Anda di halaman 1dari 3

 Walaupun definisi Lembaga Penegak Hukum tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan,  akan

tetapi,  istilah “penegak hukum” dapat kita temui dalam Pasal 5 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2003
tentang Advokat dan penjelasannya yang berbunyi:
 
 “Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan
peraturan perundang-undangan.”
 
Dalam penjelasan Pasal 5 ayat (1): “Yang dimaksud dengan “Advokat berstatus sebagai
penegak hukum” adalah Advokat sebagai salah satu perangkat dalam proses peradilan yang
mempunyai kedudukan setara dengan penegak hukum lainnya dalam menegakkan hukum dan
keadilan.”
 
Selain frasa “penegak hukum” seperti dalam UU Advokat, terdapat pula istilah lain yang masih
memiliki hubungan dengan istilah “penegak hukum” yang dapat ditemui dalam peraturan yang
terpisah antara lain:
 
a.    Pasal 2 UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia :
“Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.”
 
b.  Pasal 101 ayat (6) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan penjelasannya: Dalam
rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) dapat meminta bantuan aparat penegak
hukum lain.
Dalam penjelasannya disebutkan: Yang dimaksud dengan “aparat penegak hukum lain”
dalam ayat ini antara lain aparat penegak hukum dari Kepolisian Republik Indonesia,
Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen Kehakiman, dan Kejaksaan Agung.
 
c.    Pasal 49 ayat (2) huruf i UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan
penjelasannya: Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Otoritas Jasa Keuangan
berwenang meminta bantuan aparat penegak hukum lain. Dalam penjelasannya: Yang
dimaksud dengan "penegak hukum lain" antara lain kejaksaan, kepolisian, dan pengadilan.
 
d.    Pasal 2 UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi:
“Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan gunamenegakkan hukum  dan
keadilan.”
 
e.    Pasal 1 angka 8 PP No. 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja:
“Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat Satpol PP, adalah bagian
perangkat daerah dalam  penegakan Perda  dan penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat.”
 
Mengutip pemberitaan hukumonline dalam artikel DPR Setujui Perubahan Anggaran Penegak
Hukum, disebutkan contoh lembaga penegak hukum antara lain Advokat, Kepolisian, Kejaksaan,
KPK, Mahkamah Agung, dan Komisi Yudisial.
 
Sebenarnya lembaga penegak hukum tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga yang telah
disebutkan sebelumnya (Kepolisian, KPK, Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, Otoritas Jasa
Keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kejaksaan, serta Satpol
PP). Lembaga-lembaga tersebut dapat dikatakan sebagai penegak hukum bukan hanya karena
memiliki kewenangan terkait proses Peradilan, tetapi juga karena memiliki kewenangan
menangkap, memeriksa, mengawasi, atau menjalankan perintah undang-undang di bidangnya
masing-masing.
 
Dalam artian luas, masih ada beberapa lembaga lain yang memiliki kewenangan untuk mengatur,
mengawasi dan melaksanakan perintah peraturan, antara lain:
a.    Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (lihat Pasal 74 sampai
Pasal 92 UU No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan lihat pula Pasal 33 sampai Pasal 40 UU No. 11 Tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan UU No.39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai).
 
b.    Komisi Pengawas Persaingan Usaha (lihat Pasal 35 sampai Pasal 47 UU No. 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat).
 
c.    Badan Pertanahan Nasional (lihat Pasal 3 Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia).
 
Jadi, walaupun di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak disebutkan definisi
dari Lembaga Penegak Hukum maupun Penegak Hukum, tetapi dalam peraturan perundang-
undangan yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa aparat dan lembaga yang dapat
dikategorikan sebagai Lembaga Penegak Hukum.
 
3.    Mengenai apakah lembaga penegak hukum harus diatur melalui Undang-undang, dalam Pasal 10 UU
No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan(“UU 12/2011”), materi
muatan yang harus diatur dengan undang-undang berisi:
a.    pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b.    perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;
c.    pengesahan perjanjian internasional tertentu;
d.    tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau
e.    pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat
 
Keharusan suatu lembaga penegak hukum harus diatur dengan UU memang tidak secara jelas
disebutkan. Namun, dari alasan-alasan yang disebutkan dalam Pasal 10 UU 12/2011, alasan
“pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat” dapat saja menjadi dasar dibentuknya suatu
Lembaga Penegak Hukum.
Berikut ini daftar penegak hukum di Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
menjadi landasannya. Tidak persis sama dengan versi hakim Sarpin.

1. Polisi

Personil kepolisian (polisi) adalah penegak hukum didasarkan pada ketentuan UU No 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara RI khususnya bagian Menimbang huruf a dan b; Pasal 1 angka 1, angka 5, dan
angka 6; Pasal 2; Pasal 3; Pasal 4; dan Pasal 5.

Dari ketentuan pasal-pasal di atas, intinya, personil polisi merupakan bagian dari kepolisian, yang
merupakan satu kesatuan, yang salah satu fungsinya adalah penegakan hukum, dan keberadaannya
bertujuan, salah satunya, untuk mewujudkan tertib dan tegaknya hukum.

Nah, apakah Kombes Budi Gunawan sebagai Karobinkar & Diputi SDM Polri 2003-2006 merupakan
polisi? Jawabannya: iya, polisi. Apakah polisi penegak hukum? Jawabannya jelas: polisi adalah penegak
hukum.

2. Jaksa

Personil kejaksaan (jaksa) baik sebagai pejabat struktural, fungsional maupun penuntut umum adalah
penegak hukum dibawah komando Jaksa Agung didasarkan pada ketentuan UU No 16 Tahun 2004
khususnya Pasal 1, Pasal 2, Pasal 33, dan Pasal 35.

3. Hakim

Kekuasaan kehakiman menjalankan fungsi penegakan hukum yang diselengarakan oleh Mahkamah
Agung dan badan peradilan di bawahnya, tempat para hakim menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
“Kekuasaan kehakiman dalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum…dst,” kata Pasal 1 UU No 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

4. Advokat

Advokat adalah penegak hukum namun tidak masuk daftar penegak hukum versi hakim Sarpin dalam
pertimbangan putusannya.

“Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan
perundang-undangan,” tegas Pasal 5 UU No 18 Tahun 2003 tentang Advokat.

Anda mungkin juga menyukai