Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KURIKULUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Yang dibina oleh ibu Farida Setyaningrum.,M. Pd

DISUSUN OLEH :

1. .Rika Yunita Sari (16241012)


2. Ravy Bhimantari (16241013)

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen


tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan
adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih
berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar
dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal mungkin.

Salah satu aspek yang berpengaruh dalam dunia pendidikan adalah aspek kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem
pendidikan. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional
merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang
mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam memasuki era
globalisasi.

Salah satu yang dapat memengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan


bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum dilembaga pendidikan yang bersangkutan.
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup manajemen kurikulum meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. keberhasilan
kurikulum, diperlukan upaya pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum.
Pengelolaan kurikulum pada tingkat lembaga atau sekolah perlu di koordinasi oleh pihak
pimpinan (manajer) dan pembantu pimpinan (manajer) yang dikembangkan secara integral
dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang
bersangkutan.

Berdasarkan hal tersebut, makalah ini  ditulis untuk membantu mempersiapkan


manajemen sekolah bermutu terutama berkenaan dengan manajemen kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan di sekolah, baik itu dilakukan oleh para guru,
komite sekolah, kepala sekolah, dan pihak pihak yang terkait dengan mengembangkan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud manajemen kurikulum ?


2. Bagaimana ruang lingkup manajemen kurikulum ?
3. Apa prinsip dan fungsi manajemen kurikulum ?
4. Apa tugas dan peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum ?
5. Apa saja perumusan isi kurikulum ?
6. Bagaimana pengembangan mata pelajaran muatan local ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud manajemen kurikulum
2. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup manajemen kurikulum
3. Untuk mengetahui apa prinsip dan fungsi manajemen kurikulum
4. Untuk mengetahui apa tugas dan peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum
5. Untuk mengetahui apa saja perumusan isi kurikulum
6. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan mata pelajaran muatan local
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penegertian Manajemen Kurikulum


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagi pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Manajemen
kurikulum adalah sebagai suatu sistem penegelolaan kurikulum yang kooperatif,
sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan kurikulum.

B. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum


Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup
manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi kurikulum.

C. Prinsip Dan Fungsi Manajemen Kurikulum


1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus
sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar
sesuai dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi
yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab.
3. Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan
maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang
terkait.
4. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai
tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen
kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya
tenaga, biaya, dan waktu.
5. Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.
Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mangarahkan visi,
misi, dan tujuan kurikulum.
Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum diantaranya sebagai berikut.

1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum


2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesepakatan pada siswa untuk mencapai
hasil yang maksimal.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pemeblajaran sesaui dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungansekitar peserta didik.
4. Meningkatkan efektifitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
5. Meningkatkan efisiensi dan efetivitas proses belajar mengajar.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan
kurikulum.

D. Tugas Dan Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Kurikulum


Tugas dan peran kepala sekolah yang harus dimiliki manajemen kurikulum,
yaitu berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah
sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik.
Pendekatan kinerja kepala sekolah yang bisa dikembangkan diataranya :
a. Pendekatan berdasarkan perencanaan program kerja kepala sekolah
b. Pendekatan berdasarkan proses kinerja kepala sekolah
c. Pendekatan berdasarkan produk atau hasil dari kinerja kepala sekolah
d. Pendekatan dampak dari pemanfaatan produk kinerja kepala sekolah.

Secara garis besar beberapa kegiatan berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen


kurikulum dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Mengelola perencanaan kurikulum


Pemerintah pusat perlu merumuskan dan menetapkan kurikulum standar
bersifat nasional (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang berfungsi
sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
sekolah.
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimksudkan un tuk membeina siswa kerah perubahan tingkah laku yang
diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada
siswa. Tujuan perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk kerangka
teori dan penelitian terhadap kekuatan sosial, pengembangan masyarakat,
kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Tujuan kurikulum merupakan rumusan yang
menggambarkan outcome yang diharapkan berdasarkan beberapa skema nilai
diambil dari kaidah-kaidah filosofis.

2. Mengelola implementasi kurikulum


Implementasi kurikulum merupakan bentuk aktualisasi dari kurikulum yang telah
direncanakan. Berkaitan dengan implementasi kurikulum yang berbasis pada
kompetensi (KBK dan KTSP) dikembangkan dengan beorientasi kepada
pengembangan kepribadian atau kurikulum humanistik, menuju kepda kurikulum
yang berorientasi pada kehidupan dan alam pekerjaan.
3. Mengelola pelaksanaan evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum secara legal formal tertuang dalam pasal 57 Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai dasar bagi
pelaksanaan evaluasi kurikulum. Isi dari pasal 57 ayat 1 yaitu evaluasi dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, ayat 2 menyebutkan evaluasi dilakukan terhadap peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua
jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Tujuan evaluasi kurikulum ada dua hal,
yang pertama evaluasi dugunakn untuk meneilai efetifitas program, kedua
evaluasi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam implemen tasi kurikulum atau
pembelajaran.
4. Mengelola perumusan penetapan kriteria dan pelaksanaan kenaikan
kelas/kelulusan
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan evaluasi kurikulum dan
pembelajaran yang perlu dilakukan secara objektif, integritas, dan
kompreherensif.
5. Mengelola pengembangan bahan ajar, media pembelajaran, dan sumber belajar
Bahan ajar yang dipelajari siswa sebaiknya tidak hanya berdasarkan pada buku
teks pelajaran, melainkan perlu menggunakan dan mengembangkan berbagai
bahan ajar melalui media dan sumber belajar sesuai dengan topik bahasan.
6. Mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan kokurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan disekolah.

