Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Lia Apriliana

NIM : P07120118075

PRODI : D3 Keperawatan 2A

MATA KULIAH : Keperawatan Maternitas

DOSEN PEMBIMBING : Ibu Hj. Ns. Agustine Ramie M.Kep.

1. Apa arti dari inisiasi mnyusu dini (IMD)

Jawab :

Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan menyusu


dalam satu jam pertama setelah bayi lahir.

Cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri
dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini
ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli Utami,
2008).

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri dan tidak disodorkan
langsung ke puting susu Ibu. Inisiasi Menyusui Dini sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif dan lama menyusui.

Manfaat ASI telah terbukti berperan penting sebagai sumber makanan utama
dan membantu memperkuat sistem kekebalan bayi baru lahir untuk melindunginya
dari berbagai penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan
dengan inisiasi menyusui dini.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan proses inisiasi menyusui


dini dijalankan dalam satu jam pertama sejak bayi lahir. Caranya adalah dengan
menempatkan bayi di dada ibunya segera setelah sang bayi keluar dari jalan lahir.
Bayi ini kemudian akan secara alami, tanpa dibantu, mencari puting ibunya
untuk menyesap ASI. Ibu yang melahirkan normal dan kondisi bayi yang sehat
setelah lahir menjadikan hal ini bisa segera dilakukan setelah melahirkan.

Inisiasi = Refleks bayi dalam mencari puting ibu

Dini = Segera setelah lahir dalam waktu 1 jam setelah dilahirkan

Memberi kesempatan kepada bayi muntuk mulai/ inisiasi menyusu sendiri


segera setelah lahir/ dini dengan cara membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu
setidaknya 1 jam atau lebih sampai menyusu pertama selesai.

2. Bagaimana dengan tahapan IMD, tolong jelakan !

Jawab :

Tahapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Berlangsung beberapa menit sampai 1 jam bahkan lebih

a) Tahapan I Dalam 30’ pertama : Bayi setelah lahir dalam kondisi siaga. Mata
terbuka lebar dan sesekali memandang ibunya.
b) Tahapan II: bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada
mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.
c) Tahap III: Bayi mengeluarkan air liur sebagai pengenalan adanya makanan (ASI)
d) Tahap IV: Dengan kaki menekan perut ibu, bayi bergerak ke arah payudara.
Areola sebagai sasaran. Menghentak-hentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke
kanan kiri, menyentuh puting susu dengan tangannya.
e) Tahap V: bayi menjilat kulit ibunya, bakteri yg masuk menjadi bakteri baik bagi
pencernaan bayi
f) Tahap VI: bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi membuka mulut lebar dan
melekat dengan baik. Bayi menyusu untuk pertama kalinya
3. Apakah manfaat IMD bagi ibu dan bagi janin ?

Jawab :

a) Manfaat IMD bagi Ibu


1) Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi
2) Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko perdarahan
sesudah melahirkan
3) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan
menyusui selama masa bayi
4) Mengurangi stress Ibu setelah melahirkan

b) Manfaat IMD bagi Janin


1) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat
2) Menenangkan ibu dan bayi serta mengatur pernapasan dan detak jantung
3) Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang
normal
4) Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai
bayi
5) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai
menyusu
6) Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi
7) Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau agak
kehitaman yang pertama kali keluar dari bayi karena meminum air ketuban)
8) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan
menyusu
9) Membantu perkembangan persyarafan bayi
10) Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi
11) Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks mengisap’ pada bayi yang terjadi 20-
30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks kurang cepat, dan hanya
akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian.
4. Bagaimanakah cara kerja IMD yang dianjurkan ?

Jawab :

Cara Inisiasi Menyusu Dini Yang Dianjurkan

a) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua
tangannya.
c) Tali pusat di potong lalu diikat.
d) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan.
e) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan
kontak kulit bayi dan kulit ibu.

5. Apakah penyebab terjadinya nyeri persalinan ?

Jawab :

Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan yang
berlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas
besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa
menyakitkan bagi ibu.

Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga
menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak,
kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar
dari dalam rahim ibu (Danuatmaja, 2004, dalam Adriana, 2012, hal. 14)

Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan yang
berlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas
besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa
menyakitkan bagi ibu.
Suatu sensori yang tidak menyenangkan dari satu pengalaman emosional yang
disertai kerusakan jaringan secara actual/potensial (Medical Surgical Nursing )

Nyeri merupakan mekanisme perlindungan bagi tubuh sebagai kontrol atau


alarm terhadap bahaya

Nyeri merupakan perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan
yang dapat menimbulkan ketegangan.

Suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan disebabkan oleh stimulus


spesifik mekanis, kimia, elektrik pada ujung -ujung syaraf serta tidak dapat diserah
terimakan kepada orang lain.

Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga
menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak,
kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar
dari dalam rahim ibu (Danuatmaja, 2004, dalam Adriana, 2012, hal. 14)

Penyebab nyeri dalam persalinan :

a) Terbukanya Mulut Rahim


Menyebabkan peregangan otot polos menyebabkan nyeri Intensitas nyeri: semakin
membuka maka semakin nyeri. Nyeri terasa 15 – 30” selama kontraksi rahim
b) Tertekannya ujung saraf pd wkt kontraksi & teregangnya uterus ke bawah
c) Nyeri ‘paling hebat’: ketika peregangan jalan lahir oleh kepala janin pd akhir kala
I dan selama pengeluaran janin.

Nyeri persalinan kala-I adalah akibat dilatasi seviks dan sagmen uterus
bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan
ligamen.
Faktor penyebab nyeri persalinan adalah :

a) berkurangnya pasokan oksigen ke otot rahim (nyeri persalinan menjadi lebih


hebat jika interval antara kontraksi singkat, sehingga pasokan oksigen ke
otot rahim belum sepenuhnya pulih)
b) meregangnya leher rahim (effacement dan pelebaran)
c) tekanan bayi pada saraf di dan dekat leher rahim dan vagina
d) ketegangan dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim dan sendi
panggul selama kontraksi dan turunnya bayi
e) Tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan anus,
f) Meregangnya otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina
g) ketakutan dan kecemasan yang dapat menyebabkan dikeluarkannya
hormon stress dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan lain-lain) yang
mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan lebih berat
(Simkin, P., Whalley, J., dan Keppler, A., 2007, hal. 150).

Nyeri kala II disebabkan oleh tekanan kepala janin pada pelvis, distensi
struktur pelvis regangan pada organ dasar panggul (kandung kemih, uretra, rectum,
vagina, perineum) dan tekanan pada pleksus lumbo sakralis. Impuls-impuls nyeri
tersebut di bawa dari perineum ke sacrum 2, 3, 4 melalui syaraf pudendal.

Tipe nyeri kala II seperti menyengat, tajam, tarikan, tekanan, rasa


terbakar, seperti diplintir serta kram. Nyeri dirasakan di regio lumbal 2, bagian
bawah punggung, paha, tungkai dan area vagina, dan perineum. Ibu biasanya
mempunyai keinginan untuk mengejan
6. Apa saja metode atau tindakan untuk mengurangi nyeri persalinan ?

Jawab :

Cara Mengatasi Nyeri Persalinan secara Medis

Berikut ini adalah cara-cara mengatasi rasa sakit saat persalinan normal
dengan bantuan medis.

