Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan banyak
menimbulkan kerugian. Akibat dari kecelakaan lalu lintas berupa kerusakan terhadap
fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia. Kecelakaan lalu
lintas dapat terjadi akibat dari faktor manusia. Salah satu penyebab yang paling sering
terjadinya kecelakaan adalah kealpaan dari manusia itu sendiri. Kealpaan yang
menimbulkan kecelakaan lalu lintas, misalnya pengemudi kehilangan konsentrasi, lelah
dan mengantuk, pengaruh alkohol dan obat, kecepatan melebihi batas atau ugal-ugalan,
kondisi kendaraan bemotor yang kurang baik serta kurang pahamnya pengemudi tentang
aturan berlalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan yang menjadi penyebab
terjadinya cedera terbanyak di  seluruh dunia. Banyaknya kendaraan yang ada di jalan
raya saat ini cukup berisiko untuk terjadinya kecelakaan.  Peristiwa kematian akibat
kecelakaan lalu lintas (lalin) di seluruh dunia sebesar 1,25 juta pada tahun 2013, dimana
angka tersebut menetap sejak tahun 2007.  WHO memperkirakan tahun 2030 kecelakaan
di jalan merupakan penyebab terbesar ketujuh kematian di seluruh dunia dengan angka
kematian tiga kali lipat menjadi 3,6 juta per tahun (WHO, 2015).
            Di Indonesia pada tahun 2010-2014, proporsi kematian karena kecelakaan lalu
lintas berkisar antara 15-22 persen. Jenis kendaraan yang terbanyak terlibat dalam 5
tahun (tahun 2010-2014) adalah sepeda motor sebanyak 627.116 unit dan merupakan 70
persen dari semua jenis kendaraan. Proporsi kematian sedikit menurun kemudian naik
lagi, dari 18,2 persen pada tahun 2010 menjadi 15 persen pada tahun 2012, 16 persen
pada tahun 2013, dan 17, 2 persen pada tahun 2014. Proporsi kecelakaan terbanyak pada
laki-laki dan berusia 15-24 tahun.  Laporan Registrasi Kematian dan Penyebab Kematian
tahun 2012 menunjukan kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian tertinggi
pada laki-laki, dengan kelompok umur 15-34 tahun (Djaja dkk, 2016).
            Setiap peristiwa kecelakaan biasanya  disebabkan oleh beberapa faktor yang
muncul seperti faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan/lingkungan atau kombinasi
dari beberapa faktor tersebut . Faktor yang dianggap menentukan tingginya jumlah

1
kecelakaan dan keparahan korban kecelakaan yaitu faktor manusia yang memberi
kontribusi 80-90%, faktor kendaraan 4%, faktor jalan 3%, dan faktor lingkungan 1%
(Ditlantas POLRI, 2005).
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa di dunia ini bahkan di Indonesia ini banyak
terjadi kecelakaan lalu lintas terutama di jalan raya.. Kecelakaan lalu lintas merupakan
masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang.Ada
empat faktor utama yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas, dimulai dari faktor
manusia yang kurang terhadap diri masyarakat Indonesia. Faktor kendaraan yaitu
rendahnya kualiatas transportasi. Faktor jalan meliputi kerusakan jalan dan kemacetan.
Dan faktor cuaca yang tidak mendukung misal hujan atau mendung. Dari semua faktor
kecelakaan itu dapat menyebabkan korban cidera bahkan meninggal dunia,
Ketidaknyamanan dalam berkendara, mengganggu jalannya lalu lintas.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa pengertian dari program kecelakaan lalu lintas dan tindak kekerasan?
3. Apa sajakah faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya dan
tindak kekerasan?
4. Apa sajakah dampak yang timbul akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya
dan tindak kekerasan ?
5. Bagaimana unsur pengelola mengenai program kesehatan kecelakaan lalu lintas dan
tindak kekerasan?
6. Bagaimana upaya pencegahan dari kecelakaan lalu lintas,keselamatan serta tindak
kekerasan?
7. Bagaimana peran perawat terhadap kesehatan kecelakaan lalu lintas dan tindak
kekerasan?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui dan memahami pengertian dari program kecelakaan lalu lintas dan
tindak kekerasan.
3. Mengetahui dan memahami faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di
jalan raya dan tindak kekerasan.
4. Mengetahui dan memahami dampak yang timbul akibat terjadinya kecelakaan lalu
lintas di jalan raya dan tindak kekerasan.