E. Perumusan Isi Kurikulum


Menurut Hyman (1973) isi kurikulum adalah pengetahuan (yaitu fakta,
penjelasan, prinsip, definisi), skill dan proses (membaca, menulis, meghitung,
membuat keputusan berlandaskan berpikir kritis, mengkomunikasikan), dan nilai
(yaitu percaya terhadap hal-hal yang baik dan buruk, benar dan salah, indah dan
jelek).
Secara umum ada dua bentuk organisasi kurikulum, yaitu sebagai berikut :
1. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject Curriculum)
a. Mata pelajaran yang terpisah-pisah
Bentuk kurikulum ini sudah lama digunakan dalam dunia pendidikan kita
karena memiliki karakteristik yang sangat sederhana dan mudah dilaksanakan.
Dalam proses pembelajarannya bentuk kurikulum ini cenderung aktivitas
siswa tidak diperhatikan bahkan diabaikan, karena yang dianggap penting
adalah supaya sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat diterima dan
dihafal oleh siswa.
b. Mata pelajaran gabungan
Kurikulum ini pada hakikatnya adalah penyatuan beberapa mata pelajaran
yang sejenis, seperti IPA (didalamnya tergabung fisika, biologi, dan kimia)
dan IPS. Kurikulum bentuk ini sebagai upaya penggabungan dari mata
pelajaran yang terpisah-pisah dengan maksud untuk mengurangi kekurangan
yang terdapat dalam bentuk mata peajaran.
2. Kurikulum terpadu
Kurikulum ini cenderung lebih memandang bahwa dalam suatu pokok
bahasan harus integrated atau terpadu secara menyeluruh. Dalam penerapan
kurikulum ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengimplementasikan
berbagai strategi belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik kurikulum
tersebut. Pembelajaran yang mungkin banyak digunakan seperti pemecahan
masalah, metode proyeek, pengajaran unit, inkuiri, discovery dan pendekatan
tematik yang dilakukan dalam pembelajaran kelompok maupun secara
perorangan.

F. Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal


Ada dua pola pengembangan mata pelajaran muatan lokal dalam rangka
menghadapi pelaksanaan KTSP. Pola tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan muatan lokal sesuai dengan kondisi sekolah saat ini
Langkah dalam pengembangan mata pelajaran muatan lokal bagi sekolah yang
memang tidak mampu mengembangkannya adalah sebagai berikut :
a. Analisis mata pelajaran muatan lokal yang ada di sekolah. Apakah masih layak
dan relevan mata pelajaran muatan lokal diterapkan disekolah ?
b. Jika masih layak kemudian langkah selanjutnya mengubah mata pelajaran
muatan lokal tersebut kedalam SK dan KD
c. Jika ada yang tidak layak sekolah bisa menggunakan mata pelajaran muatan
lokal dari sekolah lain atau tetap menggunakan mata pelajaran muatan lokal
yang ditawarkan oleh dinas pendidikan.
2. Pengembangan muatan lokal dalam KTSP
1. Proses pengembangan
Pengembangan mata pelajaran muatan lokal sepenuhnya ditangani oleh
sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara
profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya.
Langkah-langkah pengembangan mata pelajaran muatan lokal :
i. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
ii. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
iii. Menentukan bahan kajian muatan lokal
iv. Menentukan mata pelajaran muatan lokal
v. Mengembangkan SK dan KD serta silabus dengan mengacu pada
standar isi yang ditetapkan oleh BSNP
2. Pihak yang terlibat dalam pengembangan
Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila sekolah tidak mempunyai SDM
dalam mengembangkannya, sekolah dan komite sekolah dapat bekerja sama
dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembangan Kurikulum (TPK)
di daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPM), Perguruan Tinggi,
Instansi atau Lembaga diluar Depdiknas, misalnya pemerintah daerah atau
Bapeda, Dinas Departemen Lain Terkait, Bina Usaha atau Industri, tokoh
masyarakat.
3. Silabus
Dalam implemenasinya silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-
masing guru
4. Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP)
Adapun komponen RPP yaitu :
a. Tujuan pembelajaran
b. Indikator
c. Materi ajar/pembelajaran
d. Kegiatan pembelajaran
e. Metode pembelajaran
f. Sumber belajar
5. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek, penggunaan potrofolio, dan penilaian diri.
3. Pengembangan diri dalam kurikulum
Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan diri disekolah, yaitu
terbentuknya keyakinan, sikap, perasaan, dan cita-cita para peserta didik yang
realistis sehingga peserta didik dapat memiliki kepribadian yang sehat dan utuh.
a. Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengeksperikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiapa peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri seyogianya lebih banyak dilakukan
diluar jam reguler (jam efektif), melalui berbagai jenis kegiatan
pengembangan diri. Dalam hal-hal tertentu kegiatan pengembangan diri bisa
saja dilakukan secara klasikal dalam jam efektif. Kegiatan pengembangan diri
harus memerhatikan prinsip keagamaan individu.
BAB III
ANALISIS ARTIKEL

