Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA

PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

1
BENNY SYAHPUTRA

ABSTRAK

Permasalahan jaringan perpipaan merupakan suatu hal yang rumit dan komplek,
disatu sisi kebutuhan air bersih meningkat sejalan dengan perkembangan kota dan
pertambahan penduduk, sedangkan disisi lain perencanaan yang dilakukan belum optimal.
PDAM Tirta Meulaboh sampai saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi
pelanggan dan permintaan sambungan baru yang terus meningkat sementara ketersediaan
sumber air baku cukup besar. Ketidak mampuan PDAM Tirta Meulaboh untuk memenuhi
kebutuhan air bersih bagi pelanggan bisa mungkin diakibatkan sistem jaringan yang belum
sesuai dengan standar perencanaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis sistem jaringan
air bersih PDAM Meulaboh dan merencanakan pengembangan ke depan serta diharapkan
menjadi bahan masukan bagi PDAM Tirta Meulaboh. Penelitian ini merupakan studi kasus
pada sistem jaringan air bersih PDAM Tirta Meulaboh. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara mengumpulkan data-data pada instansi terkait, dan melakukan studi pustaka. Alat
bantu analisis yang digunakan adalah Sotfware WaterNet versi 1.6. Hasil running dari
beberapa perlakuan menunjukkan penambahan kebutuhan pada zona 1 sebesar 50 persen
menyebabkan tekanan menurun di bawah nol (negatif) terutama pada zona 2 dan zona 3.
Dari beberapa perlakuan dapat disimpulkan kurang baiknya pengaliran air pada jaringan
PDAM Tirta Meulaboh karena adanya kehilangan air yang cukup besar pada zona 1.

Kata Kunci : Sistem Jaringan, Simulasi, WaterNet

1
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Lingkungan UNISSULA Semarang

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 1


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
I. PENDAHULUAN produksi dan keandalan dari jaringan
1.1. Latar Belakang distribusi PDAM Tirta Meulaboh.
Permasalahan jaringan perpipaan
merupakan suatu hal yang rumit dan 1.3. Tujuan Penelitian
komplek, disatu sisi kebutuhan air bersih a. Menganalisis sistem jaringan air
terus meningkat sejalan dengan bersih PDAM Tirta Meulaboh
perkembangan kota dan pertambahan dengan kondisi eksisting yang ada
penduduk, sedangkan disisi lain sekarang dan merencanakan
perencanaan yang dilakukan belum pengembangan sistem jaringan
optimal. Dengan ditemukannya software sesuai dengan rencana tata ruang
seperti EpaNet, WaterCat, WaterNet dan kota sampai tahun 2013.
lain-lain sangat membantu dalam analisis b. Memberikan beberapa pemecahan
jaringan perpipaan sehingga perhitungan atas masalah masalah yang timbul
yang dilakukan menjadi lebih mudah. pada sistem jaringan yang
bermanfaat untuk peningkatan
1.2. Rumusan Masalah pelayanan dan pengembangan
PDAM Tirta Meulaboh sampai saat kapasitas PDAM Tirta Meulaboh.
ini belum mampu memenuhi kebutuhan
air bersih bagi pelanggan dan permintaan 1.4. Manfaat Penelitian
sambungan baru yang terus meningkat. Dengan adanya penelitian ini
Pada sisi lain sumber air baku dari sungai diharapkan dapat memberikan masukan
Krueng Meureubo cukup tersedia. Ketidak mengenai analisis sistem jaringan air
mampuan PDAM Tirta Meulaboh untuk bersih PDAM Tirta Meulaboh yang
memenuhi kebutuhan air bersih bagi berguna untuk membantu dalam
pelanggan bisa mungkin diakibatkan pengembangan sistem jaringan air bersih
perencanaan sistem jaringan distribusi PDAM Tirta Meulaboh dimasa yang akan
yang belum sesuai dengan standar datang.
sehingga berakibat debit air yang
diharapkan sampai ke pelanggan tidak II. TINJAUAN PUSTAKA
sesuai dengan apa yang diharapkan Faktor-faktor yang mempengaruhi
PDAM Tirta Meulaboh, dalam hal kebutuhan air: iklim, karakteristik daerah,
pemenuhan kebutuhan pelanggan. ukuran kota, sistem sanitasi yang
Jumlah kebutuhan air bersih bagi digunakan, sistem operasi dan
pelanggan tidak diimbangi dengan jumlah pemeliharaan, tekanan air dalam pipa,
kualitas air, penggunaan meter air, tingkat

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


2
ekonomi masyarakat, dan harga air 1. Tinggi tekanan di setiap titik
(Kamulyan,B., 2003). mendekati (lebih besar) dari yang
Menurut DPU Jendral Cipta Karya disyaratkan.
Direktorat Air Bersih (1987), Kehilangan 2. Pemanfaatan reservoir semaksimal
air dapat terjadi akibat faktor-faktor seperti mungkin (mendekati kapasitasnya).
di bawah ini : 3. Pompa beroperasi pada design
1. Faktor teknis discharge nya.
Faktor teknis yang dapat 4. Elevasi muka air dalam reservoir
menyebabkan kehilangan air adalah pernah mencapai titik terendah dan
adanya lubang atau celah pada pipa tertinggi.
sambungan, pipa pada jaringan
distribusi pecah, meter air yang III. PELAKSANAAN PENELITIAN
dipasang pada pipa konsumen 3.1. Jenis Penelitian
kurang baik, pemasangan perpipaan Penelitian ini merupakan studi
di rumah kurang baik. kasus dengan tinjauan kemampuan
2. Faktor non teknis sistem jaringan distribusi PDAM Tirta
Faktor non teknis yang dapat Meulaboh.
menyebabkan kehilangan air adalah 3.2. Lokasi Penelitian
kesalahan membaca meter air dan Penelitian ini diarahkan pada
pencatatan hasil pembacaan meter sistem jaringan distribusi PDAM Tirta
air, kesalahan/pembuatan rekening Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Provinsi
air, angka yang ditunjukkan oleh Nanggroe Aceh Darussalam.
meter air berkurang akibat adanya 3.3. Tahapan Penelitian
aliran udara dari rumah konsumen ke Adapun tahapan dalam penelitian
pipa distribusi meter air tersebut. ini meliputi :
Menurut M. Anis Al-Layla et. al. 1. Studi pustaka
1977 air dapat disuplai kepada Studi pustaka yang dimaksud adalah
konsumen dengan cara gravitasi, mengumpulkan dan mempelajari
pompa, atau kombinasi antara keduanya. literatur-literatur yang berkaitan
Dalam perencanaan struktur dengan judul penelitian.
jaringan pipa dikatakan optimal 2. Pengumpulan data-data penelitian
menyangkut banyak hal, ada yang menilai Data yang dibutuhkan dalam
dengan uang ada atau tidak. penelitian ini adalah data primer dan
(Triatmadja., 2000). Kriteria optimal yang data skunder. Data primer adalah
berkaitan dengan proses distribusi dan data yang didapat langsung di
hidrolika dianggap telah tercapai bila :

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 3


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
lapangan seperti data fluktuasi d. data perkembangan daerah
kebutuhan air. Sedangkan data data rencana umum
skunder yaitu data yang diambil pengembangan wilayah sangat
dari instansi terkait. Adapun data- dibutuhkan untuk merencanakan
data yang dimaksud adalah sebagai pengembangan jaringan dimasa
berikut: yang akan datang
a. data ketersediaan air e. data jaringan Eksisting
untuk PDAM Tirta Meulaboh f. peta jaringan eksisting
sumber air yang dipakai berasal merupakan data yang sangat
dari sungai krueng Meureubo penting untuk mengetahui sifat-
yang memiliki debit rata-rata sifat jaringan, dari data inilah
3
100 M /detik. Dari jumlah debit dibuat gambar jaringan dan
air yang ada baru dapat dilakukan simulasi.
dimanfaatkan sebesar 80 3. Tahapan pengolahan data
liter/detik. Dari data yang didapat dilakukan
b. data kebutuhan air analisis dengan menggunakan
data kebutuhan berfungsi untuk software WaterNet Versi 1.6. adapun
mengetahui banyaknya air yang tahapannya sebagai berikut :
dibutuhkan oleh masyarakat. a. menggambarkan jaringan
Data kebutuhan air didapat dari eksisting dengan memasukkan
rekening pemakaian air oleh data panjang pipa, diameter
pelanggan PDAM. pipa, jenis pipa, kekasaran pipa,
c. data jumlah penduduk ketersediaan air, kebutuhan tiap
data jumlah penduduk diperlukan node, fluktuasi kebutuhan, data
untuk mengetahui berapa banyak reservoir, data pompa dan data
penduduk yang telah menjadi elevasi.
pelanggan atau yang telah b. merunning jaringan eksisting,
terlayani oleh jaringan air bersih sehingga dapat diketahui
PDAM dan berapa banyak jiwa permasalahan pada jaringan yang
yang belum terlayani, dari data ini ada, dan secara teknis maupun
juga akan diketahui prediksi ekonomis apa masih layak untuk
pertumbuhan yang akan datang dikembangkan.
dan jumlah penduduk pada akhir c. menganalisis kemungkinan
umur teknis perencanaan jaringan menggunakan tangki (eksisting/
perpipaan. penambahan).

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


4
d. membuat alternatif jaringan yang pemakaian air Direktorat Jendral DPU
baik dan mampu untuk melayani Cipta Karya Direktorat Air Bersih.
sampai dengan tahun 5. kebutuhan air tipe node didasarkan
perencanaan yang diinginkan. pada kebutuhan perencanaan tahun
e. mencari alternatif sumber yang 2002 dan dikalibrasikan dengan
lain dengan elevasi yang lebih jumlah pelanggan yang ada
tinggi. sekarang. Kebutuhan air perorang
4. Pemecahan masalah sebesar 178,34 liter perhari dikalikan
Dari hasil analisis dengan jumlah pelanggan 3.214 sambungan
WaterNet, maka dapat diketahui dan setiap pelanggan diasumsikan 5
permasalahan yang terjadi pada kondisi orang.
jaringan eksisting dan selanjutnya diambil
langkah-langkah untuk menyelesaikan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah tersebut. 4.1. Prediksi Jumlah Penduduk
Dalam melakukan simulasi dengan Data pertumbuhan penduduk yang
mempergunakan software WaterNet Versi ada dapat dilakukan prediksi
1.6 dibuat beberapa asumsi : pertumbuhan penduduk sampai tahun
1. kualitas air dianggap baik. 2013 dengan metode Geometrik dan
2. kondisi jaringan dianggap baik metode Eksponensial. Hasil proyeksi
3. kekasaran pipa yang digunakan pertumbuhan penduduk selama 10 tahun
adalah kekerasan pipa yang tersedia atau sampai akhir tahun 2013 di Kota
pada software WaterNet Meulaboh dapat dilihat pada Gambar 4.1
4. fluktuasi kebutuhan untuk perumahan
menggunakan data fluktuasi

GAMBAR 4.1.
PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEULABOH SAMPAI TAHUN 2013

Grafik Pertumbuhan Penduduk

61.00
Jumlah Penduduk (Ribu Jiwa)

60.00
59.00
58.00
57.00
56.00
55.00
54.00
53.00
52.00
51.00
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
Tahun

Geometrik Eksponensial

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 5


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
4.2. Perbandingan Antara Kebutuhan Meulaboh sampai akhir tahun 2003
dan Ketersediaan
sebesar 1,12 persen. Untuk tahun 2003
Sumber air baku untuk penyediaan kebutuhan air sebesar 33,17 liter per detik
air bersih yang dikelola oleh PDAM Tirta dengan jumlah pelanggan 3.214
Meulaboh berasal dari sungai Krueng sambungan atau 30,14 persen dari
Meureubo yang mempunyai debit rata- 53.311 jiwa penduduk Kota Meulaboh
rata 100 m3/detik dan tersedia sepanjang yang terlayani. Perkiraan perkembangan
tahun. jumlah penduduk, dan kebutuhan air tiap
Kebutuhan air sangat dipengaruhi tahun selama tahun perencanaan dapat
oleh tingkat pertumbuhan penduduk, rata- dilihat pada tabel 4.1
rata pertumbuhan penduduk di Kota

TABEL IV.1.
PERKEMBANGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH
SELAMA TAHUN PERENCANAAN

Jumlah Jumlah Penduduk Demand


No Tahun Penduduk Pelanggan terlayani
(jiwa (%) Lt/dt
1 2003 53311 3214 30.14 33.17
2 2004 53916 8087 75.00 83.47
3 2005 54528 8179 75.00 84.41
4 2006 55147 8272 75.00 85.37
5 2007 55772 8366 75.00 86.34
6 2008 56405 8461 75.00 87.32
7 2009 57045 8557 75.00 88.31
8 2010 57693 8654 75.00 89.31
9 2011 58347 8752 75.00 90.33
10 2012 59009 8851 75.00 91.35
11 2013 101027 15154 75.00 156.40

