TLL 2011 PDF
TLL 2011 PDF
1 2
t = t1
1 2
t = t2
Arus lalulintas
Jumlah kendaraan per satuan waktu
Satuan
z kendaraan/hari, kendaraan/jam,
kendaraan/detik
z satuan mobil penumpang/hari, smp/jam,
smp/detik
z Dapat dihitung dari pengamatan di
lapangan
p g p pada suatu titik p
pengamatan
g
Hubungan arus lalulintas dan
waktu antara
q = arus lalulintas (kendaraan/detik)
h = headway(detik)
H b
Hubungan:
q = 1/h
Kerapatan (density)
Jumlah kendaraan per satuan panjang
j
jalan
Satuan: kendaraan/km.
Dapat dilihat dari:
z foto udara
z hubungan
h b antara
t arus llalulintas
l li t –
kecepatan - kerapatan
Q–V-D
Q = arus lalulintas (kendaraan/jam)
V = kecepatan (km/jam)
D = kerapatan (kendaraan/km)
Hubungan:
D = Q/V
Greenshields(1934)
V = (-Vf/Dj).D + Vf
Vf
D Dj
Hubungan D dan Q menurut
Grienshields
Qmax
⎛ Vf ⎞ 2
Q =Vf .D − ⎜⎜ ⎟⎟ D
slope = V
⎝ Dj ⎠
D Dj
Hubungan Q dan V menurut
Grienshields
⎛ Dj ⎞ 2
Vf Q = Dj .V − ⎜⎜ ⎟⎟V
⎝ Vf ⎠
Q Qmax
Greenberg (1959)
V = C ln(Dj/D)
Dj
D
Pengukuran kecepatan
Vrata-rata
Vrata-rata
Kecepatan kendaraan
spot speed (kecepatan sesaat):
p
kecepatan p
pada saat tersebut ((dapat
p
dilihat dari kecepatan speedometer)
space mean speed (kecepatan rata-rata
rata rata
ruang): kecepatan rata-rata pada suatu
ruas tertentu
Penentuan kecepatan dengan
pengamat yang bergerak (moving
car observer))
Cara sederhana dengan Floating
j
vehicle: kendaraan berjalan sepanjang
p j g
ruas jalan, dengan kecepatan mengikuti
p
kecepatan rata-rata
Cara yang lebih teliti: dengan koreksi
kendaraan yang menyiap dan disiap
Cara Hitungan Moving Car
Observer
Pengamat berjalan searah dan
g arus lalulintas
berlawanan arah dengan
yang diamati
Diamati kendaraan yang
disiap
menyiap
i
berjalan berlawanan arah
Rumus MCO
Q= ((x + y) / (t
( a + tw )
t = tw – (y/Q)
dengan:
Q = arus lalulintas (kendaraan/menit)
t = waktu tempuh rata-rata (menit)
x= jumlah kendaraan yang bertemu pengamat
y = jumlah kendaraan menyiap pengamat dikurangi
yang
y g disiapp oleh p pengamat
g
ta = waktu perjalanan melawan arus (menit)
tw = waktu perjalanan searah arus (menit)
Contoh hitungan MCO
Pengamatan kecepatan dan arus
lalulintas di suatu ruas jjalan dilakukan
dengan metoda pengamat yang
g
bergerak. Ruas jjalan yyangg diamati
tersebut membujur dari Barat ke Timur,
dengang jjarak 1,6
, km. Pengamatan
g
dilakukan dengan melakukan
perjalanan
p j bolak-balik 6 kali.
