Jamur B. bassiana juga dikenal sebagai penyakit white muscardine karena
miselium dan konidium (spora) yang dihasilkan berwarna putih, bentuknya oval, dan tumbuh secara zig zag pada konidiofornya. Hasil penelitian dengan melakukan metode ekstasi dari tanah dengan menggunakan media seleksi dan metode umpan serangga menunjukan bahwa cendawan entomatogen B. bassiana mampu mengklonisasi seluruh jaringan ulat. Umumnya mekanisme infeksi fungi entomo- patogen melalui empat tahap. Pada tahap awal akan terjadi kontak antara propagul fungi dengan tubuh serangga inang. Kemudian pada tahap berikutnya yaitu menempel dan berkecambahnya propagaul fungi tersebut pada integumen serangga. Untuk mengalami perkecambahan, propagaul fungi memerlukan kelembapan yang tinggi. Pada tahap ketiga terjadi penetrasi atau penembusan dan invasi pada tubuh serangga. Dalam melakukan proses penembusan tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun dengan cara mengeluarkan enzim atau toksin secara kimiawi. Selanjutnya pada tahap keempat yaitu terjadinya proses penghancuran pada titik penetrasi dan blastospora akan terbentuk yang akan menyebar ke daerah hemolimfa dan menyerang jaringan lainya dengan membentuk hifa sekunder.
5.1 Saran
Pemanfaatan jamur B. bassiana sebagai biopestida tidak akan mencemari
dan merusak lingkungan seperti pestisida kimia. Dengan memanfaatkan jamur ini memberikan dampak positif yang sangat besar bagi lingkungan, sehingga penerapan harus dilakukan pada petani dengan melakukan penyuluhan tentang manfaat jamur B. bassiana dalam mengatasi hama pada tanaman.