2
5. Mengetahui dan memahami unsur pengelola mengenai program kesehatan kecelakaan
lalu lintas dan tindak kekerasan.
6. Mengetahui dan memahami upaya pencegahan dari kecelakaan lalu lintas,
keselamatan serta tindak kekerasan.
7. Mengetahui dan memahami peran perawat terhadap kesehatan kecelakaan lalu lintas
dan tindak kekerasan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan (Ismoyo Djati,
2001). Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian dimana sebuah kendaraan bermotor
tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini
mengakibatkan lula-luka atau kematian manusia atau binatang. (WHO,2004).
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu masalahyang perlu mendapatkan perhatian
lebih besar, khususnya pada jalan-jalan tol yang sebenarnya telah dirancang sebagi
jalan bebas hambatan dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk
kenyamanan,kelancaran dan keamanan bagi lalu lintas.
Definisi kecelakaan menurut perturan pemerintah Nomor : 43 tahun 1993 pasal 93
tengang prasaranadan lalu lintas jalanadalah suatu peristiwa dijalan yang tidak
disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pemakai jalan lainnya,mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.
Korban sebagimana dimaksud dalam hal ini adalah terbagi menjadi 3 yaitu, korban
mati, korban luka berat dan korban luka ringan.
2. Tindak Kekerasan
Menurut Soyomukti Nurani (2010), kekerasan adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh satu individu terhadap individu lain yang mengakibatkan gangguan
fisik dan atau mental.

Sementara itu, Henry Campbell Black (1951) mengartikan kekerasan sebagai


tindakan pemakaian kekuatan (force) yang tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan,
yang disertai dengan emosi yang hebat atau kemarahan yang tak terkendali, tiba-tiba,
bertenaga, kasar, dan menghina. Kekuatan itu, biasanya kekuatan fisik,
disalahgunakan terhadap hak-hak umum, terhadap aturan hukum dan kebebasan
umum, sehingga bertentangan dengan hukum. 

Dapat disimpulkan bahwa kekerasan adalah perbuatan individu/kelompok


mempergunakan kekuatan jasmani secara tidak sah disertai dengan emosi negatif

4
yang hebat kepada individu/kelompok lain sehingga menimbulkan penderitaan secara
fisik dan psikis.

2.2 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas dan Tindak Kekerasan


1. Kecelakaan Lalu Lintas

a. Faktor Manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan,
hampir semua kejadian kecelakaan di lakukan dengan melanggar rambu-rambu
lalu lintas. Pelanggaran terjadi karena ketidak sadaran manusia dalam pelanggaran
lalu lintas atau juga manusia tidak mengetahui arti dari rambu-rambu lalu lintas
tersebut. Bahkan banyak anak muda yang mengendarai kendaraan tidak aturan
seperti ugal-ugalan, dipakai area balap, bahkan mengendarai dalam kondisi
mabuk.