Untuk mengatasi nyeri persalinan dengan pengobatan dapat diberikan obat


antinyeri atau dengan pembiusan.

a) Obat antinyeri
Obat ini dapat diberikan untuk membantu mengurangi rasa nyeri saat
persalinan tanpa menyebabkan mati rasa di bagian tubuh tertentu. Untuk
mengurangi rasa nyeri yang sangat berat, dapat diberikan obat golongan opioid
seperti morfin atau fentanyl.
Namun pemberian obat golongan ini perlu diwaspadai karena morfin dapat
menyebabkan efek samping berupa gangguan pernapasan dan mengantuk. Obat
antinyeri lain seperti ketorolac, naproxen, dan aspirin juga dapat mengurangi nyeri
dengan baik.
b) Anestesi regional
Cara seperti ini paling umum dipilih oleh ibu hamil karena efektif mengurangi
rasa sakit atau nyeri persalinan. Anestesi atau pembiusan bisa membuat bagian-
bagian tubuh tertentu menjadi mati rasa dan kebal pada rasa sakit.
Ada dua jenis anestesi yang bisa dipilih, yaitu epidural atau spinal. Namun,
kombinasi dari dua pembiusan tersebut juga bisa diterapkan.

Pembiusan secara epidural berbeda dengan spinal. Dengan epidural, obat akan
disuntikkan di luar lapisan yang menyelimuti saraf tulang belakang. Anda akan
mati rasa setelah 10 hingga 20 menit kemudian. Sementara spinal, obat akan
disuntikkan lebih dalam dan mendekati saraf tulang belakang.
Berbeda dengan epidural, efek pembiusan spinal bisa langsung terasa setelah
penyuntikan dan juga menggunakan obat dalam dosis lebih rendah.

Menurut penelitian, kedua anestesi ini aman untuk ibu dan bayi. Meski begitu,
metode ini memiliki efek samping meski jarang terjadi, antara lain menurunkan
tekanan darah, sakit kepala, gatal-gatal ringan saat persalinan, kaki terasa berat,
kesemutan, dan kesulitan buang air kecil.

c) Anestesi lokal
Anestesi ini dapat meringankan rasa sakit sekitar jalan lahir saat persalinan.
Anestesi lokal bermanfaat ketika dokter melakukan penyayatan atau episiotomi di
area perineum, yaitu antara vagina dan anus.
Selain itu, juga bermanfaat saat dokter menjahit vagina Anda setelah
melahirkan. Obat anestesi disuntikkan ke dalam jaringan perineum.
Meski jarang terjadi, metode ini bisa menimbulkan alergi dan menurunkan
tekanan darah Anda. Teknik ini aman, baik untuk ibu maupun bayi.

Selain pengobatan di atas juga terdapat cara lain untuk mengatasi nyeri pada
saat persalinan yaitu dengan pemberian obat petidin dan gas entonox. Tetapi kedua
cara ini relatif jarang digunakan di Indonesia.

Cara Sederhana Mengatasi Nyeri Persalinan

Selain dengan cara medis, mengatasi nyeri persalinan juga bisa dilakukan
dengan metode sederhana seperti di bawah ini :

a) Menaruh botol berisi air hangat yang dibungkus dengan handuk ke bagian tubuh
yang terasa nyeri.
b) Memijat bagian tubuh yang sakit. Cara mengatasi nyeri persalinan ini diduga dapat
merangsang tubuh untuk melepaskan obat penghilang rasa sakit alami.
c) Berendam di dalam bak berisi air hangat.
d) Melakukan teknik relaksasi seperti menarik napas dalam, mendengarkan musik
yang menenangkan atau menggunakan aromaterapi.
e) Minta ditemani oleh suami, orang tua, saudara, atau teman.
f) Duduk di tempat tidur dengan tumpukan bantal menyanggah punggung. Atau jika
dokter mengizinkan, cobalah berdiri dan menekuk lutut berkali-kali sambil tangan
memegang tepi tempat tidur, atau dinding bersandar di dinding.
g) Berjalan tiap kali kontraksi selesai diduga bisa memperpendek waktu persalinan
dan mengatasi nyeri persalinan.
h) Terakhir, jangan lupa mengonsumsi makanan berenergi, karena proses persalinan
bisa memakan waktu hingga berjam-jam.

Anda mungkin juga menyukai