Jendral Cipta Karya Direktorat Air Bersih


4.3. Perhitungan Fluktuasi Kebutuhan
tahun 1987, dan fluktuasi kebutuhan air
Air
hasil survei yang dilakukan di Kota
Fluktuasi kebutuhan air yang
Meulaboh. Fluktuasi kebutuhan air
dipakai dalam analisis jaringan air bersih
menurut DPU Jendral Cipta Karya dan
Kota Meulaboh adalah fluktuasi
Kota Meulaboh tiap jam dapat dilihat pada
kebutuhan air yang dikeluarkan oleh DPU
gambar 4.2

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


6
GAMBAR 4.2.
FLUKTUASI KEBUTUHAN AIR CIPTA KARYA DAN KOTA MEULABOH

Variasi Kebutuhan Air Cipta Karya dan Kota Meulaboh

3.00

2.50

2.00
Koefisien

1.50

1.00

0.50

0.00
0 5 10 15 20 25 30
-0.50
Waktu (jam))

Cipta Karya Kota Meulaboh

4.4. Kondisi Jaringan Eksisting buah dengan head masing-masing 60


meter. Pompa ini dihidupkan secara
Jaringan eksisting PDAM Tirta
berpasangan (40 liter per detik dan 20
Meulaboh yang telah dikembangkan pada
liter per detik) yang beroperasi selama 18
tahun 2002 menggunakan pipa jenis PVC
jam sehari secara bergantian. Pompa
dan ACP dengan diameter mulai dari 30
dengan debit masing-masing sebesar 40
cm, 20 cm, 15 cm, 10 cm sampai dengan
liter per detik dan 20 liter per detik dengan
0,75 cm dan mempunyai node kebutuhan
head yang sama sebesar 60 meter dan
sebanyak 33 buah.
dihubungkan secara parallel, secara
Pendistribusian air ke pelanggan
teoritis dapat menghasilkan debit sebesar
menggunakan pompa sebanyak 4 buah
60 liter perdetik dan head tetap sebesar
dengan debit 40 liter per detik sebanyak 2
60 meter.
buah dan 20 liter per detik sebanyak 2

GAMBAR 4.3
KONDISI EKSISTING JARINGAN PDAM TIRTA MEULABOH

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 7


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
4.4.1. Hasil Running Kondisi Eksisting air mampu mengalir ke semua node
Fluktuasi Kebutuhan Cipta Karya
dengan tekanan yang cukup tinggi yaitu
Dari hasil running dengan WaterNet mencapai 77, 74, namun demikian
dengan menggunakan fluktuasi kecepatan pada beberapa pipa pada jam
kebutuhan Cipta Karya menunjukkan pemakaian air rendah sehingga terjadi
bahwa kondisi pengaliran air dapat aliran laminer.
dikatakan berjalan dengan baik, dimana

GAMBAR 4.4.
TEKANAN RELATIF PADA KONDISI EKSISTING
FLUKTUASI CIPTA KARYA

4.4.2. Hasil Running Kondisi Eksisting lepas terutama untuk jenis pipa yang
Fluktuasi Kebutuhan Kota
sambungannya memakai perekat.
Meulaboh
4.4.3. Efisiensi Pompa
Tekanan relatif umumnya sangat
Hasil perhitungan yang dilakukan
besar yaitu 77,96 meter karena head
terhadap efisiensi pompa didapatkan
pompa yang digunakan besar. Tingginya
bahwa nilai perbandingan P/HQ dari
tekanan relatif sangat menguntungkan
kedua pompa yang beroperasi
dalam pengembangan jaringan ke depan
mempunyai nilai yang sama yaitu sebesar
namun perlu berhati-hati karena tinggi
1,64. Hal ini menunjukkan bahwa
tekanan relatif yang terlampau besar
kapasitas pompa yang dipakai lebih besar
dapat membuat jaringan rusak seperti
daripada kapasitas aktual pompa yang
sambungan pipa yang lepas atau pipa
beroperasi. P merupakan perkalian
menjadi pecah. Sambungan pipa yang
kuadratis antara rerata debit rencana dan

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


8
rerata head rencana, sedangkan HQ dengan baik bahkan air tidak mengalir
merupakan perkalian antara rerata debit sama sekali. Hal ini sangat dimungkinkan
nyata dan rerata head nyata. Efesiensi karena pada saat simulasi dengan
nyata menjadi lebih besar karena debit WaterNet kondisi jaringan dianggap baik.
demand-nya lebih kecil dibadingkan Untuk memudahkan dalam
dengan debit rencana pompa yang menentukan node yang akan diberi
beroperasi. perlakuan pada jaringan distribusi air
4.4.4. Hasil Running dengan Perlakuan bersih Kota Meulaboh dibagi menjadi
Terhadap Kondisi Eksisting
beberapa bagian/zona sesuai dengan
Maksud dari perlakuan pada kondisi kenyataan dilapangan. Pembagian ini
eksisting adalah karena pada hasil dikelompokkan menjadi zona 1 yaitu
simulasi dengan WaterNet didapatkan daerah yang selalu mendapat suplai air,
hasil dimana kondisi tekanan relatif dan zona 2 daerah yang mendapat suplai air
pengaliran air pada semua node pada waktu-waktu tertentu, dan zona 3
menunjukkan kondisi yang cukup baik. daerah yang sama sekali tidak mendapat
Pada hal kenyataan di lapangan pada suplai air, seperti ditunjukkan pada
node-node tertentu air tidak mengalir gambar 4.5.
GAMBAR 4.5.
NODE YANG DIBERI PERLAKUAN BERDASARKAN ZONA

Analisis dilakukan terhadap node- eksisting. Hasil yang terlihat dengan


node dalam setiap zona dengan dua penambahan kebutuhan pada zona
perlakuan yaitu dengan menaikkan debit tertentu akan menyebabkan tekanan
kebutuhan pada setiap node sebesar 25 disetiap node menurun. Penurunan yang
persen dan 50 persen dari kebutuhan sangat besar terjadi akibat adanya

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 9


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
penambahan kebutuhan pada zona 1, hal yang besar antara tekanan relatif
tersebut disebabkan karena total maksimum dengan tekanan relatif
kebutuhan pada zona 1 lebih besar minimum, ini dikarenakan jaringan
dibandingkan dengan zona 2 dan zona 3, distribusi PDAM Tirta Meulaboh
yaitu sebesar 70.64 persen. Penambahan menggunakan sistem pemompaan
kebutuhan pada zona 1 juga langsung.
menyebabkan terjadinya kesenjangan

GAMBAR 4.6. GAMBAR 4.7.


PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 1 PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 1
SEBESAR 25 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF SEBESAR 50 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF
DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN CIPTA KARYA DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN CIPTA KARYA

100.00 100.00
80.00
80.00
60.00
60.00
40.00
40.00 20.00

20.00 0.00
-20.00 0 5 10 15 20 25 30 35 40
0.00
-40.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-20.00 -60.00

Tekanan Relatif Mininal Eksisting Tekanan Relatif Maksimal Eksisting Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting
Tekanan Relatif Maksimal Perlakuan Node Penambahan Kebutuhan Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan
Tekanan Relatif Minimal Perlakuan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan

GAMBAR 4.8. GAMBAR 4.9.


PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 2 PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 2
SEBESAR 50 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF SEBESAR 50 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF
DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN CIPTA KARYA DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN CIPTA KARYA

100.00 100.00

80.00 80.00

60.00 60.00

40.00 40.00

20.00 20.00

0.00 0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 5 10 15 20 25 30 35 40
-20.00 -20.00

Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting
Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan
Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


10
GAMBAR 4.10. GAMBAR 4.11.
PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 3 PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 3
SEBESAR 50 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF SEBESAR 50 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF
DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN CIPTA KARYA DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN CIPTA KARYA

100.00 100.00

80.00 80.00

60.00 60.00

40.00 40.00

20.00 20.00

0.00 0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 5 10 15 20 25 30 35 40
-20.00 -20.00

Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting
Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan
Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan

GAMBAR 4.12. GAMBAR 4.13.


PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 1 PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 1
SEBESAR 25 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF SEBESAR 50 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF
DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN KOTA MEULABOH DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN KOTA MEULABOH

80.00
80.00
70.00
60.00 60.00
50.00
40.00 40.00
30.00
20.00
20.00
10.00 0.00
0.00 0 5 10 15 20 25 30 35 40
-10.00 0 5 10 15 20 25 30 35 40 -20.00

Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting
Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan
Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan

GAMBAR 4.14. GAMBAR 4.15.


PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 2 PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 2
SEBESAR 25 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF SEBESAR 50 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF
DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN KOTA MEULABOH DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN KOTA MEULABOH

80.00 80.00

60.00 60.00

40.00 40.00

20.00 20.00

0.00 0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 5 10 15 20 25 30 35 40
-20.00 -20.00

Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting
Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan
Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 11


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
GAMBAR 4.16. GAMBAR 4.17.
PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 3 PENGARUH PENAMBAHAN KEBUTUHAN PADA ZONA 3
SEBESAR 25 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF SEBESAR 50 PERSEN TERHADAP TEKANAN RELATIF
DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN KOTA MEULABOH DENGAN FLUKTUASI KEBUTUHAN KOTA MEULABOH

80.00
80.00
70.00
70.00
60.00
60.00
50.00 50.00
40.00 40.00
30.00 30.00
20.00
20.00
10.00
10.00
0.00
0.00
-10.00 0 5 10 15 20 25 30 35 40
-5 -10.00 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting Tekanan Relatif Minimum Eksisting Tekanan Relatif Maksimum Eksisting
Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan Tekanan Relatif Minimum Perlakuan Tekanan Relatif Maksimum Perlakuan
Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan Node Penambahan Kebutuhan

Hasil simulasi dengan perlakuan pemakaian head dan debit pompa setelah
terhadap sistem jaringan eksisting dapat pemasangan tangki sehingga dapat
diketahui bahwa turunnya tekanan relatif menghemat enegi dan investasi pompa.
dan tidak mengalirnya air dengan baik Pemakaian head pompa sebelum ada
terutama pada node-node di zona 2 dan 3 tangki adalah sebesar 60 meter, setelah
dikarenakan adanya kehilangan air yang ada tangki menjadi 47 meter sehingga
sangat besar pada zona 1 ada pengurangan 13 meter. Sedangkan
pemakaian debit pompa sebelum ada
4.5. Optimalisasi Kondisi Jaringan
tangki sebesar 60 liter perdetik setelah
Eksisting Menggunakan Tangki
ada tangki pemakaian debit pompa
Perhitungan menggunakan tangki
menjadi 45,66 liter per detik sehingga ada
pada sistem jaringan distribusi kota
pengurangan sebesar 14,34 liter per
Meulaboh menunjukkan waktu operasi
detik.
pompa yang terjadi lebih pendek yaitu
Hasil running pada kondisi eksisting
sebanyak 16 Jam 3 menit perhari
menggunakan tangki menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan waktu operasi
dengan menggunakan tangki dalam
pompa yang dioperasikan secara manual
sistem jaringan, perbedaan antara
sebanyak 18 jam per hari sehingga
tekanan relatif maksimum dan tekanan
terdapat selisih 1 jam 57 menit per hari.
minimum tidak terlalu besar dan tekanan
Pemakaian tangki dalam sistem
relatif dapat dipertahankan berada di atas
jaringan juga dapat mengurangi
10 meter dibandingkan dengan jaringan
kapasitas head dan debit pompa yang
distribusi eksisting yang menggunakan
digunakan. Dari hasil simulasi
sistem pemompaan langsung. Penurunan
menunjukkan ada pengurangan
tekanan relatif setelah pemasangan

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


12
tangki disebabkan karena tangki dapat 752,928 m3, sehingga dengan tinggi
berfungsi meratakan beban pompa
tangki 5 meter maka luas dasar tangki
sehingga pompa dapat bekerja lebih
yang diperoleh adalah 752,928/5 =
efesien dengan head yang diizinkan.
150,5856 m2 ~ 151 m2.
4.6. Optimasi Kondisi Pengembangan
Jaringan Sampai Tahun 2013 Kondisi tangki pada saat simulasi
berfungsi dengan baik karena selama
Sistem jaringan yang digunakan
simulasi jaringan, fluktuasi muka air
dalam simulasi untuk kondisi
dalam tangki mencapai titik tertinggi dan
pengembangan 2013 adalah sistem
titik terendah namun tidak pernah kosong.
kombinasi pompa dan tangki dengan total
Pada gambar 4.27 tampak bahwa jam ke
kebutuhan 156,86 liter per detik serta
24 dan jam ke 48, tekanan air di dalam
target pelayanan mencapai 75 persen dari
tangki hampir sama. Ini menandakan
jumlah penduduk yang ada.
kapasitas pompa yang digunakan
Kapasitas tangki pada saat simulasi
mendekati kebutuhan. Jika pompa kurang
adalah 16.000 x demand  16.000 x
besar kapasitasnya elevasi muka air
156.86 liter/detik = 2.509.760 liter atau dalam tangki cenderung turun, sebaliknya
jika pompa besar, elevasi muka air dalam
2.509,76 m3. Dengan tinggi 5 meter maka
tangki cenderung naik. Jika tangki relatif
luas dasar tangki adalah sebesar 501.952
kecil, maka pompa akan sering hidup dan
2
m. Hasil tersebut dimodifikasi lagi mati Kondisi tangki dan pompa selama
simulasi dapat dilihat pada gambar 4.26
dengan persamaan yang diberikan oleh
dan grafik kedalaman muka air dalam
Surat, S., 2003 yaitu 0,30 x Volume tangki
tangki selama 48 jam dapat dilihat pada
Triatmadja yaitu 0,30 x 2.509,76 m3 = gambar 4.18.

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 13


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
GAMBAR 4.18.
KONDISI MUKA AIR SELAMA SIMULASI
PADA KONDISI PENGEMBANGANSAMPAI TAHUN 2013

Secara keseluruhan fluktuasi air sangat sedikit sehingga tekanan


tekanan di setiap node diberikan pada menjadi tinggi. Tekanan terendah terjadi
gambar 4.19. Pada gambar tersebut pada jam ke 42. Pada gambar 4.19. juga
ditunjukkan bahwa tekanan tertinggi ada tekanan relatif di bawah 10 meter, itu
mencapai 42.95 meter dan tekanan terjadi pada node tidak ada kebutuhan
terendah mencapai. 15,6 meter. Tekanan dan hanya tempat peletakan tangki yang
relatif tertinggi terjadi pada jam ke 24, tingginya 38 meter dari permukaan laut.
yang mana pada jam tersebut pemakaian

GAMBAR 4.19.
TEKANAN RELATIF PADA TIAP NODE
KONDISI PENGEMBANGAN SAMPAI TAHUN 2013

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


14
4.7. Alternatif Sumber Air yang Baru run pada kondisi kebutuhan berubah
terlihat semua tekanan berada di atas 10
Jaringan yang digunakan untuk
meter seperti yang disyaratkan. Kondisi
simulasi dengan WaterNet pada kondisi
pengaliran air cukup baik walaupun masih
alternatif sumber air yang baru adalah
terdapat aliran laminer, dimana air
jaringan eksisting dengan menambah
mengalir kesemua node pelayanan
panjang pipa dari node kebutuhan ke
dengan tekanan relatif maksimum 54,77
sumber air yang baru sepanjang 80000
meter dan tekanan relatif minimum 11,5
meter dengan diameter pipa 0.5 meter.
meter. Tekanan relatif minimum terjadi
Sedangkan kebutuhan pemakaian air
akibat adanya pemakaian air yang tinggi,
rata-rata 33,17 liter per detik. Jaringan
ini terjadi jam 42 node 27.
pipa air bersih dalam WaterNet setelah di

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 15


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
GAMBAR 4.20.
LOKASI SUMBER AIR YANG BARU

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


16
V. KESIMPULAN DAN SARAN pada kondisi jaringan eksisting PDAM
Tirta Meulaboh disebabkan karena
5. 1. Kesimpulan
adanya kehilangan air cukup besar
1. Berdasarkan analisis dengan bantuan
(lebih 50 persen) yang terjadi pada
software WaterNet kondisi jaringan
zona 1. Kehilangan air tersebut
eksisting menunjukkan hasil
disebabkan oleh kebocoran pipa,
pengaliran air kesemua node berjalan
pencurian air/menyambungan ilegal,
baik dengan tekanan yang cukup
dan penyedotan air dengan
tinggi. Sedangkan kenyataan yang
menggunakan mesin.
ada di lapangan, terdapat beberapa
5. Menggunakan tangki dalam sistem
node yang hanya mendapatkan air
jaringan eksisting dapat menghemat
pada waktu-waktu tertentu, dan
operasi pompa selama 1 jam 57 menit
bahkan ada beberapa node yang
perhari dibandingkan dengan sistem
tidak mendapatkan air sama sekali.
pemompaan langsung. Menggunakan
2. Untuk mengetahui permasalahan
tangki juga dapat mengurangi
tersebut dilakukan beberapa
pemakaian energi listrik dan investasi
perlakuan pada kondisi eksisting
pompa karena pompa yang
antara lain penambahan kebutuhan
digunakan mempunyai debit dan
sebesar 25 persen dan 50 persen
head yang lebih kecil dibandingkan
pada node-node tertentu yang telah
dengan sistem pemompaan
dibagi menjadi 3 zona antara lain :
langsung.
Zona 1 daerah yang selalu
mendapatkan air. Zona 2 daerah 5.2. Saran
yang hanya sekali-kali mendapatkan Perlu dilakukan pengkajian kembali
air. Dan zona 3 daerah yang tidak sistem jaringan distribusi PDAM Tirta
pernah mendapatkan air. Meulaboh seperti survei kebocoran air
3. Hasil simulasi pada kondisi eksisting pada pipa distribusi, pengantian pipa-pipa
dengan perlakuan penambahan yang sudah pecah dan penertiban
kebutuhan pada zona 1 sebesar 50 sambungan ilegal.
persen menunjukkan hasil pengaliran Dalam perencanaan pengembangan
air yang kurang baik bahkan jaringan dimasa yang akan datang sangat
mempunyai tekanan di bawah nol dianjurkan supaya dihitung secara cermat
(negatif) terutama pada zona 2 dan dalam penggunaan diameter pipa, debit
zona 3. dan head pompa supaya optimal serta
4. Pengaliran air yang kurang baik menggunakan tangki dalam sistem
dengan tekanan rendah yang terjadi jaringan distribusi air bersih.

Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan 17


Pada Zona Pelayanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh
DAFTAR PUSTAKA Tirta Gemilang Kota Muntilan,
Tesis, , Magister Pengelolaan
Badan Pusat Statistik, Aceh Barat Dalam Sumberdaya Air, Program Pasca
Angka, Meulaboh. Sarjana, Fakultas Teknik, UGM,
Dirjen Cipta Karya Direktorat Air Bersih, Yogyakarta.
1987, Buku Utama Sistem Jaringan Riyanto, H, 2003, Kajian Jaringan Air
Pipa, Jakarta. Bersih PDAM Tirta Gemilang Studi
Dumairy, 1992, Ekonomika Sumberdaya Kasus Kota Muntilan, Tesis, ,
Air, BPFE UGM, Yogyakarta Magister Pengelolaan Sumberdaya
Kamulyan, B., 2003, Kebutuhan Air, Air, Program Pasca Sarjana,
Program Pasca Sarjana UGM, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta.
Yogyakarta Soplanit, J.M., 2003, Optimasi Sistem
Linsley, R. K, dan Franzini, J.B, 1985, Jaringan Distribusi PDAM Kota
Teknik Sumberdaya Air, Jilid 1. Ambon, Tesis, Magister
edisi ketiga, Terjemahan Djoko Pengelolaan Sumberdaya Air,
Sasongko, Penerbit Erlangga, Program Pasca Sarjana, Fakultas
Jakarta Teknik, UGM, Yogyakarta.
Linsley, R. K, dan Franzini, J.B, 1986, Surat, S, 2004, Kajian Optimasi Pompa
Teknik Sumberdaya Air, Jilid 2. dan Tangki dalam Sistem Jaringan
edisi ketiga, Terjemahan Djoko Distribusi Air Bersih, Tesis, ,
Sasongko, Penerbit Erlangga, Magister Pengelolaan Sumberdaya
Jakarta. Air, Program Pasca Sarjana,
M. Anis Al-Layla, Shamin Ahmad, E . Joe Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta.
Middlebrooks, 1977, Water Supply Triatmadja, R., WaterNet 1.1, Nafiri,
Enginnering Design, Rainbow- Yogyakarta
Bridge Book Co Triatmodjo, B, 1995, Hidrolika I, Beta
Muliakusuma, Sutarsih, 1981, Proyeksi Offset, Yogyakarta.
Penduduk, LPFE UI, Jakarta. Triatmodjo, B, 1996, Hidrolika II, Beta
Prasetya, A, R, 2000, Kursus Singkat Offset, Yogyakarta.
Sistem Sumber Daya Air dalam Walsky, T. M, 1996, Analysis of Water
Otonomi Daerah, Buku 2, Fakultas Distribution System, Van Nostrand
Teknik Sipil, UGM, Yogyakarta Reinhold, Melbourne, Australia.
Ramadhany, R, 2003, Kajian Jaringan
Transmisi Pipa Air Bersih PDAM

Jurnal Pondasi, Vol.11.No.1, Maret 2005


18

Anda mungkin juga menyukai