Disamping itu juga saat mudik banyak keluarga yang mengendarai sepeda
motor yang tidak tau aturan, satu keluarga dalam satu motor. Motor satu dipakai 4
sampai 5 orang. Seperti itulah yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas terjadi
dari faktor manusia.

b. Faktor Kendaraan
Kondisi kendaraan yang akan di jadikan sebagai alat transportasi kita juga
harus di perhatikan, apakah kendaraan memang sudah siap dikendarai atau belum
di jalan raya. Bahkan masih ada yang perlu di perbaiki. Faktor kendaraan yang
sering terjadi yaitu ban pecah, rem blong, bensin habis bahkan ada mesin yang
kurang, yang mengakibatkan kecelakaan pada diri kita. Untuk itu kita harus
sering-sering memperhatikan dan memperbaiki kendaraan kita.

c. Faktor Jalan
Faktor jalan terkait dengan jarak pandang kita, banyak jalanan yang
rusak,bergelombang yang sangat berbahaya bagi pegendara sepeda motor. Jalan
bergelombang banyak juga mengakibatkan ketidak stabilan dan keseimbangan
dalam mengendara, sehingga pengendara akan sulit mengendalikan kendaraannya
yang mengakibatkan bisa menabrak pengendara lainnya. Tidak hanya jalan

5
berlubang dan bergelombang, jalan berliku juga bisa mengakibatkan kecelakaan
lalu lintas. Saat pengendara tidak sadar dan tidak mengetahui adanya tikungan,
pengendara bisa menabrak pengendara lain yang ada dijalan bahkan juga tikungan
diatas jurang pengendara bisa terjun ke dalam jurang dan belum tentu juga
selamat bagi pengendara.

d. Faktor Cuaca
Faktor cuaca juga bisa menjadi dampak yang buruk, terutama pada musim
hujan.apabila saat hujan deras masih mengedarai kendaraan pasti perasaan kita
tidak enak dan tidak karuan. Saat hujan deras bahkan berangin hendaknya kita
berhenti dahulu sampai hujannya reda. Bisa terjadi kecelakaan dengan pohon
tumbang dan lawan arah karena jalanan tidak jelas dari jarak pandang kita.

2. Tindak Kekerasan

Departemen Kesehatan RI (2002) dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Model


Praktik Keperawatan menerangkan bahwa faktor penyebab terjadinya perilaku
kekerasan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

a. Faktor Pendukung

Hal-hal yang dikategorikan sebagai faktor pendukung terjadinya kekerasan


antara lain:

1) Faktor Biologis

Secara biologis, perilaku kekerasan merupakan akibat dari dorongan


naluri (instinctual drive theory) yaitu teori yang menyatakan bahwa kekerasan
disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat.

Disamping itu, perilaku kekerasan merupakan manifestasi dari


pengalaman marah (physchomatis theory), yaitu teori yang menerangkan
bahwa kekerasan merupakan  akibat respon psikologis terhadap stimulus
eksternal, internal maupun lingkungan dalam hal ini sistem limbik berperan
sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.

6
Jadi, secara biologis, kekerasan merupakan wujud nyata dari
perpaduan antara dorongan yang sangat kuat untuk marah dan rasa marah
yang pernah dialami.

2) Faktor psikologis

Perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustasi,


demikian pendapat Frustration Aggression theory (teori agresif frustasi).

Menurut teori ini, frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk


mencapai sesuatu gagal/terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong
individu berperilaku agresif dimana perasaan frustasi akan tampak
melalui perilaku kekerasan.

Pada sisi lain, behavioral theory (teori perilaku) menghubungkan


kekerasan sebagai bagian dari kemarahan.

Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan


tersebut tidak dapat terpenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka individu
akan memenuhinya melalui berperilaku dekstruktif, demikian
pendapat exstensial theory (teori eksistensi).

Berdasarkan uraian-uraian di atas, secara psikologis, perilaku


kekerasan lahir sebagai akibat frustrasi karena kegagalan, baik kegagalan
mencapai tujuan maupun kegagalan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

3) Faktor Sosial Kultural

Perspektif social environment theory (teori lingkungan sosial)


menjelaskan bahwa lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu
dalam mengekspresikan marah. Dan menurut sosial learning theory (teori
belajar sosial), perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun
melalui proses sosialisasi.

7
Maka, secara sosio-kultural, kekerasan merupakan dampak dari
pengaruh lingkungan sosial baik secara langsung maupun tidak langsung
(melalui proses sosialisasi).

Dengan demikian, kekerasan dalam kerangka pikir biologis,


psikologis, dan sosial kultural dapat dipahami sebagai wujud nyata dari
perpaduan antara dorongan yang sangat kuat untuk marah dan rasa marah
yang pernah dialami, atau sebagai akibat frustrasi karena kegagalan, baik
kegagalan mencapai tujuan maupun kegagalan dalam memenuhi kebutuhan
hidup dan juga dampak dari pengaruh lingkungan sosial.

4) Faktor Pencetus

Secara praktis, faktor ini dikenal dengan sebutan tekanan. Pada


dasarnya tekanan yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu
bersifat unik. tekanan tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dari dalam.
Contoh stressor dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan, kematian dan
lain-lain. Sedangkan tekanan yang berasal dari dalam adalah putus hubungan
dengan orang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit
fisik dan lain-lain. Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat kritikan yang
mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku
kekerasan.

5) Perilaku

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :

a) Menyerang / menghindar (fight of flight)


b) Menyatakan secara asertive (assertivenes)
c) Memberontak (acting out)
d) Perilaku kekerasan
e) Kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah
f) Memudarnya penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan

8
 Dengan demikian, dapat disimpulkan, kekerasan disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal, dimana faktor-faktor tersebut berkaitan erat
dengan kondisi biologis, psikologis, dan sosio-kultural seseorang, dan faktor
kebiasaan menjadikan kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah, serta
memudarnya penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

2.3 Dampak Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas dan Tindak Kekerasan


1. Kecelakaan Lalu Lintas

a. Meningkatnya korban kecelakaan


Dari faktor – faktor tersebut sudah di ketahui bahwa kecelakaan lalu lintas
bisa menyebabkan semakin meningkatnya korban kecelakaan. Banyak contoh
yang terjadi termasuk kecelakaan bus rombongan haji yang menabrak dua rumah
di pinggir jalan. Hanya saja bus itu setelah mengantar rombongan haji, bus melaju
kencang dan menabrak dua rumah yang berada di pinggir jalan. Korban tewas
adalah pengemudi bus sendiri atas keteledoran dan keegoisannya sendiri. Akibat
terjadi benturan keras, kondisi bus mengalami rusak berat pada bagian depan,
sedangkan dua rumah penduduk nyaris ambruk. Tidak hanya itu saja yang terjadi,
ada juga terdapat di jalan slamet riyadi, makam haji, kartasura, sukoharjo
kecelakaan antara sepeda motor dan truk, dengan ketidak sadaran pengemudi
sepeda motor yang tidak menaati lalu lintas, tapi tidak menimbulkan korban jiwa
hanya luka ringan saja

b. ketidak nyamanan
Dari itu semua masyarakat sekitar merasa tidak nyaman dengan adanya
kecelakaan lalu lintas. Bahkan juga bisa menyebabkan trauma yang berat bagi
yang melihat kecelakaan tersebut. Anak – anak kecil yang ingin belajar naik
kendaraan jadi bimbang dan ragu.

c. Mengganggu jalannya lalu lintas


Kecelakaan lalu lintas hampir setiap hari terjadi, dengan kejadian tersebut
bisa membuat jalanan macet total, bahkan juga bisa mengakibatkan kecelakaan
juga. Jalan tidak jadi lancar malah macet. Selain macet juga pengguna jalan yang

9
lain jadi resah gelisah melihatnya. Dari peristiwa itu bisa mengganggu pengguna
jalan yang lain.

