Oleh :
EKA YUSANTI
NIM. 17.012
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 17.012
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan dan
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
Materai
Rp. 6.000
(Eka Yusanti)
NIM. 17.012
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Eka Yusanti, NIM. 17.012 dengan judul
Matahari Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2020” telah
diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada Ujian Proposal dihadapan Tim
Penguji.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Konawe
iii
KATA PENGANTAR
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Penerapan strategi
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai usulan penelitian studi
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan tulus dan ikhlas serta
1. Ibu Hj. Yosin Ngii, SKM.,M.Kes selaku Direktur Akper Pemkab Konawe
tercinta beserta keluarga yang telah banyak memberi motivasi dan do’a restu
Pemkab Konawe.
iv
4. Bapak dan Ibu Dosen Beserta Staf Tata Usaha Akper Pemkab Konawe yang
dan penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu demi
kesempurnaan, penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari semua pihak,
untuk menyempurnakannya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
3. Prosedur Strategi Pelaksanaan (SP3) Halusinasi Bercakap-
Cakap .....................................................................................
24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 29
B. Subyek Penelitian ....................................................................... 29
C. Fokus Studi ................................................................................. 30
D. Definisi Operasional ................................................................... 30
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 30
G. Pengumpulan Data ..................................................................... 30
H. Analisa data dan Penyajian Data ................................................ 31
I. Etika Penelitian .......................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
11
21
viii
DAFTAR GAMBAR
12
20
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks
1. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian
2. Informed Consent
5. Format Konsultasi
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR ISTILAH
xii
Intoksikasi : Masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
manusia yang menimbulkan efek merugikan pada
yang menggunakannya (keracunan).
Iritabilitas : Kepekaan terhadap rangsang.
Katatonia : Suatu keadaan yang mana seseorang menjadi bisu,
atau telah beradaptasi dengan keanehan, posisi yang
kaku.
Konstipasi : Kesulitan memulai buang air besar
Kortikal : Salah satu dari dua jenis jaringan internal yang
membentuk tulang.
Koping : Cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan,
respon terhadap situasi yang mengancam.
Lateral : Istilah anatomi untuk struktur terjauh dari garis
pertengahan tubuh.
Lesi : Istilah kedokteran untuk merujuk pada keadaan
jaringan yang abnormal pada tubuh.
Limbic : Himpunan struktur otak yang terletak pada kedua sisi
talamus, tepat di bawah serebrum.
Mood : Keadaan emosional yang bersifat sementara, bisa
beberapa menit sampai beberapa minggu
Neurobiologis : Pendekatan yang mencoba menjelaskan hubungan
antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-
kejadian mental (seperti pikiran dan emosi) menjadi
proses biologis. Misalnya : reaksi emosi, seperti takut
dan marah.
Neurologikal : Cabang dari ilmu kedokteran yang menangani
kelainan pada sistem saraf dan bedah saraf
Neuroleptika : Obat yang berfungsi menekan susunan saraf.
Neurotransmitter : Senyawa organik endogenus membawa sinyal
di antara neuron
Parkinson : Kerusakan otak dan saraf progresif yang
mempengaruhi gerakan (motor system), terjadi karena
hilangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin.
Post-mortem : Data diri korban setelah meninggal dunia
Predisposisi : Faktor yang dapat menyebabkan suatu penyakit
Presipitasi : Faktor dugaan penyebab suatu penyakit
Psikotik : Gangguan jiwa yang ditandai dengan
ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang
terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau dan aneh.
Sensori : Stimulus atau rangsang yang datang dari dalam
maupun luar tubuh.
Skizofrenia : Gangguan mental yang ditandai dengan gangguan
proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah.
Stressor : Sumber penyebab terjadinya stres
xiii
Takikardi : Kondisi di mana detak jantung seseorang di atas
normal dalam kondisi beristirahat. Detak jantung
orang dewasa sehat adalah 60 sampai 100 kali per
menit saat istirahat.
Temporal : Kawasan korteks otak besar yang terletak di bawah
sulkus lateral di kedua belahan serebral otak
mamalia.
Tremor : Gerakan yang tidak terkontrol dan tidak terkendali
pada satu atau lebih bagian tubuh.
Trihexyphenidil : Jenis obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan
gerakan yang tidak normal dan tidak terkendali akibat
penyakit Parkinson atau efek samping obat.
Ventrikel : Ruang jantung yang mempunyai tanggung jawab
untuk memompa darah meninggalkan jantung.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Wulandari, 2019).
