Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

REKAYASA SUNGAI
MENGHITUNG DEBIT ALIRAN SUNGAI, KECEPATAN
SEDIMEN & EROSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
APUNG (FLOATING METHOD) & METODE ALAT UKUR
CURRENT METER
DOSEN PEMBIMBING : Rosmalinda, St

DISUSUN OLEH :

 SYAFUTRI ASBINTARI
 HENDRIZAL
 SERLY SALIMAH
 MASNUN
 RAHMAD HIDAYAT
 THOYIBAH
 FEBRI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam suatu pengelolaan Sumber daya air dengan perencanaan bangunan air
diperlukan suatu informasi yang menunjukkan jumlah air yang akan masuk ke bangunan
tersebut dalam sutuan waktu yang dikenal sebagai debit aliran. Informasi mengenai
besarnya debit puncak (banjir) yang diperlukan untuk perancangan bangunan
pengendalian banjir dan juga dilihat dari data debit minimum yang diperlukan untuk
pemaanfaatan air terutama pada musim kemarau. Sehingga dengan adanya data debit
tersebut pengendalian air baik dalam keadaan berlebih atau kurang sudah dapat
diperhitungkan sebagai usaha untuk mengurangi dampak banjir pada saat debit
maksimum dan kekeringan atau defisit air pada saat musim kemarau paanjang. Oleh
kerena itu, dalam pratikum ini belajar melakukan pengukuran debit sungai untuk
mendapatkan informasi besarnya air yang mengalir pada suatu sungai pada saat waktu
tertentu.

1.2.Tujuan

Tujuan dari Pratikum ini adalah :


1. Untuk menentukan mana yang lebih Deras atau besar Kecepatan aliran sungai di
Batang Lubuh Kota Pasir Pengaraian (Baik kecepatan tengah maupun tepi sungai)
2. Mengukur debit aliran sungai Batang Lubuh Kota Pasir Pengaraian
3. Pengaruh Sedimen terhadap Sungai
4. Solusi yang kami anggap bisa mengatasi sedimen di sungai tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Debit Aliran

Debit aliran adalah laju air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan
3
dalam satuan meter kubik per detik (m /dt). Sedangkan dalam laporan-laporan teknis, debit
aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu
perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karasteristik biogeofisik yang berlangsung
dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS dan atau adanya perubahan iklim
lokal.

2.2. Pengukuran Debit

Teknik pengukuran debit aliran langsung dilapangan pada dasarnya dapat dilakukan
melalui empat katagori :

1. Pengukuran volume air sungai.


2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang sungai.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang adialirkan
dalam aliran sungai (substance tracing method).
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukuran debit seperti weir (aliran air
lambat ) atau flume (aliran cepat).

Pada katagori pengukuran debit yang kedua, yaitu pengukuran debit dengan bantuan
alat ukur current meter atau sering dikenal sebagaipengukuran debit melalui ekatan
velocity-area method yamg paling banyak digunakan dan berlaku untuk kebanyakan
aliran sungai. Current meter berupa alat yang berbentuk propeller dihubungkan
dengan kotak pencatat (monitor yang akan mencatat jumlah putaran selama propeller
terebut berada dalam air) kemudian dimasukkan kedalam sungai yang akan diukur
kecepatan alirannya. Bagian ekor alat tersebut yang berbentuk seperti sirip akan
berputar karena gerakan aliran air sungai. Kecepatan aliran air akan ditentukan
dengan jumlah putaran per detik yang kemudian dihitung akan disajikan dalam
monitoring kecepatan rata-rata aliran air selama selang waktu tertentu. Pengukuran
dilakukan dengan membagi kedalaman sungai menjadi beberapa bagian dengan lebar
permukaan yang berbeda. Kecepatan aliran sungai pada setiap bagian diukur sesuai
dengan kedalaman. Ketentuan pengukurannya disajikan dalam tabel berikut :

Kedalaman (m) Pengamatan & kecepatan Kecepatan rata-rata


0.0 – 0.6 0.6d = V o.6d
0.6 – 0.3 0.2d = 0.5 (V0.2d + V0.8d)
0.8d
3.0 – 6.0 0.2d =
0.6d
0.8d
>6 S =
0.2d
0.6d
0.8d
B
Tabel 1 Penentuan Kedalaman Sungai

Dimana d adalah kedalaman sungai. Setelah kecepatan aliran sungai dan luasnya didapatkan,
debit sungai dapat dihitung dengan menggunakan persamaan matemtis berikut :

Q=AV

Keterangan :

3
Q = debit (m /dt)

V = Kecepatan (m/dt)

2
A = Luasan Sungai (m )

Dalam melakukan Pengukuran debit sungai perlu diperhatikan angka kecepatan aliran
rata-rata, lebar Sungai, kedalaman, kemiringan,dan geseran tepi dan dasar sungai. Geseran
tepi dan dasar sungai akan menurunkan kecepatan aliran terbesar pada bagian tengah dan
terkecil pada bagian dasar sungai. Faktor penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah jari-
jari hidrolik (hydraulic radius).

R = A/WP

Keterangan:
2
A = Luasan penampang Melintang (m )

Wp= Keliling basahan (wetted perimeter)

Cara pengukuran lainnya selain dengan menggunakan alat current meter, dalam
pengukuran kecepatan aliran sungai juga dapat dilakukan dengan metode apung (floating
method). Caranya dengan menempatkan benda yang tidak dapat tenggelam dipermukaan
aliran sungai untuk jarak tertentu dan mencatat waktu yang diperlukan oleh benda apung
tersebut bergerak dari satu titik pengamatan ke titik pengamatan lain yang telah ditentukan.
Benda apung yang digunakan dalam pengukuran ini pada dasarnya adalah benda apa saja
sepanjang dapat terapung dalam aliraan sungai. Pemilihan tempat pengukuran sebaiknya pada
baagian sungai yang relatif lurus dengan tidak banyak arus tidak beraturan. Jarak antara dua
titik pengamatan yang diperlukan ditentukan sekurang- kurangnya yang memberikan waktu
perjalanan selama 20 detik. Pengukuran dilakukan beberapa kali sehingga dapat diperoleh
kecepatan rata- rata permukan aliran sungai dengan persamaan berikut:

Vper = L/t

Keterangan :

L = jarak antara dua titik pengamatan (m)

t = waktu perjalanan benda apung (detik)

2.3. Pengaruh Erosi Terhadap Lingkungan Sekitar

 Tanah sekitar sungai menjadi terkikis sehingga sungai semakin lebar lebih kurang
20 meter
 Terjadi pengendapan pada bagian sungai yang lain

 Dinding tebing semakin habis


2.4.Faktor-Faktor yang Menyebabkan Erosi pada Sungai terhadap Lingkungan Sekitar
Sungai

 Banyaknya sampah yang menumpuk di sungai

 Kurangnya penghijauan
 Banyaknya tumbuhan sekitar sungai yang tidak bisa menyimpan air

2.5.Upaya untuk Penanggulangan Supaya tidak Terjadi Lagi Erosi pada Sungai

 Menghindari pembuangan sampah ke sungai


 Melestarikan budaya penghijauan
 Pada tepi sungai kalau bisa di kasih dinding-dinding penahan tanah supaya
menghindari pengikisan tanah.
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut:

1. Curren Meter
2. Stopwatch
3. Tali
4. Bambu dan Tongkat bersekala
5. Pensil
6. Kertas
7. Benda yang dapat terapung

3.2. Prosedur

a. Prosedur pelaksanaan pratikum ini untuk pengukuran kecepatan aliran sungaai dengan
menggunakan alat current meter adalah sebagai berikut:
1. Ukur dimensi sungai meliputi lebar sungai, dan bagi lebar sungai menjadi
beberapa segmen tergantung keadaan sungai tersebut.
2. Hitung kedalaman sungai dengan menggunakan tongkat berskala.
3. Tempatkan alat ukur current meter pada kedalaman sungai (lihat tabel 1)
4. Dengan menggunakan stopwatch, hitunglah kecepatan tertentu sesuai kedalaman
sungai melalui angka yang ditampilkan dalam monitor current meter lama waktu
pencatatan 1 menit.
5. Ulangi langkah hingga tiga kali pengukuran.
6. Lakukan pengukuran pada segmen, yaitu segmen 2 dan 3
7. Hitung kecepatan aliran sungai rata-rata pada setiap segmen pengukuran dengan
cara menjumlahkan nilai pengamatannya.
8. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas penampang sungai dengan kecepatan
rata-rata aliran sungai.
b. Prosedur pengukuran Kecepatan aliran sungai dengan metode apung (floating
method) adalah sebagai berikut:
1. Ukur panjang sungai dengan meteran yang akan dijadikan sebagai lintasan benda.
Jarak atau panjang sungai sekurang-kurangnya memberikan waktu perjalanan 20
detik.
2. Jatuhkan benda yang dapat terapung pada titik pengamatan 1 dan waktu mulai
dihitung. Hentikan pencatat waktu ketika benda telah sampai pada titik
pengamatan 2.
3. Catat waktu yang ditempeh benda tersebut.
4. Lakukan pengamatan beberapa kali minimal tiga kali percobaan
5. Hitung rata-rata waktu yang diperlukan benda selama percobaan tersebut.
6. Hitung kecepatan aliran sungai dengan mengalikan antara jarak titik pengamatan
dengan waktu tempuh rata-rata. Kemudian kalikan kecepatan aliran tersebut
dengan angka tetapan 0,75 (keadaan dasar sungai kasar).
7. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas sungai dan kecepatan aliran yang
didapatkan dari perhitungan pada langkah 6.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.6.Hasil
a. Perhitungan Luas Penampang Sungai
Luas AI
= 0,5 (3 x 2,8)
2
= 4,2 m