Judul Artikel : Manajemen Kurikulum Madrasah Aliyah Program Kegamaan Man 1


Surakarta

Peneliti : Norma Chunnah Zulfaa dan Pardjono

Jurnal : Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Tahun : 2013

ANALISIS ARTIKEL

Artikel ini ini bertujuan untuk mengungkap manajemen kurikulum MAPK MAN 1
Surakarta mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum serta kendala
manajemen kurikulum. Perencanaan kurikulum MAPK dilakukan melalui workshop dengan
berpedoman pada kurikulum nasiona, keunggulan local, dan adaptasi sistem pondok
pesantren.

Kurikulum pendidikan islam yang menonjolkan tujuan agama dan ahlak pada
berbagai tujuan, kandungan, metode alat dan tehniknya harus menyesuaikan dengan tuntutan
zaman tanpa harus keluar dari nilai-nilai keislaman yang menjadi cir khasnya. Oleh karena itu
kurikulum pendidikan islam perlu dikelola dengan baik agar menghasilkan lulusan yang
mampu bersaing dengan lulusan sekolah umum lainnya.

Pelaksanaan kurikulum MAPK terlaksana dalam berbagai bentuk kegiatan berupa


pembelajaran pagi, tutorial sore hari, tahfidzul qur’an, kegiatan asrama, pengembangan
Bahasa arab dan inggris, serta kegiatan ekstrakurikuler seperti kaligrafi, hadrah, dan KIR.
Semua kegiatan tersebut dilakukan demi mengembangkan potensi siswa dalam penguasaan
ilmu-ilmu islam, kemampuan Bahasa asing, dan kreatifitas siswa. Sedangkan Madrasyah
Aliyah program khusus menggunakan KTSP meski dalam pelaksanaan tidak sepenuhnya
KTSP, dan kurikulum lokal adaptasi dari lembaga ilmu pengetahuan islam dan arab (LIPIA)
artinya ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan di MAPK menggunakan buku ajar dari
LIPIA dan adaptasi kurikulum pesantren salaf terutama untuk kajian kitab-kitab kuning.
Madrasyah Aliyah program kegamaan menyusun kurikulum KTSP meski pelaksanaannya
belum melibatkan semua pihak, penyususnan kurikulum MAPK disesauaikan dengan filosofi
MAPK. Dalam sosialisasi KTSP sosialisasi juga dilakukan melalui media tertulis dalam
bentuk dokumen KTSP yang disusun oleh tim penyusun kurikulum. Dalam hal ini sekolah
selalu melakukan evaluasi kurikulum untuk menilai hasil belajar siswa yang dilaksanakan
dalam bentuk ujian semester, ujian madrasah dan ujian nasional dengan Bahasa arab untuk
muatan kurikulum nasional dan muatan kurikulum lokal.

Solusi yang ditawarkan artikel ini adalah dengan memperkuat kemampuan berbahasa
siswa. Kemudian guru perlu menentukan standar buku modul yang tepat serta dapat
berkonsultasi dengan pakar atau ahli dibidangnya. Sekolah dapat memberikan pelatihan
kepada guru tentang administrasi pembelajaran dan teknologi computer dalam rangka
membuat media pembelajaran menarik.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas bahwa manajemen kurikulum merupakan bagian
integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Manajemen kurikulum
memiliki beberapa prinsip yaitu produktivitas, demokratisasi, kooperatif,
efektivitas dan efisiensi, dan pengarahan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan
yang sudah ditetapkan.
Secara garis besar beberapa kegiatan berkenaan dengan fungsi-fungsi
manajemen kurikulum dapat dikemukakan sebagai berikut: Mengelola
perencanaan kurikulum, Mengelola implementasi kurikulum, Mengelola
pelaksanaan evaluasi kurikulum, Mengelola perumusan penetapan kriteria dan
pelaksanaan kelas atau kelulusan, Mengelola pengembangan bahan ajar, media
pembelajaran, dan sumber belajar, Mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan
kokuriler

Perumusan isi kurikulum mencankup: Kurikulum berdasarkan mata pelajaran


meliputi mata pelajaran yang terpisah-pisah, mata pelajaran gabungan. Kurikulum
terapadu kurikulum ini cenderung lebih memandang bahwa dalam suatu pokok
bahasan harus integred atau memeiliki kemampuan mengimplementasikan
berbagai strategi.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group.

Mudlofir, A. (2011). Aplikasi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan


dan bahan ajar dalam pendidikan islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nugroho, S. (2008). Manajemen kurikulum kelas internasional di SMA negeri 1 kota


Yogyakarta. Tesis, tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai