Anda di halaman 1dari 10

TUGAS I

1. Jelaskan apa itu instalasi farmasi rumah sakit / IFRS


 Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit (Permenkes No. 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit)
 Instalasi Farmasi adalah bagian dari Rumah sakit yang bertugas menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi
serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di Rumah sakit (UU No. 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit).
 Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di suatu
rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
beberapa apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan kompeten secara profesional dan merupakan tempat atau fasilitas
penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit (Siregar, 2004)

2. Jelaskan apa saja kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ada di IFRS!


Pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan sediaan farmasi dan pekerjaan kefarmasian dalam
pelayanan sediaan farmasi (PP 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian).

3. Jelaskan tugas, tanggung jawab dan fungsi dari IFRS!


 Tugas Instalasi Farmasi, meliputi:
1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan
Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik
profesi
2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien;
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan
keamanan serta meminimalkan risiko
4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan
rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien
5. Berperan aktif dalam Komite/Tim Farmasi dan Terapi
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan Kefarmasian
7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium
Rumah Sakit.
(Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit)
 Tanggung jawab IFRS:
Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat
untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang bersifat diagnosis dan terapi untuk
kepentingan pasien yang lebih baik.
 Fungsi Instalasi Farmasi, meliputi:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
a. memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit
b. merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai secara efektif, efisien dan optimal
c. mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku;
d. memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
e. menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku
f. menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian
g. mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
ke unit-unit pelayanan di Rumah Sakit
h. melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu
i. melaksanakan pelayanan Obat “unit dose”/dosis sehari
j. melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai (apabila sudah memungkinkan)
k. mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
l. melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat digunakan
m. mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
n. melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai.
2. Pelayanan farmasi klinik
a. mengkaji dan melaksanakan pelayanan Resep atau permintaan Obat
b. melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan Obat
c. melaksanakan rekonsiliasi Obat
d. memberikan informasi dan edukasi penggunaan Obat baik berdasarkan Resep
maupun Obat non Resep kepada pasien/keluarga pasien
e. mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
f. melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain;
g. memberikan konseling pada pasien dan/atau keluarganya
h. melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO)
1. Pemantauan efek terapi Obat
2. Pemantauan efek samping Obat
3. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).
i. melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
j. melaksanakan dispensing sediaan steril
1. Melakukan pencampuran Obat suntik
2. Menyiapkan nutrisi parenteral
3. Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik
4. Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil
k. melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan lain,
pasien/keluarga, masyarakat dan luar Rumah Sakit; institusi di luar Rumah Sakit
l. melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
(Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit)

4. Bagaimana struktur organisasi dari IFRS secara umum? Dan jelaskan!


(Permenkes 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit)
ATAU
1. Kepala IFRS adalah Apoteker yang bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap
semua aspek penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dan pengelolaan sediaan farmasi
dan pengelolaan perbekalan kesehatan di rumah sakit.
2. Panitia Farmasi dan Terapi adalah salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari IFRS
sehingga tidak mempunyai jalur fungsional terhadap IFRS melainkan jalur koordinasi
dan bertanggung jawab kepada pimpinan rumah sakit. Tugas PFT adalah melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan dan pengelolaan sediaan farmasi dan
pengelolaan perbekalan kesehatan di rumah sakit. Panitia ini terdiri unsur tenaga
kesehatan profesional (Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Ners) sehingga kredibilitas dan
akuntabilitas terhadap monitoring dan evaluasi pelayanan dan pengelolaan sediaan
farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Farmasi Klinik membidangi aspek yang menyangkut asuhan kefarmasian terutama
pemantauan terapi obat. Bidang ini membawahi konseling pasien, pelayanan informasi
obat dan evaluasi penggunaan obat baik pasien di ruangan maupun pasien ambulatory.
4. Logistik mempunyai tugas dalam hal menyiapkan dan memantau perlengkapan
perbekalan kesehatan, perencanaan dan pengadaan, sistem penyimpanan di gudang,
dan produksi obat dalam kapasitas rumah sakit nonsteril dan aseptik.
5. Distribusi mempunyai tugas bertanggung jawab terhadap alur distribusi sediaan
farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan (obat, bahan baku obat, alat kesehatan
dan gas medis) kepada pasien rawat jalan, IRD, ICU/ICCU, kamar operasi, bangsal
atau ruangan.
6. Diklat mempunyai tugas dalam memfasilitasi tenaga pendidikan kesehatan dan
nonkesehatan yang akan melaksanakan praktek kerja sebagai tuntutan kurikulum dan
melaksanakan pelatihan.
7. Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses atau upaya peningkatan pengetahuan dan
pemahaman di bidang kefarmasian atau bidang yang berkaitan dengan kefarmasian
secara kesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan di bidang kefarmasian.
8. Pendidikan dan Pelatihan merupakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia
Instalasi Farmasi Rumah Sakit untuk meningkatkan potensi dan produktivitasnya
secara optimal, serta melakukan pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga farmasi
untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan di bidang farmasi rumah
sakit.
9. Litbang mempunyai tugas memfasilitasi penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
10. Penelitian yang dilakukan di rumah sakit yaitu: Penelitian farmasetik, termasuk
pengembangan dan menguji bentuk sediaan baru. Formulasi, metode pemberian
(konsumsi) dan sistem pelepasan obat dalam tubuh Drug Released System.
11. Berperan dalam penelitian klinis yang diadakan oleh praktisi klinis, terutama dalam
karakterisasi terapetik, evaluasi, pembandingan hasil Outcomes dari terapi obat dan
regimen pengobatan.
12. Penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan, termasuk penelitian perilaku dan
sosioekonomi seperti penelitian tentang biaya keuntungan cost-benefit dalam
pelayanan farmasi.
13. Penelitian operasional operation research seperti studi waktu, gerakan, dan evaluasi
program dan pelayanan farmasi yang baru dan yang ada sekarang.
14. Pengembangan Instalasi Farmasi Rumah Sakit di rumah sakit pemerintah kelas A dan
B (terutama rumah sakit pendidikan) dan rumah sakit swasta sekelas, agar mulai
meningkatkan mutu perbekalan farmasi dan obat-obatan yang diproduksi serta
mengembangkan dan melaksanakan praktek farmasi klinik.
15. Pimpinan dan Tenaga Farmasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus berjuang, bekerja
keras dan berkomunikasi efektif dengan semua pihak agar pengembangan fungsi
Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang baru itu dapat diterima oleh pimpinan dan staf
medik rumah sakit.

5. Bagaimana ruang lingkup dari IFRS?


Ruang lingkup dari IFRS meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat
manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik (Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit).

6. Beri tanggapan sesuai pemahaman kalian mengenai pengelolaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan di IFRS!
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan di IFRS merupakan suatu siklus
kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan
administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian. Apoteker
bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan di
Rumah Sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya (Permenkes No. 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit).

7. Beri tanggapan pemahaman anda mengenai farmasi klinis yang ada dibawah IFRS!
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker
kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko
terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient
safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin. Pelayanan farmasi klinik
yang dilakukan meliputi:
1. pengkajian dan pelayanan Resep;
2. penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. konseling;
6. visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. dispensing sediaan steril; dan
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD);
(Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit).

8. Bagaimana keterlibatan farmasi dalam tim medis di RS?


Keterlibatan farmasi dalam tim medis di RS yaitu tergabung dalam Tim/Komite Farmasi
dan Terapi (Panitia Farmasi dan Terapi). PFT akan memberikan rekomendasi kepada
pimpinan Rumah Sakit mengenai kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit yang
anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit,
Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan.
Peran Apoteker dalam Komite/Tim lain yang terkait penggunaan Obat di Rumah
Sakit antara lain:
1. Pengendalian Infeksi Rumah Sakit;
2. Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit;
4. Perawatan paliatif dan bebas nyeri;
5. Penanggulangan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndromes);
6. Direct Observed Treatment Shortcourse (DOTS);
7. Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
8. Transplantasi;
9. PKMRS; atau
10. Terapi Rumatan Metadon
(Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit).
9. Jelaskan mengapa Panitia Farmasi Terapi berada dalam sistem organisasi IFRS meskipun
hanya dalam jalur koordinasi!
Karena Panitia Farmasi Terapi (PFT) adalah sekelompok penasihat dari staf medik dan
bertindak sebagai garis komunikasi organisasi antara staf medik dan instalasi farmasi
rumah sakit (Siregar dan Amalia, 2004).

Anda mungkin juga menyukai