dapat melihat dampak
penelitian yang dilakukan oleh penerapan CP. Selain itu perlu adanya
Sugiono pada tahun 2013, dengan evaluasi dan pembuatan CP yang
kesimpulan terdapat hubungan yang dapat dipakai untuk melakukan
signifikan antara kepercayaan, sikap, perawatan terhadap stroke yang
pengetahuan, kualitas pelayanan, terjadi dengan varian-varian negatif
tarif, fasilitas, pelayanan personil, dan yang ada.
kecepatan pelayanan dengan minat
pemanfaatan kembali pelayanan DAFTAR PUSTAKA
rawat inap. 1. WHO. WHO Strokeௗ:
Cerebrovascular accident.
KESIMPULAN DAN SARAN
Available at: http://www.who.int
Penerapan CP pada perawatan /topics/cerebrovascular_accident/
stroke iskemik akut di RS Bethesda en. 2012.
Yogyakarta mampu menurunkan 2. World Heart Federation. Report of
biaya perawatan secara signifikan, Stroke in Developing Countries.
walaupun tidak membuat perbedaan World Congress of Cardiology.
yang signifikan terhadap lama 2010.
perawatan atau LOS. Penerapan CP 3. Morrison CA, et al. Use of a trauma
juga mampu meningkatkan efektivitas service clinical pathway to improve
pemberian obat pada perawatan patient outcomes for retained
stroke iskemik akut, dalam hal ini traumatic hemothorax. World
adalah penggunaan anti-patelet yang journal of surgery. 33(9), pp.1851–
lebih baik. Penerapan CP terbukti 6. 2009.
secara signifikan mampu 4. Lin YK, et al. Cost-effectiveness of
memperbaiki outcome klinis paska clinical pathway in coronary artery
perawatan stroke iskemik akut lebih bypass surgery. Journal of medical
baik dengan skala Modified Rankin systems. 35(2),pp.203–13. 2011.
Scale (MRS). 5. So J, et al. Reduction of hospital
Terdapat 8 faktor resiko yang stay and cost after the
mempengaruhi biaya perawatan implementation of a clinical
dalam penelitian ini yaitu GCS awal, pathway for radical gastrectomy for
tipe serangan, penurunan kesadaran, gastric cancer. International and
gejala afasia, hipertensi, pemberian Japanese Gastric Cancer
vitamin, tingkat keparahan dengan Association. 11, pp.81–85. 2008.
indikator MRS, dan penerapan CP. 6. Wong C, et al. Development,
Dimana gejala afasia, pemberian dissemination, implementation
multivitamin, tingkat keparahan and evaluation of a clinical
dengan indikator MRS, dan penerapan pathway for oxygen therapy.
CP memiliki pengaruh yang paling CMAJௗ: Canadian Medical
besar secara signifikan. Association journal: journal de
Perlu penelitian lebih lanjut l’Association medicale canadienne.
yang mengambil jumlah sampel lebih 162(1), pp.29–33. 2000.
banyak dan melakukan eksklusi 7. Kusumaningtyas T, et al. Dampak
terhadap faktor perancu yang peneliti Pemberlakuan Clinical Pathway

276 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 01 – DESEMBER 2016]

Terhadap Kualitas Pelayanan 17th ed. Baltimore: William &


Stroke Di RS Bethesda Yogyakarta. Wilkins; p.187-94. 2000.
MMR Ilmu Kesehatan Masyarakat. 17.Leonardi BJ, Bath PMW, Phillips
Fakultas Kedokteran UGM. SJ, Sandercock PAG. Blood
Yogyakarta. 2013. pressure and clinical outcomes in
8. CAST (Chinese Acute Stroke Trial) the international stroke trial.
Collaboration Group. CAST: Stroke. 33:1315–1320. 2002.
randomized placebo-controlled 18.Sare GM, Ali Myzoon, Shuaib
trial of early aspirin use in 20,000 Ashfaq, Bath PMW. Relationship
patients with acute ischemic Between Hyperacute Blood
stroke. Lancet 1997; 349:1641– Pressure and Outcome After
1649. Ischemic Stroke: Data From the
9. Flores SC, et al. Ischemic Stroke in VISTA Collaboration. Stroke;
Emergency Medicine. Medscape 40:2098-2103. 2009.
reference drugs, disease & 19.Dong H, Pi F, Ding Z, Chen W, Pang
procedure. Available at S. Efficacy of Supplementation
http://emedicine.medscape.com/ with B Vitamins for Stroke
article/1916852-overview. 2011. Prevention: A Network Meta-
10.Weimar C, et al. Assessment of Analysis of Randomized Controlled
Functioning and Disability after Trials. PLoS ONE 10(9): e0137533.
Ischemic Stroke. Stroke. 33:2053- doi:10.1371 / journal.
2059. 2002. pone.0137533. 2015.
11.Diana FA, et al. The role of clinical 20.Rankin J. Cerebral vascular
pathway on the outcomes of accidents in patients over the age
ischemic stroke patients at of 60. II. Prognosis. Scott Med J.
Bethesda Hospital Yogyakarta. J 2:200 –215. 1957.
Med Sci. 45(2): 61-70. 2013. 21.Banks JL & Marotta CA. Outcomes
12.Miah T, Hoque A, Khan R. The validity and reliability of the
Glasgow coma scale following acute modified Rankin scale:
stroke and inhospital outcome: an implications for stroke clinical
observational study. trials: a literature review and
JMedicine  ï 2009. synthesis. Stroke. 38:1091–1096.
13.Pinzon, R & Asanti, L. Awas stroke. 2007.
Yogyakarta: Penerbit Andi. 2010. 22.Riswardani, et al. Pengaruh
14.WHO. World Health Organization Fasilitas, Biaya Dan Promosi
Fact sheet – Stroke. Terhadap Kepuasan Pasien Rawat
www.who.int/mediacentre/factshe Inap. Jurnal Ekonomi Manajemen
ets. 2010. Sumber Daya Vol. 14, No. 2,
15.Cummings JL, Trimble MR. Stroke Desember. Solo Karanganyar.
and Brain Tumors in: Concise 2013.
guide to Neuropsychiatry and 23.Wiranto, M. et al. Analisis
behavioral neurology. Washington: Kepuasan Pasien Pada Instalasi
American Psychiatric Press. 1995. Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum
16.Kaplan HI & Sadock BJ. Daerah Lanto Dg. Pasewang
Neuropsychiatric aspect of Kabupaten Jeneponto. Fakultas
cerebrovascular disease and Kesehatan Masyarakat Universitas
tumor. Inside: Comprehensive Hasanuddin. Palembang. 2013.
textbook of Neuropsychiatry Vol.

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 277

Anda mungkin juga menyukai