Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

 A.   Latar Belakang

Perekonomian global yang menjelang didepan mata, didukung kemajuan teknologi


yang demikian pesat, semakin mendorong seleksi alamiah yang mengarah pada yang
terkuat yang bertahan. Keberhasilan akan digapai oleh pelaku bisnis dan perusahaan yang
paling mampu menyesuaikan diri dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu mereka
yang sanggup memberikan apa yang siap dibeli masyarakat.

Jenis-jenis dan peluang bisnis baru yang semula tidak dikenal sekarang ini mulai
menggejala dimana-mana. Keadaan ini memaksa pelaku bisnis maupun pihak-pihak baru
yang ingin menekuni bisnis untuk lebih kreatif dan proaktif dalam menyikapi suasana
persaingan yang semakin ketat. Dengan demikian, perencanaan bisnis yang benar-benar
matang sangat diperlukan, sehingga bisnis dapat tumbuh dan berkembang serta
menghasilkan laba. Untuk mampu melakukan improvisasi dan menjalankan terobosan-
terobosan bisnis serta perencanaan bisnis yang matang, pelaku bisnis harus dibekali
dengan penguasaan akan konsep-konsep bisnis yang matang sehingga mampu
mengembangkannya dalam tataran yang lebih tinggi.

Sedemikian erat kaitan bisnis dengan perusahaan, sehingga untuk memahami seluk
beluk bisnis diperlukan pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan ilmu ekonomi
perusahaan serta konsep pokok perusahaan agar bisnis dapat dikelola sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang diinginkan. Ditambah dengan kiat dan intuisi bisnis yang cermat, dapat
dihasilkan perencanaan bisnis yang mengarahkan pelaku bisnis maupun perusahaan untuk
mewujudkan visi dan misi perusahaan serta memperoleh keunggulan bersaing. Kondisi ini
penting mengingat disamping pencapaian tujuan ekonomis, perusahaan sebagai suatu
sistem juga dimampukan untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya bila perusahaan
tersebut mampu meraup untung dan bertahan dalam persaingan.

1
B.   Rumusan Masalah

1. Pengertian bisnis, Ilmu ekonomi Perusahaan, dan perusahaan?


2. Pengertian Etika bisnis?
3. Bagaimana Letak dan Tempat Kedudukan Perusahaan?
4. Bagaimana Lingkungan Perusahaan?
5. Bagaimana Perusahaan sebagai lembaga sosial? 
6. Bagaimana Pertanggung jawaban sosial Perusahaan?
7. Bagamana Bentuk-bentuk perusahaan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian bisnis, Ilmu ekonomi Perusahaan, dan perusahaan

 a.      Bisnis

Bisnis tidak terlepas dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan maupun


pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang atau perusahaan. Aktivitas dalam bisnis
pada umumnya punya tujuan untuk menghasilkan laba untuk kelangsungan hidup serta
mengumpulkan cukup dana bagi pelaksanaan kegiatan si pelaku bisnis
atau businessman/businesswoman itu sendiri. Dalam konteks yang lebih sempit, seringkali
bisnis dihubungkan dengan usaha, perusahaan atau suatu organisasi yang menghasilkan
dan menjual barang dan jasa. Sedangkan pelaku bisnisnya sering dikaitkan dengan
pedagang, pengusaha, usahawan, atau orang yang bekerja dalam bisnis, serta orang yang
menjalankan perusahaan atau industri komersial.

Sedemikian eratnya kaitan bisnis dengan perusahaan sehingga berbicara tentang


bisnis identik dengan berbicara tentang perusahaan. Dengan demikian, untuk memahami
seluk beluk bisnis diperlukan adanya pengetahuan, pemahaman dan penguasaan ilmu
ekonomi perusahaan beserta konsep-konsepnya. Selain itu juga diperlukan adanya intuisi
bisnis serta kiat yang tepat untuk menjamin keberhasilan bisnis yang dijalankan.

b.      Ilmu Ekonomi Perusahaan.

Ilmu ekonomi perusahaan merupakan dasar yang berguna bagi aktivitas-aktivitas


yang akan ditempuh dalam menjalankan bisnis. Ilmu ekonomi perusahaan adalah bagian
dari ilmu ekonomi yang secara khusus mempelajari masalah-masalah dalam ekonomi
rumah tangga perusahaan.