Luas AII

= 3 x 2,8
2
= 8,4 m

Luas AII

= 0,5 ( 3x 2,8)
2
= 4,2 m

2
Luas Total Sungai = 16,8 m

b. Hasil Percobaan dengan mMetode Floating Method (metode apung)


No Benda Waktu (Sekon) Panjang Sungai Kecepatan Kec.Rata-rata
(m) (m/s) (m/s)
1 1 17 22 1,29 1,32
2 1 16 22 1,37
3 1 17 22 1,29
4 2 15 22 1,47 1,22
5 2 17 22 1,29
6 2 24 22 0,92
Kecepatan Rata-rata benda 1dan 2 1,27
Perhitungan :

Q =VxA
2
Q = (0,75 x 1,27 m/s ) x 16,8 m
3
Q = 16,002 m /s
c. Hasil percobaan dengan Current meter

No Kecepatan ( m/s ) Kecepatan Rata – rata


Segmen I Segmen 2 Segmen 3 (m/s)
1 0,4 0,8 0,5
2 0,4 0,8 0,5
3 0,2 0,7 0,5
Kec Rata-rata 0,33 0,77 0,5 0,53
Perhitungan :

Q =AxV
2
Q = 16,8 m x 0,53 m/s
3
Q = 8,90 m /s

2.7.Pembahasan
Pengukuran debit sungai yang dilakukan pada saat pratikum menggunakan
dua metode, yaitu metode apung ( floating method ) dan menggunakan alat current
meter. Berdasarkan data dan hasil perhitungan kedua metode tersebut menghasilkan
3
debit yang jauh berbeda dengan selisih antara keduanya mencapai 7, 101 m /s.
Tentunya hal tersebut dikarenakan kedua debit didapatkan dari dua pengukuran yang
berbeda. Dalam prakteknya dilapangan banyak faktor-faktor yang mengakibatkan
ketidakakuratan dalam perhitungan debit aliran sungai.
Pada pengukuran dengan metode apung, karasteristik sungai yang tidak
beraturan, baik dari segi kedalaman, kecepatan arus maupun yang berat sehingga
menyulitkan pratikum dalam menentukan lokasi yang tepat untuk pengukuran. Hasil
pratikum dengan menggunakan metode apung ini kecepatan aliran yang didapatkan
relative dengan selisih konstan, yaitu 1 m/s namun pada pengukuran terakhir berubah,
kecepatannya jauh lebih lambat dari pengukuran sebelumnya, yaitu pada pengukuran
dengan benda dua pengamatan ketika didapatkan kecepatan aliran sungai mencapai
0,92 m/s yang jauh lebih kecil secara berturut-turut sebesar 0,37 ; 0,55 dari
pengamatan 2 dan 1 dengan benda yang sama. Hal tersebut dikarenakan aliran air
yang tidak beraturan sehingga sesekali benda yang terapung dialiran permukaan
sungai terjebak oleh cekungan arus sehingga perjalanan dari pengamatan 1 dan 2 tidak
lancar yang mengakibatkan waktu tempunya jauh dari pengamatan yang lain.
Penggunaan benda sebagai alat yang mengapung dialiran sungai juga perlu
diperhatikan. Hasil pengamatan antara benda 1 dan 2 yang mempunyai perbedaan
ukuran menyebabkan perbedaan kecepatan aliran yang didapatkan. Pada pengamatan
di dapatkan benda 1 yang ukurannya lebih kecil dari benda 2 ternyata mempunyai
kecepatan Rata – rata yang lebih besar dibandingkan dengan benda 2 yang berukuran
lebih besar, yaitu kecepatan rata- rata benda 1 mencapai 1,32 m/s sedangkan pada
benda 2 kecepatannya mencapai 1,22 m/s, terdapat perbedaan yang mencapai titik
akhir pengamatan memerlukan waktu 20 detik. Namun hasil pratikum hanya ada satu
kali pengamatan yang mencapai waktulebih dari 20 detik selebihnya kurang dari 20
detik, itu juga benda yang mencapai waktu lebih dari 20 detik dikarenakan terjebak
dipusaran air sehingga waktu tempuhnya menjadi lebih lama. Dengan demikian, jarak
pengamatan yang mencapai 22 m itu masih kurang untuk suatu pengamatan kecepatan
aliran sungai pada keadaan aliran sungai tersebut, sehingga data yang didapatkanpun
kurang akurat.
Berbeda halnya dengan metode apung, metode pengukuran debit air dengan
current meter ini lebih sulit penggunaannya. Pengukuran Kecepatan aliran airnya