Gangguan Jiwa (PPDGJ) III adalah sindrom pola perilaku seseorang yang
secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya
(impairment) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu
fungsi psikologik, perilaku, biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak
1
dialami klien bervariasi, tetapi sebagian besar klien skizofrenia mengalami
halusinasi pendengaran. Suara dapat berasal dari dalam atau luar individu
dari suara yang sederhana sampai suara orang bicara. Klien dapat mengalami
Halusinasi yang muncul pada klien perlu dikontrol agar klien mampu
halusinasi dapat dilakukan melalui strategi pelaksanaan (SP). Salah satu dari
2
Bercakap-cakap dengan orang lain dapat membantu mengontrol
cakap pada pasien dengan gangguan persepsi sensori” yang mana hasil
Sulawesi Tenggara”.
B. Rumusan Masalah
3
mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran di Rumah Sakit
1. Tujuan Umum
Sulawesi Tenggara.
2. Tujuan Khusus
Sulawesi Tenggara.
1. Manfaat Teoritis
4
2. Manfaat Praktis
bercakap-cakap.
b. Bagi klien
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan
(Damaiyanti, 2012).
Kusuma, 2016).
mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai
suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2006 dikutip dalam Yusuf dkk,
2015).
6
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Biologis
psikotik.
7
2) Psikologis
3) Sosial Budaya
b. Faktor Presipitasi
1) Perilaku
a) Dimensi Fisik
8
demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk
tidur.
b) Dimensi Emosional
tersebut.
c) Dimensi Intelektual
d) Dimensi Sosial
kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang
9
e) Dimensi Spiritual
a. Bicara sendiri
j. Ketakutan
10
4. Tingkatan Halusinasi
11
5. Rentang Respon Neurologis
6. Patofisiologi
yaitu :
a. Fase pertama
b. Fase kedua
yang tidak jelas. Pada fase ini klien merasa takut bila ada orang lain
12
dengan cara memproyeksikan seolah-olah halusinasi itu datang dari
c. Fase ketiga
halusinasinya.
d. Fase keempat
Pada fase ini klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan
a. Psikofarmakologis
13
kedua diberikan 2 mg /hari hingga mencapai 6-10 mg/ hari untuk
melalui electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi
dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik
4-5 joule/detik.
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan yakni suatu keadaan
(Wijayaningsih, 2015).
14
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Halusinasi Pendengaran
1. Pengkajian
pengkajian meliputi :
a. Identitas klien
spiritual.
dan hal lain, gejala yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa
c. Faktor predisposisi :
aman.
15
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
d) Komunikasi tertutup
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan
4) Faktor psikologis
diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas,
5) Faktor biologis
6) Faktor genetik
kromoson tertentu.
16
atau tidak mandi, tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan
2) Kebiasaan
3) Riwayat kesehatan
penyalahgunaan obat.
f. Status mental
2) Pembicaraan : terorganisir/berbelit-belit
4) Afek : sesuai/maladaprif
pikir
17
7) Isi pikir : berisikan keyakinan berdasarkan penilaian
realistis
8) Tingkat kesadaran
i. Mekanisme koping
internal.
1). Data objektif ialah data yang ditemukan secara nyata. Data ini
perawat.
2). Data subjektif ialah data yang disampaikan secara lisan oleh klien
18
kepada klien dan keluarga. Data yang langsung didapat oleh
perawat disebut sebagai data primer, dan data yang diambil dari
2012).
2. Diagnosa Keperawatan
pasien dan efek dari masalah utama. Langkah selanjutnya adalah membuat
19
(Effect) Resiko Perilaku Kekerasan
(Diri sendiri, oranglain, lingkungan)
c. Isolasi sosial
3. Perencanaan Keperawatan
20
Tabel 2.2 Rencana Keperawatan Pada Pasien Halusinasi Pendengaran (Nurarif dan Kusuma, 2016)
21
4. Implementasi Keperawatan
terhadap halusinasi
5. Evaluasi Keperawatan
dibagi dua jenis yaitu: evaluasi proses atau formatif dilakukan selesai
membandingkan respon klien pada tujuan umum dan tujuan khusus yang
22
kemajuan pasien terhadap tujuan yang akan dicapai. Evaluasi keperawatan
setelah dievaluasi.
terjadi.
yang ada.
A : Analisis, yaitu analisa atau pun kesimpulan dari data subjektif dan
data objektif.
23
P : Perencanaan, yaitu pengembangan rencana segera atau yang
optimal.
1. Pengertian
percakapan yang dilakukan dengan orang lain (Keliat & Akemat, 2012
24
a. Tahap Pra Interaksi
2). Pena
b. Tahap Orientasi
lakukan?”
Bagaimana hasilnya?”
25
3). Kontrak (Waktu, Tempat, Tujuan, Topik)
“Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbicara tentang
menit di taman.”
c. Tahap kerja
saya ingin.
“Iya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya
Bapak/Ibu X!”
26
Bapak/Ibu X ingin berlatih mengontrol suara dengan bercakap-cakap
berapa saja?”
d. Tahap terminasi
27
wujudnya sesuai dengan jadwal yang tadi telah kita buat yah Bu.
e. Tahap dokumentasi
dan tanda tangan, tanggal dan jam tindakan, serta hasil pelaksanaan
tindakan)
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Subyek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
29
C. Fokus Studi
muncul.
F. Instrumen Penelitian
G. Pengumpulan Data
30
2. Langkah Pengumpulan Data
melakukan penelitian.
SOP.
31
antara sebelum dan sesudah dilakukan strategi pelaksanaan 3 (SP3) bercakap-
cakap.
data/ hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel yang disertai
penjelasan tabel.
I. Etika Penelitian
3. Confidentiality (kerahasiaan)
penelitian.
4. Justice (keadilan)
32
5. Beneficience (bermanfaat bagi pasien)
33
DAFTAR PUSTAKA
Keliat & Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC
Rabba, E.P,. Dahrianis,. dan Rauf, S.P. 2014. Hubungan Antara Pasien
Halusinasi Pendengaran Terhadap Resiko Perilaku Kekerasan Diruang
Kenari RS Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. STIKES Nani
Hasanuddin Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Volume 4
Nomor 4, h.57-62
34
Sutinah. 2016. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Tak Stimulus
Persepsi Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi. Program Studi
Ners STIKES Harapan Ibu Jambi. Jurnal Ipteks Terapan. Vol.10 (No.13),
h.183-9.
Yusuf, Ah., Fitryasari, Rizky PK., Nihayati, Hanik Endang. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. Salemba Medika
35
Lampiran 1
1. Saya adalah peneliti berasal dari institusi Akper Pemkab Konawe dengan ini
meminta Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian
yang berjudul “Penerapan strategi pelaksanaan (SP3) bercakap-cakap dalam
meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi
pendengaran di ruang Matahari Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2020”.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah penerapan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran melalui
strategi pelaksanaan (SP3) bercakap-cakap pada pasien yang dapat
memberikan manfaat meningkatnya kemampuan mengontrol halusinasi.
Penelitian ini akan berlangsung selama 3 hari perawatan di Rumah Sakit Jiwa.
3. Prosedur pengambilan data dengan melalui proses pengkajian yang meliputi
wawancara, dan observasi.
4. Keuntungan yang Bapak/Ibu peroleh dalam keikutsertaan Bapak/Ibu pada
penelitian ini adalah Bapak/Ibu turut terlibat aktif mengikuti perkembangan
asuhan keperawatan yang diberikan.
5. Nama dan jati diri Bapak/Ibu beserta seluruh informasi yang Bapak/Ibu
sampaikan akan tetapi dirahasiakan.
6. Jika Bapak/Ibu membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 082247407493.
Peneliti
Eka Yusanti
NIM. 17.012
36
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)
penelitian yang akan dilakukan oleh Eka Yusanti, Nim: 17.012 dengan
Persetujuan
(…………………….) (…………………………..)
Peneliti
37
(Eka Yusanti)
NIM. 17.012
Lampiran 3
38
“Jika Bapak/Ibu X berlatih tanpa diingatkan oleh suster, Bapak/Ibu X dapat mengisi di
sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak/Ibu X berlatih dengan
diingatkan suster, maka Bapak/Ibu X mengisi dengan huruf B. Jika Bapak/Ibu X tidak
berlatih atau lupa, Bapak/Ibu X mengisi huruf T di kolom tanggal pelaksanaan.”
IV Tahap Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setelah berlatih cara mengontrol suara-suara tak
berwujud dengan bercakap-cakap dengan orang lain?”
2. Evaluasi Objektif
“Coba Bapak/Ibu X peragakan bagaimana cara mengontrol suara-suara dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Bagus sekali Bapak/Ibu X sudah dapat memperagakan cara mengontrol suara
dengan mengajak orang lain bercakap-cakap!”
3. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak/Ibu X jangan lupa untuk berlatih bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol suara yang tak tampak wujudnya sesuai dengan jadwal yang tadi telah
kita buat yah Bu. Dan jika Bapak/Ibu X mendengar suara yang tidak tampak
wujudnya, Bapak/Ibu X dapat menerapkan cara ketiga yaitu dengan mengalihkan
perhatian dengan mengajak perawat bercakap-cakap dengan Bapak/Ibu X.”
4. Kontrak yang Akan Datang (Waktu, Tempat, Tujuan)
“Bapak/Ibu X, besok kita akan berbicara mengenai cara keempat untuk mengontrol
suara tak berwujud yaitu dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.
Bapak/Ibu mau berbicara jam berapa dan di mana?”
“Baiklah, besok kita akan bertemu di taman jam 10 pagi untuk berlatih cara yang
keempat dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Permisi Bapak/Ibu…”
V Tahap Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
1. Nama dan tanda tangan
2. Tanggal dan jam tindakan
3. Hasil pelaksanaan tindakan
Sumber: Robertha (2013)
39
Lampiran 4
INSTRUMEN OBSERVASI
10. Ketakutan
40