Dalam ilmu ekonomi perusahaan diulas kaitan antara perusahaan dengan ilmu
ekonomi itu sendiri serta bagaimana pelaku bisnis memanfaatkan perilaku manusia dan

3
prinsip ekonomi yang diulas dalam ilmu ekonomi untuk menentukan bisnis yang akan
dijalankan.

c.       Perusahaan

Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengolahan faktor-
faktor produksi untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi masyarakat,
mendistribusikannya, serta melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh
keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Atau dapat juga dikatakan bahwa
perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi mengolah sumber-sumber ekonomi untuk
menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.

Perusahaan bertugas mengolah sumber-sumber ekonomi atau sering juga disebut


sebagai faktor-faktor produksi. Sumber-sumber ekonomi tersebut dapat dikelompokkan
kedalam :

a)      Manusia (Men)

Manusia tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja di perusahaan namun juga
berperan sebagai konsumen dari produk perusahaan.

b)      Uang (Money)

Uang atau modal usaha yaitu sejumlah uang atau barang yang dibeli dengan uang
tersebut untuk membuat produk yang lain.

c)      Material (Materials)

Material ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi, sebab merupakan
faktor pendukung utama dalam proses produksi. Termasuk didalamnya adalah bahan baku,
bahan pembantu, tanah untuk proses produksi serta bahan lain sebagai penunjang proses
produksi.

d)     Metode (Methods)

Metode merupakan suatu pelaksanaan kerja produktif, misalkan pengambilan keputusan,


pemberian ide atau inisiatif dan pemikiran yang seluruhnya ditujukan agar pengelolaan

4
sumber-sumber ekonomi dapat berjalan lancar. Didalam metode ini ialah pelaksanaan
manajemen dalam perusahaan atau pengelolaan perusahaan.

Di dalam perusahaan, sumber-sumber ekonomi tersebut diproses menjadi barang/jasa yang


akan ditujukan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diterapkan prinsip ekonomi
yaitu dengan pengorbanan tertentu diharapkan dapat diperoleh hasil atau keuntungan
maksimum.

B.   Etika bisnis

Etika bisnis berkaitan dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku
bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha atau berbisnis. Kebenaran
yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-
prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan dan individu.

Banyak perusahaan yang kurang sukses dalam berusaha atau berbisnis dikarenakan
kurang jujur terhadap konsumen dan tidak menjaga atau memelihara kepercayaan yang
telah diberikan oleh konsumen.

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bisnis, yaitu :

a)      Lingkungan bisnis

Para eksekutif perusahaan seringkali diperhadapkan pada suatu dilema yang


menekannya, seperti misalnya menekan ongkos-ongkos, peningkatan efisiensi dan
bersaing. Dilain pihak eksekutif juga harus bertanggung jawab kepada masyarakat atau
konsumen agar kualitas barang terjaga, serta harga barang terjangkau. Eksekutif
perusahaan harus pandai mengambil keputusan etis yang tidak merugikan perusahaan.

b)      Organisasi

Secara umum, anggota organisasi itu sendiri saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya (proses interaktif). Dilain pihak organisasi terhadap individu harus tetap
berperilaku etis.

5
c)      Individu

Seseorang yang memiliki filosofi moral, dalam bekerja dan berinteraksi dengan
sesama akan berperilaku etis. Prinsip-prinsip yang diterima secara umum dapat dipelajari
atau diperoleh dari hasil interaksi dengan sesama.

Dalam bekerja dan berbisnis, individu harus memiliki tanggung jawab moral terhadap
hasil kerjanya atau hasil usahanya dengan menjaga kehormatan profesinya.

Kode etik dalam berbisnis diperlukan untuk hal seperti berikut :

a)      Menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya manajemen strategi dan kebijakan
dalam pengembangan usaha di satu pihak dengan pengembangan sosial ekonomi dilain
pihak.

b)      Menciptakan iklim usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat.

c)      Mewujudkan intergritas perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, dan


pemerintah.

d)     Menciptakan ketenangan, kenyamanan dan keamanan batin bagi pemilik


perusahaan/investor serta bagi para karyawan.

e)      Dapat mengangkat harkat perusahaan nasional didunia perdagangan internasional.

C.   Letak dan Tempat Kedudukan Perusahaan

 Letak perusahaan atau sering disebut juga sebagai tempat kediaman perusahaan
adalah tempat dimana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari. Atau bisa juga
dikatakan bahwa letak perusahaan adalah tempat perusahaan melakukan kegiatan
fisik/pabrik. Selain letak perusahaan, ada juga yang disebut sebagai tempat kedudukan
perusahaan, yaitu tempat kantor pusat perusahaan. Tempat kedudukan perusahaan ini
dipengaruhi faktor kelancaran hubungan dengan lembaga-lembaga lain, seperti lembaga
pemerintah, lembaga keuangan, pelanggan, dan sebagainya.

6
Tempat kedudukan perusahaan dan letak perusahaan perlu mendapat perhatian penting
sebab kesalahan memilih lokasi perusahaan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
itu sendiri dan menghambat kelancaran bisnis yang dijalankan.

Letak perusahaan dapat dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu :

a)      Terikat keadaan alam

Letak perusahaan yang terikat dengan alam umumnya karena ketersediaan dan kemudahan
bahan baku produksi; contohnya adalah usaha pertambangan dan pertanian.

b)      Terikat sejarah

Perusahaan menjalankan aktivitasnya disuatu daerah tertentu karena alasan yang hanya
dapat dijelaskan berdasarkan sejarah; contohnya perusahaan pembuat batik di DI Yogya.

c)      Terikat oleh Pemerintah

Dalam hal ini letak perusahaan ditentukan oleh pemerintah atas dasar pertimbangan
keamanan, politik, kesehatan, dan sebagainya; contohnya perusahaan bahan kimia, pabrik
senjata api/amunisi.

d)     Dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi.

Letak perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi. Pada umumnya jenis
perusahaan ini bersifat industri. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah dekat
dengan bahan baku, dekat dengan pasar, dekat dengan pemasok tenaga kerja, dekat dengan
penyedia sumber energi, iklim, ongkos transport, serta besarnya suplai modal.

D.   Lingkungan Perusahaan

 Secara umum lingkungan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua kategori besar
yaitu Lingkungan Umum Perusahaan dan Lingkungan Khusus Perusahaan.

a)      Lingkungan Umum Perusahaan atau yang sering disebut juga sebagai Lingkungan
Eksternal Perusahaan, adalah faktor-faktor diluar dunia usaha yang mempengaruhi
kegiatan perusahaan. Yang termasuk didalamnya adalah :

7
 Keadaan alam, dalam kaitannya dengan sumber daya alam, lingkungan, dan lain
sebagainya.
 Politik dan Hankam, dalam kaitannya dengan menjaga stabilitas perekonomian
negara, menciptakan iklim berusaha atau berbisnis yang menjanjikan prospek
cerah, dan sebagainya. Juga berkaitan dengan tingkat pemusatan kekuatan politik,
kesadaran dalam masyarakat. Perusahaan sebagai lembaga sosial yang selalu
berhubungan dengan masyarakat, maka kehidupan kelangsungan operasi
perusahaan sangat terpengaruh oleh politik negara dimana perusahaan tersebut
berada.
 Hukum. Lingkungan ini meliputi sifat dari sistem hukum, sistem hukum yang
berlaku khususnya yang berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, masalah
perundangan yang berlaku.
 Perekonomian, dalam kaitannya dengan tingkat pendapatan masyarakat, tingkat
investasi dan sebagainya.
 Pendidikan dan tekhnologi yang mendukung penyediaan sumber daya manusia
yang andal, sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas dengan
harga yang kompetitif.
 Sosial dan budaya, dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,
yang dapat bertindak sebagai kontrol sosial dunia usaha dan pendukung dunia
usaha. Struktur golongan yang ada dimasyarakat juga terkait didalamnya yang juga
turut mempengaruhi perkembangan perusahaan, termasuk didalamnya sifat dan
perkembangan lembaga-lembaga sosial.
 Kependudukan, dalam kaitannya dengan jumlah penduduk, penyebaran penduduk,
jenis kelamin, distribusi umur, maupun perkembangannya dari waktu ke waktu
yang dapat menunjang prospek perekonomian.
 Hubungan internasional, dalam kaitannya dengan kurs, neraca pembayaran,
transfer tekhnologi, transfer budaya, proteksi, dan sebagainya.

b)      Lingkungan Internal Perusahaan atau yang sering disebut sebagai lingkungan khusus
perusahaan, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi secara langsung kegiatan perusahaan.
Yang termasuk didalam lingkunga internal atau lingkungan khusus perusahaan adalah :

8
 Penyedia, termasuk didalamnya penyedia bahan baku, alat-alat produksi, tenaga
kerja serta faktor-faktor produksi lainnya yang dibutuhkan perusahaan. Semakin
luas perusahaan, semakin besar kebutuhan akan faktor-faktor produksi tersebut.
 Pelanggan, termasuk didalam lingkungan ini adalah semua pembeli produk
perusahaan, baik itu pedangang perantara, pedagang besar maupun pedagang kecil.
 Pesaing, yang dalam hal ini adalah perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi
produk sejenis maupun yang membuat produk pengganti.
 Teknologi, dimana inti dari operasi perusahaan adalah proses produksi. Untuk itu
selalu diperlukan pengembangan tekhnik berproduksi secara kualitatif dan
kuantitatif yaitu berproduksi pada jumlah optimal yang dapat memenuhi selera
pelanggan dengan memuaskan.
 Sosio politik, dimana lingkungan ini meliputi berbagai aspek kehidupan
masyarakat dan peraturan pemerintah yang dapat berpengaruh terhadap
perkembangan perusahaan.
 Tenaga kerja, meliputi lingkungan fisik dan non fisik, upah/gaji dan sebagainya.
 Peralatan dan mesin-mesin produksi.
 Permodalan (pemilik perusahaan, investor, pengelolaan dana, dan sebagainya)
 Bahan mentah, bahan setengah jadi, pergudangan, mobilitas fisik, dan lainnya.
 Sistem informasi dan administrasi, sebagai acuan pengambilan keputusan
manajemen.

E.   Perusahaan sebagai lembaga sosial 

Sebagaimana telah disinggung pada bagian sebelumnya bahwa perusahaan


merupakan suatu unit kegiatan produksi untuk menyediakan barang atau jasa bagi
masyarakat sebagai konsumen dengan motif untuk memperoleh keuntungan. Unit kegiatan
ini sering disebut juga sebagai lembaga sosial, sama seperti lembaga-lembaga sosial
lainnya.

Dalam hal ini tentu saja terdapat perbedaan antara perusahaan dengan lembaga
sosial lainnya. Letak perbedaannya adalah pada seluruh kegiatannya yang diarahkan untuk
memperoleh laba atau keuntungan. Meskipun demikian memperoleh laba atau keuntungan
bukan merupakan satu-satunya tujuan perusahaan, tetapi masih terdapat berbagai tujuan

9
lainnya seperti memberi kesempatan kerja untuk mengurangi masalah pengangguran,
kemudian juga meningkatkan pendapatan pemerintah melalui pajak dan juga prestise

F.    Pertanggungjawaban sosial Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki aktivitas memproduksi barang dan jasa untuk


mendapatkan keuntungan yang layak. Dalam menjalankan aktivitasnya tersebut,
perusahaan akan sangat mempengaruhi lingkungannya. Dengan kata lain, dalam
menjalankan aktivitasnya perusahaan harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap
kelestarian lingkungannya dan masyarakat. Jika memungkinkan, disamping mendapatkan
keuntungan bagi perusahaan sendiri juga sekaligus dapat memberikan kesejahteraan bagi
lingkungannya dan masyarakat.

Perusahaan sebagai organisasi bisnis dan juga sebagai lembaga sosial harus bertanggung
jawab terhadap :

a)      Pelanggan atau konsumen.

Pelanggan adalah pembeli produk yang berupa barang atau jasa yang diproduksi
oleh perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya untuk memuaskan konsumen
agar pembelian itu dapat terus dilakukan secara berkesinambungan. Perusahaan harus
memperhatikan adanya konsumerisme, yaitu suatu gerakan untuk memberikan informasi
kepada para konsumen dan melindungi mereka dari tindakan-tindakan yang salah. Hal-hal
yang sangat diperhatikan konsumerisme misalnya kualitas produk atau kualitas layanan
jasa, iklan yang menyesatkan serta tindakan perusahaan yang tidak adil.

Berkaitan dengan konsumerisme tersebut, dikenal 4 (empat) hak konsumen yang


perlu dilindungi, yaitu

1. Hak untuk keselamatan.

Konsumen harus dilindungi keselamatannya dalam mengkonsumsikan produk baik


itu barang maupun jasa agar terhindar dari kerugian atau kecelakaan. Misalnya dalam
pemakaian kosmetik atau pemakaian obat-obatan, serta makanan dan minuman, sebaiknya
pada label diberikan petunjuk pemakaian serta kandungan zat yang terdapat dalam produk
tersebut.

10
2. Hak untuk memperoleh informasi.

Sebelum memutuskan suatu pembelian, konsumen berhak memperoleh informasi


yang akurat tentang produk atau jasa yang akan dibelinya. Misalnya sebelum calon debitur
bank mengajukan permohonan pinjaman, maka ia berhak mendapatkan keterangan tentang
besarnya bunga, biaya administrasi, angsuran kredit, agunan, dan lain sebagainya.

3. Hak untuk memilih.

Dalam memutuskan untuk memilih produk baik itu barang maupun jasa yang akan
dibelinya, konsumen berhak untuk memilih beberapa variasi atau jenis produk. Sebaiknya
produsen menyediakan banyak variasi pilihan produk pada beberapa varian harga yang
layak.

4. Hak untuk didengar.

Konsumen juga harus diperhatikan haknya untuk memberikan masukan, informasi,


keluhan atau menanyakan segala sesuatu tentang produk kepada produsen.

b)      Tenaga kerja

Seperti halnya terhadap konsumen, perusahaan juga bertanggung jawab terhadap


keberadaan tenaga kerja dalam perusahaan. Kenyamanan tenaga kerja dalam bekerja, upah
yang layak, adanya jaminan kerja seperti asuransi kesehatan dan cuti menjadi tanggung
jawab perusahaan. Pekerja juga berhak mengetahui keadaan umum perusahaan.

c)      Lingkungan

Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan harus memperhatikan keadaan


dilungkungannya yaitu bagaimana upaya perusahaan supaya tetap dapat menciptakan
lingkungan sekitar perusahaan yang sehat, bebas dari polusi yang disebabkan oleh limbah
hasil produksi. Hal ini bisa diatur dengan pengaturan dan perijinan mengenai lokasi pabrik
dan juga dengan sistem pengolahan limbah yang baik.

d)     Investor

11
Pada umunya investor sangat berkepentingan terhadap kemajuan perusahaan,
terutama yang terkait dengan pengelolaan dana, jual beli saham. Hal tersebut berkaitan
dengan masalah laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Eksekutif
perusahaan harus dapat meyakinkan investor bahwa pengelolaan keuangan perusahaan
sudat tepat. Tentu saja hal ini akan tercermin pada neraca dan Laporan Rugi/Laba yang
dibuat setiap tahun buku.

G.  Bentuk-bentuk perusahaan.

Terdapat beberapa bentuk perusahaan atau badan usaha, yaitu :

a)      Perusahaan Perseorangan

Usaha ini dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab
penuh terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan. Dalam hal ini izin usaha secara
relatif dapat dikatakan lebih ringan dan lebih sederhana persyaratannya dibandingkan
dengan jenis perusahaan lainnya. Pemisahan modal dari kekayaan pribadi pada perusahaan
perseorangan dalam likuidasi tidak ada artinya, sebab semua harta kekayaan menjadi
jaminan dari semua hutang perusahaan.

Kebaikan Perusahaan Perseorangan

 Pemilik bebas dalam mengambil keputusan, sehingga keputusan dapat secara cepat
dilaksanakan.
 Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan sepenuhnya.
 Sifat kerahasiaan perusahaan dapat terjamin, baik dalam hal keuangan maupun
dalam masalah proses produksi.
 Biasanya pemilik perusahaan lebih giat berusaha untuk mencapai tujuan
perusahaan yang menjadi miliknya.

12
Kelemahan Perusahaan Perseorangan

 Tanggung jawab pemilik perusahaan tidak terbatas. Disini seluruh harta milik
pribadi menjadi jaminan terhadap hutang perusahaan.
 sumber keuangan perusahaan terbatas, sebab usaha-usaha untuk memperoleh
sumber dana sangat tergantung pada kemampuan pemilik perusahaan saja.
 Kelangsungan usaha perusahaan kurang terjamin, sebab jika seandainya pemilik
meninggal atau terkena ganjaran hukuman penjara, maka perusahaan akan berhenti
aktivitasnya.
 Pengelolaan manajemennya lebih kompleks sebab semua aktivitas manajemen
dilakukan oleh pemilik perusahaan sendiri.

b)      Firma (Fa)

Firma merupakan suatu persekutuan antara dua orang atau lebih dengan nama bersama
untuk menjalankan usaha, dimana tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak
terbatas, sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi bersama-
sama, demikian pula dengan kerugian akan ditanggung bersama-sama.

Ketentuan mengenai firma ini diatur dalam pasal 16  KUHD yang diperkuat dengan pasal
16 dan 18 KUHP dan intinya menyebutkan :

 Dalam keanggotaan, setiap anggota berhak menjadi pemimpin.


 Anggota tidak boleh memasukkan orang lain untuk menjadi anggota tanpa
persetujuan dari anggota lain.
 Keanggotaan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain selama anggota tersebut
masih hidup.
 Pemisahan kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan tidak ada artinya, sebab
jika kekayaan perusahaan tidak cukup untuk menutup hutang perusahaan, maka
kekayaan pribadi para sekutu menjadi jaminan.
 Sekutu yang tidak memasukkan modal, hanya tenaga saja maka akan memperoleh
bagian laba atau rugi sama dengan sekutu yang memasukkan modal terkecil

Kebaikan Firma (Fa)

 Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagain kerja diantara para
anggota.
13
 Pendirian firma relatif lebih mudah karena tidak memerlukan akte pendirian.
 Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi, lebih mudah memperoleh kredit karena
mempunyai kemampuan finasial yang lebih besar.

Kelemahan Firma (Fa)

 Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh hutang perusahaan,


kekayaan pribadi menjadi jaminan bagi hutang-hutan firma
 Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota harus ditanggung bersama oleh
anggota yang lain.
 Kelangsungan perusahaan tidak menentu, sebab jika salah satu anggota
membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha bersama, secara otomatis firma
menjadi bubar.

c)      Perseroan Komanditer (CV)

Perseroan komanditer atau disebut commanditaire vennotschaap (CV) dinyatakan


menurut pasal 9 KUHD, ialah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang (sekutu)
yang menyerahkan dan mempercayakan uang mereka untuk dipakai dalam persekutuan.
Perseroan komanditer dapat dianggap sebagai perluasan bentuk badan usaha perseorangan.
Para anggota persekutuan menyerahkan uangnya sebagai modal perseroan dengan jumlah
yang tidak perlu sama sebagai tanda keikutsertaan didalam persekutuan.

Sekutu pada perseroan ini dapat dikelompokkan menjadi sekutu komplementer dan
sekutu komanditer. Sekutu komplementer adalah orang yang bersedia memimpin
pengaturan perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya.
Sedangkan sekutu komanditer adalah sekutu yang mempercayakan uangnya dan
bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.

Kebaikan Perseroan Komanditer

 Pendiriannya relatif mudah


 Kemampuan manajemennya lebih besar
 Mudah memperoleh kredit
 Kesempatan untuk berkembang lebih besar

14
 Modal yang dikumpulkan lebih besar

Kelemahan Perseroan Komanditer

 Tanggung jawab tidak terbatas


 Kelangsungan hidup tidak terjamin
 Sulit untuk menarik kembali modalnya, terutama bagi sekutu pimpinan

 d)     Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas atau sering pula disebut dengan Naamloze


Vennootschaap (NV), adalah suatu badan usaha yang mempunyai kekayaan, hak, serta
kewajiban sendiri, yang terpisah dari kekayaan, hak, serta kewajiban para pendiri maupun
para pemilik. Perseroan Terbatas mempunyai modal usaha yang terbagi atas beberapa
saham, dimana tiap sekutu turut mengambil bagian sebanyak satu atau lebih saham.

Para pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang


perusahaan sebesar modal yang disetorkan.

Kebaikan Perseroan Terbatas

 Kelangsungan hidup perusahaan terjamin


 Terbatasnya tanggung jawab sehingga tidak menimbulkan resiko bagi kekayaan
pribadi maupun kekayaan keluarga pemilik
 Saham dapat diperjualbelikan dengan relatif mudah
 Kebutuhan kapital lebih besar akan mudah dipenuhi, sehingga memungkinkan
perluasan-perluasan usaha
 Pengelolaan perusahaan dapat dilakukan dengan lebih efisien

Kelemahan Perseroan Terbatas

 Biaya pendiriannya relatif mahal


 Rahasia tidak terjamin
 Kurangnya hubungan yang efektif antara pemegang saham

15
 e)      Perseroan Terbatas Negara (PERSERO)

PERSERO ini sebelumnya dikenal sebagai Perusahaan Negara (PN). Terjadinya


karena PN mengadakan penambahan modal yang ditawarkan kepada pihak swasta.

Tujuan PERSERO adalah mencari laba atau keuntungan  maksimum dengan menggunakan
faktor-faktor produksi secara efisien. Dasar hukum yang mengubah Perusahaan Negara
menjadi PERSERO adalah :

 Instruksi Presiden RI No. 17 tanggal 28 Desember 1967


 Peraturan Pemerintah Pengganti Udang-Undang No 1 Tahun 1969
 Peraturan Pemerintah RI No. 12 Tahun 1969

Ciri Pokok PERSERO

 Tujuan usaha adalah mencari keuntungan.


 Berstatus Hukum Perdata, termasuk Perseroan Terbatas.
 Modal seluruhnya atau sebagian milik negara dan kekayaan negara yang
dipisahkan seperti ini memungkinkan diadakannya usaha bersama dengan pihak
swasta. Juga dimungkinkannya adanya penjualan saham perusahaan milik negara.
 Tidak memiliki fasilitas negara.
 Pimpinan dipegang oleh direksi.
 Karyawannya berstatus karyawan perusahaan swasta biasa.
 Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang saham. Hak suara didasarkan pada
banyaknya saham yang dimiliki atau menurut perjanjian yang telah ditentukan.

Syarat-syarat berdirinya PERSERO

 Telah melakukan penyehatan sedemikian rupa sehingga perbandingan antara


faktor-faktor produksi menunjukkan perbandingan yang rasional.
 Telah menyusun neraca dan perkiraan rugi/laba sampai saat dijadikan PERSERO
dengan ketentuan bahwa neraca likuidasinya diperiksa oleh direktorat akuntan
negara dan disahkan oleh menteri yang bersangkutan.
 Telah melunasi semua hutang-hutangnya kepada kas negara
 Ada harapan baik untuk mengembangkan usaha.

f)       Perusahaan Negara Umum (PERUM)

16
Tujuan dari PERUM juga mencari keuntungan, tetapi kesejahteraan masyarakat
tidak diabaikan. PERUM diatur dalam Instruksi Presiden RI No. 17 tanggal 28 Desember
1967, yang menyatakan bahwa kegiatan usaha dari PERUM terutama ditujukan untuk
melayani kepentingan umum; bidang usahanya biasanya jasa-jasa vital bagi masyarakat.

Pihak swasta diperbolehkan menanam modalnya meskipun seluruh modal PERUM


dimiliki oleh negara. PERUM dipimpin oleh suatu direksi yan bertanggung jawab atas
segala hubungan hukum dengan pihak lain dan diatur menurut hukum perdata.

g)      Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN)

Kegiatan usaha PERJAN ditujukan terutama untuk pelayanan kepada masyarakat


atau untuk kesejahteraan umum (public service) dengan memperhatikan segi efisiensinya.
PERJAN dapat memiliki fasilitas-fasilitas negara, sebab merupakan bagian dari
Departemen/Direktorat Jenderal.

Seluruh karyawan PERJAN berstatus pegawai negeri. PERJAN mempunyai


hubungan hukum publik, yang apabila terjadi persengketaan maka PERJAN berkedudukan
sebagai pemerintah

h)      Perusahaan Daerah (PD)

Perusahaan Daerah asalah perusahaan yang modal atau sahamnya dimiliki oleh
pemerintah daerah, dimana kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara. Tujuan
Perusahaan Daerah adalah mencari keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk
membangun daerah itu sendiri. Kepengurusan Perusahaan Daerah diserahkan kepada
Kepala Daerah setempat, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
No. 18 tahun 1969.

i)        Koperasi

Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau


badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar bagi anggotanya, dengan
bekerjasama secara kekeluargaan, menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya.

17
Prinsip Koperasi

 Keanggotaan bersifat sukarela


 Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
 Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
masing-masing anggota
 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
 Kemandirian

Ciri Koperasi

 Lebih mementingkan keanggotaan dan sifat persamaan


 Anggota-anggotanya bebas keluar masuk
 Koperasi merupakan badan hukum yang menjalankan usaha untuk kesejahteraan
anggota
 Koperasi didirikan secara tertulis dengan akte pendirian dari notaris
 Tanggung jawab kelancaran usaha koperasi berada ditangan pengurus
 Para anggota koperasi turut bertanggung jawab atas utang-utang koperasi terhadap
pihak lain
 Kekuasaan tertinggi di dalam rapat anggota

Pengelompokan Koperasi

Menurut bidang usahanya Koperasi dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :

1. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi adalah koperasi yang para anggotanya terdiri dari produsen
(penghasil) barang atau jasa.

2. Koperasi Konsumsi

Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam penyediaan bahan


kebutuhan pokok bagi para anggotanya.

3. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam penghimpunan dana
dari para anggota, dan menyalurkannya kepada anggota yang membutuhkannya.

18
4. Koperasi Serba Usaha

Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang mempunyai bidang usaha rangkap atau
beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan para anggotanya.

j)        Bentuk – bentuk perusahaan yang lain :

1.  Joint venture (patungan)

Bentuk ini merupakan suatu kerjasama antara beberapa perusahaan yang berasal
dari beberapa negara, menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan
ekonomi yang lebih padat.

2. Trust

Trust adalah gabungan beberapa perusahaan menjadi satu dan masing-masing


perusahaan yang bergabung telah meleburkan diri, sehingga gabungan dari perusahaan
tersebut merupakan sebuah perusahaan yang besar.

3. Holding Company

Holding Company terjadi apabila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang kuat
finansialnya kemudian membeli saham-saham dari suatu perusahaan lain. Atau dengan
kata lain terjadi pengambil alihan kekuasaan dan kekayaan dari suatu perusahaan
ke Holding Company.

5. Sindikat

Sindikat adalah suatu kerjasama antara beberapa orang untuk melaksanakan proyek
khusus dibawah satu perjanjian. Dalam sindikat, masing-masing anggota dapat menjual
barang hasil produksinya kepada para anggota lainnya.

6. Kartel

Kartel merupakan suatu bentuk persekutuan antara beberapa perusahaan sejenis


dibawah suatu perjanjian tertentu. Masing-masing perusahaan tetap berdiri sendiri,
mempunyai kedudukan sama dan setiap saat dapat membatalkan perjanjian yang telah
dibuat.

19
7. Yayasan

Pada umumnya tujuan yayasan adalah tidak mencari keuntungan, melainkan untuk
usaha-usaha yang bersifat sosial. Kekayaan yayasan terpisah dari kekayaan masing-masing
anggota.

8. Perusahaan Asuransi

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang


penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi,
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tidak tertentu.

9. Leasing

Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan barang-barang modal yang digunakan


oleh penyewa usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu yang memungkinkan
pihak Lessee untuk membayar imbalan atas penggunaan barang modal dengan
menggunakan dana yang berasal dari pendapatan barang modal yang bersangkutan.

20
BAB III

PENUTUP

 A.   Kesimpulan

 Globalisasi serta kemajuan tekhnologi yang sedemikian pesat telah mendorong


seleksi alamiah yang mengarah kepada stigma “yang terkuat yang akan bertahan”. Hal ini
juga berlaku didalam dunia bisnis, dimana keberhasilan dan kelangsungan operasi suatu
bisnis sangat erat kaitannya dengan kemampuan pelaku bisnis untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan serta sanggup memberikan apa yang siap dibeli oleh
masyarakat luas sebagai konsumen.

Sedemikian eratnya kaitan bisnis dengan perusahaan sebagai organisasi bisnis


maka untuk dapat memahami serta menjalankan bisnis yang berhasil dan terus menerus
mendatangkan keuntungan perlu mempelajari bahkan menguasai ilmu ekonomi
perusahaan dan konsep – konsep dasar perusahaan.

Etika Bisnis karena berkaitan erat dengan penilaian masyarakat sebagai konsumen
atau pembeli produk baik itu berupa barang atau jasa yang diproduksi serta ditawarkan
perusahaan.

Letak dan tempat kedudukan perusahaan sebagai salah satu faktor pendukung
penting yang dapat menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Ketepatan pemilihan letak
dan tempat perusahaan akan memberikan bantuan yang sangat berharga dalam kaitannya
dengan efisiensi dan efektifitas produksi serta fleksibilitas terhadap kemungkinan rencana
dimasa depan.

B. Saran

Demikianlah penulisan makalah ini, apabila masih terdapat kesalahan atau


kekurangan dalam pembahasan makalah ini, terutamanya penulis ucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya dan juga penulis harapkan teguran yang sehat sekiranya dapat
membangun dalam perbaikan pembuatan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Heidjrachman R., Irawan, Sukanto R., 1979, Pengantar Ekonomi Perusahaan, BPFE,


Yogyakarta.

Sumarni, Murni., Soeprihanto, John., 1997, Pengantar Bisnis (Dasar Ekonomi


Perusahaan), Liberty, Yogyakarta.

Fuad, M ., Y.E.F, Paulus.,  et. al. 2006, Pengantar Bisnis, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

22

Anda mungkin juga menyukai