Anda di halaman 1dari 2

Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sejak jutaan tahun yang lalu wilayah Indonesia telah dihuni beberapa jenis
manusia praaksara, seperti Pithecantropus erectus, Megantropus paleojavanicus,
dan Homo soloensis. Namun, jenis makhluk purba tersebut telah mengalami
kepunahan. Sisanya lambat laun mengalami perubahan. Menurut para ahli, Homo
wajakensis diduga merupakan bentuk perubahan langsung dari Homo soloensis.
Jenis manusia praaksara Homo wajakensis ini kemudian menjadi manusia purba
yang tersisa dan merupakan salah satu ras penghuni asli Nusantara.
Pada perkembangannya, Homo wajakensis menyebar ke arah timur dan
barat. Mereka yang Ke arah timur menetap di Papua, Kepulauan Kai, Pulau Seram,
dan Sulawesi Selatan. Mereka yang ke arah barat mendiami Sumatra, terutama di
Sumatra Timur. Mereka yang menyebar ke kedua arah tersebut termasuk ke dalam
ras Australomelanosoid.
Nenek moyang kita yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini
diduga berasal dari benua Asia Menurut von Hiene Geldern, nenek moyang bangsa
Indonesia itu berasal daerah Yunnan, di Cina Selatan. Pendapat Geldern didukung
bukti berupa kesamaan peninggalan benda-benda yang terdapat di daerah Yunnan
dan di Indonesia. Benda-benda yang sama itu, antara lain kapak lonjong dan kapak
persegi.
Nenek moyang yang berasal dari Yunnan pindah ke Kepulauan Nusantara
karena terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat. Selain itu, mereka hidup di alam
yang tidak banyak memberikan kesejahteraan hidup. Proses kedatangan nenek
moyang bangsa Indonesia ke Kepulauan Nusantara dibagi dalam dua gelombang.
Gelombang pertama yang datang lebih awal disebut Proto Melayu (Melayu Tua) dan
berikutnya adalah Deutero Melayu (Melayu Muda).
1. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua)
Bangsa Proto Melayu tiba di Indonesia kira-kira tahun 2.000 SM. Mereka
membawa kebudayaan neolitikum (batu baru). Arah persebaran bangsa Proto
Melayu terdiri atas dua cabang. Cabang pertama adalah bangsa yang membawa
peralatan kapak lonjong. Mereka disebut sebagai Papua-Melanosoid. Arah
persebarannya dari Yunnan melalui Filipina, kemudian menyebar ke Sulawesi Utara,
Maluku, dan bahkan ada yang sampai ke Papua. Cabang yang kedua adalah
bangsa Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Gelombang cabang kedua ini
bermula dari Yunnan melalui Malaya Sumatra, Jawa, Nusatenggara, dan pulau-
pulau lainnya. Hasil kebudayaan yang dibawa berupa kapak persegi. Setiba di
Kepulauan Nusantara, bangsa Proto Melayu ada yang berasimilasi dengan ras
Australomelanesoid.Namun, ada pula yang tetap mempertahankan keaslian rasnya.
2. Bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda)
Bangsa Deutero Melay tiba di Kepulauan Nusantara kira-kira tahun 500 SM.
Kedatangan mereka disertai kebudayaan logam yang berasal dari Dongson
(Vietnam Utara). Benda-benda logam yang dibawa di antaranya berupa nekara,
candrasa, bejana perunggu, manik-manik, arca dan sebagainya.
Alur penyebaran nenek moyang dari kelompok Melayu Muda ini bermula dari
daratan Asia ke Thailand, Malaysia Barat, dan terus menuju tempat-tempat di
Nusantara. Gelombang terakhir ini pun masih tergolong Austronesia. Pada
perkembangannya, ras Papua-Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras
Australomelanesoid melahirkan berbagai macam suku bangsa yang tersebar di
seluruh pelosok Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai