Anda di halaman 1dari 6

.

2 Umur Ikan

Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur hingga menjadi dewasa. Suatu
populasi ikan yang telah berhasil mengadakan pemijahan menghasilkan sejumlah besar anak-anak ikan
yang bergantung pada fekunditas, keberhasilan pemijahan dan mortalitas dari anak-anak ikan tersebut.
Sisa anak-anak ikan yang tumbuh dan berhasil hidup mencapai ukuran yang dapat dieksploitasi
dinamakan recruitmen (Effendie, 1997).

2.3 Metode Penentuan Umur Ikan

Metode untuk menentukan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu :

Cara langsung, yang hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.

Cara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih hidup diperairan alami. Penentuan umur
ikan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu :

a. Dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus) pada bagian-bagian tubuh
yang keras.

b. Metoda prekuensi panjang (metoda petersen) yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda
ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang hidup didaerah tropis (Pulungan, 2006).

Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim, kenyataannya suhu lingkungan
sekitar tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda
tahunan dari hasil susunan sirkuli yang rapat tidak begitu nyata bentuknya (Effendie, 1997).

Selain berdasarkan metode tersebut, untuk menentukan umur ikan juga dapat menggunakan metode,
yaitu:
Tanda tahunan

Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh musim dingin
atau kekurangan makanan atau faktor lain. Tanda tahunan yang biasanya digunakan untuk menentukan
umur ikan adalah sisik (squama), operculum, otolith, vertebrae dan jari keras sirip dorsal (Effendie,
1997).

Metoda penentuan umur berdasarkan tanda tahunan pada bagian tubuh yang keras biasanya dilakukan
pada daerah subtropis (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup di daerah subtropis sangat dipengaruhi
oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau
lambat sama sekali. Sehingga mempengaruhi pertumbuhan pada sisik (squama), vertebrae, tulang,
operculum, duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuknya susunan sirkulasi yang sangat
rapat dan akhirnya membentuk annulus (Effendie, 1997).

Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh musim dingin
atau kekurangan makanan atau faktor lain. Tanda tahunan yang biasanya digunakan untuk menentukan
umur ikan adalah sisik (squama), operculum, otolith, vertebrae dan jari keras sirip dorsal (Effendie,
1997).

Metoda penentuan umur berdasarkan tanda tahunan pada bagian tubuh yang keras biasanya dilakukan
pada daerah subtropis (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup di daerah subtropis sangat dipengaruhi
oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau
lambat sama sekali. Sehingga mempengaruhi pertumbuhan pada sisik (squama), vertebrae, tulang,
operculum, duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuknya susunan sirkulasi yang sangat
rapat dan akhirnya membentuk annulus (Effendie, 1997).

Penentuan umur ikan dengan menggunakan tanda tahunan berupa sisik berdasarkan kepada tiga hal,
yaitu:
Jumlah sisik ikan tidak berubah dan tetap identitasnya selama hidup.

Pertumbuhan tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertambahan panjang ikan selama hidupnya.

Hanya satu annulus yang dibentuk pada tiap tahunnya (Effendie, 1997).Metode frekuensi panjang, yaitu
dengan metode Petersen

Metode Petersen digunakan untuk ikan dengan masa pemijahan pendek, dimana terjadi satu kali satu
tahun dan umur ikan tidak panjang. Metode ini tidak cocok untuk ikan dengan masa pemijahan panjang
karena menyebabkan terjadi pertumpuan ukuran dari umur yan berbeda. Ikan yang pertumbuhannya
lambat dari satu kelas umur lebih tinggi, akan bertumpuk atau mempunyai ukuran sama dengan ikan
yang tumbuhnya lebih cepat pada umur yang lebih rendah (Effendie, 1997).

Tagging dan Marking

Tagging adalah pemberian tanda berupa benda asing pada tubuh ikan, dimana pada tanda tadi dapat
diberi tanda-tanda lain berupa tanggal nomor atau kode-kode lain (Effendie, 1997).

Marking adalah pemberian tanda pada ikan bukan dengan benda asing melainkan dengan jalan
menghilangkan bagian tubuh ikan, misalnya pemotongan sirip (Effendie, 1997).

2.4 Otolith

Otolith terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras didalam saluran kanal dari sirkulasi pada tulang
ikan yang menonjol, berperan membantu dalam keseimbangan dan menanggapi bunyi (Victor, 1982).
Sebagian diatom berbeda nyata pada diatom morfologi otolith yang terjadi diantara ikan-ikan bertulang
sejati yang memberi kesan bahwa otolith ini mempunyai peranan penting untuk pendengaran. Otolith
terutama tambahan dari kristalisasi kalsium karbonat, dalm bentuk magnetik dan berserabut. Kolagen
yang mempunyai protein otoline (Morals.nin, 1992)

Pertumbuhan otolith mempunyai permukaan dan endapan material, suatu proses yang berhubungan
dengan masa peredarannya bergantung pada laju dalam metabolisme kalsium dan pada asam amino
sintesis. Hasil tersebut merupakan formasi tambahan dari pertumbuhan harian dalam otolith tersebut,
tersususn secara kontingen atau penambahan unit dan suatu unit pengawasan (Morales.nin, 1992).

BAB IIIMETODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Mikroskop

2. Penggaris

3. Petridisk

4. Crystal bond

5. Objek glass

6. Hot plate

7. Pipet tetes

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan bandeng.

3.2 Prosedur Kerja


Prosedur Praktikum :

Ukur morphometrik

Ikan dipotong dekat dengan bagian operculum kemudian dipatahkan kepalanya agar tulang otolith
kelihatan.

Setelah itu tulang otolith kiri dan kanan diambil

Letakan sedikit crystal bond diatas objek glass kemudian panaskan diatas hot plate agar crystal bond
meleleh.

Setelah meleleh letakan tulang otolith diatas crystal bond

Angkat objek glass yang telah diisi otolit, kemudian diamkan hingga dingin

Tulang otolith diasah sampai separuh terputus.

Letakan kembali otolith kembali diatas hot plate sampai crystal bond meleleh, otolith didirikan.

Asah kembali otolith sampai tipis

Lihat dibawah mikroskop garis-garisnya dan gambarkan.

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum penentuan umur ikan ini, sampel yang digunakan dengan mengambil tulang otolith
yang terletak dibagian dalam kepala ikan. Perhitungan umur ikan ini harus dapat dikatakan kurang
berhasil dikarenakan garis-garis annulusnya kurang jelas dan terlalu rapat.

Panjang baku dihubungkan dengan panjang otolith, karena setiap pertambahan panjang baku maka
panjang kepala akan bertambah sehingga pertumbuhan otolith akan bertambah juga. Tanda tahunan
pada otolith ada yang dapat dibaca langsung dibawah mikroskop tetapi kebanyakan tidak, melainkan
harus meratakan permukaan agar dapat dilihat dengan hasil yang baik.

Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh musim dingin
atau kekurangan makanan atau faktor lain (Effendie dalam Pulungan,2006).

Satu jenis ikan berbeda besarnya disebabkan karena lebih umur atau keadaan tempat hidupnya, maka
tidaklah mungkin memberikan ukuran bagian-bagian ikan sebagai tanda untuk identifikasi dalam ukuran
mutlak; misalnya cm yang merupakan ukuran dalam mengidentifikasi. Cara lain untuk menentukan umur
ikan dengan menggunakan metode Petersen yaitu dengan menggunakan frekuensi panjang ikan. Ikan
mempunyai satu umur tersendiri membentuk suatu distribusi normal. Sektor panjang rata-ratanya, bila
frekuensi panjang tersebut digambarkan dengan grafik akan membentuk beberapa puncak. Puncak
inilah yang dipakai tanda kelompok umur ikan. Untuk ikan yang lain masa pemijahan panjang
menyebabkan terdapat pertumpuan ukur dari umur yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai