Anda di halaman 1dari 1

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Jamur B. bassiana juga dikenal sebagai penyakit white muscardine karena


miselium dan konidium (spora) yang dihasilkan berwarna putih, bentuknya oval, dan
tumbuh secara zig zag pada konidiofornya. Hasil penelitian dengan melakukan
metode ekstasi dari tanah dengan menggunakan media seleksi dan metode umpan
serangga menunjukan bahwa cendawan entomatogen B. bassiana mampu
mengklonisasi seluruh jaringan ulat. Umumnya mekanisme infeksi fungi entomo-
patogen melalui empat tahap. Pada tahap awal akan terjadi kontak antara propagul
fungi dengan tubuh serangga inang. Kemudian pada tahap berikutnya yaitu
menempel dan berkecambahnya propagaul fungi tersebut pada integumen
serangga. Untuk mengalami perkecambahan, propagaul fungi memerlukan
kelembapan yang tinggi. Pada tahap ketiga terjadi penetrasi atau penembusan dan
invasi pada tubuh serangga. Dalam melakukan proses penembusan tersebut dapat
dilakukan secara mekanis maupun dengan cara mengeluarkan enzim atau toksin
secara kimiawi. Selanjutnya pada tahap keempat yaitu terjadinya proses
penghancuran pada titik penetrasi dan blastospora akan terbentuk yang akan
menyebar ke daerah hemolimfa dan menyerang jaringan lainya dengan membentuk
hifa sekunder.

5.1 Saran

Pemanfaatan jamur B. bassiana sebagai biopestida tidak akan mencemari


dan merusak lingkungan seperti pestisida kimia. Dengan memanfaatkan jamur ini
memberikan dampak positif yang sangat besar bagi lingkungan, sehingga
penerapan harus dilakukan pada petani dengan melakukan penyuluhan tentang
manfaat jamur B. bassiana dalam mengatasi hama pada tanaman.

Anda mungkin juga menyukai