2. Tindak Kekerasan
a. Gangguan kecemasan dan depresi
b. Disosiasi (penarikan diri; isolasi)
c. Kilas balik trauma (PTSD)
d. sulit fokus
e. sulit tidur
f. gangguan makan
g. Tidak nyaman dengan sentuhan fisik
h. Kecenderungan melukai diri sendiri
i. Usaha bunuh diri
2.4 Unsur Pengelola Program Kesehatan Kecelakaan Lalu Lintas dan Tindak
Kekerasan
Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam pengembangan sistem
transportasi sehingga perlu ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga setiap program
yang dibuat oleh pemerintah merupakan bagian dari penurunan angka kecelakaan lalu
lintas. Oleh karena itu program keselamatan lalu lintas diarahkan kepada beberapa
langkah sebagai berikut:
1. Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas yang mudah diakses oleh
instansi pemerintah, akademisi atau pun masyarakat sebagai masukan dalam
mempersiapkan langkah peningkatan keselamatan lalu lintas.
2. Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka meningkatkan keselamatan lalu
lintas
3. Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas yang
berkesinambungan
4. Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan
lalu lintas
5. Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan kecelakaan
6. Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan keselamatan bagi anak sekolah
7. Meningkatkan kualitas pengemudi

10
8. Melakukan program penyuluhan keselamatan
9. Meningkatkan standar keselamatan kendaraan
10. Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan angkutan jalan
11. Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum
12. Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
13. Pengembangan penelitian keselamatan jalan.

Adapun sasaran dalam program ini yaitu, Pemangku Kebijakan (Gubernur,


Walikota/Bupati, Satuan Kerja Perangkat Daerah).

1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.


2. Lintas Sektor.
3. Lintas Program.
4. Organda.
5. PO Bus.
6. Guru dan Siswa/Siswi.

2.5 Upaya Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas dan Tindak Kekerasan


1. Kecelakaan Lalu Lintas

a. Peningkatan Fasilitas Transportasi Umum


Peningkatan fasilitas transportasi umum termasuk solusi awal, yang di
maksud yaitu peningkatan fasilitas yang di gunakan oleh transportasi. Bisa juga
meningkatkan transportasi umum, lebih banyak transportasi umum lebih sedikit
yang berkendara dengan sepeda motor, Karena paling banyak terjadi kecelakaan
yaitu pengendara sepeda motor.
b. Penyuluhan Ketertiban Dalam Lalu Lintas
Pengguna jalan raya masih banyak yang melanggar peraturan lalu lintas
bahkan masih banyak yang belum cukup umur dan tidak mempunyai surat izin
mengemudi (SIM). Maka dari itu pihak kepolisian tiap pekan bulan mengadakan
penyuluhan tentang ketertiban lalu lintas. Karena faktor utama kecelakaan lalu
lintas yaitu faktor manusia yang tidak tau arti dari peraturan lalu lintas.

11
c. Terjunnya Polisi Lalu Lintas
Melihat dari kondisi seperti ini pihak polisi lalu lintas seharusnya sadar
dan mengarahkan seluruh anggota untuk terjun langsung ke jalan raya mengatur
jalannya lalu lintas. Karena bagaimanapun juga itu sudah jadi tanggung jawab
mereka polisi lalu lintas. Jika kondisi seperti ini di biarkan maka tidak menutup
kemungkinan akan sering terjadi kecelakaan dikarenakan pengaturan jalan yang
asal-asalan. Yang di lakukan oleh pihak – pihak tertentu yang dapat merugikan
pengguna jalan maupun nyawa mereka sendiri.

Selain itu juga ada lagi pencegahan kecelakaan lalu lintas,

a. Primodial Prevention ( pencegahan tingkat awal ):Pemantapan Status


Kesehatan (Underlying Condition) misalnya: pelarangan orang sakit dalam
mengendara.
b. Primary Prevention ( pencegahan tingkat pertama )
1) Promosi kesehatan, misalnya: pendidikan dan penyebaran informasi
mengenai lalu lintas.
2) Pencegahan Khusus, misalnya: perlindungan pengendara terhadap bahaya
(memakai helmet, sarung tangan, dsb).
c. Secondary Prevention ( pencegahan tingkat kedua )
1) Diagnosis awal dan pengobatan tepat, misalnya: penjajakan kasus ( case
finding ), dan pemberian obat yang rational dan efektif pada pengendara
yang mengalami kecelakaan.
2) Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation) misalnya: pemasangan pin
pada tungkai yang patah pada anggota tubuh pengendara yang mengalami
kecelakaan.
d. Tertiary Prevention (Pencegahan tingkat Ketiga) : Rehabilitasi, misalnya:
rehabilitasi cacat tubuh dengan pemberian alat bantu/protese pada pengendara
yang kecelakaan (cacat).
2. Tindak Kekerasan

12
Untuk mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak harus
dilakukan :

a. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap proses pernikahan 


b. Peningkatan pengetahuandan keterampilan 
c. Optimalisasi 8 fungsi keluarga dan pola komunikasi efektif dan dialogis
d. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian sosial 
e. Membangun sistem perlindungan berbasis masyarakat 
f. Optimalisasi peran sentra kegiatan masyarakat (posyandu, karang taruna,majelis
taklim)
g. Revitalisasi materi dan nilai budi pekerti 
h. Inisiasi sekolah ramah anak (SRA)
i. Optimalisasi kerjasama dengan komite sekolah 
j. Melakukan penyusunan, revisi, dan sinkronisasi kebijakan 
k. Melakukan koordinasi dengan para penegak hukum untuk menyelenggarakan
tatacara persidangan dengan pemidahan yang berkeadilan.
3. Peran Perawat

Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran
pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi
klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.
Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada kebijaksanaan
perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup usaha kesehatan, susunan dan jumlah tenaga
kesehatan yang dipekerjakan dalam perusahaan. Perawat merupakan satu-satunya tenaga
kesehatan yang full time di perusahaan, maka fungsinya adalah :
a. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja hiperkes di perusahaan
b. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk administrasi kesehatan
kerja.

13
c. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan pengobatan.
Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan perusahaan.
Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang telah disetujui.
d. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha menindaklanjuti
sesuai wewenang yang diberikan kepadanya.
e. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan faktor pekerjaan dan
melaporkan kepada dokter perusahaan.
f. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan sesuai kemampuan
yang ada.
g. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.
h. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah sebagai
salah satu dari segi kegiatannya.
i. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang dilayani.
j. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.
k. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.
l. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.
m. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan
n. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
o. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka pimpinan
paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan semua usaha
perawatan hiperkes.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan yang menjadi penyebab
terjadinya cedera terbanyak di  seluruh dunia. Banyaknya kendaraan yang ada di jalan
raya saat ini cukup berisiko untuk terjadinya kecelakaan
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa di dunia ini bahkan di Indonesia ini banyak
terjadi kecelakaan lalu lintas terutama di jalan raya.. Kecelakaan lalu lintas merupakan
masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang.Ada
empat faktor utama yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas

3.2 Saran

1. Hendaknya masyarakat sekitar harus memilki kesadaran yang tinggi dalam


menggunakan sarana dan prasarana transportasi.

2. Hendaknya pemerintah harus lebih jelas dalam membuat peraturan berlalu lintas.

3. Hendaknya pemerintah harus meningkatkan lagi peraturan lalu lintas.

4. Hendaknya pemerintah memberi kemudahan dan kenyamanan bagi para pengguna


sarana dan prasarana transportasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rachman, Abdul, et al. 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan Tenaga
Sanitasi. Jakarta: Depkes RI, Pusdiknakes.
Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang. 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.

https://www.goodyear-indonesia.com/learn/kurangi-resiko-kecelakaan-dengan-8-cara-ini

https://www.kompasiana.com/atonimeto/5ac19838bde5754359363e82/faktor-penyebab-
terjadinya-kekerasan?page=3

Sukarto, Haryono,. 1993. Interaksi Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol
Sekitar Jakarta. http://www.diglib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=81731. (diakses 12
Desember 2011).

Wikipedia. 2011. Kecelakaan Lalu-Lintas. http://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_lalu-lintas.


(diakses 15 Desember 2011).

A.S .Alam , 2010, Pengantar Kriminologi Hukum. Makassar.

16

Anda mungkin juga menyukai