tidak sesederhana metode apung, pada metode ini kedalaman sungai menjadi suatu
penentu dalam pengukuran, selain itu juga sungai harus dibagi ke beberapa bagian
untuk mendapatkan kecepatan rata- rata aliran sungai pada dari bagian tepi dan
tengah. Sehingga sebelum pelaksanaan pengamatan perlu memperhatikan beberaapa
hal, yang utama adalah kedalaman sungai, selain itu juga Arus tidak boleh terhalang
oleh suatu benda atau adanya batuan yang menghalangi sebab hal tersebut akan
mempengaruhi terhadap hasil pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan kecepatan
aliran sungai pada segmen tengah lebih besar dari pada bagian tepi kiri dan kanan.
Dari hasil pengamatan 1 sampai dengan 3 pada segmen tengah paling besar, yaitu
berkisar antara 0,7 – 0,8 sedangkan pada bagian kiri dan kanan maksimal kecepatan
aliran sungai mencapai 0,5 m/s. Hal tersebut dikarenakan pada bagian tengah relatif
lebih halus permukaan dasarnya sehingga air tidak terhalang perjalanannya, berbeda
dengan yang ada ditepi yang banyak terhalang bebatuan. Faktor –faktor yang dapat
mengurangi keakuratan data hasil pengamatan adalah terbatasnya peralatan yang
tersedia sehingga dalam penentuan titik pengamatan terhambat oleh arus yang besar,
permukaan dasar sungai yangtidak beraturan menyebabkan ketidak telitian dalam
penghitungan kedalaman air. Namun demikian, jika dibandingkan dengan hasil
pengamatan dengan metode apung, metode current meter lebih teliti terbukti dengan
hasil pengamatan yang jauh lebih kecil. Selain itu juga penggunaan alat yang cukup
baik dapat menghindari berbagai kesalahan dalam pengukuran dibandingkan dengan
metode apung. Debit aliran sungai yang didapatkan dari hasil pengamatan baik
berdasarkan metode apung maupun menggunakan Current Meter dapat dijadikan
sebagai informasi sangat penting dalaam peraancangan bangunan air.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di sungai batang lubuh Kota Pasir Pengaraian
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Debit aliran sungai berdasarkan pengukuran dengan metode apung sebesar 16,002
3
m /s.
2. Debit aliran sungai berdasarkaan pengukuran dengan menggunakan current meter
3
sebesar 8,90 m /s.
3. Pengukuran debit aliran sungai dengan menggunakan current meter lebih akurat
dibandingkan dengan metode apung.

4. Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau
ke sungai yang lain. Berbagai pengaruh yang disebabkan oleh erosi yaitu Tanah
sekitar sungai menjadi terkikis sehingga sungai semakin lebar, Terjadi pengendapan
pada bagian sungai yang lain, Dinding tebing semakin habis.

5.2. Saran
Pada pengukuran debit aliran sungai dengan metode apung sebaiknya dikaji
mengenai pengaruh dimensi benda yang digunakan dan sebelum pengamatan
dilakukan sebaiknya dicoba dahulu beberapa waktu tempuh benda dari jarak tertentu
hingga dapat menentukan jarak yang memenuhi syarat pengamatan, yaitu waktu
perjalanan benda sekurang- kurangnya 20 detik. Untuk pengukuran current meter
perlu diperhatikan tempat pengukuran yang arusnya tidak terhalang oleh batu atau
benda lainnya sehingga kecepatan yang diukur benar– benar kecepatan aliran sungai.
Mungkin penelitian ini belumlah sempurna sesuai yang kita harapkan. Maka
dari itu penulis berharap kritik dan sarannya dari kita semua. Yang sempurna itu
hanyalah dari Allah.
DOKUMENTASI SAAT MENGGUNAKAN CURRENT METER
DOKUMENTASI SAAT MENGGUNAKAN METODE APUNG (MANUAL)
(33'tQD

Anda mungkin juga menyukai