Pengamatan dari Barat ke Timur
Waktu Waktu Jumlah Jumlah Jumlah
awal perjalanan kendaraan kendaraan kendaraan
(menit) bertemu menyiap disiap
9.20 2,51 42 1 0
9.30 2,58 45 2 0
9 40
9.40 2 36
2,36 47 2 1
9.50 3,00 51 2 1
10.00 2,42 53 0 0
10.10 2,50 53 0 1
Pengamatan dari Timur ke Barat
Waktu Waktu Jumlah Jumlah Jumlah
awal perjalanan kendaraan kendaraan kendaraan
(menit) bertemu menyiap disiap
9.25 2,49 34 2 0
9 35
9.35 2 36
2,36 38 2 1
9.45 2,73 41 0 0
9.55 2,41 31 1 0
10.06 2,80 35 0 1
10.15 2,48 38 0 1
Tinjauan arus dari Barat ke Timur
Waktu Arus relatif Arus relatif ta tw Q(kend/ t (menit) V
awal searah berlawanan (menit) (menit) menit) (km/j)
pengamat arah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9.20 1 2,51
9.25 34 2,49 7,0 2,37 41
9 30
9.30 2 2 58
2,58
9.35 38 2,36 8,1 2,33 41
9.40
9.45
9.50
9.55
10.00
10.06
10.10
10.15
Tinjauan makroskopis
Tinjauan yang sudah dibicarakan tsb.:
tinjauan secara makroskopis: tinjauan arus
secara keseluruhan, seperti aliran air
Persyaratan:
z arus kontinu (juga disebut teori kontinyuitas)
z pada ruas yang ditinjau, tidak ada perpotongan
dengan ruas jalan yang lain
z hambatan samping relatif kecil
Tinjauan mikroskopis
diagram fundamental: meninjau arus
lalulintas seperti arus air yang kontinyu (teori
kontinyuitas) – tinjauan makroskopis
kelemahan: arus lalulintas bersifat stochastic,
probabilistic
b bili i
cara lain: meninjau arus lalulintas dengan
mengamati ti pergerakan
k d darii masing-masing
i i
kendaraan, disebut tinjauan mikroskopis
Tinjauan mikroskopis
Perlu ditinjau pergerakan kendaraan satu-
persatu
P d masa lalu:
Pada l l sulit
lit dilakukan
dil k k kkarena
memerlukan analisis yang rumit. Dipermudah
saat ini karena perkembangan ilmu komputer
yang sangat pesat
Model-model yang digunakan:model simulasi
Rumus-rumus sederhana, hanya didasarkan
pada mekanika dinamika
Tinjauan kapasitas secara empiris
Melakukan survai di pelbagai kota
Dicari korelasi kapasitas dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi: hi
z Geometrik jalan:
z lebar jalan
z lebar bahu/trotoar
z Gangguan jalan
z K kt i tik pengemudi
Karakteristik di
Cara empiris di Indonesia: metoda Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997
Kapasitas jalan menurut MKJI
1997 untuk jalan perkotaan
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
dengan:
C = kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor lebar jalan
FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisahan arah
Fsf = faktor hambatan samping
p g
Fcs = faktor ukuran kota
Kapasitas dasar
Kapasitas dasar:
z Empat lajur terbagi atau jalan satu arah:
1650 smp/jam perlajur
z Empat
p lajur
j tak terbagi:
g 1500 smp/jam
pj
perlajur
z Dua lajur
j tak terbagi:
g 2900 smp/jam j total
dua arah
Faktor lebar jalan
Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-
lintas
Lebar standar: 3,50 meter/lajur
Jika lebih kecil dari 33,50
50 meter/lajur:
kapasitas berkurang
JIk llebih
JIka bih b
besar ddarii 3
3,50
50 meter/lajur:
t /l j
kapasitas bertambah
Faktor penyesuaian kapasitas
untuk pemisahan arah
Khusus untuk jalan tak terbagi
Kalau arus lalulintas untuk masing-
masing
masing arah sama: faktor = 1
Kalau tidak sama: kapasitas berkurang
Faktor penyesuaian kapasitas
untuk hambatan samping
Hambatan samping:
z VL = very low
z L = low
z M = medium
z H = high
z VH = very high
Q tinggi
ti i – v rendah
d h
Q rendah – v tinggi
Kalau Q rendah – v rendah: ada
hambatan samping p g tinggi.
gg
Perencanaan Jalan Perkotaan dg
MKJI 1997
Jalan belum ada
Hanya ada perkiraan arus lalulintas
harian rata-rata tahunan pada saat jalan
dibuka
Tidak diketahui komposisi lalulintas
H
Hanya dik
diketahui
t h i rencana geometri
tiddan
tipe jalan
Perencanaan Jalan Perkotaan
Hitung arus jam sibuk = k x LHRT
Nilai k standar = 0,09 (9 %)
Masukkan komposisi lalulintas standar:
Ukuran kota %LV %HV %MC
mp kb sm
< 0,1 juta 45 10 45
0,1-0,5 jt 45 10 45
0,5 – 1 jt 53 9 38
1-3 juta 60 8 32
>3 juta 69 7 24
Jalan Luar Kota
Jenis kendaraan
z Mobil penumpang
z Kendaraan Berat Menengah
z Truk Besar (truk 3 gandar)
z Bus besar (3 gandar)
Tipe alinyemen
z Datar
D t
z Bukit
z Gunung
Analisis Kapasitas Jalan Luar Kota
C = Co x FCw x FCsp x FCsf (smp/jam)
C = kapasitas (smp/jam)
p
Co = kapasitas dasar ((smp/jam)
pj )
FCw = faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp = faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf = faktor penyesuaian klas hambatan
sa p g
samping
Kapasitas dasar
Tergantung:
Geometrik (2/ 4 lajur
lajur, satu/dua arah
arah,
ada/tidak ada divider)
Kelandaian jalan:
z Datar
z Bukit
B kit
z Gunung
Faktor hambatan samping
Sangat rendah: pedesaan, dengan pertanian
dan belum berkembang
Rendah: pedesaan,
pedesaan dengan beberapa
bangunan dan kegiatan di samping jalan
Sedang: kampung, dengan kegiatan
pemukiman
ki
Tinggi: kampung, dengan beberapa kegiatan
pasar
Sangat tinggi: hampir perkotaan, banyak
kegiatan pasar/perniagaan
Kecepatan arus bebas
FV = (Fvo + FVw) X FFVsf x FFVrc
z Lokal
M
Menurut
t wewenang pembinaan
bi
atau status
• Jalan Nasional: di tingkat nasional
• Jalan Provinsi: di tingkat provinsi
• Jalan Kabupaten/kota: di tingkat kab./kota
• Jalan desa: di tingkat desa
• Jalan lingkungan: lingkungan ybs.
Peranan jalan menurut fungsinya
SK Menteri Kimpraswil
p
No. 375/KPTS/M/2004
•Jalan Arteri
•Jalan
J l K
Kolektor
l k
•Jalan Lokal
Peranan Jalan Menurut Fungsinya
PERANAN JALAN
FUNGSI
ARTERI KOLEKTOR LOKAL
Aktivitas utama 1.Pergerakan cepat 1.Perjalanan jarak 1.Pergerakan kendaraan
2.Perjalanan jauh sedang dekat awal/akhir
3.Tidak ada pejalan 2.Menuju ke jaringan perjalanan
k ki & akses
kaki k langsung
l primer
i 2t
2.tempatth
henti
ti angkutan
k t
3.Pelayanan angkutan umum.
umum
4.Lalulintas menerus
memperhatikan
p a a kondisi
o ds
lingkungan sekitar
Pergerakan Tidak ada, kecuali aktivitas pejalan kaki Penyeberangan dikontrol
pejalan kaki diberi pemisah secara dibatasi dengan dengan kanalisasi (zebra
vertikal mempertimbangkan cross)
aspek keselamatan.
Aktivitas Sesuai untuk semua Perjalanan menerus Perjalanan menerus
kendaraan kendaraan berat, diminimalkan diminimalkan.
berat angkutan khususnya perjalanan
barang menerus
Akses Tidak ada, dipisahkan Tidak ada, terpisah dari Beberapa menuju ke
kendaraan ke dari jaringan untuk pusat kegiatan utama. pusat kegiatan yang
individual kepentingan lalintas penting.
pemilikan
ilik (t
(tata
t i l/ i
nasional/regionall
guna lahan)
Peranan Jalan Menurut Fungsinya
PERANAN JALAN
FUNGSI
ARTERI KOLEKTOR LOKAL
Pergerakan Sangat kecil, 1.Beberapa, hanya Aktivitas utama
lalulintas lokal pengaturan jarak beberapa lokasi yang
persimpangan akan dilayani
dilayani,
membatasi 2.Pengaturan jarak
pergerakan lokal persimpangan.
Pergerakan Fungsi utama untuk Fungsi utama untuk Tidak ada
lalulintas lalulintas jarak jauh lalulintas jarak sedang
menerus
Kecepatan Lebih dari 65 1.Berkisar antara 45– 1.Dibatasi maksimum
kendaraan/ batas km/jam, tergantung 65 km/jam. 45 km/jam.
kecepatan pada geometrik 2.Ada pengurangan 2.Pengurangan
jalan. kecepatan pada kecepatan dengan
daerah padat. pengaturan layout jalan.
Jalan Nasional
Yangg termasuk kelompok p jjalan Nasional
adalah jalan arteri primer, jalan kolektor
primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi,
i i ddan jjalan
l llain
i yang mempunyaii nilaiil i
strategis terhadap kepentingan nasional.
P
Penetapan
t status
t t suatu t jalan
j l sebagai
b i jalan
j l
Nasional dilakukan dengan Keputusan
Menteri.
Menteri
• Jalan Provinsi
Yang termasuk kelompok jalan Provinsi:
1. Jalan kolektor primer yang menghubungkan Ibukota Provinsi
dengan Ibukota Kabupaten/Kota.
2. Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar Ibukota
K b
Kabupaten/Kota.
t /K t
3. Jalan lain yang mempunyai kepentingan strategis terhadap
kepentingan provinsi.
4. Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tidak
termasuk jalan nasional.
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan Provinsi dilakukan
dengan Keputusan Menteri dalam Negeri atas usul Pemerintah
Provinsi yyangg bersangkutan,
g , dengan
g memperhatikan
p p
pendapat
p
Menteri.
• Jalan Kabupaten/kota
Y
Yang ttermasuk
k kkelompok
l k jalan
j l kabupaten
k b t adalah:
d l h
1. Jalan kolektor p
primer yang
y g tidak termasuk jalan
j
nasional dan jalan provinsi
2. Jalan lokal primer
p
3. Jalan sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk
dalam kelompokp jalan
j nasional dan jjalan provinsi.
p
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan kabupaten
dilakukan dengan Keputusan Gubernur,
Gubernur atas usul
Pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Jalan desa
jjalan
l umum yang menghubungkan
h b k kawasan
k
dan/atau antar pemukiman di dalam desa,
serta jalan lingkungan
Peran jalan menurut fungsinya
Di bawah jalan lokal, ada lagi:
jalan lingkungan: jalan umum yang
berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah
Peranan Jalan Menurut Fungsinya
PERANAN JALAN
FUNGSI
ARTERI KOLEKTOR LOKAL
Pergerakan Sangat kecil, 1.Beberapa, hanya Aktivitas utama
lalulintas lokal pengaturan jarak beberapa lokasi yang
persimpangan akan dilayani
dilayani,
membatasi 2.Pengaturan jarak
pergerakan lokal persimpangan.
Pergerakan Fungsi utama untuk Fungsi utama untuk Tidak ada
lalulintas lalulintas jarak jauh lalulintas jarak sedang
menerus
Kecepatan Lebih dari 65 1.Berkisar antara 45– 1.Dibatasi maksimum
kendaraan/ batas km/jam, tergantung 65 km/jam. 45 km/jam.
kecepatan pada geometrik 2.Ada pengurangan 2.Pengurangan
jalan. kecepatan pada kecepatan dengan
daerah padat. pengaturan layout jalan.
Kep. Menhub 14/2006
b. tingkat
b ti k t pelayanan
l B,
B dengan
d kondisi:
k di i
1) arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan
mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas;
2) kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas
belum mempengaruhi kecepatan;
3) pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih
kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan.
digunakan
c. tingkat pelayanan C, dengan kondisi:
1) arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan
dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi;
2) kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu
li
lintas meningkat;
i k
3) pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan,
pindah lajur atau mendahului.